• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyuluhan pertanian merupakan salah satu cara dalam mewujudkan kemandirian petani sehingga petani mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Kegiatan peyuluhan pertanian adalah proses komunikasi di mana penyuluh pertanian menjadi sumber informasi dan petani sebagai penerima informasi tersebut. Adanya kesamaan makna antara sumber dan penerima menunjukan terjadinya komunikasi yang efektif. Sehingga untuk melihat keefektivan proses komunikasi tersebut digunakan beberapa variabel yang dijelaskan secara operasional sebagai berikut :

1. Karakteristik petani adalah suatu ciri-ciri spesifik yang melekat pada diri petani yaitu :

a. Jenis kelamin adalah identitas status biologis responden yang diukur dengan skala nominal. Kategori jenis kelamin terbagi menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan.

b. Usia yaitu lamanya hidup responden yang dinyatakan dalam tahun, yang dihitung sejak yang bersangkutan lahir sampai ke ulang tahun terdekat. Umur dihitung dengan menggunakan skala rasio dan dibagi menjadi kategori usia awal dewasa (18-29 tahun), usia dewasa pertengahan (30-50 tahun), dan usia dewasa tua (>50 tahun).

c. Tingkat pendidikan formal yaitu pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh responden dan diukur dengan menggunakan skala ordinal. Tingakat pendidikan digolongkan menjadi tidak sekolah, SD, SMP, SMA, Diploma, Sarjana.

d. Luas lahan adalah ukuran lahan sawah milik petani sendiri ataupun milik orang lain yang dikelola untuk usahatani, yang dinyatakan dalam satuan hektar (ha). Data ini diukur dalam skala rasio dan dibagi menjadi kategori

tinggi dan rendah. Penentuan kategori didasarkan pada nilai rata-rata responden.

e. Pengusahaan lahan yaitu jumlah panen rata-rata yang diperoleh dalam satu musim pada satuan ton. Data ini diukur dalam skala rasio dan akan dibagi menjadi kategori tinggi dan rendah. Penentuan kategori didasarkan pada nilai rata-rata responden.

f. Status kepemilikan lahan adalah informasi yang menggambarkan kepemilikan lahan pada kegiatan usahatani responden. Status kepemilikan lahan dibagi menjadi empat kategori yaitu hak milik, hak sewa, hak gadai dan hak bagi hasil.

g. Frekuensi interaksi dengan penyuluh adalah jumlah pertemuan antara petani dengan penyuluh membahas mengenai usahatani dalam satu minggu terakhir. Interaksi dengan penyuluh diukur dalam skala rasio dan dibagi menjadi kategori tinggi. Penentuan kategori didasarkan pada nilai rata-rata responden.

h. Konsumsi media adalah jumlah jam petani yang digunakan untuk mengonsumsi media massa cetak dan elektronik dalam satu minggu terakhir. Konsumsi media diukur dalam skala rasio dan dibagi menjadi kategori tinggi dan rendah. Penentuan kategori didasarkan pada nilai rata- rata responden.

i. Pekerjaan lain adalah pekerjaan yang dimiliki responden selain menjadi petani. Pekerjaan lain dibagi menjadi dua kategori yaitu off-farm jika memiliki kegiatan atau usaha yang masih berhubungan dengan sektor pertanian dan non-farm jika memiliki kegiatan atau usaha yang tidak berkaitan dengan sektor pertanian.

2. Partisipasi penyuluhan adalah keikutsertaan petani dalam kegiatan penyuluhan. Partisipasi penyuluhan diukur pada skala ordinal ( kisaran skor 1-6 ) dalam dua kategori yaitu aktif dan kurang aktif. Penentuan kategori didasarkan pada nilai rata-rata responden. Pengukuran karakteristik penyuluh terdiri dari variabel : a. Perencanaan yaitu usaha yang dilakukan secara sadar oleh petani untuk

menentukan tindakan yang akan dilakukan sehingga mencapai tujuan tertentu. Indikator yang digunakan untuk mengukur perencanaan yaitu : I. Frekuensi adalah tingkat kehadiran responden dalam merencanakan

kegiatan penyuluhan pertanian.

II. Durasi adalah lamanya waktu yang digunakan responden dalam mengikuti satu perencanaan kegiatan penyuluhan.

III. Materi adalah informasi atau pesan yang akan disampaikan kepada petani dalam kegiatan penyuluhan.

IV. Lokasi kegiatan adalah letak atau tempat kegiatan penyuluhan dilakukan.

V. Metode penyuluhan adalah cara yang akan digunakan penyuluh untuk menyampaikan materi penyuluhan kepada peserta penyuluhan.

VI. Jumlah peserta adalah total keseluruhan peserta penyuluhan yang hadir pada saat kegiatan perencanaan penyuluhan dilaksanakan

b. Pelaksanaan adalah usaha-usaha atau kegiatan penyelengaraan aktvitas penyuluhan pertanian. Indikator yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan yaitu :

I. Frekuensi adalah tingkat kehadiran responden dalam mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian.

II. Durasi adalah lamanya waktu yang digunakan responden dalam mengikuti satu kegiatan penyuluhan.

III. Materi adalah informasi atau pesan yang disampaikan kepada petani dalam kegiatan penyuluhan.

IV. Lokasi kegiatan adalah letak atau tempat kegiatan penyuluhan dilakukan.

V. Metode penyuluhan adalah cara yang digunakan penyuluh untuk menyampaikan materi panyuluhan kepada peserta penyuluhan.

VI. Jumlah peserta adalah total keseluruhan peserta penyuluhan yang hadir pada saat kegiatan penyuluhan dilaksanakan.

3. Karakteristik penyuluh yaitu suatu ciri khas yang melekat pada diri penyuluh. Karakteristik penyuluh diukur dengan menggunakan metode kuantitatif pada skala ordinal. Akumulasi dari skor dibagi nilai rata-rata responden (kisaran skor 1-6) dalam dua kategori yaitu baik dan kurang baik. Pengukuran karakteristik penyuluh terdiri dari variabel :

a. Sifat-sifat pribadi yaitu seperangkat pandangan petani mengenai sifat-sifat yang dimiliki penyuluh. Indikator yang digunakan yaitu kepercayaan dan keahlian penyuluh. Kepercayaan yaitu kesan petani tentang penyuluh yang berkaitan dengan wataknya. Keahlian yaitu kesan yang dibentuk petani tentang kemampuan penyuluh dalam hubungannya dengan penyuluhan pertanian.

b. Sikap dilihat dari respon suka atau tidak suka yang ditampilkan penyuluh terhadap kegiatan penyuluhan. Indikator sikap yaitu sikap terhadap penyuluh, sikap terhadap materi, sikap terhadap petani.

c. Keterampilan komunikasi adalah tingkatan kemampuan yang dimiliki penyuluh dalam berbicara dan menulis pada kegiatan penyuluhan.

d. Pengetahuan pertanian adalah segala sesuatu yang diketahui oleh penyuluh mengenai pertanian.

4. Metode penyuluhan adalah cara yang digunakan penyuluh untuk menyampaikan materi dalam kegiatan penyuluhan sehingga petani paham mengenai informasi yang diberikan. Metode penyuluhan diukur dengan menggunakan metode kuantitatif pada skala ordinal. Untuk mengukur metode penyuluhan dilihat dari variabel :

a. Kesesuaian metode yaitu cara penyampaian materi penyuluhan yang sesuai dengan kondisi lingkungan, materi dan kondisi petani. Akumulasi dari skor dibagi nilai rata-rata responden (kisaran skor 1-6) dalam dua kategori yaitu sesuai dan kurang sesuai.

b. Efektivitas metode yaitu cara penyampaian materi penyuluhan mampu meningkatkan daya tarik dan partisipasi petani. Akumulasi dari skor dibagi nilai rata-rata responden (kisaran skor 1-6) dalam dua kategori yaitu efektif dan kurang efektif.

5. Materi penyuluhan adalah informasi mengenai pertanian yang mendukung kegiatan usahatani yang diberikan penyuluh kepada petani. Materi penyuluhan diukur dengan menggunakan metode kuantitatif pada skala ordinal. Akumulasi dari skor dibagi nilai rata-rata responden (kisaran skor 1-6) dalam dua kategori yaitu baik dan kurang baik. Indikator yang digunakan yaitu :

a. Keuntungan relatif b. Kompatabilitas c. Kompleksitas d. Trialabilitas e. Obsevabilitas

6. Sarana dan prasarana yaitu peralatan dan bangunan fisik yang digunakan untuk melakukan penyelenggaraan kegiatan penyuluhan pertanian. Sarana dan prasarana penyuluhan diukur dengan menggunakan metode kuantitatif pada skala ordinal. Akumulasi dari skor dibagi nilai rata-rata responden (kisaran skor 1-6) dalam dua kategori yaitu memadai dan kurang memadai. Untuk mengukur sarana dan prasarana penyuluhan pertanian dilihat dari variabel : a. Ketersediaan sarana dan prasarana penyuluhan yaitu kondisi sarana dan

prasarana penyuluhan yang tersedia di kelompok tani. Akumulasi dari skor akan dibagi nilai rata-rata responden (kisaran skor 1-6) dalam dua kategori yaitu memadai dan kurang memadai.

b. Aksesibilitas sarana dan prasarana penyuluhan yaitu tingkat kemudahan responden untuk menjangkau sarana dan prasarana penyuluhan. Akumulasi dari skor akan dibagi nilai rata-rata responden (kisaran skor 1-6) dalam dua kategori yaitu mudah dan tidak mudah.

7. Efektivitas komunikasi penyuluhan pertanian adalah terciptanya kesamaan makna pesan atau informasi antara penyuluh dan petani dalam kegiatan penyuluhan pertanian. Efektivitas komunikasi penyuluh pertanian diukur dengan menggunakan metode kuantitatif pada skala ordinal. Akumulasi dari skor dibagi nilai rata-rata responden (kisaran skor 1-6) dalam dua kategori yaitu efektif dan kurang efektif. Untuk mengukur efektivitas komunikasi penyuluhan pertanian dilihat dari variabel :

c. Kognitif yaitu peningkatan pengetahuan pada petani yang mendukung kegiatan usahatani yang diperoleh dari kegiatan penyuluhan.

d. Afektif adalah kemampuan untuk menerima atau menolak suatu stimulus pada diri petani yang diakibatkan oleh pesan atau informasi yang diterima dalam kegiatan penyuluhan.

e. Behavioral adalah adanya perubahan tindakan yang terjadi pada petani setelah mengikuti penyuluhan dalam kegiatan usahatani.

Dokumen terkait