• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aksi Mitigasi Pengurangan Emisi GRK Sektor Industr

Dalam dokumen RAD GRK Sumatera Utara (Halaman 177-181)

Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara

C. Emisi dari Aktifitas Pengomposan Sampah Terolah

18. Program Non Teknis RAD-GRK berupa integrasi rencana aksi ke dalam kurikulum pendidikan di Provinsi Sumatera Utara

4.6.2. Aksi Mitigasi Pengurangan Emisi GRK Sektor Industr

Pada bagian ini akan dijabarkan beberapa aksi mitigasi yang akan diusulkan untuk menjadi peraturan daerah untuk mengurangi emisi GRK. Strategi untuk memenuhi target penurunan emisi-GRK sektor Industri dan Komersial ini dibagi atas 5 kelompok.

1. Kelompok I adalah aksi-aksi yang sudah ditetapkan secara nasional pada PP No. 61 Tahun 2011 dimana Provinsi Sumatera Utara dimasukkan sebagai salah satu provinsi yang harus menjalankannya.

2. Kelompok II adalah strategi penggantian bahan bakar dari yang emiter besar ke bahan bakar dengan emiter lebih rendah.

3. Kelompok III adalah strategi mengganti bahan bakar yang menghasilkan emisi dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan emisi.

4. Kelompok IV adalah melakukan konservasi energi pada semua komponen industri dan komersial yang menggunakan listrik sebagai sumber energinya. 5. Kelompok V adalah teknik heat recovery, dengan memanfaatkan panas

buangan sebagai sumber energi baru. Masing-masing kelompok aksi-aksi mitigasi ini akan dijelaskan pada bagian berikut beserta dengan target penurunan emisinya.

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 IV- 57 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara Bab 4

Pada aksi mitigasi kelompok yang pertama ini, telah ditetapkan secara nasional dan tertulis pada Lampiran I Peraturan Presiden Nomor 61 tahun tahun 2011 tentang penurunan emisi-GRK. Pada kelompok ini ada dua aksi mitigasi yang secara spesifik menuliskan Provinsi Sumatera Utara sebagai target pelaksanaan. Yang termasuk aksi ini ada dua aksi yaitu:

1. Menyusun sistem manajemen energi di perusahaan industri lahap energi seperti industri baja, gelas dan keramik, pupuk, tekstil, petrokimia, makanan dan minuman. Target total penurunan emisi dari aksi ini untuk Provinsi Sumatera Utara adalah 421 ribu tCO2eq. Asumsi yang digunakan, target nasional terbagi rata untuk masing-masing provinsi. Aksi mitigasi ini dimulai tahun 2013 dan berkembang terus serta diharapkan tercapai pada tahun 2020. 2. Penghapusan bahan perusak lapisan ozon (BPO) secara berkala dan

implementasinya di industri refrigerasi, foam, dan pemadam api. Target nasional penurunan emisi dari aksi ini adalah 1500 ribu ton CO2e dari 10 provinsi termasuk Sumatera Utara. Dengan mengasumsikan target ini terbagi rata, maka penurunan emisi di Provinsi Sumatera Utara adalah 150 ribu tCO2eq. Aksi ini sudah sedang dimulai dan diharapkan target itu sudah tercapai pada tahun 2020.

Strategi aksi mitigasi kelompok kedua ini adalah mengganti penggunaan bahan bakar dengan emisi besar ke bahan bakar dengan emisi yang lebih kecil. Untuk satuan energi yang sama bahan bakar dengan emisi terkecil adalah Gas Alam, dimana intensitas emisinya adalah 56,15 tCO2eq/TJ. Pada saat ini juga jalur pembangunan pipa gas untuk ke Industri dan sektor-sektor komersial sudah mulai berkembang. Bahan bakar yang akan diganti dan perhitungan penurunan emisinya akan dijelaskan pada bagian berikut.

1. Intensitas emisi bahan bakar solar adalah 74,36 tCO2eq/TJ. Jika penggantian bahan bakar solar dapat dilakukan secara bertahap mulai dari tahun 2013 sampai sebesar 50% di tahun 2020, maka emisi akan berkurang sebesar 760 ribu tCO2eq. Perhitungan telah dilakukan untuk bahan bakar yang lain dengan asumsi pada tahun 2020 sebesar 50% dari bahan bakar ini diganti dengan Gas Alam. Penggantian bahan bakar batubara akan mengurangi emisi 55,73 ribu tCO2eq. Sementara minyak bakar dan minyak tanah, masing-

IV - 58 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara

Bab 4

masing akan mengurangi emisi 267,57 ribu ton dan 135,9 ribu tCO2eq. Secara total aksi mitigasi kelompok II ini akan mengurangi emisi sebesar 1,219 juta tCO2eq.

2. Mengganti bahan bakar ke biomassa dan biogas. Aksi ini digolongkan ke dalam aksi Kelompok III, yaitu strategi mengganti bahan bakar yang menghasilkan emisi dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan emisi. Penggunaan biomassa dan biofuel sebagai sumber energi industri dan komersial akan dilakukan secara bertahap sejak tahun 2013 dan akhirnya pada tahun 2020 bahan bakar industri dan sektor komersial sisuplai oleh 20% biomassa. Jika ini dilakukan maka akan diperoleh penurunan emisi sebesar 3,25 juta tCO2eq.

3. Meningkatkan efisiensi semua peralatan listrik di Industri dan sektor Komersial. Mitigasi ini memang tidak secara langsung memberikan penurunan emisi dari penggunaan bahan bakar di sektor Industri dan Komersial, tetapi penurunan pembakaran bahan bakar pada pembangkit energi. Konsumsi energi listrik pada tahun 2010 di sektor Industri, Komersial, Sosial, dan Pemerintah adalah sebesar 3208 GWH.

Diperkirakan, pada tahun 2020 konsumsi ini akan menjadi 8028 GWH. Konsumsi ini setara dengan 6,27 juta tCO2eq. Energi ini umumnya digunakan untuk penerangan, menjalankan motor litrik untuk proses produksi, sistem pengkondisian udara, dll. Aksi-aksi penggantian motor listrik yang sudah tua dengan yang lebih hemat, lampu hemat energi dan sistem exhaust fan yang menggunakan energi angin diasumsikan dapat melakukan penghematan 10%. Nilai ini setara dengan pengurangan emisi sebesar 627,2 ribu tCO2eq pada tahun 2020. Hal ini dapat dilakukan dengan peningkatan capacity building bagi aparat pemerintah dan pelaku industri dan komersial. Aksi-aksi ini digolongkan ke Kelompok IV.

Kelompok yang terakhir adalah penerapan teknologi heat recovery. Pada umumnya pengubahan/konversi energi panas yang terdapat pada bahan bakar ke energi yang berguna jauh dari 100%. Artinya akan selalu ada energi panas yang terbuang ke lingkungan. Teknik memanfaatkan kembali energi terbuang ini disebut heat recovery. Aksi ini akan mengurangi konsumsi energi secara

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 IV- 59 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara Bab 4

langsung dan akan mengurangi emisi-GRK. Dihararapkan beberapa aksi-aksi ini dapat dilakukan dengan bantuan asing. Aksi mitigasi yang termasuk ke Kelompok V ini antara lain.

4. Pemanfaat panas buang sistem pendingin untuk pemanas air pada bagunan-bangunan komersial seperti hotel dan rumah sakit. Aksi ini diasumsikan dapat mengurangi konsumsi solar untuk menghasilkan air panas sebesar 10%. Maka target penurunan yang diperoleh adalah sebesar 168 ribu tCO2eq.

5. Aplikasi heat recovery pada gas buang alat konversi energi seperti ruang bakar boiler. Asumsi konsumsi energi berkurang 5% akan mengurangi emisi sebesar 813 ribu tCO2eq.

Skenario penurunan emisi dari kelompok aksi-aksi mitigasi ini digambarbarkan pada Grafik 4.24.

Grafik 4.21.

IV - 60 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara

Bab 4

Dalam dokumen RAD GRK Sumatera Utara (Halaman 177-181)

Dokumen terkait