• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Aksi Mitigasi Sektor Pengelolaan Limbah

Dalam dokumen RAD GRK Sumatera Utara (Halaman 181-190)

Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara

C. Emisi dari Aktifitas Pengomposan Sampah Terolah

18. Program Non Teknis RAD-GRK berupa integrasi rencana aksi ke dalam kurikulum pendidikan di Provinsi Sumatera Utara

4.2.6. Usulan Aksi Mitigasi Sektor Pengelolaan Limbah

Berikut adalah Tabel 4.26 berupa usulan aksi mitigasi sektor pengelolaan limbah di Provinsi Sumatera Utara disertai dengan penurunan emisi dari setiap aksi mitigasi.

Tabel 4.26.

Usulan Aksi Mitigasi Sektor Pengelolaan Limbah

No. Usulan Aksi Mitigasi Penurunan Emisi GRK Pelaksana 1. Program Peningkatan

Sarana-Prasarana

Persampahan sesuai UU No 18, 2008)

751.694 tCO2eq

PU Cipta Karya Prov dan K/K, Satker PLP, BLH Prov, BLH K/K 2. Program Minimasi Sampah

dengan prinsip 3R 306.800 tCO2eq

PU Cipta Karya Prov dan K/K, Satker PLP, BLH Prov, BLH K/K 3. Program Peningkatan

Pengelolaan Gas Sampah 35.461 tCO2eq Satker PLP, Swasta 4. Pembangunan prasarana

Waste Water Treatment Pemukiman

190.293 tCO2eq

PU Cipta Karya Prov dan K/K, Satker PLP

5. Program Pengendalian Banjir 94.303 tCO2eq Dinas PSDA

6. Program Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Persampahan

Tidak ada nilai emisi PU Cipta Karya Prov dan K/K, Satker PLP

7. Penyusunan Perencanaan

Pengelolaan Air Limbah Tidak ada nilai emisi

PU Cipta Karya Prov dan K/K, Satker PLP, BLH Prov, BLH K/K 8. Program Pengelolaan Badan

Air Tidak ada nilai emisi BLH Prov, BLH K/K

9. Program Pemberdayaan Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat

Tidak ada nilai emisi Dinkes K/K, BLH Prov K/K 10. Program Monitoring dan

Evaluasi Tidak ada nilai emisi

Bappeda Prov K/K, BLH Prov K/K, DKP K/K, Satker PLP

11. Program Non Teknis RAD

GRK Tidak ada nilai emisi

Bappeda Prov K/K, BLH Prov K/K, Dinas Pendidikan Provsu

Total kegiatan

(termasuk sub kegiatan ) 49 kegiatan

Total Penurunan Emisi 1.368.449 tCO2eq

BAU 5.315.858 tCO2eq

Persentase Penurunan Emisi 25,7%

Total biaya mitigasi 1.841.010,00 (Rp.juta)

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 IV- 61 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara Bab 4

Kegiatan Inti

Aksi Mitigasi 1: Program Peningkatan Sarana-Prasarana Persampahan sesuai UU

No.18/2008)

Program ini direalisasikan melalui rehabilitasi TPA un-managed deep menjadi semi aerob di 18 Kab/Kota serta pembangunan 6 TPA Regional, sesuai dengan UU No 18/2008 dimana harus segera dilaksanakan pada tahun 2013. Namun, mengingat RAD-GRK baru masuk di RPJMD 2014-2019 maka kemungkinan rehabilitasi dan pembangunan akan dimulai pada tahun 2014 dan diasumsikan selesai/operasional pada tahun 2016. Kecuali TPA Aek Nabobar yang telah dimulai pembangunannya sejak tahun 2010 dan selesai/operasional pada tahun 2014. Rehabilitasi un-managed deep menjadi semi aerob menyebabkan berkurangnya emisi gas metana sekitar 751.694 tCO2eq. Hal ini disebabkan pipa oksigen yang disalurkan ke layer timbunan sampah menyebabkan

methanobacterium tidak berkembang dan selanjutnya akan terjadi pengurangan

produksi gas metana.

Metode semi aerob menjadi pilihan yang lebih disenangi karena biaya pengoperasiannya lebih murah. Metode ini difasilitasi dengan komponen ventilasi gas vertikal sekaligus juga berhubungan dengan saluran penyalur lindi pada lapisan liner/dasar dan juga saluran horizontal pada lapisan-lapisan sampah. Akibatnya O2 akan tersalurkan sehingga tidak terjadi pembentukan gas metana. Nilai Methane Correction Factor (MCF) pada timbunan dengan kondisi semi- aerobic hanya sebesar 0,5, oleh karenanya menjadi lebih kecil dibandingkan dengan kondisi open dumping un-managed yang sebesar 0,8. Mengecilnya nilai MCF ini karena produksi metan yang berkurang dari timbunan sampah.

Gambar 4.3.

IV - 62 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara

Bab 4

Aksi Mitigasi 2: Program Minimasi Sampah dengan Prinsip 3R

Mitigasi 2 menggabungkan komposting sampah organik untuk sampah uncatagorized di sumbernya/di masyarakat kota, sampah pedesaan yang dikelola dalam galian lubang serta komposting di TPST dengan prinsip 3R. Dana yang dialokasikan adalah untuk pendirian TPST, Bank sampah serta sosialisasi 3R dan pemilahan sampah di 33 kabupaten/kota. Sementara komposting oleh masyarakat diasumsikan dilakukan secara spontan demikian juga dengan komposting di pedesaan dengan gali timbun diasumsikan meneruskan budaya yang sudah ada. Komposting untuk sampah uncatagorized perkotaan serta sampah yang dikelola dalam galian lubang di pedesaan, dan 3R diasumsikan sebesar 10% pertahun.

TPST disumsikan akan dilokasikan pada lokasi yang tidak mendapat pelayanan pengangkutan sampah. Untuk Sumatera Utara ditargetkan tersedia 104 TPST sampai tahun 2020 dimana difasilitasi dengan mesin cacah plastik, ruangan pemilahan, bak khusus untuk sampah plastik, sampah kaleng, sampah kertas dan bak residu disertai ruang pengomposan. Dibutuhkan anggaran 500 juta rupiah untuk sarana prasarana dimana menjadi bagian pekerjaan Dinas Cipta Karya melalui APBD Kota/Kab, APBD Provinsi maupun APBN. Total sampah yang dikelola 6 ton per hari termasuk pemilahan dan dalam satu tahun jumlah sampah yang dikelola 900 ton dengan asumsi jumlah hari kerja 300 hari dalam setahun. Pemilahan 1 kubik sampah membutuhkan 5-6 tenaga kerja per jam.

Komposting untuk sampah un-catagorized perkotaan serta sampah yang dikelola dalam galian lubang di pedesaan diasumsikan sebesar 10% per tahun. Asumsi sebesar 10% ditetapkan karena terjadi kenaikan pertanaman organik di Sumatera Utara serta disebabkan kegiatan membuang sampah di lubang sudah merupakan budaya masyarakat di pedesaan. Sentra-sentra pertanaman organik di Sumatera Utara terdapat di Langkat, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Karo, Dairi, Pak pak Bharat, Kota Medan. Namun secara umum terjadi kenaikan pemakaian pupuk organik sesuai dengan kebijakan dari Departemen Pertanian. Tanaman pekarangan yang memakai pupuk organik akan menyebabkan penghematan biaya rumah tangga antara Rp. 200.000 – 400.000 per bulan. Selain itu, Kementerian Pertanian mengeluarkan kebijakan untuk didirikannya kampung organik untuk setiap kabupaten/kota. Dengan dilakukannya komposting dimulai tahun 2014

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 IV- 63 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara Bab 4

maka terjadi penurunan jumlah sampah (Gg) dari 84% menjadi 82% dan seterusnya pada tahun 2020 menjadi sebesar 70%. Selanjutnya emisi GRK yang bisa dihambat adalah 306.800 tCO2eq.

Bank sampah diperlukan untuk melengkapi TPST. Biaya untuk pembangunan kelembagaan sekitar Rp. 50 juta per unit sehingga untuk 33 kabupaten/kota selama 8 (delapan) tahun dibutuhkan biaya sekitar Rp. 13.200.000.000, sementara untuk sosialisasi dan bimbingan teknis bank sampah diperlukan biaya sekitar Rp. 80 juta per kabupaten.

Komposting sampah organik di pedesaan dengan sistem gali timbun bagian dari kebiasaan masyarakat. Di Sumatera Utara, masyarakat pedesaan lazim membuang sampah dalam lubang galian di halaman rumah. Bila lubang sudah penuh maka dibuat lubang berikutnya. Selanjutnya sampah di lubang lama akan dimanfaatkan sebagai kompos.

3R di masyarakat perlu dilakukan dengan berbagai tujuan. RPJMD Provinsi Sumatera Utara salah satunya menitik beratkan kepada tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana hal ini juga ditindaklanjuti oleh Dinas PU Sumatera Utara dengan memberdayakan masyarakat dalam upaya meminimalisir sampah terutama sampah di sumbernya. Kebijakan 3R dapat diimplementasikan dalam berbagai wujud, antara lain sebagai berikut:

1. Menghimbau masyarakat untuk mengurangi pemakaian plastik. Sebenarnya hal ini sudah dirintis seperti beberapa pusat perbelanjaan di Kota Medan memberi discount apabila pembeli membawa sendiri belanjaannya (Acer Hardware, Home Sentra) ataupun super market yang tidak memanfaatkan plastik namun karton (Maju Bersama, Lotte Mart, Indo Grosir). Plastik membutuhkan lebih dari seratus tahun untuk terdegradasi.

2. Memperbanyak kegiatan 3R (reduce, reuse dan recycle), dimana sampah yang dibawa ke TPA menjadi diminimalisir. Kegiatan ini merupakan juga kegiatan daur ulang karena materialnya selanjutnya dikonversi menjadi berbagai produk. Terdapat juga kegiatan dimana investor meminjamkan mesin pencacah sehingga harga chip plastik menjadi lebih baik.

3. Waste collector swadaya di Medan, tidak saja mengumpulkan sampah

IV - 64 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara

Bab 4

market untuk kompos telah dijajaki dengan pertanian organik di Kabupaten Dairi dan Humbang Hasundutan yang membutuhkan banyak pupuk kompos. 4. Recycle dalam bentuk komposting juga dilakukan oleh masyarakat petani

organik. HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) Kota Medan memfokuskan pada kegiatan komposting sampah organik dan dimanfaatkan menjadi pupuk untuk kebun organik.

5. Bank sampah. Saat ini bank sampah mulai muncul di Sumatera Utara. Kegiatan bank sampah harus diperbanyak antara lain di sekolah-sekolah bukan saja di kota namun juga di desa. Bank sampah sampai saat ini memfokuskan pada bahan anorganik, namun bukan suatu kemustahilan bank sampah juga menerima kompos.

6. Komposting di perumahan/real estate. Perumahan Setia Budi Medan dengan 2500 KK bermaksud mengolah sampah organik warga dikarenakan pengiriman sampah semakin jauh, yaitu yang sebelumnya pengiriman sampah dilakukan ke TPA Namo Bintang namun saat ini karena volume TPA Namo Bintang hampir maksimal maka pengiriman sampah dilakukan ke TPA Terjun. Kegiatan di perumahan Setia Budi selanjutnya oleh REI/Organisasi real estate Sumatera Utara akan dijadikan contoh untuk perumahan lainnya.

Sekitar 67% komponen sampah (domestik) di Sumatera Utara berupa sisa makanan, dan sampah kayu/taman. Kesemua ini adalah material untuk membuat kompos. Berdasarkan estimasi volume sampah sebesar 2.162 Gg sampah pada tahun 2010, dan asumsi 67% komponen sampah merupakan bahan organik, maka terdapat 1.449 Gg sampah organik sebagai bahan kompos, dan akan terus meningkat sampai 1.827 Gg sampah organik pada tahun 2020.

Untuk menopang aksi mitigasi 2, terdapat beberapa kegiatan yang berhubungan dengan peluncuran kebijakan, peraturan dan sosialisasi antara lain seperti berikut;

a. Menerbitkan kebijakan untuk memperbanyak kegiatan reduksi baik pengurangan pemakaian plastik, kegiatan botot, kegiatan seperti yang dilakukan HKTI, Bank Sampah.

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 IV- 65 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara Bab 4

b. Menerbitkan peraturan tentang kewajiban perusahaan membeli pupuk kompos produksi masyarakat untuk kegiatan pertania organik atau untuk pemupukan taman kota oleh pemprov/pemkab/pemkot.

c. Sosialisasi dan pelatihan pembuatan kompos untuk kelompok masyarakat oleh Dinas Kimpraswil,BLH dan Universitas yang memiliki Compost Centre seperti Universitas Sumatera Utara.

d. Bantuan sarana komposting oleh CSR Perusahaan seperti PTPN, CSR Perusahaaan Perkebunan Swasta.

e. Bantuan modal dasar untuk bank sampah oleh CSR Perusahaan lainnya seperti Bank nasional maupun swasta.

f. Bantuan sarana daur ulang seperti mesin pencacah plastik, mesin pengepres karton, majalah, buku, dll.

g. Bantuan pembuatan kertas daur ulang di kampus-kampus sehingga buku tulis yang dijual di kampus termasuk buku yang berbahan dasar kertas daur ulang.

Aksi Mitigasi 3: Program Peningkatan Pengelolaan Gas Sampah/Recovery Gas

Metana di TPA Aek Nabobar

Recovery gas metana di TPA Aek Nabobar direncanakan bisa dimulai pada

tahun 2014. Recovery akan dibantu dengan pembakaran dan dengan dilakukan pembakaran terhadap metana yang terbentuk akan terjadi pengurangan GRK sebesar 35.461 Gg CO2eq.

Gambar 4.4

IV - 66 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara

Bab 4

Aksi Mitigasi 4: Pembangunan prasarana Waste Water Treatment Pemukiman,

termasuk pembangunan off-site system, on-site system dan Migrasi sistem pit

latrine eksisting menjadi septic system/tangki septik /SANIMAS

Dari dokumen PPSP Toba Samosir, diketahui bahwa pada tahun 2014 akan dilakukan pembangunan/rehabilitasi IPAL komunal di Kecamatan Ajibata dengan populasi 1.500 kepala keluarga dan anggaran Rp 10.400.000.000 melalui dana APBN dan APBD Kabupaten. Selanjutnya terdapat pembangunan jaringan pipa kolektor/seawer melalui dana APBN dan APBD Kabupaten. Berdasarkan laporan PPSP Kota Tebing Tinggi diketahui bahwa pada tahun 2015 akan membangun IPAL komunal dengan nilai proyek Rp 2 miliar dan pembangunan tangki septik komunal dengan nilai proyek Rp 500 juta. Selain yang telah direncanakan oleh kab/kota melalui dokumen PPSP tersebut, maka pada aksi mitigasi 4 direncanakan pembangunan MCK Plus, Pembangunan MCK Komunal Sanimas dimana kegiatan ini merupakan upaya migrasi sistem pit latrine menjadi septic

tank/tangki septik. Pit latrine yang merupakan sistem pembuangan tinja paling

sederhana mengemisi gas metana terutama pada daerah yang banyak curah hujan serta water table tinggi. Kondisi Sumatera Utara memfasilitasi teremisinya gas metana sehingga perlu dilakukan migrasi dari pit latrine menjadi tangki septik. Diasumsikan pada tahun 2020 pit latrine tidak dipakai lagi dan seluruhnya memakai tangki septik.

Kabupaten Karo misalnya memprioritaskan untuk pembangunan sarana MCK komunal, MCK plus plus dan septic tank komunal. Kondisi pengolahan limbah cair di Kota Tanjung Balai saat ini melakukan prioritas pada SANIMAS. Secara umum semua daerah berusaha melakukan migrasi dari pit latrine menjadi

septic system. Penurunan emisi dengan kegiatan ini sebesar 190.293 tCO2eq.

Aksi Mitigasi 5: Progran Non Teknis RAD GRK termasuk di dalamnya

Pembangunan Sistem Informasi Daerah untuk RAD-GRK dan Penyusunan Peraturan Daerah

Aksi mitigasi 5 adalah suatu aksi yang tidak secara langsung mengurangi emisi GRK namun perlu dilakukan. Program kerja sistem informasi daerah untuk RAD-GRK antara lain sebagai berikut:

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 IV- 67 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara Bab 4

1. Dimulai dengan sosialisasi ke daerah

2. Dibangun sistem informasi dengan menyebarkan formulir lembar kerja yang berhubungan dengan GRK (yang telah dibuat sebelumnya oleh Kelompok Kerja di tingkat Provinsi)

3. Integrasi rencana aksi ke dalam kurikulum pendidikan Tingkat dasar sampai menengah atas di provinsi Sumatera Utara

4. Seluruh daerah mengisi form dan mengirimkannya ke Pokja Provinsi 5. Dilakukan input data dan evaluasi

Selanjutnya pada mitigasi 6 akan disusun Perda yang berhubungan dengan mitigasi GRK seperti Perda Pelarangan Pembakaran Sampah, Perda Pemanfaatan Limbah Organik Menjadi Kompos, Perda Pelarangan Pemakaian Pit Latrine

Kegiatan Pendukung

Aksi Mitigasi 6: Program Pengendalian Banjir yang akan mengurangi emisi

sebesar 93.860 Gg CO2eq.

Kegiatan mitigasi Pengendalian Banjir dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut:

 Pengerukan sludge dari sungai dan kolam retensi  Sosialisasi Prokasaih/Superkasih

 Pemantauan kualitas air permukaan sungai dan kolam retensi

Aksi Mitigasi 7: Program Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Persampahan

Program ini tidak menghasilkan penurunan emisi secara langsung dan direalisasikan melalui penyusunan Master Plan Persampahan di 33 Kab/Kota, berikut penyusunan Studi Kelayakan dan DED serta AMDAL 6 TPA Regional dan 18 TPA Kabupaten, Perencanaan teknik TPST 3R dan Pembebasan Lahan TPA Regional.

Aksi Mitigasi 8: Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Air Limbah

Program ini juga tidak menghasilkan penurunan emisi secara langsung dan direalisasikan melalui serangkaian kegiatan Penyusunan Master Plan Air Limbah, Studi Kelayakan dan DED IPAL Komunal, Sudi Kelayakan dan MCK Komunal,

IV - 68 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara

Bab 4

Sosialisasi Rencana Pembangunan IPAL Komunal, Penyusunan SOP Pengelolaan IPAL Komunal serta Penyusunan AMDAL Pengelolaan Limbah Terpusat Kawasan Perkotaan Mebidangro.

Aksi Mitigasi 9: Program Pengelolaan Badan Air

Program ini termasuk tidak menhasilkan penurunan emisi langsung. Kegiatan yang akan direalisasikan adalah kegiatan Sosialisasi Prokasih/Superkasih serta Pemantauan kualitas air permukaan di sungai, rawa dan kolam retensi.

Aksi Mitigasi 10: Program Pemberdayaan Kesehatan Lingkungan dan

Masyarakat

Program ini mengurangi emisi sebesar 116.761 Gt CO2eq dan direalisasikan melalui kegiatan Kebijakan Pelarangan Open Burning, Sosialisasi, penyuluhan dan Pengkajian Kebijakan Lingkungan Hidup, Pembentukan Lembaga Sadar Sanitasi di setiap kelurahan, Pembinaan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata).

Aksi Mitigasi 11: Program Monitoring dan Evaluasi

Program ini tidak mengurangi emisi secara langsung. Kegiatan bervariasi dimulai dengan Monev Kinerja Pengelolaan Persampahan, Monitoring Kualitas Lingkungan, Pengembangan Kemampuan Analisa Laboratorium, Bamtek, Bimtek dan Pendampingan Pengelolaan Air Limbah, Monev Kinerja Aksi Mitigasi Penurunan GRK, Monev Penggunaan Anggaran Terkait Aksi Mitigasi, Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kerja SKPD.

Dengan dilakukannya akumulasi mitigasi satu sampai sebelas kemudian dilakukan pembandingan dengan BAU Baseline baik untuk sampah maupun limbah cair domestik, maka diperoleh pengurangan sebesar 25,7%. Aksi mitigasi 1 sampai 5 merupakan kegiatan inti, aksi mitigasi 6 sampai 11 adalah kegiatan pendukung. Pada Grafik 4.22. dapat dilihat tren penurunan emisi GRK dengan dilakukannya aksi mitigasi 1 sampai 11.

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 IV- 69 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara Bab 4

Sumber: Hasil olahan, 2012

Grafik 4.22.

Tren penurunan emisi GRK (25,7%) di Provinsi Sumatera Utara

Penurunan emisi diatur hanya sekitar 26% dan dilaksanakan dengan dana APBD dan APBN. Perencanaan aksi penurunan GRK sesuai dengan RAN GRK selanjutnya akan dilakukan sampai 41% dimana diharapkan adanya bantuan asing/donor.

4.3. SKALA PRIORITAS

Dalam dokumen RAD GRK Sumatera Utara (Halaman 181-190)

Dokumen terkait