• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sub-Sektor Limbah Cair Domestik

Dalam dokumen RAD GRK Sumatera Utara (Halaman 153-159)

Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara

C. Emisi dari Aktifitas Pengomposan Sampah Terolah

4.1.6.2. Sub-Sektor Limbah Cair Domestik

Peningkatan standar kualitas hidup masyarakat merupakan isu yang signifikan dalam pembangunan. Sanitasi merupakan salah satu kegiatan di dalamnya sehingga direncanakannya pengolahan limbah cair domestik seperti yang terdapat pada Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP). Sampai tahun 2012 di Provinsi Sumatera Utara, hanya 7 (tujuh) Kabupaten/Kota yang baru mengikuti program PPSP, diantaranya KotaTebing Tinggi, KotaTanjung Balai, Kabupaten Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Toba Samosir, Kota Pematangsiantar dan Kota Binjai. Beberapa Kabupaten/Kota sedang dalam proses penyelesaian PPSP seperti Kota Medan.

Sanitasi limbah cair domestik di Sumatera Utara dilaksanakan oleh IPAL Cemara yang dikelola oleh BUMD PDAM Tirtanadi dengan misi Jaga Kualitas Lingkungan. IPAL difasilitasi dengan sistem terpusat (off-site system) melalui perpipaan (sewerage) meskipun pada beberapa lokasi difasilitasi juga dengan sistem setempat (on-site) sistem terutama pada lokasi yang urgent memerlukan IPAL namun berlokasi jauh dari off-site system seperti Pesantren Raudhatul Hasanah dengan jumlah santri 5000 orang. Selain yang disebutkan di atas, air limbah domestik bersumber dari pembuangan di septic tank, pembuangan di jamban/latrine dan pembuangan langsung ke sungai.

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 IV- 33 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara Bab 4

IPAL di Sumatera Utara dimulai dengan proyek MUDP I (Medan Urban

Development Project) yang kemudian dilanjutkan dengan MUDP II. Kedua

proyek tersebut berlangsung dari tahun 1985 sampai 1994. Proyek mempunyai luas pelayanan 520 ha atau sekitar 3% dari total luas wilayah pelayanan. Selanjutnya IPAL di Sumatera Utara diperluas dengan proyek MSMHP (Metropolitan Sanitation Management and Health Project) dengan luas pelayanan 850 ha yaitu sekitar 5% dan proyek tersebut akan selesai pada tahun 2015. Dalam pengelolaan limbah cair domestik oleh IPAL Cemara termasuk di dalamnya perumahan yang berlokasi berdekatan dengan IPAL Cemara seluas 150 ha yaitu Cemara Asri yang sudah memanfaatkan off-site system Cemara sehingga menjadi contoh yang akan diikuti oleh real estate lainnya.

Dalam perencanaannya IPAL Cemara merancang saluran pipa dari selatan menuju utara Kota Medan, agar dapat memanfaatkan topografi bagian selatan yang lebih tinggi sehingga bisa meminimalisasi pemakaian pompa. Permasalahan timbul pada musim hujan karena masyarakat membuka lubang kontrol untuk mempercepat berkurangnya air hujan yang melimpah. Pembuangan air kotor dari IPAL yang sudah mempunyai BOD dan COD standar kemudian dibuang ke badan air yaitu Sungai Kera.

Perencanaan berikutnya difokuskan untuk memfasilitasi masyarakat yang bermukim di tepi sungai baik dengan sistem off-site maupun on-site agar sungai- sungai di Kota Medan menjadi bersih. Pemukiman tersebut berlokasi sepanjang Sungai Deli, Sungai Putih, Sungai Sikambing, Sungai Selayang dan Sungai Babura.

Data air limbah yang akan dipakai untuk melakukan penghitungan GRK adalah sebagai berikut:

1. BOD air limbah domestik.

2. Data selokan dan IPAL domestik, baik yang sudah ada maupun yang masih rencana. Data juga melingkupi kapasitas dan sistem pengolahan.

3. Data pengolahan air limbah domestik on-site; septic tank dan pit-latrine, atau lainnya.

IV - 34 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara

Bab 4

Tabel 4.19.

Potensi emisi CH4 dan N2O untuk air limbah, pengolahan lumpur, dan sistem pembuangan air limbah domestik di Sumatera Utara

Tipe Pengolahan dan Pembuangan Potensi Emisi CH4 dan N2O

U

ncol

lec

ted Tangki Septik

Pengurasan lumpur secara teratur akan mengurangi produksi CH4.

Open pits/Latrines Pits/latrine akan menghasilkan CH4 ketika

temperatur dan waktu retensi memungkinkan. Pembuangan langsung ke

sungai

Pits/latrine akan menghasilkan CH4 ketika temperatur dan waktu retensi memungkinkan.

Perkiraan emisi GRK sektor limbah cair masih memanfaatkan angka

default Tier I. Nilai estimasi emisi didasarkan pada jumlah penduduk Provinsi

Sumatera Utara, dengan asumsi nilai degradable organic component sebesar 14,6 kg BOD/kapita/tahun dan kapasitas maksimum mengahasilkan gas metana sebesar 0,6 kg CH4/kg BOD sesuai IPCC Guideline 2006 Bab 6.

Perhitungan yang dilakukan terhadap limbah cair domestik di Sumatera Utara sebagai dasar mengacu kepada jumlah penduduk. Selanjutnya perhitungan mengkompilasi data BOD air limbah domestik, data selokan dan IPAL domestik serta data pengolahan air limbah domestik on-site; septic tank dan pit-latrine, atau lainnya. Dari hasil perhitungan emisi GRK dari sektor limbah cair didapatkan proyeksi baseline emisi GRK (Gg CH4), emisi CH4 dari sektor limbah cair meningkat dari 39,39 Gg CH4 pada tahun 2010 menjadi 44,91 Gg CH4 pada tahun 2020. Selanjutnya dilakukan proyeksi antara emisi limbah padat dengan limbah cair dari tahun 2010 sampai dengan 2020 dan dapat dilihat pada Grafik 4.20. Emisi berasal dari limbah padat jauh melebihi emisi yang berasal dari limbah cair domestik.

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 IV- 35 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara Bab 4

Tabel 4.20.

Persentase sistem pembuangan dan pengelolaan air limbah (domestik) di Sumatera Utara

No Kota / Kabupaten

% Sistem Pembuangan dan Pengelolaan Air Limbah (Domestik) MCF Rerata Kab/Kota Dibuang (laut, sungai dan danau) Latrine/cubluk (iklim basah/menggunakan

air bilasan, muka air tanah lebih tinggi dari latrine)

Sistem septik (tangki septik) IPAL aerob terpusat 0,5 0,7 0,5 0 1 Kab. Nias 32,59 56,67 10,74 0 0,61

2 Kab. Mandailing Natal 71,51 11,78 16,71 0 0,52

3 Kab. Tapanuli Selatan 75,19 5,36 19,45 0 0,51

4 Kab. Tapanuli Tengah 44,09 27,12 28,79 0 0,55

5 Kab. Tapanuli Utara 10,3 33,27 56,43 0 0,57

6 Kab. Toba Samosir 12,73 29,32 57,95 0 0,56

7 Kab. Labuhan Batu 7,15 29,87 62,98 0 0,56

8 Kab. Asahan 3,95 30,65 65,4 0 0,56

9 Kab. Simalungun 8,89 28,61 62,5 0 0,56

10 Kab. Dairi 7,12 37,16 55,72 0 0,57

11 Kab. Karo 17,92 11,11 70,97 0 0,52

12 Kab. Deli Serdang 35,56 11,15 53,29 0 0,52

13 Kab. Langkat 8,32 35,78 55,9 0 0,57

14 Kab. Nias Selatan 18,56 78,25 3,19 0 0,66

15 Kab. Humbang Hasundutan 8,6 34,82 56,58 0 0,57

16 Kab. Pakpak Barat 18,26 31,36 50,38 0 0,56

17 Kab. Samosir 4,72 51,36 43,92 0 0,60

18 Kab. Serdang Berdagai 4,75 21,49 73,76 0 0,54

19 Kab. Batu Bara 11,87 25,44 62,69 0 0,55

20 Kab. Padang Lawas Utara 46,18 19,64 34,18 0 0,54

21 Kab. Padang Lawas 52,46 28,23 19,31 0 0,56

22 Kab. Labuhanbatu Selatan 12,65 26,34 61,01 0 0,55

23 Kab. Labuhanbatu Utara 12,56 38,84 48,6 0 0,58

24 Kab. Nias Utara 17,46 61,89 20,65 0 0,62

25 Kab. Nias Barat 12,95 66,28 20,77 0 0,63

26 Kota Sibolga 54,74 4,75 40,51 0 0,51

27 Kota Tanjung Balai 14,43 5,27 80,3 0 0,51

28 Kota Pematang Siantar 8,21 4,27 87,52 0 0,51

29 Kota Tebing Tinggi 2,03 3,38 94,59 0 0,51

30 Kota Medan 9 4,42 65* 21,58 0,40

31 Kota Binjai 6,79 4,95 88,26 0 0,51

32 Kota Padang Sidempuan 35,11 5,7 59,19 0 0,51

33 Kota Gunung Sitoli 39,75 29,71 30,54 0 0,56

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), 2010 Keterangan: *) RIPJM 2011-2015 Kota Medan

IV - 36 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara

Bab 4

Tabel 4.21.

Perkiraan jumlah volume air limbah di Kota Medan tahun 2030

Tabel 4.22.

BAU baseline limbah cair domestik di Sumatera Utara

No. Tahun Limbah Cair

Emisi GRK (Gg CH4) Emisi GRK (tCO2eq)

1 2010 39,39 827.275 2 2011 39,91 838.180 3 2012 40,44 849.228 4 2013 40,97 860.423 5 2014 41,51 871.765 6 2015 42,06 883.256 7 2016 42,61 894.899 8 2017 43,18 906.696 9 2018 43,75 918.648 10 2019 44,32 930.757 11 2020 44,91 943.026

Sumber: Hasil Olahan Sumber: RTRW Kota Medan 2030

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 IV- 37 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara Bab 4

Grafik 4.16.

BAU baseline emisi limbah cair domestik dan sampah di Sumatera Utara

Selain sanitasi di Kota Medan, untuk kabupaten/kota lainnya belum terdapat off-site system dikarenakan populasi rata-rata di bawah satu juta penduduk. Namun, melalui PPSP direncanakan pengelolaan limbah cair domestik. Secara umum limbah cair domestik masyarakat menggunakan sarana drainase lingkungan sebagai pembuangan. Kota Tebing Tinggi misalnya, baru terdapat satu unit IPAL on-site komunal yang memfasilitasi 70 kepala keluarga dan di Kabupaten Deli Serdang terdapat IPAL di Perumahan PNS Desa Pagar Merbau III dengan kapasitas terpasang 100 KK, namun baru dimanfaatkan 10 KK serta di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan dengan kapasitas 80 KK dan dimanfaatkan oleh 80 KK. Sementara di Kabupaten Karo sudah direncanakan untuk dibangunnya IPAL terpusat. Pada saat ini sanitasi berbasis masyarakat (SANIMAS) di Kabupaten Karo diprioritaskan untuk pembangunan sarana MCK komunal, MCK plus plus dan septic tank komunal. Kondisi pengolahan limbah cair di Kota Tanjung Balai sama seperti Kabupaten Karo yaitu sedang direncanakannya IPAL terpusat dan saat ini prioritas pada SANIMAS. Di Kabupaten Toba Samosir, telah terdapat IPAL Ajibata, namun kondisi tidak bisa dipakai sehingga prioritas sanitasi di Toba Samosir adalah rehabilitasi IPAL Ajibata. Perencanaan selanjutnya adalah pembangunan tanki septik komunal di 8 (delapan) kelurahan. Selanjutnya untuk kabupaten/kota lainnya diasumsikan pengolahan limbah cair baik off-site maupun on-site system semuanya sedang dalam tahap perencaaan.

IV - 38 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara

Bab 4

4.2. USULAN AKSI MITIGASI DAN PERKIRAAN PENURUNAN

EMISI

Dalam dokumen RAD GRK Sumatera Utara (Halaman 153-159)

Dokumen terkait