• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.4 Manfaat Penelitian

2.1.5 Aktivitas belajar

“Belajar adalah berbuat”, maksud dari kata berbuat dalam kalimat tersebut ialah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Jadi dalam hal ini yaitu melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Hal itulah yang melandasi aktivitas mesupakan prinsip atau asa yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Namun setiap individu yang akan melakukan suatu aktivitas tentunya sebelumnya hasrus memiliki sebuah dorongan. Menurut Sardiman (2011:77), “… seseorang melakukan aktivitas karena didorong oleh adanya faktor-faktor kebutuhan biologis, insting dan mungkin unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia”. Dorongan tersebut merupakan motivasi. Jadi aktivitas suatu individu terkait erat dengan motivasi yang dimilikinya. Jika seseorang yang memiliki motivasi besar dalam belajarnya, tentunya ia akan melakukan suatu aktivitas belajar dengan baik. Oleh sebab itu, di bawah ini akan di paparkan mengenai pengertian aktivitas belajar, serta jenis-jenis aktivitas dalam belajar.

2.1.5.1Pengertian aktivitas belajar

Aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan siswa dalam proses belajar. Aktivitas belajar dapat berupa kegiatan fisik maupun non-fisik. Menurut Siddiq (2008: 1.7) belajar merupakan suatu aktivitas, tetapi tidak semua aktivitas adalah belajar. Aktivitas yang disebut belajar adalah aktivitas mental dan emosional dalam upaya terbentuknya pengetahuan baru dan perubahan perilaku yang lebih maju. Misalnya pada individu yang tadinya tidak paham menjadi

paham, tidak trampil menjadi trampil atau tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya.

Di dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat (Slameto 2010: 36). Penerimaan materi pelajaran jika dengan aktifitas sendiri, kesan akan lebih bertahan lama, selanjutnya akan dipikirkan kemudian diolah untuk dijadikan dalam bentuk yang berbeda. Bila peserta didik berpartisipasi aktif, maka dia akan memiliki pengetahuan itu dengan baik.

Belajar sesungguhnya bukanlah dengan cara menghapal. Belajar sendiri tidak akan terjadi tanpa adanya kesempatan untuk berdiskusi, membuat pertanyaan, mempraktikan bahkan mengajarkan kepada orang lain. Menurut Silbermen (2009: 1) “apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit; apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusi dengan beberapa teman, saya mulai paham; apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan”. Jelas dalam hal ini keikutsertaan dan keaktifan peserta didik menjadi hal yang utama dalam belajar. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator untuk menjembatani konsep-konsep atau pemahaman yang berbeda dari masing-masing peserta didik. Harold Spears dalam Suprijono (2012: 2) menyatakan bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, mengikuti arah tertentu. Dalam belajar pasti terdapat aktivitas. Entah itu yang dapat diamati dengan jelas oleh panca indra maupun yang kurang dapat diamati.

Senada dengan pendapat di atas, Dewey dalam Dimyati dan Mudjiono (2009: 45) yang menyatakan bahwa belajar menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa. Hal ini menunjukan aktivitas mental, emosional dan kemandirian siswa dalam proses belajar. Belajar adalah mengalami dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar paling baik adalah belajar pengalaman langsung bukan hanya sekedar menjadi penonton atau pengamat.

Menurut teori kognitif, belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpan saja tanpa mengadakan transformasi (Gagne dan Barliner (1984:267) dalam Dimyati dan Mudjiono 2009: 44-45). Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu memecahkan sesuatu dengan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Anak mampu mengolah pengetahuan yang didapat untuk mengidentifikasi masalah dan menemukan fakta, menganalisisnya kemudian mengambil suatu kesimpulan.

Peserta didik adalah suatu organisme yang hidup, yang terkandung potensi yang sedang berkembang. Dalam diri masing-masing peserta didik tersebut terdapat ‘prinsip aktif’ yakni keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri (Hamalik 2011: 89). Prinsip aktif mengendalikan tingkah lakunya. Peseta didik selalu menampakan keaktifaanaya dalam setiap proses belajar baik dalam hal fisik dan psikisnya. Aktivitas fisik berupa kegiatan belajar yang dapat diamati oleh panca indra, seperti membaca, menulis, berlatih ketrampilan-ketrampilan dan sebaginya. Sedangkan aktifitas psikis misalnya dengan menggunakan

pengetahuan yang telah didapat untuk memecahkan masalah, mengadakan suatu penelitian, menyimpulkan hasil percobaan dan sebagainya. Pendidik atau pembelajar perlu mengarahkan tingkah laku ke tingkat perkembangan yang diharapkan.

Proses belajar merupakan sesuatu yang dialami oleh siswa dan aktivitas belajar merupakan sesuatu yang dapat diamati oleh guru. Proses belajar yang berhubungan dengan bahan belajar tersebut, dapat diamati oleh guru, dan umumnya dikenal sebagai aktivitas belajar siswa (Dimyati dan Mujiono, 2009: 238). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aktifitas belajar merupakan serangkaian kegiatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan tujuan tertentu, baik aktifitas fisik maupun psikisnya, yang dapat diamati oleh pendidik atau pembelajar.

2.1.5.2Jenis-jenis aktivitas dalam belajar

Pembelajaran di sekolah merupakan sarana untuk mengembangkan aktivitas belajar anak. Proses pembelajaran menitikberatkan pada aktivitas sejati, artinya siswa belajar sambil bekerja. Karena dengan bekerja siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Paul D. Driech dalam Hamalik (2010:90) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, yaitu: (1) kegiatan-kegiatan visual, seperti membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain; (2) kegiatan-kegiatan lisan (oral), seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara

dan diskusi; (3) kegiatan-kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrument musik, mendengarkan siaran radio; (4) kegiatan-kegiatan menulis, seperti menulis kerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket; (5) kegiatan-kegiatan menggambar, seperi mengambar, membuat grafik, diagram, peta dan pola; (6) kegiatan-kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari dan berkebun; (7) kegiatan-kegiatan mental, seperti merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, dan membuat keputusan; (8) kegiatan-kegiatan emosional, seperti minat, membedakan, berani, tenang, dan sebagainya.

Jadi dengan klasifikasi aktivitas seperti yang diuraikan di atas, menunjukan bahwa aktivitas di sekolah itu cukup kompleks dan bervariasi. Jika hal tersebut dapat diciptakan di lingkungan sekolah, tentu sekolah akan menjadi lebih dinamis, menyenangkan, dan benar-benar menjadi pusat belajar maksimal dan bahkan memperlancar perannya sebagai pusat dan transformasi pengetahuan. Adapun indikator aktivitas belajar yang akan digunakan dalam penelitian adalah: (1) Keantusiasan mengikuti pembelajaran, (2) Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat, (3) Katekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, (4) Kemampuan siswa bekerjasama dalam kelompok, (5) Mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar, (6) Kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok, (7)

Kemampuan siswa dalam menindaklanjuti pengetahuan yang diperoleh. Indikator-indikator tersebut, disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan dalam hal ini yaitu model pembelajaran group investigation, serta disesuaikan dengan materi yang akan dibelajarkan yaitu materi pesawat sederhana.

Dokumen terkait