• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Sektor PDRB

XXVII. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 27

3. TARGET & REALISASI PEMBIAYAAN DAERAH

3.5.3. AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN

Kebijakan penerimaan pembiayaan daerah yang dilakukan periode tersebut diutamakan untuk mengoptimalkan dan mendayagunakan Sisa lebih Perhitungan Anggaran tahun sebelumnya (SiLPA), khususnya dari pos pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan yang sah. Realisasi SILPA periode 2011-2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.5.2.4.

Sisa Lebih Pembiayaan Daerah Tahun 2011-2015

S u

mber : BPKAD Kota Mataram,

3.5.3. AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN

Akuntabilitas mensyaratkan bahwa pengambil keputusan berperilaku sesuai dengan mandat yang diterimanya. Untuk itu, perumusan kebijakan bersama-sama dengan cara dan hasil kebijakan tersebut harus dapat diakses dan dikomunikasikan secara vertikal maupun horizontal dengan baik. Salah satu alat untuk memfasilitasi terciptanya transparansi dan akuntabilitas publik adalah melalui penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang komprehensif dan berdasar pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Untuk mewujudkan hal tersebut, aplikasi SIMDA (Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah) telah diterapkan di Kota Mataram. SIMDA mengintegrasikan tiga komponen anggaran yaitu aspek penganggaran, perbendaharaan, dan pembukuan APBD. SIMDA telah memberikan manfaat yang positif dalam penyelenggaraan tertib administrasi keuangan daerah, akurasi data, serta transparansi dan akuntabilitas kinerja keuangan daerah.

Dalam upaya meningkatkan Opini Audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan fokus perbaikan terutama terhadap pengelolaan aset daerah. Seluruh pencatatan, pemindahan, dan

URAIAN

TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 Sisa Lebih Pembiayaan

penghapusan aset daerah dilakukan menggunakan Sistem Informasi Barang Daerah (SIBD), yang secara operasional terintegrasi (linked) dengan SIMDA.

Dalam hal tertib pelaporan dan pengendalian administrasi pembangunan setiap bulannya, serta guna memberikan akuntabilitas pelaporan keuangan SKPD, diterapkan Program Pengendalian Pelaporan Keuangan SKPD secara on line (web base) melalui www.programlaporanapp.com. Upaya ini memiliki manfaat dalam hal publikasi laporan capaian keuangan SKPD maupun Pemerintah Kota Mataram. Sebagai salah satu faktor pendukung pencapaian WTP, maka jadwal penetapan Peraturan Daerah tentang APBD menjadi prioritas. Pada tahun anggaran 2015, APBD Kota Mataram ditetapkan pada tanggal 23 Desember 2014, sehingga tidak terdapat keterlambatan penetapan Perda-APBD. Hasil ini dapat dicapai juga didukung oleh ketepatan jadwal penyusunan dokumen perencanaan sebelumnya sebagai dasar penyusunan RAPBD, sebagaimana ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Masing-masing dokumen perencanaan ditetapkan sebagai berikut:

 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Mataram 2015 (ditetapkan dengan Peraturan Walikota Mataram pada bulan Mei 2014);

 Kebijakan Umum-APBD 2015 (Nota Kesepakatan ditandatangani dan ditetapkan bersama antara Kepala Daerah dan DPRD pada 23 September 2014

 PPAS-APBD 2015 (Nota Kesepakatan ditandatangani dan ditetapkan bersama antara Kepala Daerah dan DPRD pada 23 September 2014.

Permasalahan dan Solusi

Masalah utama yang dihadapi daerah dalam pengelolaan anggaran dan belanja daerah adalah :

1. Tingginya kebutuhan daerah (fiscal need) yang tidak seimbang dengan kapasitas fiskal (fiscal capacity) yang dimiliki daerah sehingga menimbulkan kesenjangan fiskal yang cukup besar hal ini mengakibatkan ketergantungan daerah terhadap Pemerintah Pusat sangat tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut diupayakan melalui Optimalisasi potensi PAD dan meningkatkan keterlibatan dan peran swasta dalam pembangunan.

2. Peraturan yang kerap kali berubah-ubah, sehingga menimbulkan sejumlah kendala dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah. Untuk mengatasi masalah tersebut diupayakan melalui sosialisasi dan bimbingan teknis terkait perubahan peraturan perundang-undangan.

3. Permasalahan lainnya adalah terbatasnya sumber daya manusia dari segi kuantitas maupun kualitas dalam penatausahaan keuangan dae

4. rah. Solusi yang dilakukan adalah pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas pejabat pengelola keuangan SKPD, guna mendukung kelancaran pengelolaan keuangan daerah ditinjau dari aspek tertib administrasi dan ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah.

5. Belum optimalnya penatausahaan keuangan daerah karena keterbatasan kelembagaan dan sumber daya manusia pengelola keuangan daerah baik dalam kuantitas maupun kualitas. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah Kota Mataram telah melakukan restrukturisasi kelembagaan pengelola keuangan daerah dari eselon III menjadi Eselon II, peningkatan jumlah serta kapasitas aparatur pengelola keuangan SKPD dengan mengikutsertakan PNS dalam pendidikan Pasca Sarjana Program Akuntansi dan melaksanakan bimbingan teknis guna mendukung kelancaran pengelolaan keuangan daerah.

BAB IV

PENUTUP

Laporan Kinerja Pemerintah Kota Mataram Tahun 2015 disusun sebagai pelaksanaan akuntabilitas kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Mataram sebagai wujud pertanggung jawaban dalam pencapaian sasaran strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015. Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi pemerintah sebagai jabaran dari visi, misi dan sasaran strategis Pemerintah Kota Mataram yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan kebijakan dan program yang ditetapkan. Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dari sasaran dan kegiatan secara umum telah dapat dicapai dengan baik.

Hasil analisis 27 sasaran yang ada, pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kota Mataram Tahun 2015 rata-rata sebesar 95,91 persen terkategori Sangat Memuaskan. Berdasarkan pada pengukuran, evaluasi dan analisis capaian kinerja yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa program pembangunan Pemerintah Kota Mataram secara umum dapat dilaksanakan dengan lancar dan baik yang mana capaian kinerja dapat direalisasikan 95,91 persen dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Mataram dapat terealisasikan sebesar 97,90 persen dengan kategori Sangat Memuaskan.

Keberhasilan yang dicapai Pemerintah Kota Mataram ini tidak terlepas dari hambatan dan kendala baik bersifat internal maupun eksternal. Kondisi tersebut diantisipasi dengan cara melakukan evaluasi dan meningkatkan koordinasi secara intern, sektoral, maupun lintas sektor secara berkala. Dengan demikian dapat diketahui penyebab timbulnya hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sehingga dapat diambil langkah dan strategi untuk meminimalisir dan mengatasi permasalahan yang dihadapi.

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SATUAN TARGET

1 2 3 4 5

1 Meningkatnya kondusivitas wilayah

Kota Mataram Cakupan penanganan Keamanan, Ketentraman & Ketertiban (K3) /Angka kriminalitas

% 90

Indeks Demokrasi % 99

Cakupan Penanganan Konflik % 48

Penegakan Peraturan Daerah % 25

2 Meningkatnya toleransi masyarakat

dalam kehidupan beragama Persentase pertemuan antar umat beragama % 90

Jumlah Konflik antar umat beragama

dalam satu tahun Kali 2

Jumlah kegiatan keagamaan Kali 500

3 Meningkatnya kualitas

Pendidikan Angka Melek Huruf Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 12 % 99,80

Rata-rata Angka Partisipasi Kasar (APK) % 112,14

Rata-rata Angka Partisipasi Murni

(APM) % 82,88

Persentase Guru yang memperoleh

Sertifikasi % 91

Cakupan Perpustakaan Unit 30

Jumlah Kunjungan Perpustakaan Orang 22.348

4 Meningkatnya kualitas dan derajat

kesehatan masyarakat Rasio bayi lahir hidup Rata-rata usia harapan hidup penduduk tahun % 39 68,60

Prevalensi Gizi Buruk % 2

Cakupan layanan Puskesmas Rasio 1,5

Rasio RS per satuan penduduk Rasio 1:27:733

5 Meningkatnya internalisasi nilai seni

dan budaya yang mencerminkan kearifan lokal

Jumlah even budaya daerah dalam satu

tahun Kali 52

Jumlah Kelompok Budaya Yang Aktif Kali 143

6 Meningkatnya kesetaraan gender Indeks Pemberdayaan Gender % 39

Angka Melek Huruf Perempuan % 100

7 Meningkatnya kualitas keluarga Persentase jumlah Keluarga Sejahtera Keluarga 111.288

Cakupan layanan PUS berKeluarga

Berencana PUS 65.763

8 Meningkatnya pendapatan per kapita PDRB per Kapita Ribu Rp. 17.250.105

Paritas Daya Beli Rp. 650.000

9 Meningkatnya upaya penanganan

masalah sosial ekonomi masyarakat Persentase penduduk miskin % 12,59

10 Meningkatnya ketersediaan lapangan

kerja Cakupan partisipasi angkatan kerja % 79,78

11 Meningkatnya stabilitas pertumbuhan

ekonomi daerah Pertumbuhan ekonomi daerah % 9,29

12 Meningkatnya Efektifitas Pemenuhan

Kebutuhan Pangan Daerah Tingkat cadangan pangan % 100

13 Meningkatnya efektivitas

pengembangan potensi unggulan daerah berbasis sumber daya lokal

Kontribusi Sektor Perdagangan, hotel

dan Restoran Terhadap PDRB % 50

Angka kunjungan wisatawan Orang 425.000

14 Meningkatnya Kemandirian

Pembiayaan Daerah Persentase daya serap Pendapatan Asli Daerah % 100

15 Meningkatnya efektivitas pengembangan sistem dan akses permodalan UMKM

Jumlah Usaha Mikro Kecil dan

Menengah UMKM 1.942

Jumlah UMKM yang mendapat

bantuan permodalan UMKM 596

16 Meningkatnya efektivitas

pengembangan usaha Jumlah Wirausaha Baru Usaha 1.925

Persentase koperasi Berkualitas Unit 380

17 Meningkatnya kepastian berinvestasi Persentase Laju pertumbuhan investasi % 57

18 Peningkatnya efektivitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan Good Governance

Persentase tingkat perwujudan usulan perencanaan pembangunan daerah sesuai dengan aspirasi masyarakat

% 100

Persentase ketepatan jadwal pene-tapan PERWAL RKPD sesuai UU 25/2004 tentang SPPN

% 100 Persentase ketepatan waktu

penyampaian KUA & PPAS sebagai dasar penetapan RAPBD

% 100 Persentase keselarasan program dalam

RKPD dengan program dalam RPJMD % 95

Persentase hasil pengkajian dan penelitian yang dijadikan bahan masukan dalam pelaksanaan pembangunan daerah

% 80

Presentase tingkat ketersediaan sistim informasi dan data-data yang

menunjang perencanaan pembangunan

% 90 Persentase SKPD yang menyampaikan

Laporan Kinerja pembangunan daerah tepat waktu

% 100

Persentase pejabat struktural yang telah

mengikuti diklatpim sesuai eselon % 80

Presentase ketersediaan pegawai % 100

Jumlah hasil pemeriksaan yang

ditindaklanjuti Temuan 1.993

Jumlah Aparatur yang memiliki

kualifikasi Auditor Orang 38

Peningkatan Kinerja Keuangan Daerah WTP WTP

19 Meningkatnya efektivitas penerapan

SPM dan SPP Persentase SKPD yang mempunyai Standar Pelayanan Minimal (SPM) SKPD 8

20 Meningkatnya efektivitas pemerataan

dan kualitas pelayanan publik Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk Rasio 1:252

Panjang Jalan dalam kondisi baik Km 347,19

Cakupan layanan persampahan % 95,00

Persentase cakupan layanan air bersih % 35,80

21 Meningkatnya fungsi saluran drainase Cakupan drainase dalam kondisi baik % 40,50

22 Meningkatnya ketersediaan kawasan

resapan air Rasio ketersediaan kawasan resapan air % 80

23 Optimalisasi penataan sempadan

sungai dan pantai Rasio sempadan sungai dan pantai yang dipakai bangunan liar % 13,06

24 Meningkatnya penanganan

perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman kumuh

Presentase Penanganan Rumah Tidak

Layak Huni Unit 1.000

Presentase Rumah Tinggal Bersanitasi % 80,00

25 Meningkatnya ketersediaan media

ekspresi dan ruang publik Rasio cakupan ruang publik % 95

26 Meningkatnya efektivitas

pemanfaatan & pengendalian ruang yang berwawasan lingkungan hidup

Persentase Ruang Terbuka Hijau (RTH) % 19,35

Cakupan tempat pemakaman umum % 35,20

Alih Fungsi Lahan Pertanian % 60,82

27 Meningkatnya efektivitas layanan

penanggulangan bencana daerah Daya tanggap darurat bencana / KLB % 85,00

WALIKOTA MATARAM,

Dokumen terkait