• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntabilitas Sistem Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

1. Akuntabilitas Sistem Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan adalah program pemerintah yang bertujuan untuk menjamin kesehatan masyarakat atau setiap warga Negara Indonesia secara nasional dan merata tanpa terkecuali. Masyarakat menuntut agar pelayanan kesehatan yang diberikan pihak rumah sakit baik, disisi lain pemerintah belum bisa menerapkan pelayanan sebagaimana yang diharapkan masyarakat karena masih adanya keterbatasan terkait pelayanan yang baik, terkecuali Rumah Sakit Swasta yang meninjau bisnis yang dapat memberikah pelayanan kesehatan dengan baik agar meningkatkan pelayanan kesehatan maka diperlukan tenaga kesehatan yang berkemampuan serta fasilitas rumah sakit yang baik, akan tetapi tidak semua Rumah Sakit bisa memenuhi kriteria itu sehingga meningkatnya kelemahan sistem pelayanan kesehatan, salah satunya di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

1. Akuntabilitas Sistem Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Akuntabilitas merupakan pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Sinambela, 2008:6). Keberhasilan sistem pelayanan publik dapat ditinjau dari

41

seberapa jauh akuntabilitas yang dilakukan oleh para pelaksana pelayanan publik, semakin baik akuntabilitas yang dilakukan maka semakin kecil kemungkinan sistem pelayanan publik tersebut tidak baik.

Akuntabilitas dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang diberikan kepada pasien harus sesuai dengan peraturan yang berlaku guna terwujudnya sistem pelayanan yang baik untuk kepuasan pasien. Agar dapat mengetahui bagaimana akuntabilitas dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang diberikan kepada pasien berdasarkan hasil wawancara langsung dengan penanggung jawab pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar mengenai akuntabilitas sebagai berikut:

“Sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit ini berjalan dengan baik, masalah pasien terhadap sistem pelayanan BPJS langsung diselesaikan dan dikoordinasikan dengan baik antara pihak Rumah Sakit dengan pasien. Masalah yang umum terjadi yaitu masalah pembagian kamar pasien BPJS kesehatan”. (hasil wawancara SH, 21 Juli 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut permasalahan yang sering kali ditemukan adalah keluhan pasien terkait pembagian kamar, terkadang pasien tidak memahami bahkan marah serta tidak terima ketika pihak Rumah Sakit memberikan kamar yang tidak sesuai dengan kelas yang digunakan dalam kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Kamar di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar terkadang full dikarenakan banyaknya pasien yang masuk sehingga mau tidak mau pihak Rumah Sakit memasukkan pasien di kamar lain yang tidak sesuai dengan kelas kepesertaan Badan

42

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan mereka, hal tersebut dikenal dengan nama pasien titipan yang artinya pasien itu hanya dititip untuk sementara waktu di kamar yang levelnya naik satu tingkatan dari kelas Badan Penyelenggara Jaminan Sosia (BPJS) kesehatan yang digunakan dan hal ini tidak dikenakan biaya selisi karena jangka waktu titipnya itu tidak lebih dari 3 hari saja, lewat dari 3 hari apabila masih belum ada kamar kosong yang sesuai dengan kelas pasien titipan tersebut dikenakan biaya yaitu 70% dari biaya kelas yang mereka pakai sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dan hal tersebut sudah menjadi keputusan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang diterapkan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Tentunya ketika ada permasalahan seperti ini pihak Rumah Sakit dan pasien hari itu juga mengkomunikasikan dengan baik terkait penyelesaikan masalahnya secara langsung.

Senada dengan apa yang disampaikan kepala pelayanan dan penunjang medis Rumah Sakit Faisal Makassar:

“Akuntabilitas dalam sistem pelayanan BPJS kesehatan maupun segala keluhan pasien kami selesaikan langsung dan tentunya kami komunikasikan dengan baik kepada pasien. Rumah Sakit memberikan resep kepada pasien untuk dibeli obatnya di luar dan nantinya uang pasien itu diganti karena obat pasien itu sudah dijamin dalam kepesertaan BPJS kesehatan hal ini karena hampir setahun ini pihak BPJS kesehatan kurang mendistribusikan obat ke Faisal sehingga kami tidak mampu mengcover semua obat pasien”. (hasil wawancara SI, 21 Juli 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut sistem pelayanan yang diatur oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar telah memberikan aturan terkait dengan pendistribusian obat kepada pasien Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dimana

43

pihak setiap Rumah Sakit, baik Rumah Sakit pemerintah maupun swasta sepenuhnya menggratiskan biaya obat kepada pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan karena hal ini telah ditanggung oleh penjaminan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Adapun resep obat yang di keluarkan pihak Rumah Sakit kepada pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang diberatkan pasien untuk membeli obat di luar dikarenakan ketersediaan obat yang dibutuhkan tidak ada di Rumah Sakit pembiayaan tersebut akan digantikan oleh pihak Rumah Sakit yang telah ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional dalam hal macam-macam obat yang tidak tersedia dalam formularium nasional serta harganya yang tidak terdapat dalam e-katalog, maka dari itu pengadaannya dapat menggunakan mekanisme pengadaan yang lain, sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Peraturan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah).

Tentunya hal tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam hal meringankan masalah kesehatan mereka, dan mendapatkan kepuasan dalam proses pelayanan publik, akan tetapi berdasarkan hasil pengamatan langsung dan wawancara mendalam dengan salah seorang pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal, apa yang telah ditetapkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

44

kesehatan tidak sejalan denga hasil yang didapatkan pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar:

“Tidak ada pertanggungjawaban yang jelas dari penanggungjawab BPJS disini terkait dengan pendistribusian obat kepada pasien rujukan rawat jalan, terbukti obat yang saya beli di luar tidak pernah diganti oleh BPJS, bukan hanya sekali Rumah Sakit kekurangan obat tetapi berkali-kali obat yang saya butuhkan tidak tersedia dan saya harus beli diluar dengan uang pribadi yah”. ( hasil wawancara FI, 21 Juli 2020)

Akuntabilitas dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan terhadap pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan masih belum sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara tersebut. Suatu sistem pelayanan yang baik dapat terlihat dari seberapa baiknya pertanggungjawaban pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan terhadap segala sesuatu yang menyangkut masalah pelayanan tentunya hal tersebut sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis melihat bahwa akuntabilitas dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar belum terpenuhi dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya keluhan pasien akan ketidak sesuaian antara apa yang telah ditetapkan oleh aturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dengan apa yang diterima oleh pasien. Bagi masyarakat selaku peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan wajar untuk menyampaikan keluhan atas ketidakpuasan pelayanan yang diberikan, respon yang cepat diterima oleh pihak Rumah Sakit terhadap

45

keluhan pasien cukup baik akan tetapi respon penyelesaian masalah hari itu juga tidak berarti apa-apa apabila pada kenyataannya aturan yang telah ditetapkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan tidak sepenuhnya berjalan sebagaimana mestinya. Pertanggungjawaban atas pasien rujukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan sangat diperlukan untuk mewujudkan sistem pelayanan yang baik demi terciptanya kepuasan terhadap pelayanan yang diterima pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar menyediakan fasilitas penunjang medis yang didukung oleh sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan terdiri dari radiologi, laboratorium, apotek, fisioterapi, serta rekam medis. Salah satunya yaitu rekam medis yang bertujuan untuk menyimpan semua riwayat penyakit pasien sehingga dapat memantau perkembangan kondisi kesehatannya secara berkala yang nantinya akan tersimpan rapi dalam catatan riwayat penyakit dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang dapat digunakan kembali oleh pasien (data Rekam Medis Rumah Sakit Islam Faisal Makassar).

Berdasarkan data dari rekam medis pasien tersebut dapat memantau perkembangan kondisinya sendiri dalam bentuk catatan perkembangan pasien terintegrasi sehingga pihak sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dapat mempertanggungjawabkan riwayat penyakit pasien kepada seluruh pasien baik pasien rujukan masuk dan pasien rujukan

46

Akuntabilitas merupakan hal yang paling utama dalam menjalankan sebuah pelayanan publik, akuntabilitas bukan hanya sebatas berpegang teguh pada aturan perundang-undangan akan tetapi akuntabilitas merupakan bagaiman cara kita untuk mempertanggungjawabkan apa yang menjadi tugas kita sebagai seorang pelayan masyarakat dengan sangat baik kepada seseorang yang membutuhkan pelayanan dan pertanggungjawaban kita di akhirat. Dalam hadis, Nabi SAW pernah berdoa, “Ya Allah, barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk menangani urusan umatku, lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah hidupnya. Dan barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk mengurusi umatku, lalu ia memudahkan urusan mereka, maka mudahkanlah hidupnya.” (HR Muslim).

Dalam hadis lain disebutkan bahwa pemimpin, pejabat atau pegawai pemerintah, pada hakikatnya adalah pelayan publik yang bertugas melayani mereka, bukan sebaliknya: minta dilayani. Nabi bersabda, “Sayyid (pemimpin, pejabat, pegawai pemerintah) suatu kaum adalah pelayan (khadim) mereka.” (HR Al-Bukhari dan Muslim). Mempermudah urusan publik adalah termasuk memberikan pelayanan yang baik. Jika urusan itu mudah, kenapa mesti dipersulit? Adapun mempersulit urusan publik termasuk bentuk tindakan zalim dan membuka pintu-pintu perbuatan buruk lainnya, misalnya korupsi, suap-menyuap, kongkalikong dan seterusnya. Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa melepaskan kesusahan duniawi seorang Muslim, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa

47

memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat.” (HR Muslim).

Pelayanan publik yang baik menjadi kunci utama kemajuan. Sebaliknya, pelayanan publik yang buruk menjadi penghambat kemajuan dan penyebab keterpurukan dan krisis multidimensi serta menjadi lahan subur bagi tumbuh dan berkembangnya praktik-praktik korupsi yang menyengsarakan dan membuat rakyat menderita lahir dan batin.

Berdasarkan analisis dan kesimpulan penulis menunjukkan bahwa teori yang dikemukakan oleh Sinambela (2008:6) tentang indikator akuntabilitas dalam pencapaian kepuasan belum terpenuhi seutuhnya dalam hal dengan pembuktian adanya keluhan pasien terkait tidak adanya penggantian uang pasien atas pembelian obat di luar Rumah Sakit yang tidak diselesaikan dengan baik dan tidak ada kejelasan dari pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan kapan uang pasien tersebut diganti. Pelayanan yang cepat merespon keluhan pasien dalam proses pelayanan sangat berpengaruh terhadap hasil kepuasan yang diterima pasien akan tetapi pertanggungjawaban atas masalah tersebut juga menjadi hal yang sangat penting untuk mewujudkan pelayanan yang baik serta mendapatkan kepuasan pasien dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

2. Transparansi dalam Sistem Pelayanan Badan Penyelenggara jaminan