• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persamaan Hak dalam Sistem Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

UNIT TERKAIT

5. Persamaan Hak dalam Sistem Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

75

Sistem pelayanan yang baik harus memiliki indikator yang menyokong terbentuknya pelayanan yang prima (baik), kesamaan hak merupakan indikator terakhir dalam proses pencapaian kepuasan dalam proses pelayanan publik yang baik (Sinambella, 2008). Pelayanan ini adalah pelayanan yang tidak bersifat diskriminasi yang dapat dilihat dari aspek apapun khususnya suku, golongan, agama, ras, status sosial, dan lain sebagainya.

Kesamaan hak dalam proses pelayanan publik sangat diperlukan agar tidak terjadi perbedaan satu dengan yang lainnya. Proses pelayanan publik yang terjadi dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit harus baik serta tidak membeda-bedakan masyarakat yang akan diberikan pelayanan. Rumah Sakit Islam Faisal Makassar menjunjung tinggi sikap sopan santun dalam proses pelayanan yang diberikan, kesamaan hak dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang terjadi merupakan kunci utama dalam proses pencapai tujuan serta kepuasaan pasien atas pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang telah diterima.

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yaitu Rumah Sakit yang menerima pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dan tentu saja dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan menerapkan prinsip kesamaan hak, untuk mengetahui sejauh mana kesamaan hak dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah sakit Islam Faisal Makassar terhadap pasien Badan

76

penanggung jawab Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tentang kesamaan hak sebagai berikut :

“tidak ada perbedaan hak yang diberikan oleh BPJS terhadap pasien, baik itu pasien kelas 1, 2, 3 bahkan pasien BPJS yang dijamin oleh pemerintah. Perlakukan semau pasien sama, mereka mendapatkan haknya masing-masing”. (hasil wawancara SH, 21 Juli 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut membuktikan bahwa persamaan hak yang dilakukan dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan terhadap pasien sama saja tidak ada perbedaan hak antara pasien. Sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar memberikan hak kepada pasien sesuai dengan ketentuan yang berlaku hak pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan diberikan sebagaimana mestinya.

Senada dengan yang disampaikan oleh Kepala Pelayanan dan Penunjang Medis Rumah Sakit Islam Faisal Makassar :

“Kesamaan hak dalam proses pelayanan BPJS di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar terjalin dengan baik, dari segi perlakuan yang diberikan terhadap pasien BPJS sama saja, hanya saja perbedaannya ada di biaya jaminan masing-masing tingakatan kelas kepesertaan pasien”. (hasil wawancara SI, 21 Juli 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis melihat bahwa dalam indikator kesamaan hak dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dari segi perlakuan pelayanan yang diberikan Badan Peneyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan terhadap pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan baik itu kelas 1, 2, 3 maupun kepesertaan pasien yang ditanggung oleh pemerintah de sama saja tidak ada perbedaan, hanya saja perbedaannya hanya

77

pada biaya iuran bagi masing-masing kelas kepesertaan pasien yang berstatus pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.

Masalah biaya biasanya menjadi momok bagi setiap masyarakat yang memiliki penghasilan rendah tentunya sangat merasa terbebani terkait biaya serta satu-satunya harapan yaitu mendapatkan bantuan dari pemerintah agar mendapatkan pengobatan dengan biaya yang terjangkau dan murah bahkan gratis. Hal tersebut juga dirasakan oleh salah seorang pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesahatan Rumah Sakit Islam Faisal Makaassar berdasarkan hasil wawancara :

“Saya merupakan peserta BPJS kesehatan kelas 3 dimana selama berobat disini perlakuan pelayanan yang diberikan sama saja baik, tidak ada yang dibeda-bedakan, hanya saja perbedaannya ada pada iuran perbulan tentunyan BPJS kelas 3 itu lebih murah sehingga saya masih bisa membayarnya ”. (hasil wawancara SAH, 23 Juli 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, kesamaan hak dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dalam segi perlakuan pelayanan yang diberikan sama saja, perbedaannya hanya terdapat dalam pembebanan iuran perbulan yang berbeda-beda pada setiap kelas kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dan tentunya kepesertaan kelas 3 biayanya lebih murah dibandingkan dengan kepesertaan kelas 1 dan kelas 2. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 64 tahun 2020 menyatakan bahwa iuran peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan kelas 1 sebesar Rp. 150.000, kelas 2 sebesar Rp. 100.000 dan kelas 3 sebesar Rp. 42.000 perbulan, namun peserta kelas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan kelas 3

78

hanya wajib membayar Rp. 25.500 perbulan dan sisanya sebesar Rp. 16.600 akan dibayar oleh pemerintah (data Rumah Sakit Islam Faisal Makassar).

Negara Republik Indonesia adalah Negara yang sangat memperhatikan tentang masalah kesehatan untuk warga negaranya hal ini merupakan bagian dari UUD 1945 Pasal 28H ayat (1) tentang setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta serta berhak memperoleh kesehatan. Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945 secara garis besar berbunyi setiap orang berhak untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak dan Negara hadir untuk memberikan fasilitas tersebut. Berdasarkan hal tersebut bukan masalah ketika masyarakat menuntut hak atas pelayanan yang baik serta layak kepada Negara baik untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah maupun masyarakat yang berpenghasilan tinggi.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memiliki visi dan misi dimana terwujudnya jaminan kesehatan yang berkualitas tanpa diskriminasi dengan memberikan layanan terbaik kepada peserta serta masyarakat. Tentu hal tersebut bukan berarti tidak terdapat masalah dalam prakteknya di lapangan, banyak keluhan dari masyarakat saat menjadi peserta dan menggunakan haknya dalam sistem pembayaran, sama halnya dengan pasien Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang tentunya memiliki keluhan masing-masing terhadap sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Demi terwujudnya pelayanan publik diwajibkan untuk menyediakan sarana pengaduan, Pemerintah mengeluarkan Peraturan

79

Presiden Nomor 76/2013 tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik yang mengatur secara lengkap pengelolaan pengaduan pelayanan publik.

Hal tersebut sejalan dengan sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dimana setiap pasien yang akan melakukan pemeriksaan baik itu pemeriksaan rawat jalan maupun rawat inap terlebih dahulu akan dicek posisi kelas kepesertaan Badan Penyelenggara Jamina Sosial (BPJS) kesehatannya kemudian pihak Rumah Sakit akan mengecek apakah pasien tersebut memiliki tunggakan iuran atau tidak. Apabila pasien tersebut memiliki tunggakan iuran maka pihak Rumah Sakit akan mengarahkan pasien tersebut untuk menyelesaikan tunggakannya terlebih dahulu 1x24 jam selama jam kerja, aturan ini diberlakukan bagi semua pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan tanpa terkecuali dan tidak membeda-bedakan hak pasien.

Berdasarkan hasil wawancara pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar :

“kesamaan hak yang diberikan BPJS dalam sistem pelayanannya sama saja. Pasien BPJS yang masih mempunyai tunggakan iuran diminta untuk menyelesaikannya terlebih dahulu, tetapi pasiennya tetap diberikan perawatan terlebih dahulu kemudian pihak keluarga pasien mengurus tunggakannya, setelah semuanya selesai pasien tetap akan diberikan hak kepesertaannya sebagaimana mestinya”. ( hasil wawancara HSC, 25 Juli 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, analisis penulis yaitu sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar terhadap pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan berjalan sebagaimana mestinya, dimana pasien yang

80

masih memiliki tunggakan iuran diharuskan untuk membayar tunggakannya terlebih dahulu, hal tersebut tentunya tidak menjadi masalah dalam pemberian pelayanan terhadap pasien. Pihak Rumah Sakit akan tetap menjalankan tugas dalam memberikan perawatan yang maksimal kepada pasien yang membutuhkan perawatan sekalipun pasien tersebut masih memiliki tunggakan iuran yang harus segera diluasi. Berdasarkan peraturan BPJS kesehatan, tidak ada denda dalam penunggakan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan, denda hanya berlaku bagi peserta yang memperoleh pelayanan rawat inap dalam waktu 45 hari sejak status kepesertaan aktif kembali, yaitu sebesar 2,5% dari biaya pelayanan kesehatan rawat inap dikali lama bulan tertunggak dengan ketetntuan jumlah bulan tertunggak maksimal selama 12 bulan dan besar denda paling tinggi sebesar Rp. 30.000.000

Berdasarkan Pasal 34 Peraturan Presiden yang ditandatangi pada 5 Mei 2020 desebutkan tarif Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan 2020, iuran JKN-KIS bagi peserta kelas 1 naik dari Rp.80.000 jadi 150.000 perbulan. Iuran kelas II naik dari Rp.51.000 menjadi Rp.100.000 serta kelas III segmen peserta pekerja bukan peneriman upah (PBPU) dan peserta bukan pekerja (BP) menjadi Rp.42.000 per bulan. (data Rumah Sakit Islam Faisal Makassar). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 85 Tahun 2015 terdapat perbedaan biaya anatar Rumah Sakit Negeri dan Rumah Sakit Swasta, Pasal 2 menyatakan tarif Rumah Sakit yang dikelola oleh Pemerintah Pusat ditetapkan oleh Menteri atas usul kepala atau direktur Rumah Sakit, sementara tarif Rumah Sakit Swasta diatur dalam Pasal 4 yang ditetapkan oleh Kepala atau

81

Direktur Rumah Sakit dengan persetujuan pemeliki Rumah Sakit, hal tersebut wajar apabila tarif pasien umum pada Rumah Sakit Swasta lebih mahal dibandingkan arif pasien umum di Rumah Sakit Negeri.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tentang kesamaan hak :

“Pelayanan yang diberikan baik tidak ada perbedaan antara pasien yang satu dan yang lain”. (hasil wawancara JA, 03 Agustus 2020)

Senada dengan apa yang disampaikan oleh pasien di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar :

“Kesamaan hak yang diberikan disini tidak membeda-bedakan pasien,dari segi perlakuannya tidak ada perbedaan”. (hasil wawancara DSN, 04 Agustus 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis melihat bahwa kesamaan hak dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal tehadap pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dengan pasien peserta sudah baik hal ini dapat dilihat dari segi perlakuan pelayanan yang diberikan kepada pasien sama saja tidak ada perbedaan yang dilakukan.

Berdasarkan analisis tersebut, menunjukkan bahwa teori yang dikemukakan oleh Sinambela (2008:6) tentang indikator kesamaan hak dalam pencapaian kepuasan telah terpenuhi dengan baik dalam hal penelitian dibuktikan dengan melihat berdasarkan segi perlakuan pelayanan yang diberikan kepada pasien kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan sama saja tidak ada perbedaan yang dilakukan. Sistem pelayanan yang baik harus bersifat bebas diskriminasi hal ini tentunya sangat perpengaruh dalam proses pelayanan publik, sikap seorang pelayan publik yang tidak

membeda-82

bedakan sesorang baik dari segi ras, agama, golongan serta budaya sangat dibutuhkan dalam proses pelayanan publik agar tercipta proses pelayanan yang baik serta mendapatkan kepuasan atas sistem pelayanan terhadap pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

Kepuasan merupakan kunci utama dalam hasil atas proses pelayanan yang telah dilaksanakan, kepuasan seseorang dalam sistem pelayanan publik akan menentukan keberlangsungan sistem pelayanan yang baik. Menurut Lijan Poltak Sinambela (2008) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya yang dihasilkan oleh usahanya sendiri dan didukung oleh hal-hal yang diluar dirinya, hasil kerja, kerja itu sendiri, dan atas dirinya sendiri.

Berdasarkan hasil analisis penulis sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dapat diukur berdasarkan 5 indikator kuliatas pelayaan publik dalam Sinambela (2008:6), secara teoritis tujuan pelayanan publik adalah memuaskan masyarakat. Upaya untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari akuntabilitas, transparansi, partisipasi, kondisional dan kesamaaan hak dimana ke 5 indikator tersebut telah memenuhi dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang mewujudkan terciptanya sistem pelayanan yang prima (baik) sehingga menghasilkan kepuasan terhadap pasien yang sedang membutuhkan pelayanan yang baik.

83

C. Pembahasan Hasil Penelitian