• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

E. Deskripsi Hasil Penelitian

2. Alasan Para Mahasiswa Mengikuti Gaya Hidup Hedonis

Gaya hidup seseorang secara garis besarnya dapat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor dari luar individu (eksternal). Faktor Internal meliputi Kepribadian dan Motif. Kepribadian dalam konsep ini menjadi begitu penting karena tindakan dari gaya hidup ini tidak akan mungkin muncul tanpa adanya dorongan dari dalam. Dorongan yang dimaksud dalam bentuk keinginan-keinginan pribadi untuk menjadi lebih unggul dibandingkan dengan orang lain. Kepribadian diri yang impulsif dan sikap yang konsumtif akan memunculkan gaya hidup hedonis di dalam diri masyarakat sehingga siapa

saja sebenarnya dapat melakukan tindakan gaya hidup ini. Selain itu, motif juga menjadi alasan internal utama bagi adanya gaya hidup hedonis pada diri masyarakat. 79

Kebutuhan untuk merasakan kepuasan dan kebutuhan terhadap prestise individu merupakan motif yang mendasarinya. Dengan mengikuti gaya hidup hedonis dapat memberikan citra dan prestise sehingga individu yang mengikuti gaya hidup hedonis termotivasi agar kebutuhan dan penghargaannya terpenuhi.

Selain itu, dilihat dari teori motivasi yang dikemukakan oleh Abraham Maslow bahwasanya memang seorang manusia memiliki keinginan terhadap kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization) setelah kebutuhan-kebutuhan dasarnya telah terpenuhi. Aktualisasi diri pada dasarnya dapat dicapai dengan berbagai macam cara, salah satunya ialah melalui gaya hidup hedonis ini. Ketika seorang individu mampu untuk menjalani gaya hidup hedonis ini maka akan timbul perasaan Self Fullfilment (kepuasan pada diri sendiri) sehingga menciptakan image di lingkungan sekitarnya bahwa ia berada di status sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain karena dapat memenuhi hal-hal untuk dirinya yang mungkin tidak pernah terbayangkan oleh orang lain ada kebutuhan seperti itu.80

Sedangkan, faktor eksternal yang dapat mempengaruhi seseorang untuk bergaya hidup hedonis yakni hal-hal di luar dirinya yang merupakan lingkungan sekitarnya seperti Teman Sepermainan, Keluarga, Kelas Sosial dan Kebudayaan. Pada hakikatnya, para Mahasiswa di usia remajanya ini sangat senang untuk bergaul bersama teman sebaya dan membentuk kelompok pertemanan yang dimana mereka akan lebih bebas untuk mengekspresikan dirinya dibanding terhadap orang lain. Faktor ini kemudian akan menjadi penting bagi timbulnya gaya hidup hedonis dalam

79

Kotler dan Amstrong“Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Milenium.” (Jakarta: Prehallindo, tahun, 2002) hal. 68

80

Abraham H.Maslow“ Motivasi dan Kepribadian”(Jakarta: Salemba Humanika, tahun 2010), hal 331.

diri seseorang karena kelompok ini memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung dalam membentuk kepribadian seseorang. Faktor lain yakni keluarga juga menjadi landasan bagi seseorang untuk menjalani gaya hidup hedonis ini dikarenakan keluarga memiliki peranan terbesar dalam pembentukan sikap dan perilaku seseorang. Terbentuknya gaya hidup seseorang biasanya didasari oleh pengamatan dan pengalaman mereka di dalam keluarganya. Anak-anak akan mengikuti apa yang orang tuanya lakukan hal ini pun berlaku terhadap gaya hidup. Ketika seorang anak dimanjakan dengan diberikan segala fasilitas mewah yang orang tuanya punya dan mampu berikan maka ia pun akan menikmatinya dan berusaha untuk memenuhinya sendiri ketika ia sudah besar.

Faktor eksternal pembentuk gaya hidup hedonis yang lain yakni kelas sosial. Kelas sosial ini merupakan suatu kelompok yang relatif homogen di dalam suatu masyarakat dan tersusun ke dalam suatu urutan jenjang yang dimana dalam setiap jenjangnya memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama. Faktor ini akan bekerja ketika ada seorang individu yang tinggal di lingkungan kelas sosial yang menjalani gaya hidup hedonis maka akan terjadi proses penyesuaian dimana untuk dapat bertahan hidup di lingkungan tersebut maka individu ini harus bisa menyesuaikan dengan kondisi kelas sosialnya. Selain itu, perilaku seorang individu pun dipengaruhi oleh kebudayaan yang melekat dalam lingkungannya.

Selain daripada faktor-faktor yang sudah terlebih dahulu dijabarkan, menurut para informan ada faktor-faktor lain juga yang memicu adanya gaya hidup hedonis pada diri seseorang. Seperti yang disampaikan oleh Allata bahwa:

“….. Kalaw menurut saya dorongan kalw untuk gaya hidup itu dijabarinya kaya keliatan atau Nampak apa yang dia pakai, gayanya, atau penampilanya lah keliatan kalaw dia harus keliatan keren misalnya di depan umum, tapi ni ka ada orang gayanya bagus eh pas patungan ngeluarinya paling sedikit, padahal bajunya paling mahal ( sambil tertawa) munculnya gaya hidup hedonis dikalangan mahasiswa ini ada karena konstruk sosial yang membentuk

pemikiran mereka bahwa kalau mau dianggap keren di lingkungan masyarakat sekarang ya harus hedon gitu aja si menurut aku..”.81

Para mahasiswa pun agar dapat beradaptasi dengan lingkungan yang seperti itu, akhirnya mau tidak mau harus mengikuti konstruk yang diciptakan oleh lingkungan masyarakatnya sendiri yakni akan menjadi lebih keren apabila mereka menjalani gaya hidup hedonis ini, seperti membawa kendaraan pribadi sendiri ke kampus dan menghabiskan waktu di tempat-tempat mewah bersama teman-teman, karna pergaulan pertemanan itu sangat berpengaruh terhadap sikap seseorang.

Adanya konstruk yang diciptakan oleh masyarakat pun sekaligus membentuk sebuah standar hidup tertentu di tengah-tengah masyarakat sehingga masyarakat berlomba-lomba untuk berusaha mencapai standar hidup tersebut. Seperti yang diungkapkan Amalia bahwa

“Hmm.. gaya hidup hedonis yang biasa dilakukan oleh Mahasiswa sih kalo menurutku ya itu kak ketika seorang individu tersebut terlalu konsumtif tanpa melihat kebutuhannya, sehingga sering mahasiswa menjalani gaya hidup hedonis ini dikarena kan lingkungan yang menerapkan standar tertentu sehingga individu ini berusaha untuk mencapai standar lingkungannya tersebut”.82

Hidup secara sederhana tampaknya menjadi hal yang jarang ditemukan di tengah-tengah masyarakat ibukota saat ini. Hampir seluruh masyarakat ingin hidup lebih dari cukup dan terkesan mewah. Apalagi, terutama dikalangan mahasiwa atau remaja pergaulan yang menjadi utama karna dengan adanya kemajuan teknologi seperti mudahnya dalam mengakses informasi turut menjadi faktor pendorong dari adanya gaya hidup hedonis ini. Industri pasar mulai dari tekstil hingga elektronik memanfaatkan kemajuan teknologi ini dengan baik seperti untuk mempublikasikan produk yang mereka perdagangkan melalui media sosial, internet atau E-Commerce ( perdagangan elektronik).

81

Lampiran, Transkip Wawancara, Allata Haikal , Mahasiswa Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 10 September 2019.

82

Lampiran, Transkip Wawancara, Amalia Hanifa Unsi , Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 16 September 2019.

Cara mempublikasikan produk dagangan saat ini sudah semakin dipermudah. Beberapa perusahaan memanfaatkan dengan cara memasang iklan di TV atau radio sebagai alat komunikasi massa namun saat ini tidak sedikit juga mereka yang mempromosikan barang jualannya di berbagai media sosial yang tersedia atau di beberapa jaringan internet yang dapat diakses oleh siapa saja sehingga target pemasarannya pun akan semakin luas dan tepat sasaran.

Selain untuk mempromosikan barang jualannya, industri pasar juga turut memanfaatkan kemajuan ini untuk terus berinovasi menciptakan suatu hal yang baru sehingga mau tidak mau para konsumen yakni masyarakat terlebih yang bergaya hidup hedonis akan terus mengikuti perkembangannya. Seperti halnya industri elektronik dimana setiap tahunnya akan berinovasi untuk menciptakan suatu produk baru agar tidak kalah saing dengan produk-produk keluaran baru. Hal seperti ini sesungguhnya yang juga menumbuhkan budaya konsumerisme yang kemudian menjadi gaya hidup konsumtif bagi para masyarakat yang terkena dampaknya.

Peneliti pun juga mendapati beberapa informan yang sama-sama mengatakan bahwa alasan mengapa Mahasiswa ini menjalani gaya hidup hedonis ialah dikarenakan adanya modernisasi dan globalisasi yang turut menjadi alasan yang mendorong adanya gaya hidup hedonis di kalangan Mahasiswa dewasa ini. Seperti yang diungkapkan oleh Disa , bahwasanya:

“Dorongan terbesarnya mahasiswa melakukakn gaya hedonis tuh apa kayaknya modernisasi karena semakin kesini apalagi tahun-tahun millenial ya anak-anak millenial banyak banget social influencer segala macem di sosmed gitu-gitu kan sebenernya kita gatau, kehidupan mereka yang sesungguhnya kayak gimana tapi tuh kita tetep pengen kayak mereka cuma ya si mahasiswa ini tuh ga mampu kayak yang tadi di bahas di pertanyaan sebelumnya mereka menghalalkan segala cara misalnya gitu studi kasusnya seorang mahasiswa jualan baju tapi dia ngga amanah gitu dalam bisnisnya malah bawa kabur uang orang, barangnya ngga di kirim ke pembelinya gitu itu kan dorongan juga jadi karna dia pingin mengikuti zaman jadi dia menghalalkan segala cara gitu loh jadi dorongannya itu adalah modernisasi yang ada pada saat ini apalagi yang ada sama

orang-orang yang millenial kayak anak- anak yang lahir tahun 2000an ya kan kita liat aja sekarang anak-anak SMP SMA Shandphonenya sekarang udah apasih trus udah pake gadget apasih? trus udah belanja di a b c d segala macem trus di sekolahnya juga sebenernya lingkungan juga pengaruh. Kayak dari lingkungan tuh bisa kita nilai juga kayak dia sekolahnya dimana trus lingkungannya seperti apa misalnya kita sekolah di Jakarta misalnya di Patra deh trus kita juga ngeliat nih orang-orang di Patra tuh kayak gimana trus orangtuanya mereka tuh kayak gimana karena dia orangtuanya berada dan lingkungannya pun mendukung mau ngga mau ya dia ngikutin gitu kan dan sebenernya apa ya dia ngga mampu tapi pura-pura mampu. Di ada-adain gitu jadi intinya dorongannya adalah Modernisasi.”83

Begitupun dengan yang diungkapkan oleh Abdul bahwa,

” Menurutnya mahasiswa saat ini masuk kepada masa dimana selalu memperlihatkan gaya hidupnya dibandingkan dengan kemampuannya.. Mahasiswa pada masa orde baru atau orde lama dengan gaya retrorika bahasa dalam berdiskusi, membaca buku, kumpul bersama teman2 berdukusi tentang isu- isu nasional maupun isu kampus, lantang dalam membela kebenaran. Namun mahasiswa saat ini jauh dari harapan dan impian masyarakat. Mahasiswa yg hari ini terlalu nyaman kumpul di cafe, maen game, maunya seneng- senang lupa baca buku, lupa bahwa mereka adalah penyambung lidah rakyat yg seharusnya wajib menuntut ketidakadilan. Tetapi mahasiswa lebih memikirkan kuota abis, beli merk pakaian terbaru. Yahh begitulah beda aja mahasiswa saat ini lebih ingin menampilkan kesenangan nya dan menutup mata pada ketidakadilan”.84

Modernisasi turut mengubah sistem kehidupan masyarakat dari sistem kehidupan yang tradisional menjadi modern kemudian turut andilnya globalisasi yang berperan memperkenalkannya secara global sehingga merata ke seluruh masyarakat di dunia. Zaman yang telah berubah inilah yang membuat tidak adanya masyarakat yang mau hidup biasa saja. Mereka juga ingin merasakan hidup berlebihan dan mencapai kesenangan dalam hidupnya masing-masing.

Lalu, pengaruh lingkungan pertemanan pun menjadi salah satu alasan bagi para Mahasiswa ini untuk bergaya hidup hedonis karena pada

83

Lampiran, Transkip Wawancara, Disa Prihantini , Mahasiswa Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 17 September 2019.

84

Lampiran, Transkip Wawancara, Abdul Walid , Mahasiswa Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20 September 2019.

hakikatnya di usia remaja mereka cenderung untuk melakukan tindakan yang impulsif sehingga mereka cenderung untuk berperilaku sesuai dengan lingkungannya. Dapat dengan mudahnya kita temui di lingkungan kampus FISIP UIN Jakarta setiap kelompok pertemanan yang ada di dalamnya. Para Mahasiwa ini cenderung untuk berteman dengan membentuk kelompok pertemanan sehingga dapat kita lihat juga bahwa gaya hidup setiap individu di dalamnya terbentuk dari kelompok pertemanan yang ia ikuti.

Para Mahasiswa yang mengaku bergaya hidup hedonis ini tidak jarang yang menyatakan untuk menghabiskan waktu bersama teman, mereka lebih suka menghabiskan waktu di luar rumah karena hal ini juga sekaligus menjadi ajang pembuktian diri kepada orang-orang lain di kampusnya bahwa mereka mampu membiayai gaya hidup hedonisnya. Adanya rasa gengsi dan tidak mau kalah antar sesama mahasiswa menyebabkan adanya gaya hidup hedonis ini.

Seperti yang ungkapkan oleh , bahwa dimana ia menghabiskan waktu bersama teman ialah tergantung dengan siapa ia akan menghabiskannya. Jika ia pergi dengan teman-teman yang bergaya hidup “biasa” saja maka ia lebih memilih untuk menghabiskan waktu di rumah salah satu teman sedangkan jika ia ingin menghabiskan waktu bersama teman-teman “hedon” nya ia pun akan rela menghabiskan uang yang lebih banyak untuk hangout di Cafe atau Restaurant di sebuah Mall tertentu. Seperti yang diungkapkan Ayu dalam wawancara bahwa:

“Kalaw menurut aku ka, hedonis itu tergantung dari dirinya masing-masing ka karna biasanya yang suka hedon itu identik dengan belanja dan boroskan, Tapi aku kalau menghabiskan waktu sama temen-temenku sih beda-beda ya kak kayak sama temen-temen SMA Negeri aku pasti ngumpulnya di rumah salah satu dari kita aja tapi kan aku sempet pindah tuh dari SMP Swasta ke Negeri nah kalo sama temen-temen kuliah ini aku lebih hedon sih nongkrongnya bisa ke Mall/Resto/Café”.85

Selain lingkungan pertemanan, lingkungan lain yang dekat dengan para Mahasiswa dan dapat menimbulkan dorongan untuk bergaya hidup

85

Lampiran, Transkip Wawancara, Ayu Nur Permana , Mahasiswa Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 10 September 2019.

hedonis ialah keluarga yang dimana pada hakikatnya sangat dekat hubungannya dengan para Mahasiswa sehingga memiliki peluang lebih banyak untuk berpengaruh di dalam gaya hidup mereka. Sebuah keluarga yang memiliki modal sosial yang lebih dari cukup cenderung untuk membentuk karakter individu di dalamnya saling bergantung secara keuangan. Sedari kecil, mereka sudah tidak merasakan kekurangan sehingga ketika ia beranjak remaja pun akan berusaha untuk tetap mempertahankan hal tersebut. Gaya hidup yang telah dibentuk di dalam sebuah keluarga pasti akan terus dijalankan oleh anggota di dalamnya sehingga bagi mereka yang bergaya hidup hedonis di dalam keluarganya juga turut melaksanakannya ketika ia berada di luar lingkungan rumah karena hal tersebut sudah menjadi budaya yang berasal dari keluarganya.