• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alat pelindung diri adalah suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja. Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan oleh pengusaha dan dipakai oleh tenaga kerja harus memenuhi syarat pembuatan, pengujian dan sertifikat. Tenaga kerja berhak menolak untuk memakainya jika APD yang disediakan tidak memenuhi syarat.

Dengan seluruh jenis APD yang tersedia, pemasok akan menyarankan jenis yang paling sesuai untuk kebutuhan perlindungan pekerja dan dapat menawarkan beberapa pilihan berdasarkan material, desain, dan warna. Berikut adalah prinsip umum yang harus diperhatikan dalam pemilihan APD meliputi : sesuai dengan bahaya yang dihadapi, terbuat dari material yang akan tahan terhadap bahaya tersebut, cocok bagi orang yang akan menggunakannya, tidak mengganggu kerja

operator yang sedang bertugas, memiliki konstruksi yang sangat kuat, tidak mengganggu APD lain yang sedang dipakai secara bersamaan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil sekretaris P2K3 tentang pemenuhan APD di PKS Kebun Rambutan, diperoleh informasi sebagai berikut:

“PKS Kebun Rambutan sangat memperhatikan APD bagi tenaga kerja, dan perusahaan selalu melengkapi kebutuhan APD, dan kita juga ada pengecekan terhadap pemakaian APD.” (Informan III)

Berdasarkan informasi diatas menunjukkan bahwa PKS Kebun Rambutan memberikan perhatian yang cukup besar terhadap APD, dengan menyediakan APD kepada seluruh karyawan, melakukan pengecekan pemakaian APD pada tenaga kerja, melakukan pengecekan kebutuhan APD, hal ini dapat ditunjukkan dari daftar kebutuhan APD yang diajukan dan dilakukan dalam kurun waktu tertentu, misalnya pengadaan safety gloves diadakan sekali dua bulan, dan untuk pengadaan safety shoes diadakan sekali setahun, untuk helmed diadakan sekali dalam setahun, dan untuk sarung tangan diajukan sesuai dengan kebutuhan dan laporan yang diajukan oleh tiap unit produksi dan selanjutnya ditindak lanjuti oleh pihak manjemen perusahaan. Untuk supplier APD PKS Kebun Rambutan telah bekerjasama dengan pihak ketiga yang ditunjuk oleh Kantor Direksi PTPN III.

Peneliti melakukan penelusuran untuk melihat kesesuaian informasi yang diperoleh dengan bukti yang dimiliki oleh PKS Kebun Rambutan berupa data atau dokumen terkait APD di PKS Kebun Rambutan, maka peneliti menemukan beberapa data seperti data/dokumen terkai jenis APD dan daftar kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) di PKS Kebun Rambutan untuk tahun 2017 sebagai berikut.

Gambar 4.26. Jenis APD dan Daftar Kebutuhan APD (Sumber : Data/Dokumen PKS Kebun Rambutan)

APD merupakan langkah terakhir yang dilakukan dalam pengedalian risiko terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Akan tetapi masalah APD merupakan hal yang selalu dikaitkan dengan terjadinya kecelakaan kerja dan temuan terkait APD di tempat kerja hingga kini masih sering terjadi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pemakaian APD oleh tenaga kerja di PKS Kebun Rambutan, masih banyak tenaga kerja yang tidak menggunakan APD pada saat bekerja dengan alasan karena merasa kurang nyaman terhadap kualitas APD, menganggap APD justru menghambat pekerjaan, sehingga memilih untuk tidak menggunakan APD

pada saat bekerja, dan hanya memakai APD pada saat ada atasan, selain itu setelah bekerja APD dibiarkan terletak sembarangan seperti dilantai tempat kerja, dengan kondisi APD yang sangat kotor. Hal ini menunjukkan kurangnya kesadaran tenaga kerja di dalam merawat APD yang telah diberikan kepadanya.

Gambar 4.27. Kondisi APD yang kotor dan tidak dirawat dengan baik. (Sumber : Hasil Observasi Peneliti)

Gambar 4.28. APD tidak dipakai pada saat bekerja dan diletakkan ditempat kerja. (Sumber : Hasil Observasi Peneliti)

Masalah-masalah K3 terkait sumber daya manusia yang tidak berkompeten, bekerja tidak sesuai dengan SOP dan bekerja tidak memakai APD merupakan hal yang sangat perlu untuk diperhatikan, karena ketiga hal tersebut berpotensi untuk menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, dalam hal ini peran penting manajemen sangat diperlukan untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana K3 ditempat kerja.

C. Pengawasan

Pengawasan diperlukan untuk untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditentukan. PKS Kebun Rambutan juga melakukan kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan di tempat kerja. Pengawasan yang dilakukan menjadi tanggung jawab supervisor atau seseorang yang telah ditunjuk oleh pihak manajemen perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PKS Kebun Rambutan pengawasan yang dilakukan belum efektif hal ini terlihat dari masih banyaknya tenaga kerja yang tidak menggunakan APD, bekerja tidak sesuai dengan SOP, bekerja tidak disiplin seperti merokok pada saat bekerja, tertidur pada saat bekerja, tindakan- tindakan ini akan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja jika tidak segera diatasi, oleh karena itu dalam hal ini pengawas memiliki peran yang sangat penting untuk mengawasi setiap tindakan dari tenaga kerja.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa tenaga kerja mematuhi peraturan hanya pada saat dilakukan pengawasan, kurangnya kesadaran dari tenaga kerja dan kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak manejemen

tentu akan dapat berimplikasi terhadap terjadinya kecelakaan kerja. PKS Kebun Rambutan dalam melakukan pengawasan juga memberikan sanksi kepada tenaga kerja yang tidak mau mematuhi peraturan yang telah ditetapkan, pertama-tama tenaga Kerja tersebut akan ditegur terlebih dahulu, jika masih tidak patuh maka supervisor akan memberikan surat kepada pimpinan unit dari masing-masing tenaga kerja untuk ditindaklanjuti.

Gambar 4.29 Bekerja tidak sesuai SOP dan tidak menggunakan APD (Sumber : Hasil Observasi Peneliti)

G

Gambar 4.30. Tindakan tidak disiplin dari tenaga kerja seperti merokok pada saat bekerja dan tidak menggunakan APD

Pengawas tidak hanya bertanggungjawab melakukan pengawasan ditempat kerja tetapi juga ikut didalam melakukan identifikasi potensi bahaya dan membuat upaya pengendalian, hal ini dikarenakan pengawas dapat memberikan masukan berdasarkan hasil pengawasan ataupun temuan yang ditemukan di lapangan. Pengawas/penyelia juga diikutsertakan dalam melakukan penyelidikan dan pembuatan laporan terhadap terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta wajib menyerahkan laporan dan saran-saran kepada pengusaha atau pengurus.

Pengawas terlibat dalam kegiatan pelaporan dan penyelidikan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Hal ini bertujuan agar pengawas dapat lebih meningkatkan kegiatan pengawasan yang dilakukannya sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, keterlibatan pengawas dapat dilihat pada dokumen pelaporan dan hasil penyelidikan kecelakan yang pernah terjadi.

Pengawasan yang dilakukan tidak hanya semata-mata mengawasi tingkat kepatuhan tenaga kerja dalam bekerja secara aman dan kepatuhan tenaga kerja akan peraturan yang telah ditetapkan, akan tetapi pengawas juga sebaiknya memberikan kesempatan kepada tenaga kerja untuk berkonsultasi terkait masalah-masalah yang ada ditempat kerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pengawasan di PKS Kebun Rambutan belum berjalan dengan efektif hal ini ditunjukkan dengan masih banyak ditemukan tenaga kerja yang tidak bekerja sesuai dengan SOP dan tidak memakai APD.

Dokumen terkait