• Tidak ada hasil yang ditemukan

M. Data dan Laporan K

4.3.4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K

Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 merupakan persyaratan dalam sistem manajemen K3, pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi pelaksanaan K3 dalam suatu organisasi, apakah telah berjalan sesuai dengan rencana atau terjadi penyimpangan yang tidak di inginkan.

1.Pemantauan/ Pengukuran Lingkungan Kerja di PKS Kebun Rambutan Proses pelaksanaan sistem manajemen K3 harus dipantau secara berkala dari waktu ke waktu untuk memastikan bahwa sistem berjalan sesuai dengan rencana, pemantauan dapat dilakukan melalui observasi, laporan atau rapat pelaksanaan yang diadakan secara berkala untuk melihat progress report/kemajuan pelaksanaan K3, sedangkan evaluasi (pengukuran) kinerja dilakukan sepanjang proses SMK3 sejak tahap perencanaan sampai pelaksanaannya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan sekretaris P2K3, bidang evaluasi tentang apakah pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan secara rutin, diperoleh informasi sebagai berikut:

“PKS Kebun Rambutan sudah melakukan pemantauan dan pengukuran lingkungan kerja secara berkala, ada housekeeping harian ada juga housekeeping bulanan untuk alat-alat produksi.” (Informan IV)

Lalu selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan berikutnya terkait dengan housekeeping harian dan bulanan yang dimaksud, sebagai berikut:

“Untuk housekeeping harian dan bulanan itu seperti apa pak? (Peneliti).

“Untuk housekeeping harian itu pemantauan yang meliputi fasilitas seperti kotak P3K, fasilitas umum seperti kamar mandi, housekeeping terhadap APAR, housekeeping terhadap APD, sedangkan untuk housekeeping bulanan lebih kepada mesin-mesin produksi yang

beroperasi”.(Informan IV)

Peneliti juga menanyakan kepada bidang evaluasi tentang apakah pemantauan dan pengukuran lingkungan kerja dilakukan secara rutin dan teratur, berikut adalah informasi yang didapatkan:

“ya ada, dan pemantauan dilakukan tidak hanya pemantauan lingkungan kerja pada alat-alat produksi tapi juga pemantauan pada tenaga kerja, pemantauan terhadap pemakaian APD dan pemantauan itu merupakan salah satunya tanggungjawab saya selaku bidang evaluasi yang bertugas mengawasi dan memantau pelaksanaan K3.” (Informan V)

“lalu pak terkait masih banyaknya tenaga kerja yang tidak memakai APD pada saat bekerja dan bekerja tidak sesuai SOP, bagaimana dengan hal tersebut pak? (Peneliti)

“Kita tetap melakukan pemantauan memang,ditegur dan bahkan bisa

saja diberikan peringatan yang cukup serius, tapi kan seharusnya tenaga kerja memiliki kesadaran karena tugas kita bukan hanya memantau mereka setiap hari, inilah memang yang menjadi PR buat semua yah.” (Informan V)

Berdasarkan informasi diatas menunjukkan bahwa PKS Kebun Rambutan memang sudah melakukan pemantauan secara berkala, ada pemantauan yang dilakukan harian atau yang disebut dengan houskeeping harian seperti pemantauan terhadap kotak P3K, APAR, APD, untuk housekeeping bulanan pada mesin-mesin produksi juga dilakukan pemantauan. Peneliti melakukan penelusuran untuk melihat kesesuaian informasi yang disampaikan oleh informan dan menemukan adanya bukti dokumen berupa form pemeriksaan (housekeeping) harian atau bulanan.

Berikut adalah notulensi kegiatan pemantauan/ pemeriksaan, form pemeriksaan meliputi pemeriksaan mesin-mesin produksi, pemeriksaan kotak P3K, APAR dan APD, yang diperoleh dari data/dokumen perusahaan.

G G

Gambar 4.36 Notulensi Kegiatan Pemantauan/Pemeriksaan APAR (Sumber : Data/Dokumen PKS Kebu Rambutan)

Gambar 4.37 Form Pemeriksaan APD (Housekeeping Harian) (Sumber : Data/Dokumen PKS Kebun Rambutan)

2.Pemantauan/Pengukuran Lingkungan Kerja Fisik, Kimia, Biologis, Radiasi dan Psikologis

Pemantauan dan evaluasi juga dilakukan pada lingkungan kerja, hal ini dimaksudkan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman di lingkungan kerja, serta dapat mencegah terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor lingkungan, Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja dilaksanakan secara teratur dan hasilnya didokumentasikan, dipelihara dan digunakan untuk penilaian dan pengendalian risiko. Adanya dokumentasi/laporan hasil pemantauan lingkungan kerja. Interval waktu pelaksanaan pemantauan dan pengukuran lingkungan kerja disesuaikan dengan ketentuan/standar yang berlaku. Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia, biologis, radiasi dan psikologis, dapat dilihat pada laporan hasil pemantauan/monitoring lingkungan kerja.

1. Faktor fisik yang mengacu pada Kep. Menaker No. Kep.51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika (kebisingan, suhu kerja, getaran, gelombang mikro dan radiasi ultraviolet);

2. Faktor kimia yang mengacu pada Per. Menaker No. Per.13/MEN/X/2011 tentang NAB Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja dan Kep.Menaker No. Kep.187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.

Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia, biologis, radiasi dan psikologis merupakan hal yang sangat penting karena faktor

lingkungan kerja juga memiliki pengaruh atau peran terhadap terhadinya kecelakaan kerja, lingkungan kerja yang tidak nyaman akan menimbulkan gangguan bagi tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan sekretaris P2K3, bidang evaluasi tentang bagaimana pengukuran lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia, biologis, radiasi dan psikologis di PKS Kebun Rambutan, diperoleh informasi sebagai berikut:

” PKS Kebun Rambutan telah melakukan pemantauan/ pengukuran lingkungan kerja dengan menunjuk orang-orang atau petugasnya yang sesuai dengan bidangnya masing-masing tentunya, hal ini dapat dilihat dari job description yang telah ditetapkan oleh perusahaan, didalam melakukan pemantauan ada prosedurnya dan menggunakan form ceklist, tetapi prosedurnya seperti apa hal itu tidak dapat dijelaskan secara terperinci karena hal itu merupakan rahasia perusahaan, tetapi mekanisme nya sama yaitu dengan melakukan survey ke tempat kerja.” (Informan II)

“Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja di PKS Kebun Rambutan itu sebenarnya adalah tanggungjawab bersama, namun didalam kepengurusan P2K3, pemantauan merupakan tanggungjawab oleh Bidang evaluasi”. (Informan V)

“Untuk Pemantauan atau pemeriksaan lingkungan kerja tersebut

dilakukan oleh PKS sendiri atau ada kerjasama dengan pihak lain pak? (Peneliti)

“Kalau untuk pemantauan/pemeriksaan lingkungan kerja fisik, kimia, radisasi, psikologis itu selain dilakukan sendiri oleh PKS Kebun Rambutan juga bekerjasama dengan balai hiperkes kota medan.”(Informan V)

“Lalu pak, Bagaimana Proses ataupun mekanisme pemantauan dari faktor-faktor tersebut dilakukan? (Peneliti)

“Baik, untuk mekanisme atau prosedur secara tertulis tidak dapat ditunjukkan namun secara umum sebelum dilakukan pemantauan tim atau bidang evaluasi melakukan rapat untuk menyusun komponen apa saja yang harus dipantau sesuai dengan peraturan perundangan, lalu dibuatlah form atau tabel, untuk komponen apa saja yang akan diperiksa, selanjutnya bidang evaluasi melakukan survey kelokasi dan melihat kesesuaian yang ada dilapangan.” (Informan V)

Informasi tersebut menunjukkan bahwa PKS Kebun Rambutan telah membentuk tim didalam melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3 serta tugas- tugas apa saja yang harus dilakukan, pemantauan atau pemeriksaan dilakukan dengan survey kelapangan dan mengisi form ceklist terhadap temuan yang ditemukan dilapangan, dimana hasil pemantauan yang ditemukan dilapangan dapat dijadikan sebagai tindak lanjut perbaikan.

Gambar 4.38 Form pemeriksaan lingkungan kerja fisik, kimia, biologis,radiasi (Sumber : Data/Dokumen PKS Kebun Rambutan)

3.SDM yang Melakukan Pemantauan/Pengukuran Lingkungan Kerja

Pemantauan ataupun pengukuran lingkungan kerja harus dilakukan oleh SDM yang berkompeten, Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan sekretaris P2K3, bidang evaluasi tentang siapa SDM yang melakukan pemantauan/ pengukuran lingkungan kerja di PKS Kebun Rambutan, diperoleh informasi sebagai berikut:

“Pemantauan lingkungan kerja dilakukan oleh tim evaluasi yang diberikan kewenangan dan tanggungjawab tentang pemantauan.” (Informan II)

“Sebenarnya seluruh pihak manajemen, tetapi tugas khusus diberikan pada tim evaluasi yang sudah dibentuk.”(Informan IV)

Berdasarkan informasi tersebut menunjukkan bahwa pihak PKS Kebun Rambutan sudah membentuk tim dalam struktur P2K3 yaitu tim/bidang evaluasi yang bertanggungjawab melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dan PKS Kebun Rambutan juga sudah menetapkan tugas dan tanggungjawab dari tiap-tiap personil dalam bidang evaluasi, dan SDM yang bertanggungjawab didalam pemantauan dan pengukuran lingkungan kerja adalah SDM yang memiliki kompetensi dan telah mendapatkan pelatihan terkait tugas dan tanggungjawabnya.

Adapaun tim atau bidang evaluasi yang sudah dibentuk oleh PKS Kebun Rambutan beserta tugas dan tanggungjawabnya dapat dilihat pada Lampiran V (Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3), selain itu tim yang sudah dibentuk oleh perusahaan wajib diberitahukan dan diinformasikan kepada seluruh pihak yang berada dilingkungan kerja.

4.Prosedur Identifikasi, Kalibrasi, Pemeliharan & Penyimpanan Alat Produksi. PKS Kebun Rambutan tentu memiliki prosedur identifikasi, kalibrasi, pemeliharaan, penyimpananan alat produksi, namun terkait prosedur identifikasi dan kalibrasi pihak PKS Kebun Rambutan tidak dapat memberikan data yang dibutuhkan karena menyangkut rahasia pihak perusahaan, sesuai dengan surat edaran terkait publikasi data perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan bidang evaluasi tentang prosedur, identifikasi, pemeliharaaan dan penyimpanan alat, didapatkan informasi sebagai berikut:

“Kita ada panduan teknisnya tentang prosedurnya bagaimana, tapi memang prosedur itu seperti apa tidak bisa diberitahu, hanya pihak PKS Kebun Rambutan dan bagian yang berkepentingan dalam melakukan tugas tersebut saja yang dapat akses untuk itu.” (Informan IV)

“Ada, tapi untuk prosedur tidak dapat dipublish datanya.” (Informan V)

“Lalu pak, untuk identifikasi, kalibrasi alat serta pemeliharaannya, apakah dilakukan sendiri oleh PKS atau bekerjasama dengan pihak lain? (Peneliti)

“Untuk identifikasi, kalibrasi alat itu ada yang kita lakukan ada juga kerjasama dengan pihak ketiga, yang ditunjuk oleh Kandir.”(Informan V)

Berdasarkan informasi diatas menunjukkan bahwa prosedur identifikasi, kalibrasi, pmeliharaan dan penyimpanan alat adalah dokumen rahasia perusahaan yang tidak dapat dipublish ke umum dan dalam melakukan identifikasi, kalibrasi alat, dilakukan oleh PKS Kebun Rambutan dan bekerjasama dengan pihak yang ditunjuk oleh kantor direksi (KANDIR) PTPN-III.

5.Pemantauan Kesehatan Tenaga Kerja

Kesehatan tenga kerja merupakan aset bagi perusahaan, tenaga kerja yang bekerja dalam kondisi fisik dan keadaan yang sehat tentu akan meningkatkan produktifitas perusahaan, olehkarena itu pihak perusahaan memiliki tanggungjawab didalam melakukan pemantauan ataupun pemeriksaan kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja pda tenaga kerja.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan petugas kesehatan tentang pemantauan kesehatan tenaga kerja, diperoleh informasi sebagai berikut:

“Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sudah dilakukan secara berkala setiap 1 tahun sekali dengan mengunakan Prosedur pemantauan sistem manajemen Perkebunan Nusantara III. Pemeriksaan kesehatan dilakukan bersamaan dengan pemantauan lingkungan kerja oleh Balai Hiperkes Kota Medan dalam setiap

pelaksanaannya.”(Informan VIII)

“Kemudian bu, apakah pemantauan dilakukan pada seluruh tenaga kerja?(Peneliti)

“Pemantauan dilaksanakan untuk beberapa pekerja sekitar 30 pekerja meliputi pemeriksaan audiometri, spirometri, pemeriksaan logam dalam darah, dan pemeriksaan beban kerja.” (Informan VIII) “Bagaimana menetukan atau memilih tenaga kerja yang akan dilakukan pemeriksaan kesehatan tersebut bu? (Peneliti)

“Kalau setau saya, pertama pihak manajemen melakukan yang namanya maping terlebih dahulu, untuk pekerjaan tertentu dengan potensi bahaya yang ada, jadi memang tidak semua pekerja diperiksa, artinya pekerja dengan risiko pekerjaan yang tinggi untuk terjadinya PAK yang diperiksa.” (Informan VIII)

“Selanjutnya bu, bagaimana setelah diperoleh hasil MCU tersebut? (Peneliti)

“Hasil MCU yang dilakukan oleh Balai K3 Medan selanjutnya diserahkan kepada kita ke poliklinik PKS Kebun Rambutan.” (Informan VIII)

“Lalu bu, dari hasil pemeriksaan yang diperoleh, jenis penyakit akibat kerja seperti apa bu yang dialami oleh tenaga kerja.” (Peneliti)

“kalau untuk hasil Medical Chek Up tenaga kerja tidak bisa diberitahukan, karena itu terkait rahasia si pekerja itu kan, tapi secara umum PAK yang dialami adalah gangguan pendengaran karena memang lingkungan kerjanya yang bising.” (Informan VIII)

Berdasarkan informasi diatas menunjukkkan bahwa pemeriksaan kesehatan yang dilakukan, hanya pada pekerjaan dengan potensi bahaya yang tinggi, sehingga perlu dilakukan pemetaan atau maping terlebih dahulu pada jenis pekerjaan sebelum dilakukan pemeriksaan kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PKS Kebun Rambutan, masih terdapat beberapa data yang kurang mengenai pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, seharusnya Polibun Kebun Rambutan atau Rumah sakit umum seperti RS Sri Pamela Tebing Tinggi menginformasikan semua informasi dari semua hasil MCU yang dilakukan dari pekerja yang berada di unit PKS Kebun Rambutan.

Pemeriksaan kesehatan yang sudah dilakukan harus dapat dipastikan sudah melalui proses identifikasi dimana pemeriksaan kesehatan tersebut perlu dilakukan, terutama untuk data terhadap pegawai yang diduga mengalami masalah terhadap kesehatannya dari hasil pemeriksaan pada tahun sebelumnya untuk dilakukan pemeriksaan ulang ditahun berikutnya dengan korelasi pegawai tersebut bekerja pada lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatannya.

Contoh perusahaan melakukan pemeriksaan kesehatan pada tenaga kerja yang bekerja dibagian pengolahan, sumber bahaya yang ada pada pekerjaan tersebut adalah kebisingan dan potensi bahaya yang ditimbulkan adalah penyakit akibat kerja berupa gangguan pendengaran. Pada pekerja laboratorium yang juga terpajan bahan kimia perusahaan melakukan pemeriksaan kesehatan terkait dengan fungsi pernapasan. Pemeriksaan Kesehatan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK).

Berdasarkan hasil penelitian secara umum di PKS Kebun Rambutan terkait dengan kesehatan tenaga kerja pada tenaga kerja bagian pengolahan terdapat tenaga kerja yang mengalami gangguan pendengaran, dan tindak lanjut yang dilakukan adalah terhadap hasil MCU yang informasinya diketahui oleh perusahaan selanjutnya dirujuk ke RS Sri Pamela Tebing Tinggi, untuk pemeriksaan yang tidak bisa dilakukan sendiri oleh rumah sakit, maka karyawan dirujuk ke A.Kasoem Hearing Center Medan. Untuk karyawan yang dinyatakan tuli, perusahaan melakukan mutasi sesuai dengan Surat Intern no. PRBTN/Int/229/2014.

8.SDM yang melakukan Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan oleh dokter pemeriksa yang ditunjuk sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam hal ini PKS Kebun Rambutan bekerjasama dengan Balai K3 Kota medan. Hal ini sesuai dengan informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan ketika dilakukan wawancara tentang siapakah SDM yang melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai berikut:

“Untuk pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dengan keluhan sakit biasa itu kepada saya selaku petugas kesehatan di poliklonik Kebun Rambutan, sedangkan untuk pemeriksaan kesehatan yang serius dilakukan oleh dokter HIPERKES yang bekerjasama dengan Balai K3.” (Informan VIII)

Berdasarkan informasi yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan oleh dokter perusahaan yang sesuai dengan ketentuan Per.Menaker No.Per.01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan dan mandapatkan surat penunjukan dari Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan sebagaimana pasal 8 UU Keselamatan Kerja. Catatan menganai pemantauan kesehatan tenaga kerja dibuat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Diwajibkan untuk memberikan pelaporan setiap aktifitas pemeriksaan kesehatan tenaga kerja (rekap medis) yang mengacu pada Per.Menaker No.Per.02/MEN /1980.

PKS Kebun Rambutan juga melakukan pemeriksaan SMK3, melalui audit SMK3, satu organisasi memerlukan alat atau cara untuk menilai apakah pelaksanaan K3 telah berhasil atau tidak, salah satu cara penilaiannya adalah dengan melakukan Audit K3, melalui audit pihak manajemen akan mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu kegiatan atau program K3 sehingga selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah penyempurnaan berkesinambungan. PKS Kebun Rambutan juga telah melaksanakan pemeriksaan SMK3 melalui audit baik itu audit internal yang dilakukan oleh pihak PKS Kebun Rambutan sendiri setiap 1 tahun sekali ataupun audit eksternal yang dilakukan oleh lembaga audit yang sudah tersertifikasi dalam hal ini PKS Kebun Rambutan bekerjasama dengan PT.Sucofindo.

Dokumen terkait