• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alat Pengumpulan Data 1. Metode Pengumulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, catatan lapangan dan studi dokumen.

a. Wawancara. Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang

diarahkan dengan maksud atau tujuan tertentu (Moleong, 2005; Poerwandari, 2005). Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2005). Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain (Banister, dkk dalam Poerwandari 2005:127). Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah :

1) wawancara informal. Wawancara ini dilakukan dalam suasana biasa,

wajar, dan pertanyaan serta jawaban yang muncul berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari (Moleong, 2005). Sewaktu pembicaraan berjalan, terwawancara sering kali tidak menyadari bahwa ia sedang diwawancara. Wawancara jenis ini dilakukan selama peneliti berinteraksi dengan semua pihak yang terkait dengan panti sosial di luar proses wawancara resmi, yaitu : warga binaan, baik subjek maupun bukan subjek penelitian, pekerja sosial, kepala rehabilitasi sosial, instruktur bimbingan. Dokumentasi atas hasil wawancara informal ini akan dilaporkan dalam catatan lapangan. Peneliti tidak memungkinkan membuat dokumentasi secara detail dan sangat spesifik seperti hasil wawancara resmi karena wawancara informal terjadi dalam situasi yang sangat alamiah seperti kehidupan sehari-hari di luar kendali dan prediksi peneliti.

2) wawancara dengan pedoman umum. Peneliti dilengkapi pedoman

wawancara yang sangat umum dalam melakukan wawancara jenis ini. Pedoman wawancara berisi isu-isu yang harus diliput tanpa disertai urutan pertanyaan yang harus dilakukan dalam proses wawancara. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus

menjadi daftar pengecek (checklist) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan (Poerwandari, 2005:127).

b. Observasi. Observasi diturunkan dari bahasa Latin yang berarti “melihat”

dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut (Poerwandari, 2005 : 116).

Peneliti akan melakukan observasi terhadap :

1) perilaku subjek penelitian selama pengambilan data dengan teknik wawancara (wawancara dengan pedoman umum). Peranan peneliti dalam observasi jenis ini adalah pengamat penuh. Hasil observasi ini akan dilaporkan secara integratif dengan catatan lapangan peneliti.

2) secara khusus, peneliti akan melakukan observasi dengan fokus amatan aktivitas sehari-hari subjek penelitian selama mengikuti bimbingan rehabilitasi sosial di Panti Sosial Bina Karya Yogyakarta. Pengamatan ini menggunakan panduan observasi dan hasil pengamatan akan tercantum di dalamnya.

Peranan peneliti sebagai pengamat dalam observasi jenis ini adalah pengamat berperan serta dimana peneliti menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamatinya (Moleong, 2005). Peneliti akan mengikuti seluruh proses bimbingan sama seperti warga binaan sosial, kecuali pada bimbingan olahraga, keagamaan, ketrampilan las serta bimbingan keterampilan. Keuntungan dari jenis pengamatan ini adalah peneliti dapat memperoleh berbagai informasi termasuk yang dirahasiakan relatif mudah. Pada bimbingan olahraga, keagamaan, ketrampilan las serta bimbingan keterampilan, peneliti menjadi pengamat penuh dimana peneliti

dengan bebas mengamati secara jelas subjek dari belakang sedangkan subjek tidak mengetahui apakah mereka sedang diamati (Moleong, 2005). Hal ini dilakukan mengingat kondisi setting ruang bimbingan memungkinkan kehadiran peneliti untuk tidak diketahui oleh subjek serta keterbatasan peneliti untuk ikut proses bimbingan sepenuhnya.

Seluruh hasil observasi akan menjadi data pelengkap untuk melakukan interpretasi dan pengambilan kesimpulan serta menjadi pembanding dalam upaya menjaga pertanggungjawaban mutu hasil penelitian.

c. Catatan Lapangan. Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa

yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi atas terhadap data dalam penelitian kualitatif (Bogdan dan Biklen dalam Moleong, 2005:209). Catatan lapangan dibuat oleh peneliti beberapa saat setelah pengambilan data yang berdasar pada catatan (kata kunci, frasa, pokok pembicaraan, sketsa, dsb) yang dibuat peneliti saat terjun di lapangan. Catatan lapangan penting untuk dilakukan karena jalannya proses pengambilan data secara keseluruhan, baik dari pengajuan hipotesis kerja, hal-hal yang menunjang hipotesis kerja, hingga penentuan derajat kepercayaan dalam keabsahan data bukan berdasarkan ingatan belaka, tetapi dapat didasarkan pada data kongkret yang ada dalam catatan. Catatan lapangan dalam penelitian ini juga memuat hasil wawancara informal dan observasi saat melakukan wawancara dengan subjek penelitian.

d. Studi Dokumen. Dokumen adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun

seorang penyidik (Guba dan Lincoln dalam Moleong, 2005:216-217). Jenis dokumen yang dipilih dalam penelitian ini adalah dokumen resmi internal, yaitu sistem rehabilitasi sosial, laporan case history dan perkembangan subjek penelitian yang disusun oleh pekerja sosial, foto kegiatan, jadwal bimbingan, dan materi bimbingan. Dokumen akan dijadikan pembanding dengan data hasil wawancara dan observasi. Hal ini dilakukan sebagai upaya pertanggungjawaban mutu hasil penelitian. Peneliti menggunakan dokumen resmi internal sebagai pembanding karena pertimbangan :

1) dokumen merupakan sumber yang stabil 2) berguna sebagai bukti suatu pengujian

3) dokumen bersifat alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks.

2. Format / Panduan

a. Panduan Wawancara

PANDUAN WAWANCARA

Judul Penelitian : Kehidupan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya Waktu wawancara :

Tanggal : Tempat : Interviewee :

Setting (tata ruang dan posisi interviewer&interviewee) :

Aspek Hal-Hal yang Diungkap

Fisik a. riwayat kesehatan

b. upaya untuk menjaga kesehatan

c. manipulasi fisik untuk menarik belas kasihan orang lain

Individu

Mental a. kondisi kecerdasan b. riwayat pendidikan c. kepribadian, meliputi :

1) konsep diri 2) motivasi diri d. kehidupan rohani

Keluarga a. identitas orang tua, meliputi : usia, status pernikahan, pekerjaan dan kondisi ekonomi b. jumlah saudara

c. nilai-nilai yang diajarkan orang tua d. fungsi pemeliharaan orang tua e. kepuasan terhadap keluarga Lembaga a. tergabung dalam lembaga apa

b. peran dalam lembaga

c. nilai-nilai yang dihidupi dalam lembaga Komunitas a. tergabung dalam komunitas apa

b. nilai-nilai yang dihidupi dalam komunitas Latar

Belakang

Sosial

Masyarakat perilaku hidup bermasyarakat

Fisik a. bimbingan fisik yang diikuti dalam panti b. kegiatan fisik di luar bimbingan panti c. pemeliharaan kesehatan di panti

Mental a. bimbingan mental yang diikuti dalam panti b. kegiatan mental di luar bimbingan panti Sosial a. bimbingan sosial yang diikuti dalam panti

b. kegiatan sosial di luar bimbingan panti Aktivitas

Ekomoni a. bimbingan keterampilan kerja dari panti b. kegiatan kerja di luar panti

Motif yang mendasari alasan yang mendasari untuk mengemis Arti hidup pandangan atas arti hidup

Tujuan hidup tujuan hidup yang dimiliki Makna

Hidup

b. Format Catatan Lapangan Catatan lapangan No : Perihal : Waktu : Disusun pukul : Tempat : Subjek penelitian : Bagian deskriptif : Bagian Reflektif : (Tanggapan peneliti)

c. Panduan Observasi PANDUAN OBSERVASI

Dokumen terkait