• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN OBSERVASI Observasi No

E. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis tematik. Analisis tematik merupakan proses mengkode informasi, yang dapat menghasilkan daftar tema, model tema atau indikator yang kompleks, kualifikasi yang biasanya terkait dengan tema itu, atau hal-hal di antara atau gabungan dari yang telah disebutkan (Poerwandari, 2005 : 152). Boyatzis dalam Poerwandari (2005) menyatakan suatu tema dapat didentifikasi pada dua tingkat, yaitu :

1. termanifestasi (manifest level), yakni yang secara langsung dapat terlihat 2. tingkat laten (latent level), yaitu tidak secara eksplisit terlihat tetapi mendasari atau membayangi

Peneliti akan memperoleh deskripsi tentang kehidupan pengemis di Panti Sosial Bina Karya dari Tema-tema yang muncul dari hasil analisis tematik atas transkrip wawancara, observasi serta studi dokumen.

Langkah-langkah analisis data sebagai berikut : 1. Organisasi data

Data yang sudah diperoleh akan diorganisasi secara rapi dan sistematis. Organisasi data yang rapi dan sistematis akan memungkinkan peneliti untuk memperoleh kualitas data yang baik serta memudahkan peneliti dalam melakukan penelusuran data.

Data yang akan diorganisasikan meliputi :

a. data mentah berupa file rekaman dan data yang sudah diproses (transkrip wawancara, hasil observasi, catatan lapangan dan dokumen)

b. data yang sudah ditandai dengan kode-kode c. pengkategorian dari pengkodean yang dilakukan

2. Pengkodean

Pengkodean dilakukan untuk mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga dapat memunculkan gambaran tentang kehidupan pengemis di Panti Sosial Bina Karya.

Pengkodean dilakukan dalam melakukan analisis wawancara, observasi dan catatan lapangan. Kode-kode diberikan pada masing-masing tema yang muncul berkenaan dengan kehidupan pengemis di Panti Sosial Bina Karya. Kode-kode yang digunakan dalam analisis wawancara dan observasi sebagai berikut :

Keterangan Kode Fisik LB.I.F Individu Mental LB.I.M Keluarga LB.S.K Lembaga LB.S.L Komunitas LB.S.Km Latar belakang Sosial Masyarakat LB.S.M

Motif yang mendasari Mm

Fisik A.F

Mental A.M

Sosial A.S Aktivitas

Ekonomi A.E

Arti hidup Mh.A

Tujuan hidup Mh.T

Makna hidup

Rencana hidup Mh.R

Tabel III. Daftar Kode dalam Analisis Data

3. Interpretasi

Setelah hasil wawancara dan catatan lapangan diberi koding, peneliti melakukan interpretasi berdasarkan tema-tema yang muncul dalam transkrip wawancara dan hasil observasi. Peneliti mengelompokkan tema-tema yang sama dalam satu kelompok. Pengelompokan tema-tema tersebut antara lain : latar belakang individu (fisik dan mental), latar belakang sosial (keluarga, lembaga, komunitas, dan masyarakat), aktivitas (fisik, mental, sosial, ekonomi), motif yang mendasari, dan makna hidup (arti, tujuan dan rencana hidup).

Seluruh tema akan dikelompokkan per-subjek penelitian. Setelah itu, akan diperoleh gambaran kehidupan yang dialami setiap pengemis di Panti Sosial Bina Karya. Gambaran umum akan kehidupan pengemis di Panti Sosial Bina Karya akan diperoleh setelah tema-tema kehidupan masing-masing pengemis dirangkum menjadi satu.

1. Identitas Panti

Nama : Panti Sosial Bina Karya

Alamat : Jalan Sidomulyo TR IV/369, Tegalrejo, Yogyakarta Telpon / Fax : (0274) 589063

2. Pengertian

Panti Sosial Bina Karya adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki fungsi sebagai pelaksana teknis Dinas Sosial dalam bertugas memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah sosial khususnya gelandangan, pengemis, pemulung maupun eks penderita sakit jiwa (eks psikotik) terlantar (”Pedoman Pelaksanaan Pelayanan”, 2006).

3. Visi dan Misi

a. Visi. Visi Panti Sosial Bina Karya terbagi menjadi dua, yaitu (“Pedoman Pelaksanaan Pelayanan”, 2006) :

1) Visi Dinas. Panti Sosial Bina Karya menjadi fasilitator peningkatan

kesejahteraan sosial melalui relasi sosial dan pemberdayaan masyarakat.

2) Visi Panti Sosial Bina Karya. Terwujudnya kesejahteraan sosial bagi

gelandangan, pengemis, pemulung maupun eks penderita sakit jiwa terlantar sebagai sumber daya produktif.

b. Misi. Tiga misi Panti Sosial Bina Karya adalah (“Pedoman Pelaksanaan Pelayanan”, 2006) :

1) Meningkatkan harkat dan martabat serta kualitas hidup gelandangan, pengemis, pemulung maupun eks penderita sakit jiwa sebagai warga masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban yang sama.

2) Memulihkan kemauan dan kemampuan gelandangan, pengemis, pemulung maupun eks penderita sakit jiwa sebagai sumber daya yang produktif.

3) Mengembangkan prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam penanganan gelandangan, pengemis, pemulung maupun eks penderita sakit jiwa sebagai upaya memperkecil kesenjangan sosial.

4. Tujuan

a. Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial bagi gelandangan pengemis, pengamen, pemulung dan eks penderita sakit jiwa melalui sistem panti.

b. Pemberian bimbingan fisik, mental, sosial dan keterampilan sebagai bekal kemandirian gelandangan pengemis, pengamen, pemulung dan eks penderita sakit jiwa.

c. Pengentasan gelandangan pengemis, pengamen, pemulung, dan eks penderita sakit jiwa terlantar melalui kegiatan bimbingan mental, sosial, dan keterampilan (“Pedoman Pelaksanaan Pelayanan”, 2006).

5. Sasaran

Kriteria Sasaran pelayanan Panti Sosial Bina Karya Yogyakarta bagi gelandangan, pengemis, pengamen, pemulung (“Pedoman Pelaksanaan Pelayanan”, 2006) :

a. Sehat jasmani dan rohani

b. Tidak sedang berurusan dengan aparat penegak hukum c. Berusia antara 18 – 50 tahun

d. Sehat fisik, mampu bekerja e. Anak-anak dari keluarga binaan

Target sasaran Panti Sosial Bina Karya sejumlah 76 orang, terdiri dari 50 orang gelandangan, pengemis, pengamen, pemulung, serta 26 orang eks penderita sakit jiwa terlantar.

6. Tugas Pokok

Tugas Panti Sosial Bina Karya sebagai berikut (“Pedoman Pelaksanaan Pelayanan”, 2006) :

a. Menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap gelandangan, pengemis, pemulung maupun eks penderita sakit jiwa

b. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan panti

c. Melaksanakan pengawasan, evaluasi dan melaporkan pelaksanaan kegiatan panti

d. Melaksanakan ketatausahaan

7. Struktur Organisasi

Panti Sosial Bina Karya adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas yang dibawahi oleh Pelaksana Teknis Dinas (dalam hal ini adalah Dinas Sosial Propinsi DIY). Dinas Sosial Propinsi DIY selaku Pelaksana Teknis Dinas di bawahi langsung oleh Gubernur Propinsi DIY.

Struktur Organisasi Panti Sosial Bina Karya sebagai berikut (“Pedoman Pelaksanaan Pelayanan”, 2006) : KEPALA PANTI SOSIAL BINA KARYA SUB BAGIAN TATA USAHA PEJABAT FUNGSIONAL SEKSI PELAYANAN & REHABILITASI SEKSI PENERIMAAN & PENYALURAN

Gambar 2. Struktur Organisasi Panti Sosial Bina Karya

Tugas dari masing-masing pengurus sebagai berikut (“Pedoman Pelaksanaan Pelayanan”, 2006) :

1) Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Panti. Kepala Panti memiliki tugas

memimpin dalam penyelenggaraan kegiatan Panti sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Tugas Pokok dan Fungsi Sub Bagian Tata Usaha. Sub Bagian Tata Usaha

mempunyai tugas menyelenggarakan urusan administrasi kearsipan, tata naskah Dinas, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan perbekalan, serta kepustakaan.

3) Tugas Pokok Seksi Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial. Seksi Rehabilitasi

dan Pelayanan Sosial mempunyai tugas menyiapkan bahan penyelenggaraan proses rehabilitasi dan pelayanan sosial gelandangan, pengemis, pemulung dan eks penderita sakit jiwa terlantar.

4) Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Penerimaan dan Penyaluran. Seksi Penerimaan dan Penyaluran mempunyai tugas melaksanakan pendataan dan seleksi, bimbingan motivasi kepada calon klien, serta menyalurkan dan mengembalikan warga binaan sosial dari panti kepada masyarakat dan atau keluarga.

5) Tugas Pokok Pejabat Fungsional Pekerja Sosial. Pejabat Fungsional

Pekerja Sosial mempunyai tugas melaksanakan bimbingan sosial perorangan

(social case works) maupun bimbingan sosial kelompok (social group works).

Dokumen terkait