• Tidak ada hasil yang ditemukan

Amfibi

Dalam dokumen Laporan Praktikum Dan Umum 2014 (Halaman 83-88)

VI. EKOLOGI DAN ESTETIKA SATWA

6.4 Amfibi

6.4.1 Kekayaan Jenis

Pengamatan amfibi dilakukan pada dua lokasi bersamaan dengan pengamatan reptil. Pengamatan pertama dilakukan di Kebun Raya Cibodas (KRC) satu dan kedua di KRC delapan.Berbeda dengan pengamatan lainnya, pengamatan amfibi dilakukan di malam hari dimulai pukul 20.00 WIB. Pada pengamatan pertama, hanya ditemukan satu jenis katak dan satu jenis kodok. Tidak berbeda jauh, pada pengamatan kedua juga hanya ditemukan satu jenis katak yang sama dari pengamatan pertama dan dua jenis kodok, satu di antaranya sama juga dengan pengamatan pertama.

Cara penemuannya yaitu dilakukan dengan menjelajahi kawasan selama 45 menit. Pengamatan pertama kondisi lokasi hujan deras sehingga memungkinkan jenis-jenis lainnya sulit ditemukan. Hasil pengamatan dapat dilihat dalam Tabel 12. Tabel 12 Daftar Jenis Amfibi

No Ordo/ Suku/ Jenis Nama Lokal Lokasi

1 2

1. Hylarana chalconata Kongkang kolam 5 7

2. Buffo asper Kodok buduk sungai 0 1

3. Buffo melanostictus Kodok Buduk 1 1

Jumlah 6 9

Sumber: Analisis Grup A, 2014

Keterangan : Lokasi (1: KRC 1; 2: KRC 8)

Data yang tersaji dalam Tabel 12 menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis amfibi yang ditemukan dari dua lokasi pengamatan. Namun, ketiga jenis tersebut adalah hasil gabungan jenis yang ditemukan dari setiap lokasinya. Jika dibagi berdasarkan masing-masing pengamatan, jumlah dan jenis burung yang ditemukan berbeda. Pada pengamatan pertama yang berlokasi di KRC 1, ditemukan sebanyak dua jenis saja. Jenis amfibi yan paling dominan ditemukan pada pengamatan pertama, yaitu kongkang kolam sebanyak lima ekor. Berbeda dengan pengamatan pertama, pada pengamatan kedua yang berlokasi di KRC 8 berhasil menemukan tiga jenis amfibi. Sama dengan pengamatan pertama, jenis amfibi yang paling dominan

ditemukan tetap kongkang kolam sebanyak tujuh ekor. Jadi, dapat diketahui bahwa pada pengamatan kedua mendapatkan jumlah dan jenis amfibi yang lebih banyak dibandingkan dengan pengamatan pertama.

6.4.2 Indeks Keanekaragaman Jenis

Makna keanekaragaman jenis dalam ekologi telah melibatkan informasi secara kuantitatif. Data kuantitatif amfibidianalisa ke dalam indeks keanekaragaman jenisnya yang dapat dilihat pada Gambar 28.

Sumber : Analisis Kelompok 1, 2014

Gambar 28 Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis Amfibi di KRC 1 dan KRC 8 Nilai indeks keanekaragaman adalah nilai untuk mengetahui kekayaan suatu jenis pada habitat yang menjadi tempat tinggal bagi jenis tersebut. Berdasarkan grafik yang ditunjukkan pada Gambar 23, dapat terlihat perbandingan antara nilai indeks keanekaragaman jenis amfibi di dua lokasi. Kedua lokasi tersebut, yaitu di KRC 1 dan KRC 8. Dari grafik yang tersaji, dapat diketahui bahwa nilai indeks keanekaragaman jenis amfibi tertinggi berada di KRC 1 dengan angka yang dicapai yaitu sebesar 0,69. Sedangkan, nilai indeks keanekaragaman terendah berada di KRC 8 dengan angka 0,68. Dengan begitu, dapat diketahui bahwa perbedaan angka di antara dua lokasi sangat tipis. Jadi, kekayaan jenis yang dimiliki di dua lokasi tidak berbeda jauh.

6.4.3 Penyebaran dan Penemuan Jenis

Penyebaran jenis amfibi disajikan secara dua bentuk, yaitu penyebaran vertikal dan penyebaran horizontal. Penyebaran vertikal yaitu penyebaran berdasarkan ketinggian dari permukaan tanah (bukan permukaan laut) untuk setiap jenis amfibi yang dijumpai. Penyebaran horizontal yaitu berdasarkan lokasi di wilayah

0,69 0,68 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 KRC 1 KRC 8 N il ai In d e k s Ke an e k ar aga m an Je n is

Amfibi

pengamatan.Penyebaran vertikal dan horizontal terhadap jenis amfibi digambarkan secara relevan.

Penggambaran penyebaran vertikal dan horizontal jenis amfibi menyajikan dalam sebuah gambar untuk masing-masing lokasi pengamatan. Penggambaran penyebaran vertikal dimuat di sebelah bawah kanan pada gambar yang menginformasikan setiap jenis amfibi berada pada jarak ukur sedemikian pada permukaan tanah atau dilambangkan dengan koordinat Y. Sedangkan, penggambaran penyebaran horizontal dimuat di sebelah bawah kiri pada gambar yang menginformasikan setiap jenis amfibi berada pada jarak ukur sedemikian dari permukaan air, individu ke individu lainnya atau dilambangkan dengan koordinat X dan Z yang dapat dilihat pada Gambar 29 dan 30.

Sumber: Analisis Grup A, 2014

Gambar 29 Penyebaran Vertikal - Horizontal Jenis Amfibi di KRC 1 dan KRC 8 Penyebaran vertikal jenis amfibi yang terdapat di KRC 1 menunjukkan bahwa adanya seekor kongkang kolam yang berdiam diri di substrat batu setinggi lima sentimeter dari permukaan tanah. Sementara itu, dua ekor kodok buduk dengan seekor kongkang kolam lagi ditemukan saat berada pada substrat rumput dengan titik nol cm dari permukaan tanah. Sedangkan, tiga kongkang kolam lainnya ditemukan pada substrat air yang berada di titik nol cm dari permukaan tanah juga. Dengan

begitu, seekor kongkam kolam yang ditemukan pada substrat batu inilah yang menjadi penyebaran vertikal tertinggi di antara jenis-jenis lainnya pada pengamatan pertama.

Sementara itu, penyebaran horizontal jenis amfibi yang terdapat di KRC 1 menunjukkan bahwa penyebaran amfibi yang keberadaannya merupakan terjauh dari permukaan air adalah adanya dua ekor kodok buduk dengan jarak sejauh lima meter. Sedangkan, keberadaan amfibi yang paling terdekat dari permukaan air adalah empat ekor kongkang kolam dengan jarak nol meter saja. Selain itu, untuk penyebaran amfibi yang keberadaannya terjauh dari individu lainnya adalah seekor kongkang kolam dan seekor kodok buduk dengan jarak sejauh delapan meter.

Sumber: Analisis Grup A, 2014

Gambar 30 Penyebaran Vertikal Jenis Amfibi di KRC 1 dan KRC 8

Sama halnya dengan pengamatan pertama, penyebaran vertikal jenis amfibi di KRC 8 juga menunjukkan bahwa adanya seekor kodok buduk sungai yang berdiam diri di substrat batu setinggi lima sentimeter dari permukaan tanah. Selain itu, ditemukan juga dua ekor kongkang kolam saat berada pada substrat aspal dengan titik nol sentimeter. Dua ekor kongkang kolam lainnya dengan seekor kodok buduk ditemukan saat berada pada substrat rumput dengan titik nol sentimeter dari permukaan tanah. Sedangkan, tiga kongkang kolam lainnya ditemukan pada substrat air yang berada di titik nol cm dari permukaan tanah juga. Dengan begitu, seekor

kodok buduk sungai yang ditemukan pada substrat batu inilah yang menjadi penyebaran vertikal tertinggi di antara jenis-jenis lainnya pada pengamatan kedua.

Sementara itu, penyebaran horizontal jenis amfibi yang terdapat di KRC 8 menunjukkan bahwa penyebaran amfibi yang keberadaannya merupakan terjauh dari permukaan air adalah adanya dua ekor kongkang kolam dengan jarak sejauh delapan meter. Sedangkan, keberadaan amfibi yang paling terdekat dari permukaan air adalah dua ekor kongkang kolam lainnya dengan jarak nol meter saja. Selain itu, untuk penyebaran amfibi yang keberadaannya terjauh dari individu lainnya adalah seekor kodok buduk dengan jarak sejauh tujuh meter.

Dalam dokumen Laporan Praktikum Dan Umum 2014 (Halaman 83-88)