• Tidak ada hasil yang ditemukan

99 Sesaat setelah anak rusa diambil dari induknya, anak rusa sebaiknya

Dalam dokumen Buku terbitan lainnya: (Halaman 103-107)

PENGELOLAAN PERKAWINAN

99 Sesaat setelah anak rusa diambil dari induknya, anak rusa sebaiknya

diberikan tetesan vitamin guna mengurangi stres dan dibiarkan sendirian tanpa ada gangguan manusia selama 24 jam. Hal ini dimaksudkan guna membiasakan diri terhadap lingkungan barunya serta membiarkan anak rusa untuk sedikit agak lapar, sehingga kelak agak mudah dalam menerima air susu buatan pada saat pertama diberikan. Alas tempat berbaring sebaiknya terbuat dari benda yang hangat, empuk dan bersifat menyerap cairan, seperti permukaan tanah kering, serbuk kayu gergaji atau rerumputan kering yang dipotong kecil-kecil. Usahakan di minggu pertama rusa berada dilingkungan barunya berada pada kondisi yang sedikit tenang.

Di hari pertama anak rusa akan diberikan susu buatan, yang terlebih dahulu perlu dilakukan adalah mengusap-usap/menstimulasi bagian anus secara perlahan dengan kain yang lembab dan hangat. Perilaku di lapangan menunjukkan bahwa pemberian tanda oleh induk pada anaknya untuk memulai menyusui antara lain dilakukan dengan cara menjilat-jilat bagian anus sang anak. Namun tidak jarang kegiatan menjilat-jilat ini dilakukan sewaktu anak sedang menyusu pada induknya. Selain sebagai tanda untuk memulai menyusui, kegiatan menjilat juga dimaksudkan untuk menstimulasi keluarnya air seni dan mekonium, yaitu kotoran yang berwarna kekuningan dan bersifat sangat lengket, yang merupakan sisa hasil pencernaan selama anak rusa masih berada dalam kandungan. Kegiatan menjilat atau membasuh bagian anus ini juga sebagai cara mempererat hubungan tali batin diantara induk (atau operator) dengan anak rusa. Mekonium akan habis setelah anak rusa berumur sekitar 3-5 hari. Penghentian kegiatan membasuh bagian anus ini dilakukan apabila anak rusa telah dapat mengeluarkan kotorannya sendiri tanpa perlu distimulasi. Ini biasanya terjadi setelah mekonium habis.

Anak rusa sambar mampu menahan air kencing untuk jangka waktu yang lama. Hal ini tampak dari lamanya waktu yang diperlukan untuk membuang air seni, dengan rataan 5,9 menit, dimana waktu terpendek adalah 1,20 menit dan terlama 11,25 menit secara tidak terputus.

Apabila anak rusa diyakini belum mendapatkan susu kolostrum, maka sebaiknya susu pertama yang diberikan adalah susu kolostrum buatan untuk 24 jam pertama, sekitar 100-200 ml setiap tiga atau empat jam sekali. Kemudian dilanjutkan dengan susu buatan biasa. Yang paling utama mengenai keadaan air susu buatan yang akan diberikan kepada anak rusa adalah kandungan nutrisinya agar mendekati kandungan susu induk rusa. Secara umum, kandungan susu rusa relatif lebih tinggi dalam hal bahan kering, lemak dan energi dibandingkan dengan susu sapi.

Membandingkan komposisi antara susu rusa dengan hewan domestik lainnya, maka susu domba adalah yang paling mendekati kesamaan susu rusa. Namun karena domba diduga dapat menyebabkan serangan MCF (Malignant Catarhal Fever) pada rusa, maka penggunaan susu domba untuk amannya tidak dilakukan.

Tabel 11. Kandungan nutrisi (%BK) dari air susu rusa timor pada masa laktasi minggu pertama dan ke empat.

Kandungan Minggu 1 Minggu 4

Total solid 24,5 23,0

Lemak 12,7 10,3

Protein 5,7 6,0

Gross energi (KJ/100 gr) 683 620 Sumber: Sookhareea & Dryden (1994).

Pemberian air susu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui botol yang diberi dot atau dalam cawan. Dengan cara pemberian botol, hal yang harus diperhatikan adalah ukuran dot dan lubang

101 pada ujung dot. Penggunaan dot yang berukuran panjang 3,0-4,2 cm memberikan hasil yang memuaskan. Ukuran lobang pada ujung dot apabila berbentuk lubang kecil dapat diberikan antara 4-6 lobang atau apabila berupa torehan adalah sepanjang tiga mm. Penggunaan sistem torehan ini cenderung lebih memuaskan. Pada saat pemberian susu dengan menggunakan botol, kepala anak rusa harus cukup tinggi terangkat ke atas dan dot langsung dimasukkan ke dalam mulut dari arah depan.

Pada cara pemberian air susu dalam cawan/ember terlebih dahulu kepala didorong dan diarahkan kepermukaan cawan/ember. Ujung jari tangan operator kemudian dimasukkan ke dalam mulut agar memulai stimulasi menghisap. Secara perlahan kemudian ujung jari ditarik keluar dan mulut diarahkan masuk ke dalam cawan susu dengan harapan anak rusa meneruskan proses penjilatan dan penyedotannya ke arah air susu di cawan/ember. Apabila dalam satu masa pembesaran anak rusa dilakukan dalam jumlah yang cukup banyak, maka pemberian air susu dengan cara dalam cawan/ember adalah yang termudah, dimana semakin besar tubuh anak rusa maka pemberian air susu dapat dialihkan pada ember atau baskom lebar. Namun ada kecenderungan pula bahwa pelatihan pemberian de-ngan cara dalam cawan memerlukan waktu yang cukup lama. Tingkat keberhasilan pembesaran anak rusa sambar dan timor lewat pemberian susu buatan di Selandia Baru mencapai 89%, dengan kematian terbesar terjadi di bulan-bulan pertama saat kegiatan pemberian susu buatan baru dimulai.

Selama dalam perawatan, sebaiknya anak rusa mendapatkan kesempatan untuk bermain atau berdiam di daerah berumput. Hal ini dihubungkan dengan perkembangan rumen-retikulum yang ada, sehingga perkembangan sistem alat pencernaannya dapat tumbuh secara normal. Kegiatan menjilat rumput atau tanah pada masa anak-anak juga diduga sebagai salah satu proses berkembangnya

mikroba pencerna, selain penularan mikroba alat pencernaan ini terjadi lewat jilatan antar ibu dengan anak pada pemeliharaan secara alami.

Apabila rusa dengan mudah mau menerima air susu buatan, pemberian di minggu pertama sebaiknya dibatasi baik dalam hal volume dan intensitas pemberian. Di saat pemberian air susu buatan dilaksanakan hendaknya air susu dalam keadaan agak hangat. Pembatasan pemberian volume air susu adalah sekitar 60-70% dari kapasitas optimumnya, dengan jumlah pemberian sekitar 4-5 kali dalam 24 jam (atau setiap 6 jam). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan masa adaptasi pada sistem alat pencernaannya terhadap bentuk air susu yang baru dan juga mengurangi adanya gangguan pencernaan. Memasuki minggu ke dua, intensitas pemberian air susu buatan diturunkan menjadi 3-4 kali tetapi volume susu ditingkatkan dan akhirnya menjadi hanya 2-3 kali di minggu selanjutnya dan turun menjadi hanya 1-2 kali menjelang masa sapih. Pada saat penurunan pemberian air susu perlu diimbangi dengan ketersediaan hijauan. Pada rusa asal daerah dingin yang hidup di alam bebas, dilaporkan bahwa pada minggu pertama dari kelahiran, anak rusa dapat menyusui antara 10-12 kali dalam waktu 24 jam, namun dengan masa penyusuan yang sangat singkat setiap kalinya.

Selama pemberian air susu buatan diberikan, setidaknya ada empat kendala yang sering terjadi, yaitu penolakan terhadap pemberian air susu pertama, diarea, kembung dan penyedotan daerah penis, pusar, anus atau air kencing anak rusa lainnya. Pada kasus penolakan penerimaan air susu buatan, cara yang paling ramah dilakukan adalah dengan memperpanjang masa lapar anak rusa tersebut dari 24 jam menjadi 48 jam sebagai batas terpanjang. Namun selama masa perpanjangan ini tidak dilupakan untuk sekali dua kali bagian anus rusa dibasuh dengan kain lembab dan hangat.

103

Dalam dokumen Buku terbitan lainnya: (Halaman 103-107)