• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Hasil Wawancara

Dalam dokumen 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI (Halaman 95-98)

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai perkembangan anak usia 7-11 tahun dan penerapan buku lagu-lagu daerah anak usia tersebut, dilakukan wawancara dengan beberapa pihak terkait, yaitu:

a. Wawancara dengan Ibu Shinta Oktaviani, S.Psi., psikolog anak dari Faklutas Psikologi Ubaya (divisi sanggar kreativitas)

• Apa yang cenderung menjadi suatu hal yang dianggap penting / paling berharga oleh mereka?

Bagi anak-anak usia tersebut, hal yang dianggap penting adalah guru dan orang tua. Akan tetapi, figur guru lebih banyak memberikan pengaruh pada mereka. Mereka cenderung lebih percaya pada guru, apa yang diutarakan / diperintahkan oleh guru, dituruti oleh mereka. Oleh karena itu, figur seorang guru sangat penting. Selain itu, pengaruh media elektronik seperti televisi dan playstation juga sangat kuat, mereka cenderung mempunyai tokoh yang menjadi idola bagi mereka, mungkin tokoh masyarakat, bintang film, penyanyi, atlet, bahkan tokoh dalam film

• Apa yang mampu menarik perhatian mereka pada suatu hal /suatu benda?

Pada dasarnya semua orang terutama anak-anak tertarik dengan sesuatu yang bergambar, karena gambar itu bisa merangsang imajinasi. Apa yang tidak diketahui, akan dapat dengan mudah dipahami dengan adanya gambar. Belajar sekalipun, perlu disertai dengan gambar agar orang cepat hafal. Gambar juga bisa berfungsi sebagai pengingat, anak-anak akan mengingat sesuatu (pelajaran misalnya) dengan mengingat gambarnya lebih dahulu. Kalau untuk buku, hal pertama yang mereka lihat dan dapat membuat mereka tertarik adalah cover / tampilan luar.

• Ilustrasi / gambar apa yang lebih disukai dan sesuai untuk mereka?

Ilustrasi yang lebih disukai anak-anak adalah ilustrasi yang bergaya kartun (misalnya mata yang besar-besar, bentuk tubuh yang lucu, dll). Anak tidak akan tertarik dengan gambar-gambar yang terlalu realis / nyata. Poster-poster tentang pakaian adat, alat musik tradisional, dan Poster-poster pengetahuan lainnya, sekarang banyak disertai tokoh-tokoh kartun seperti micky mouse, minnnie mouse, donal, dll (sambil menunjukkan contoh posternya). Cerita tentang pahlawan dan sejarah yang menuntut penggambaran realispun banyak yang disampaikan dengan tokoh-tokoh kartun sebagai pendongeng. Ilustrasi demikian lebih efektif untuk membuat anak menyukai sesuatu.

• Secara psikologis, apa pengaruh ilustrasi tersebut pada anak usia 7-11 tahun?

Ilustrasi bisa mengembangkan imajinasi anak, mengembangkan kemampuan berpikir anak dan mempengaruhi perilakunya. Oleh karena itu, ilustrasi yang diberikan untuk anak-anak haruslah ilustrasi yang positif dan mendidik.

• Anak usia 7-11 tahun dikatakan selalu ingin tahu anak akan banyak hal mereka suka belajar. Jika mereka diperkenalkan pada sesuatu yang

‘kurang populer’, bagaimana sikap dan tanggapan mereka?

Kalau apa yang diperkenalkan itu menarik, dan dicoba untuk mempopulerkan maka mereka akan suka. Ada contoh, buku tentang budaya Indonesia seperti pakaian adat, tari, rumah adat yang disajikan

dengan sangat menarik (dengan gambar yang lucu, diberi sticker-sticker dan sebagainya), ternyata anak-anak sangat menyukainya, padahal kita tahu, budaya Indonesia itu tidak populer dikalangan anak-anak, tapi dengan penyajian yang menarik anak bisa suka, apalagi kalau yang memberikan itu adalah guru atau orangtua.

• Secara psikologis, bagaimana hubungan mereka dengan budaya (dalam hal ini budaya Indonesia)?

Budaya itu menekankan budi pekerti, punya nilai-nilai moral, dan nilai positif yang bisa mempengaruhi perilaku anak nantinya. Orang Jawa misalnya identik dengan tata kramanya, sopan santunnya, dll, itu bisa mempengaruhi perilaku dan sikap anak terhadap lingkungan dan sesamanya, bisa mengajarkan empati pada anak, dan dengan budaya anak bisa beradaptasi dan mencintai dirinya sendiri.

• Apakah perlu anak usia tersebut diperkenalkan dengan budaya Indonesia?

Sangat perlu, karena cinta tanah air itu perlu sekali ditanamkan sejak dini, kalau tidak kapan mereka mengenal budaya sendiri. Kalau sejak kecil mereka lebih suka pada budaya pop, budaya barat, mereka jadi tidak punya identitas diri. Mendekatkan anak pada kemajuan-kemajuan memang perlu, tapi ilmunya saja yang diambil, budayanya tetap mempertahankan budaya Indonesia. Sebagai orang Indonesia, anak harus mencintai dirinya sendiri.

• Dalam perancangan buku lagu-lagu daerah yang akan saya buat, disertai dengan cerita singkat tentang isi lagu. Bagaimana gaya bercerita yang harus saya buat? Sekedar cerita atau ada tokoh serba tahu yang menceritakan?

Lebih baik menggunakan tokoh serba tahu yang bercerita, sehingga seolah-olah seperti menuntun mereka dan mengajak mereka berkeliling.

b. Wawancara dengan ibu Theresia Tri Muriasrini, S. Pd., guru kesenian SDK St.

Carolus, Surabaya.

• Menurut ibu, anak-anak sekarang ini mengenal lagu daerah atau tidak?

Anak sekarang mulai tidak mengenal lagu daerah. Mereka lebih tertarik dengan lagu-lagu yang sedang ngetop di televisi atau lagu-lagu band.

• Sebenarnya perlu atau tidak anak-anak dikenalkan dengan lagu daerah?

Perlu sekali, mereka perlu diberikan pengetahuan daerah, mereka harus mengenal budaya-budaya tradisional yang ada di Indonesia. Itu bisa memupuk rasa cinta mereka pada bangsa ini.

• Sampai sejauh mana mengenalkan lagu daerah pada anak-anak?

Dikenalkan judul dan asal lagu daerah, lalu syairnya, dan maksud lagu tersebut. Apabila lagu tersebut berasal dari luar pulau hanya dikenalkan sampai syair saja tidak diceritakan arti lagunya.

• Apakah anak-anak tertarik dengan lagu daerah?

Tertarik, mereka suka dan bersemangat menyanyikannya, cuma untuk menghafal mereka sedikit kesulitan karena bahasanya tidak biasa, mereka lebih cepat hafal lagu-lagu pop, padahal syairnya lebih panjang daripada lagu-lagu daerah. Biasanya lagu-lagu daerah yang diajarkan adalah lagu yang singkat dan riang, tujuannya agar mudah dihafal, selain itu lagu-lagu demikian lebih disukai anak-anak

• Apa kelemahan dan kelebihan lagu daerah untuk dipelajari?

Kelebihannya bisa memupuk rasa kebersamaan, sosial karena lagu daerah lebih bagus kalau dinyanyikan bersama-sama, syairnya juga tidak mengandung hal-hal negatif, dan dengan lagu daerah pengetahuan anak-anak tentang budaya Indonesia juga lebih luas. Kelemahannya, bahasa yang sulit dan arti yang tidak dimengerti apalagi jika syair lagu tersebut terlalu panjang.

• Mulai umur / kelas berapa notasi angka dan balok diajarkan pada anak-anak disini?

Secara umum, anak-anak kelas satu sudah bisa notasi angka, tetapi untuk notasi balok belum diajarkan di kelas satu, baru mulai diajarkan dikelas dua, kira-kira sekitar umur 7 tahun. Kalau anak-anak yang mahir bermain musik, memang ada bakat disana, kelas satupun mereka sudah menguasai notasi balok dasar dengan cukup baik.

Dalam dokumen 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI (Halaman 95-98)

Dokumen terkait