• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Biaya dan Penghasilan Pengusahaan Tanaman Kehutanan .1 Analisa Biaya Pengusahaan Tanaman Kehutanan.1 Analisa Biaya Pengusahaan Tanaman Kehutanan

TAHUN TANAM 2004 NoJenis

5.7 Analisa Biaya dan Penghasilan Pengusahaan Tanaman Kehutanan .1 Analisa Biaya Pengusahaan Tanaman Kehutanan.1 Analisa Biaya Pengusahaan Tanaman Kehutanan

Biaya pengusahaan tanaman kehutanan di daerah milik jalan tol Jagorawi dihitung untuk masing-masing pola pemanfaatan lahan dengan lama pengusahaan didasarkan pada pertimbangan daur ekonomis masing-masing jenis tanaman, yaitu Jati, Pinus, Meranti dan Mahoni selama 30 tahun sedangkan Sengon dan Akasia selama 10 tahun. Seluruh biaya didasarkan pada rencana biaya perawatan dan biaya pertamanan dan penghijauan di daerah milik jalan tol Jagorawi tahun 2007.

77

Biaya pengusahaan tanaman kehutanan di daerah milik jalan tol Jagorawi terdiri dari biaya operasional, yaitu biaya yang dikeluarkan sehari-hari atau secara periodik dan biaya investasi untuk pengadaan pertama kali. Biaya operasional yang dimaksud meliputi biaya langsung berupa biaya tenaga kerja (tidak termasuk pegawai) dan biaya bahan. Sedangkan biaya tidak langsung berupa biaya pegawai dan biaya pemeliharaan alat. Biaya investasi berupa biaya pengadaan sarana dan prasarana pengusahaan tanaman kehutanan. Adapun penetapan komponen biaya pengusahaan tanaman kehutanan di daerah milik jalan tol Jagorawi per hektar disajikan pada Lampiran 10

Berdasarkan Lampiran 10 dapat dilihat bahwa biaya pengusahaan tanaman kehutanan di daerah milik jalan tol Jagorawi terdiri dari :

A. Biaya Langsung, terdiri dari :

1. Biaya pekerjaan persiapan sebesar Rp. 824.000,-. Terdiri dari biaya pengukuran Rp. 600.000,-, dokumentasi Rp. 150.000,- dan biaya perambuan Rp.

74.000,-2. Biaya pengadaan bibit termasuk sulaman sebesar Rp. 87.740.000,-. Untuk Jati sebesar Rp. 2.640.000,-, Pinus sebesar Rp. 9.900.000,-, Meranti dan Mahoni masing-masing sebesar Rp. 3.300.000,-, Sengon dan Akasia masing-masing sebesar Rp. 1.980.000,-. Sedangkan untuk jenis tanaman penghias, yaitu untuk jenis Beringin, Dadap merah, Flamboyan dan Tanjung masing-masing sebesar Rp. 10.100.000,-, Kembang kupu-kupu, Kembang sapu tangan dan Trembesi masing-masing sebesar Rp. 8.080.000,-.

3. Biaya pengadaan pupuk sebesar Rp. 2.250.000,-. Terdiri dari pengadaan pupuk kandang Rp. 350.000,- dan pengadaan pupuk kimia (Urea+NPK) Rp.

1.900.000,-4. Biaya penyiapan lahan dan penanaman sebesar Rp. 1.900.000,-4.290.000,-. Terdiri dari biaya pembuatan dan pemasangan ajir tanam Rp. 990.000,- dan biaya pembuatan lubang tanam dan penanaman Rp.

3.300.000,-5. Biaya pemeliharaan tahun ke-1 sebesar Rp. 4.703.520,-. Terdiri dari biaya penyulaman Rp. 660.000,-, biaya penyiraman dan penyiangan Rp. 241.920,-, biaya pemupukan Rp. 1.987.200,- dan biaya pendangiran Rp. 1.814.400,-. Pada tahun ke-2, biaya pemeliharaan sebesar Rp. 3.870.720,- yang diperuntukkan

bagi biaya penyiangan Rp. 69.120,-, biaya pemupukan Rp. 1.987.200,- dan biaya pendangiran Rp. 1.814.400,-. Pada tahun ke-3, biaya pemeliharaan hanya sebesar Rp. 2.056.320,- yang terdiri dari biaya penyiangan sebesar Rp. 69.120,-dan biaya pemupukan Rp. 1.987.200,-, se69.120,-dangkan pada tahun ke-4 sampai daur ekonomis masing-masing jenis tanaman yang telah ditetapkan, hanya dilakukan kegiatan pemangkasan sebesar Rp.

374.000,-6. Biaya penebangan sebesar Rp. 82.500.000,-. Biaya ini dikeluarkan pada saat jenis tanaman kehutanan yang diusahakan telah mencapai daur ekonomis yang telah ditetapkan.

7. Biaya operasional kendaraan (BBM) sebesar Rp. 10.800.000,-/tahun. Dengan perincian biaya BBM sebesar Rp. 4.500,-/liter dengan hari kerja selama 20 hari/bulan. BBM yang dibutuhkan sebanyak 10 liter/hari.

B. Biaya tidak langsung, terdiri dari :

1. Biaya gaji pegawai, yaitu 1 orang Kepala Bagian sebesar Rp. 8.500.000,-/bulan dan 2 orang Kepala Subbagian sebesar Rp. 14.000.000,-/bulan.

2. Biaya pemeliharaan peralatan diperkirakan sebesar 10% dari seluruh biaya investasi peralatan, yaitu sebesar Rp. 8.051.000,-/tahun.

C. Investasi peralatan, terdiri dari :

1. Pengadaan sarana budidaya sebanyak 1 paket pertahun dengan biaya sebesar Rp. 510.000,- terdiri dari 10 buah cangkul sebesar Rp. 350.000,-, 10 buah ember sebesar Rp. 100.000,- dan 10 buah gayung sebesar Rp. 60.000,-. Masa pakai sarana budidaya diperkirakan selama 1 tahun.

2. Pengadaan sarana administrasi atau komputer sebanyak 2 unit sebesar Rp. 10.000.000,-. Masa pakai sarana administarasi atau komputer diperkirakan selama 5 tahun.

3. Pengadaan sarana mobilisasi atau kendaraan sebanyak 1 unit sebesar Rp. 70.000.000,-. Masa pakai mobilisasi atau kendaraan diperkirakan selama 5 tahun.

Atas dasar rincian biaya tersebut, karena beberapa komponen biaya merupaka biaya borongan, maka diperlukan penyesuaian dalam penggunaanya sebagai dasar analisis finansial. Penyesuaian tersebut dimaksudkan untuk dapat memisahkan jumlah biaya investasi dan biaya operasional yang diperlukan.

79

Adapun kebutuhan biaya pengusahaan tanaman kehutanan di daerah milik jalan tol Jagorawi untuk tiap skenario sebagai berikut :

1. Skenario 1

Struktur kebutuhan biaya skenario ini dengan jangka waktu pengusahaan selama 60 tahun disajikan pada Lampiran 11

Berdasarkan Lampiran 11 dapat dijelaskan bahwa biaya yang pertama dikeluarkan adalah biaya investasi perlatan sebesar Rp. 80.510.000,-, kemudian biaya yang diperlukan untuk tahun pertama pengusahaan tanaman dengan pola ini sebesar Rp. 351.166.000,-, biaya pada tahun kedua sebesar Rp. 367.469.000,-, biaya pada tahun ketiga sebesar Rp. 375.858.000,-, biaya pada tahun keempat sebesar Rp. 377.384.000,-, biaya pada tahun ke-5 sebesar Rp. 458.910.000,-, biaya tahun ke-6 hingga tahun ke-9 sebesar Rp. 378.910.000,- dan biaya pada tahun ke-10 sebesar 458.910.000,-. Biaya re-investasi peralatan terutama untuk sarana administrasi (komputer) dan kendaraan dilakukan setiap 5 tahun dengan biaya sebesar Rp. 80.000.000,-. Untuk tahun ke-11 memerlukan biaya sebesar Rp. 519.435.000,-. Hal ini dipengaruhi dengan adanya biaya penebangan untuk jenis Sengon dan Akasia yang harus dikeluarkan mulai tahun ke-11 hingga seterusnya, pada tahun ke-12 memerlukan biaya sebesar Rp. 514.790.000,-, pada tahun ke-13 memerlukan biaya sebesar Rp. 509.622.000,-, pada tahun ke-14 memerlukan biaya sebesar Rp. 509.174.000,-. Pada tahun ke-31 diperlukan biaya sebesar Rp. 588.374.000,-. Besarnya biaya pada tahun ke-31 hingga tahun ke-60 dipengaruhi oleh biaya penebangan untuk jenis Jati, Pinus, Meranti dan Mahoni. Dengan demikian total biaya yang dikeluarkan pada skenario ini dalam jangka waktu pengusahaan selama 60 tahun sebesar Rp. 32.636.853.000,-.

2. Skenario 2

Struktur kebutuhan biaya skenario ini dengan jangka waktu pengusahaan selama 60 tahun disajikan pada Lampiran 12

Berdasarkan Lampiran 12 dapat dijelaskan bahwa biaya yang pertama dikeluarkan adalah biaya investasi perlatan sebesar Rp. 80.510.000,-, kemudian biaya yang diperlukan untuk tahun pertama pengusahaan tanaman dengan pola ini sebesar Rp. 361.494.000,-, biaya pada tahun kedua sebesar Rp. 379.654.000,-,

biaya pada tahun ketiga sebesar Rp. 389.031.000,-, biaya pada tahun keempat sebesar Rp. 390.737.000,-, biaya pada tahun ke-5 sebesar Rp. 472.442.000,-, biaya tahun ke-6 hingga tahun ke-9 sebesar Rp. 392.442.000,- dan biaya pada tahun ke-10 sebesar 472.442.000,-. Biaya re-investasi peralatan terutama untuk sarana administrasi (komputer) dan kendaraan dilakukan setiap 5 tahun dengan biaya sebesar Rp. 80.000.000,-. Untuk tahun ke-11 memerlukan biaya sebesar Rp. 475.491.000,-. Hal ini dipengaruhi dengan adanya biaya penebangan untuk jenis Sengon dan Akasia yang harus dikeluarkan mulai tahun ke-11 hingga seterusnya, pada tahun ke-12 memerlukan biaya sebesar Rp. 466.202.000,-, pada tahun ke-13 memerlukan biaya sebesar Rp. 455.867.000,-, pada tahun ke-14 memerlukan biaya sebesar Rp. 454.969.000,-. Pada tahun ke-31 diperlukan biaya sebesar Rp. 514.369.000,-. Besarnya biaya pada tahun ke-31 hingga tahun ke-60 dipengaruhi oleh biaya penebangan untuk jenis Jati, Pinus, Meranti dan Mahoni. Dengan demikian total biaya yang dikeluarkan pada skenario ini dalam jangka waktu pengusahaan selama 60 tahun sebesar Rp. 29.479.178.000,-.

3. Skenario 3

Struktur kebutuhan biaya skenario ini dengan jangka waktu pengusahaan selama 60 tahun disajikan pada Lampiran 13

Berdasarkan Lampiran 13 dapat dijelaskan bahwa biaya yang pertama dikeluarkan adalah biaya investasi perlatan sebesar Rp. 80.510.000,-, kemudian biaya yang diperlukan untuk tahun pertama pengusahaan tanaman dengan pola ini sebesar Rp. 330.591.000,-, biaya pada tahun kedua sebesar Rp. 342.248.000,-, biaya pada tahun ketiga sebesar Rp. 348.171.000,-, biaya pada tahun keempat sebesar Rp. 349.248.000,-, biaya pada tahun ke-5 sebesar Rp. 430.325.000,-, biaya tahun ke-6 hingga tahun ke-9 sebesar Rp. 350.325.000,- dan biaya pada tahun ke-10 sebesar 430.325.000,-. Biaya re-investasi peralatan terutama untuk sarana administrasi (komputer) dan kendaraan dilakukan setiap 5 tahun dengan biaya sebesar Rp. 80.000.000,-. Untuk tahun ke-11 hingga tahun ke-14 memerlukan biaya sebesar Rp. 508.725.000,-. Hal ini dipengaruhi dengan adanya biaya penebangan untuk jenis Sengon dan Akasia yang harus dikeluarkan mulai tahun ke-11 hingga seterusnya. Pada tahun ke-31 diperlukan biaya sebesar Rp.

81

587.925.000,-. Besarnya biaya pada tahun ke-31 hingga tahun ke-60 dipengaruhi oleh biaya penebangan untuk jenis Jati, Pinus, Meranti dan Mahoni. Dengan demikian total biaya yang dikeluarkan pada skenario ini dalam jangka waktu pengusahaan selama 60 tahun sebesar Rp. 32.324.954.000,-.

5.7.2 Analisa Penghasilan Pengusahaan Tanaman Kehutanan

Perkiraan penghasilan pengusahaan tanaman kehutanan di daerah milik jalan tol Jagorawi didasarkan pada harapan hasil kayu sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya yang disajikan pada Tabel 26.

Tabel 26. Perkiraan Penghasilan Setiap Jenis Tanaman Per hektar

No. Jenis Tanaman Daur

(tahun)

Perkiraan Produksi (m³/ha)

1 Jati (Tectona grandis) 30 118,80 2 Pinus (Pinus sp.) 30 179,52 3 Meranti (Shorea sp.) 30 176,88 4 Mahoni (Swietenia sp.) 30 71,28 5 Sengon (Paraserianthes falcataria) 10 275,44 6 Akasia (Acacia sp.) 10 169,84

Selain perkiraan penghasilan masing-masing jenis tanaman yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, dilakukan juga survey mengenai harga kayu. Berdasarkan hasil survey dan wawancara yang dilakukan di beberapa pengumpul kayu di daerah Klender, Jakarta Timur diperoleh harga tiap jenis kayu dengan biaya pengangkutan kayu rata-rata Rp. 50.000,-/m3 disajikan pada Tabel 27.

Tabel 27. Harga Kayu di Klender, Jakarta Timur

No. Jenis Kayu Sat Harga Kayu

(Rp)

1 Jati (Tectona grandis) m³ 2.950.000 2 Pinus (Pinus sp.) m³ 1.950.000 3 Meranti (Shorea sp.) m³ 2.250.000 4 Mahoni (Swietenia sp.) m³ 1.950.000 5 Sengon (Paraserianthes falcataria) m³ 500.000 6 Akasia (Acacia sp.) m³ 1.350.000 Sumber : Hasil Survey di Klender, Jakarta Timur (2008)

Berdasarkan harapan hasil kayu per hektar dan harga kayu per m3 yang disajikan pada Tabel 26 dan 27, maka perkiraan penghasilan untuk setiap skenario yang telah dirancang sebagai berikut :