NO KETERANGAN ALFA CARREFOUR
C. Analisis Coordinated Effect
(277) Bahwa dalam perkara ini, tim pemeriksa menyelidiki adanya fenomena
coordinated conduct ataupun tindakan parallel pelaku usaha dalam industri ritel modern. Eksistensi fenomena tersebut menjadi faktor yang dapat menghambat iklim persaingan usaha berjalan efektif. Tindakan parallel yang dilakukan oleh pelaku usaha mengurangi alternatif pilihan yang seharusnya tersedia bagi konsumen maupun lawan transaksi. Tindakan paralel mengakibatkan pelaku usaha dapat berperilaku dominan secara kolektif; --- (278) Tindakan paralel dapat muncul akibat adanya pelaku usaha yang berperan sebagai leader dan pelaku usaha yang menjadi follower. Dimana tindakan leader menjadi acuan bagi follower. Dalam hal ini dapat ditunjukan dari keseragaman jenis dan/atau nilai trading terms yang dikenakan bagi pemasok oleh ritel modern lain;--- (279) Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap berbagai pihak, tim menemukan fakta bahwa pada industri ritel terjadi fenomena coordinated conduct atau tindakan paralel dalam pengenaan trading terms kepada pemasok. Dimana Carrefour menjadi leader dalam perilaku tersebut sebagaimana terlihat pada keterangan- keterangan berikut: ---
i. BAP Koordinator Aliansi Pemasok tanggal 20 April 2009:
Pertanyaan No. 14 : Bagaimana trading term pemasok dengan Giant dan Hypermart?
Jawaban : Trading term tertinggi adalah Carrefour, namun Giant dan Hypermart juga hampir sama presentasenya. Dengan semakin strategisnya lokasi yang diperoleh Carrefour maka pangsa pasar Carrefour semakin meningkat hingga peritel modern lain seperti Giant, dan Hypermart harus memiliki trading term seperti Carrefour. Apabila merka tidak mengenakan trading terms seperti Carrefour maka mereka tidak akan bisa bersaing.
Jawaban No 39 : Perlu kami sampaikan bahwa trading terms Carrefour menjadi benchmark bagi pasar modern lain.
ii. Risalah Pertemuan Permintaan Keterangan Pemerintah: Departemen Perdagangan tanggal 5 Mei 2009:
Pertanyaan No. 2 : Apakah yang dimaksud dengan peritel modern dan siapa aja yang menjadi pelaku usaha didalamnya? Jawaban : ...Masyarakat sering mengeluh hipermarket yang lain
mulai mengikuti jejak Carrefour khususnya mengenai trading terms. Kelihatan mengenai trading terms ini adalah adanya other income yang muncul di luar dari kegiatan perdagangan itu sendiri sehingga para pemasok memperoleh margin yang sangat kecil
iii. BAP Ketua Gabel tanggal 27 Agustus 2009:
Pertanyaan No. 15 : Apakah ada permasalahan dengan trading terms yang dialami oleh anggota Gabel?
Jawaban : Sebelum Carrefour masuk ke Indonesia tidak ada trading terms yang diberlakukan oleh Makro dll. Tetapi setelah Carrefour masuk ke Indonesia trading term mulai diberlakukan dan makin lama makin naik, dan akhirnya Hypermart juga ikut Carrefour menetapkan trading terms.
Pertanyaan No. 35 : Dapat dijelaskan mengenai perkembangan besaran trading terms di Carrefour?
Jawaban : Awalnya trading terms Carrefour masih rendah kemudian makin lama makin naik, dan besaran trading terms di Carrefour diikuti oleh Hypermarket lain. Hal ini terjadi karena ada perpindahan pegawai/buyer Carrefour ke Hypermarket lain. Saat ini Carrefour merekrut buyer dari pegawai-pegawai kami, sehingga posisinya saat ini eks pegawai kami banyak yang menekan kami.
BAP Ketua NAMPA tanggal 21 Juli 2009:
Pertanyaan No. 3 : Apakah ada pegawai bapak yang ditempatkann di carrefour?
Jawaban : Ya, kami mempunyai SPG yang ditempatkan di Carrefour namun mereka menggunakan seragam carrefour, tetapi yang membayar gaji kami. Ketentuan mengenai SPG tersebut berlaku juga di Superindo.
(280) Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, kenaikan biaya dan penambahan jenis trading terms Carrefour menjadi patokan dan diikuti oleh peritel modern lainnya. Dalam hal ini Carrefour berfungsi sebagai leader dalam penentuan jenis dan jumlah trading terms terhadap peritel modern lainnya Biaya trading terms Carrefour adalah yang tertinggi dan paling menekan dibandingkan dengan ritel modern lainnya; --- (281) Pola leader-follower diperkuat dengan seringnya karyawan Carrefour yang
bertugas menjadi buyer atau negosiator trading tems berpindah kerja ke ritel modern lain dan menerapkan hal yang sama di ritel modern tersebut. Hal ini sesuai dengen keterangan yang diperoleh Tim Pemeriksa sebagai berikut:---
i. BAP Direktur Utama PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk, tanggal 9 September 2009:
Pertanyaan No. 11 : Bisa diceritakan berapa total persentase peningkatan distribusi untuk jawa dan luar jawa ?
Jawaban : ... Namun ada trend baru saat ini dimana ketika pegawai pegawai Carrefour pindah ke hypemar(ke)t lain menyebabkan pegawai terebut menerapkan praktek di Carrefour di tempat kerjanya yang baru, misalnya mengenai besaran trading terms. Dahulu trading terms tidak ada yang diatas 10% namun setelah peritel asing masuk ke Indonesia besaran trading terms makin lama makin naik...
Pertanyaan No. 29 : Apakah praktek di Carrefour pernah bapak alami juga di hypermarket lain?
Jawaban : Ya pernah saya alami di Giant dan itu terjadi karena ada pegawai Carrefour yang pindah kerja ke Giant. Hal ini semata-mata karena praktek tersebut dilakukan oleh Carrefour sehingga hypermarket lain ikut-ikutan dan cara gampang untuk mengikuti praktek yang dilakukan oleh Carrefour adalah membajak pegawai carrefour untuk pindah ke perusahaan mereka.
ii. BAP Ketua Gabel tanggal 27 Agustus 2009:
Pertanyaan No. 35 : Dapat dijelaskan mengenai perkembangan besaran trading terms di Carrefour?
Jawaban : .... Hal ini terjadi karena ada perpindahan pegawai/buyer Carrefour ke Hypermarket lain. Saat ini Carrefour merekrut buyer dari pegawai-pegawai kami, sehingga posisinya saat ini eks pegawai kami banyak yang menekan kami.
(282) Tindakan paralel semakin berpotensi untuk terjadi pada situasi pasar dimana hanya terdiri pelaku usaha sedikit sehingga mendekati karakter pasar oligopoly dengan tingkat konsentrasi yang tinggi, adanya market transparency, barrier
to entry yang tinggi; --- (283) Untuk trading terms yang berlaku di pasar, dengan mudah diketahui oleh
peritel modern dari pemasoknya yang juga memasok ke ritel modern lainnya sehingga menunjukkan adanya market transparency. Hal ini sesuai dengan keterangan Carrefour pada pemeriksaan di KPPU pada tanggal 10 September 2009 sebagai berikut:---
Pertanyaan No. 64 : Bagaimana Carrefour mengetahui trading terms yang ditetapkan oleh peritel modern lain.
Jawaban : kami mengetahui dari pemasok
(284) Oleh karena itu dalam kondisi pasar ini, jika perilaku Carrefour terus-menerus dibiarkan dan kemudian diikuti oleh pesaing-pesaingya di pasar akan menjadi disinsentif bagi pemasok dalam melakukan efisiensi produksi maupun inovasi produk; --- (285) Keuntungan yang seharusnya dinikmati oleh pemasok sebagai hasil dari
efisiensi akan diserap oleh Carrefour melalui potongan-potongan trading
terms. Ketika pemasok berharap dapat menikmati efisiensi produknya di peritel lain selain Carrefour, ternyata peritel lain pun mengenakan trading
terms yang menyerupai Carrefour. Karena itu, tidak ada keuntungan bagi pemasok untuk melakukan efisiensi produksi;--- (286) Sebaliknya, guna menutupi kerugian biaya produksi karena besarnya potongan
trading terms yang dikenakan Carrefour dan peritel lainnya, pemasok cenderung akan melakukan mark up harga jualnya kepada peritel. Akibatnya adalah konsumen harus membeli harga barang yang lebih mahal dari harga yang seharusnya diperoleh seandainya trading terms yang diterapkan oleh Carrefour dan peritel modern lainnya masih bersifat wajar; ---
(287) Hal yang sama juga terjadi terkait dengan inovasi produk. Insentif bagi pemasok dalam melakukan inovasi produk-produk baru akan berkurang karena keuntungan yang seharusnya bisa dinikmatinya akan diserap habis oleh Carrefour dan peritel modern. Akibatnya hak konsumen untuk memperoleh variasi produk yang banyak menjadi hilang sebagai akibat dari tingginya potongan trading terms yang dikenakan oleh Carrefour dan peritel modern lainnya;--- (288) Perlu digarisbawahi bahwa perilaku peritel modern lainnya dalam menerapkan jenis dan besaran trading term selalu mengikuti jenis dan besaran trading terms yang ditetapkan oleh Carrefour. Trading terms Carrefour menjadi benchmark
bagi peritel modern lainnya dalam skema leader-follower; --- (289) Oleh karena itu perilaku Carrefour menjadi titik sentral dalam praktik trading
terms di pasar Indonesia yang dalam jangka panjang akan berakibat pada kerugian konsumen; ---
IV. KESIMPULAN
(290) Berdasarkan keseluruhan analisis di atas, Tim Pemeriksa sampai pada kesimpulan sebagai berikut: --- (291) PERTAMA, bahwa Carrefour sebelum melakukan akuisisi Alfa telah memiliki market power sebagaimana dilihat pada pangsa pasarnya baik di pasar downstream maupun di pasar upstream serta berdasarkan keterangan- keterangan dari beberapa asosiasi pemasok; --- (292) KEDUA, market power Carrefour semakin meningkat setelah melakukan
akuisisi Alfa sebagaimana terlihat pada perubahan pangsa pasarnya yang mengakibatkan berkurangnya persaingan di pasar sebagaimana terlihat pada meningkatnya ukuran konsentrasi pasar; --- (293) KETIGA, peningkatan market power Carrefour pasca akuisisi Alfa terbukti
disalahgunakan oleh Carrefour dengan menekan pemasok melalui berbagai ketentuan trading terms yang merugikan baik bagi pemasok Carrefour maupun pemasok ex-Alfa. Tingginya barrier to entry untuk memasuki pasar menyebabkan perilaku Carrefour sulit untuk dikoreksi melalui mekanisme pasar. Hal ini terlihat juga dari perilaku Carrefour tersebut kemudian diikuti
oleh pesaing-pesaing lainnya sehingga mengakibatkan para pemasok semakin tertekan; --- (294) KEEMPAT, dalam jangka panjang, perilaku Carrefour tersebut tidak hanya
merugikan pemasok namun akan berakibat pada kerugian konsumen, karena konsumen akan sulit mendapatkan harga barang yang murah dan inovatif; --- (295) KELIMA, perilaku Carrefour tersebut merupakan praktik monopoli dan
penyalahgunaan posisi dominan sehingga melanggar Pasal 17 ayat (1) dan 25 ayat (1) huruf a UU No 5 Tahun 1999 sebagai akibat dari akuisisi yang dilakukannya terhadap Alfa; --- (296) KEENAM, akuisisi yang dilakukan Carrefour terhadap Alfa melanggar Pasal
28 ayat (2) UU No 5 Tahun 1999; --- (297) KETUJUH, pasar tradisional terbukti tidak berada dalam pasar bersangkutan
Carrefour sehingga Tim Pemeriksa tidak melaksanakan penyelidikan lebih lanjut mengenai dugaan pelanggaran Pasal 20 UU No 5 Tahun 1999 terkait dugaan predatory pricing oleh Carrefour yang mematikan pasar tradisional; --- V. REKOMENDASI
(298) Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut, maka Tim Pemeriksa merekomendasikan kepada Sidang Majelis Komisi sebagai berikut: --- (299) PERTAMA, menyatakan PT. Carrefour Indonesia terbukti secara sah dan
meyakinkan melanggar Pasal 17 ayat (1), Pasal 25 ayat (1) a, dan Pasal 28 ayat (2) UU No 5 Tahun 1999; --- (300) KEDUA, menghukum dan memerintahkan PT. Carrefour Indonesia untuk
menghentikan praktek monopoli dan penyalahgunaan posisi dominan sesuai dengan kewenangan Sidang Majelis Komisi. ---
21. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa Lanjutan telah menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan kepada Komisi, untuk dilaksanakan Sidang Majelis Komisi; 22. Menimbang bahwa selanjutnya, Komisi menerbitkan Penetapan Komisi Nomor
119/KPPU/PEN/IX/2009 tanggal 28 September 2009, untuk melaksanakan Sidang Majelis Komisi terhitung sejak tanggal 28 September 2009 sampai dengan 06 November 2009 (vide bukti A124);---
23. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Sidang Majelis Komisi, Komisi menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 222/KPPU/KEP/IX/2009 tanggal 28 September 2009 tentang Penugasan Anggota Komisi Sebagai Majelis Komisi dalam Sidang Majelis Komisi Perkara Nomor 09/KPPU-L/2009; --- 24. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi
menerbitkan Surat Tugas Nomor 971/SJ/ST/IX/2009 tanggal 28 September 2009 yang menugaskan Sekretariat Komisi untuk membantu Majelis Komisi dalam Sidang Majelis Komisi; --- 25. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Petikan Penetapan
Sidang Majelis dan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan kepada Terlapor (vide
bukti A127, A128); --- 26. Menimbang bahwa Majelis Komisi memberi kesempatan kepada Terlapor untuk
memeriksa berkas perkara (enzage) dan telah dilaksanakan pada tanggal 05 Oktober 2009 (vide bukti A127, B21); --- 27. Menimbang bahwa dalam Sidang Majelis Komisi pada tanggal 13 Oktober 2009,
Majelis Komisi telah mendengar dan menerima Pembelaan dan Tanggapan lisan dan tertulis Terlapor terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan serta menyerahkan bukti tambahan (vide bukti B22, C197 s/d C 258); --- 28. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan Terlapor terhadap Laporan
Hasil Pemeriksaan Lanjutan, Terlapor menyampaikan hal-hal sebagai berikut (vide bukti C196); --- 28.1 TIM PEMERIKSA TIDAK MEMERIKSA SELURUH BUKTI, DOKUMEN, DAN