• Tidak ada hasil yang ditemukan

M EMILIKI B ANYAK P ILIHAN T EMPAT M EMASOK

Dalam dokumen KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Tahun 2009 (Halaman 179-183)

Peritel Nasional ¾ Hypermart

M EMILIKI B ANYAK P ILIHAN T EMPAT M EMASOK

(15) Sektor ritel di Indonesia merupakan sektor yang sangat terbuka dan kompetitif. Jumlah pelaku usaha/peritel yang terlibat di dalamnya sangat banyak, baik di pasar tradisional maupun di pasar modern. Dengan demikian, terdapat banyak

sekali pilihan atau alternatif gerai (outlet) format ritel. Tingkat persaingan dalam sektor ritel sangat tinggi. Pesaing Terlapor sebagai peritel modern sangat banyak dan kuat. Banyak nama-nama besar peritel modern yang merupakan pesaing Terlapor, antara lain Matahari group, Lotte group, Dairy Farm group (Giant), Indomaret group, Alfamart group, Mitra Adi Perkasa group, Index group, Electronic City group, Kem Chick group, Superindo group dan masih banyak lagi peritel modern lainnya; --- (16) Sektor ritel sebagai sektor yang sangat terbuka dan kompetitif dapat dibuktikan oleh bukti antara lain banyaknya peritel dalam sektor ritel ini, baik peritel pendatang/pemain baru maupun peritel lama yang sampai saat ini masih bertahan dalam peta persaingan.. Beberapa merek peritel modern yang bersaing dalam sektor ritel ini (baik peritel lokal maupun peritel nasional) antara lain adalah Hypermart, Giant, Hero, Indomaret, Superindo, Alfamart, Circle K, Foodmart, Matahari, Ramayana, ACE, Metro, Foodhall, Ranch Market, Yogya, Griya, Borma, Tujuh Sebelas, Diamond, Sri Ratu, Yaohan, Suzuya, Papaya, dan masih banyak lagi lainnya;--- (17) Fakta bahwa banyaknya peritel dalam sektor ritel ini menguntungkan pihak

konsumen dan pemasok. Bagi konsumen, mereka memiliki banyak pilihan sebagai tempat untuk berbelanja dengan harga yang sangat kompetitif antara satu tempat dan tempat lainnya. Sedangkan bagi pemasok, mereka memiliki banyak pilihan sebagai tempat untuk memasok produk-produk mereka; --- (18) Selain itu, pemasok dapat dengan mudah dan bebas untuk berhenti menjadi

pemasok Terlapor dan berpindah menjadi pemasok dari peritel lain. Sama sekali tidak ada sanksi bagi pemasok jika pemasok melakukan hal ini. Pemasok sepenuhnya memiliki kebebasan untuk tetap memilih menjadi pemasok atau berhenti menjadi pemasok Terlapor; --- (19) Fakta bahwa sektor ritel adalah sektor yang sangat terbuka dan kompetitif serta pemasok memiliki banyak pilihan sebagai tempat untuk memasok dan pemasok memiliki kebebasan untuk memilih peritel manapun untuk tujuan memasoknya ini juga dikuatkan dengan pernyataan Chairman Hero Group, Ipung Kurnia, dalam artikel koran ”Hero siap hadapi kompetitor”, Bisnis Indonesia 9 Juli 2009, sebagai berikut: ---

”Harap diingat, persaingan antarperitel sangat ketat, jadi pemasok bisa memilih peritel yang dikehendaki, ungkap Ipung Kurnia.”

(Bukti No. 47).

(20) Karena banyaknya pilihan sebagai tempat untuk memasok produk-produknya, para pemasok sama sekali tidak tergantung kepada Terlapor. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil survey terhadap pemasok oleh LPEM UI (yang sudah kami sampaikan ke KPPU pada tanggal 28 September 2009) sebagai berikut: -

Gambar 11.

Kondisi Pemasok Jika berhenti memasok ke PT Carrefour Indonesia

(Bukti No. 21/C188).

(21) Gambar 11 di atas ini membuktikan bahwa cukup banyak (35%) pemasok yang menjawab bahwa jika mereka berhenti memasok ke Terlapor, kondisi perusahan mereka tidak terpengaruh dan 36% berpendapat bahwa usaha mereka akan tetap tumbuh. Artinya, ada sebesar 71% pemasok yang menyatakan bahwa pemasok tidak tergantung kepada Terlapor. Hanya 1% yang menyatakan bangkrut. Ini adalah suatu jumlah yang sangat kecil sekali atau tidak signifikan; --- (22) Selain itu, berdasarkan laporan keuangan beberapa pemasok yang

dipublikasikan, terlihat bahwa prosentase nilai penjualan pemasok di Terlapor jumlahnya sangat kecil (di bawah 10%) dibandingkan dengan total penjualan pemasok secara menyeluruh. Hal ini menunjukan bahwa pemasok tidak hanya memasok ke Terlapor saja. Bahkan porsi atau bagian pasokan pemasok ke Terlapor hanya merupakan sebagian kecil saja. Pemasok juga banyak

Bangkrut 1% PenurunanMengalami 28% Tetap tumbuh meski kecil 36% Tidak Terpengaruh 35%

SALINAN

memasok ke peritel lain, tidak hanya memasok ke Terlapor saja. Dengan demikian, terbukti bahwa Terlapor sama sekali tidak mendominasi pemasok dan pemasok mempunyai banyak pilihan untuk memasok dan pemasok tidak tergantung pada Terlapor (Bukti No.11/C164);--- (23) Banyaknya pilihan format ritel tempat memasok bagi pemasok juga diakui

oleh Ketua Nampa Indonesia dalam BAPnya tanggal 21 Juli 2009 pada butir 5 halaman 3 sebagai berikut: ---

Saya tidak memasok ke pasar modern seperti Carrefour, tetapi saya tetap memasok ke Tiptop, Diamond.”

(Bukti No. 48/B9).

(24) Lebih lanjut, Ketua Umum AP3MI juga mengakui bahwa pemasok memiliki banyak pilihan format ritel sebagai tempat untuk memasok, tidak hanya memasok di Terlapor. Hal ini dinyatakan pada butir 14 dan 15 halaman 4 BAP dari Ketua Umum AP3MI sebagai berikut: ---

14 Pertanyaan Apakah seluruh anggota AP3MI mensuplai ke Carrefour?

Jawaban Rata-rata ya, tapi tidak semua

15 Pertanyaan Sudah berapa tahun perusahaan Bapak menjadi supplier Carrefour?

Jawaban Saya sampai saat ini belum menjadi

supplier Carrefour”.

(Bukti No. 49/B3)

(25) Selain itu, Sekjen Asosiasi Pemasok Garmen & Aksesori Indonesia (APGAI) dalam suratnya No. B/64/APGAI/VI/2009 tanggal 15 Juni 2009 kepada Tim Pemeriksa juga telah menyampaikan informasi bahwa anggota APGAI yang bermitra dengan Terlapor hanya 6 perusahaan saja. Dengan demikian, hal ini membuktikan bahwa pemasok tidak tergantung kepada Terlapor. Pemasok memiliki banyak pilihan sebagai tempat untuk memasok, tidak hanya memasok ke Terlapor. Pernyataan Sekjen APGAI adalah sebagai berikut:---

“Bersama ini kami informasikan bahwa untuk anggota APGAI yang bermitra denganPT Carrefour Indonesia hanya 6 perusahaan”.

(Bukti No. 30/A60)

Surat dari Sekjen APGAI di atas ini telah diterima oleh Tim Pemeriksa. Namun Tim Pemeriksa tidak mempertimbangkan pernyataan dari Sekjen APGAI sebagaimana dikutip di atas. Tim Pemeriksa tidak mempertimbangkan pernyataan ini sebagai bukti bahwa Terlapor bukanlah satu-satunya pilihan bagi pemasok sebagai tempat pemasok untuk memasok produk-produknya.

(26) Berdasarkan data dan penjelasan di atas, terbukti bahwa pemasok memiliki banyak pilihan merek peritel selain Terlapor sebagai tempatnya untuk memasok produk-produknya. Serta pemasok sepenuhnya dapat menentukan sendiri tetap menjadi pemasok atau berhenti menjadi pemasok Terlapor dan pindah menjadi pemasok peritel lain selain Terlapor. Para pemasok tidak tergantung kepada Terlapor; ---

(27) Dengan demikian terbukti bahwa pernyataan Tim Pemeriksa pada butir 217 dan 219 LHPL yang pada pokoknya menyatakan bahwa pemasok tidak memiliki pilihan atau kesulitan untuk mengalihkan pasokannya ke peritel lain adalah SALAH dan sama sekali tidak berdasar. ---

III.3 TIM PEMERIKSA SALAH MENGHITUNG HERFINDAHL-HIRSCHMAN INDEX

Dalam dokumen KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Tahun 2009 (Halaman 179-183)