• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data

Dalam dokumen BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA (Halaman 59-70)

positif adalah masih banyak dari orang tua peserta didik tidak membantu pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan di sekolah. Hal tersebut akan menghambat jalannya proses kegiatan dan menghambat citra baik dari sekolah. 172(WVIII/RT/B8-21/170622)

Pernyataan tersebut diperkuat melalui wawancara ke VI oleh Ibu Ziantana selaku Masyarakat menyatakan bahwa:

“Menurut saya selaku mayarakat sekitar sekolah yang menjadi faktor penghambat tentunya masih ada sebagian dari orang tua tidak mengikuti kegiatan. Ada juga warga sekolah yang acuh tak acuh terhadap kegiatan. Saya lihat bukan hanya dari pihak luarnya saja. namun dari warga sekolahnya juga ada.

salutnya jika ada kritik dan saran sekolah menerimanya dengan baik sih. Selama ini tudak ada konflik besar hanya beda pendapat saja”173(WIX/M/B9-22/030622)

Berdasarkan semua uraian di atas, dapat dirangkum bahwa yang menjadi faktor penghambat peran humas dalam meningkatkan citra positif sekolah di SMPN 1 Bantan adalah tingkat kesadaran dari pihak dalam dan luar yang masih rendah terhadap pelaksanaan kegiatan sekolah.

meningkatkan citra positif sekolah. Peran humas diharapkan dapat menjalankan perannya sesuai dengan tupoksinya. Adapun perannya sebagai humas sekolah sebagai berikut:

a. Peran Humas

1) Peran Humas Sebagai Penghubung

Peran humas sebagai penghubung maksudnya, sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat karena pada dasarnya banyak pihak yang terlibat dalam pengelolaan sekolah tidak hanya pendidik dan tenaga kependidikan saja namun masyarakat, orang tua ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

Sebagai penghubung sekolah dituntut untuk melakukan kerjasama dengan masyarakat, serta menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan yang diajukan oleh masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan peran humas sekolah sebagai penghubung di SMPN 1 Bantan dapat dijelaskan bahwa peran humas telah dilaksanakan sebagaimana mestinya wujud kegiatan yang bertujuan untuk menyukseskan tentunya sudah dibangun dengan baik antara sekolah dan masyarakat. Dan apabila terdapat kritikan dari pihak luar, pihak humas beserta warga sekolah menerima dengan senang hati karena sekolah menggangap bahwa kritikan dari pihak luar merupakan

bentuk kepedulian masyarakat dan orang tua peserta didik terhadap sekolah.

2) Peran Humas Sekolah Sebagai Pengkomunikasi

Sebagai pengkomunikasi tentunya pihak humas harus memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan informasi kepada sasaran humas baik komunikasi secara lisan, tulisan maupun tidak langsung. Baik media cetak maupu media elektronik.

Dalam perannya humas bertindak sebagai pengkomunikasi guna menciptakan kesempatan kepada sasaran humas untuk mengutarakan pendapat atau pemikirannya. Humas sebagai pengkomunikasi juga berarti humas memberi peluang bagi pihak internal dan eksternal untuk mengutarakan pendapat atau pemikirannya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti melalui wawancara, peran humas sebagai pengkomunikasi sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya pihak humas biasanya memberikan informasi kepada sasaran humas mengenai kegiatan yang ada di dalam sekolah seperti penerimaan peserta didik baru, kebersihan lingkungan, pawai dan lain sebgainya. Dalam menyampaikan informasi tentunya informasi yang disampaikan adalah informasi yang fakta sesuai dengan yang terjadi di lapangan.

Biasanya pihak humas menggunakan media elektronik dan media masa. Dan jika terjadi masalah terhdap pemberian informasi

kepada sasaran humas, tentunya pihak tersebut dengan cepat mengatasi masalah tersebut.

3) Peran Humas Sekolah Sebagai Pendukung

Sebagai pendukung peran humas sekolah memberikan dukungan terhadap program sekolah seperti program 3 S (senyum, sapa, salam), syafari ramadhan, penghijauan dan lain sebagainya.

Bentuk dukungan humas debagai pendukung menekankan pada kualitas pendidikan Mendukung orang tua peserta didik ikut berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dan mendorong tumbuhnya komitmen dan perhatian masyaakat terhadap penyelenggaraan pendidikan.

Dari hasil penelitian melalui wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti di SMPN 1 Bantan menjelaskan bahwa peran humas sebagai pendukung telah dilaksanakan sebagaimana mestinya humas sudah berperan secara aktif mendukung program kegiatan yang dilaksanakan di sekolah. program tersebut tentunya mendapat dukungan dari pihak eksternal yaitu orang tua peserta didik dan masyarakat. Kendala yang sering muncul dalam kegiatan ini adalah tingkat kesadaran beberpa pihak internal dan eksternal yang dibilang masih rendah.

4) Peran Humas Sekolah Sebagai Publikator

Peran humas sebagai publikator dimana pihak humas mempunyai tugas untuk mempublikasikan seluruh kegiatan yang

ada di sekolah dan menginformasikan kegiatan tersebut kepada sasaran humas. Dengan publikasi melalui media masa pihak eksternal lebih mudah mengetahui apa yang tejadi di sekolah baik pada media cetak maupun elektronik. Dalam media tersebut banyak dimuat berita-berita mengenai kegiatan atau hal-hal yang berkaitan dengan sekolah.

Dari penelitian melalui wawancara yang telah dilkaukan oleh peneliti di SMPN 1 Bantan menjelaskan bahwa peran humas sebagai publikator sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya pihak humas memberikan informasi mengenai kegiatan sekolah kepada sasran humas menggunakan media elektronik (whatsapp, website sekolah, yotubue dan lain-lain) dan menggunakan media masa (surat, baleho atau spanduk). Namun yang menjadi kendala di sini.

Penyebaran informasi mengenai kegiatan sekolah melalui media elektronik masih dikatakan belum merata. Dimana masih ada segelintir anak-anak terutama di daerah liung belum menggunakan hp android dan jauh dari jangkauan jaringan. Solusi dalam mengatasi masalah tersebut yaitu tetap menggunakan media masa dalam memberikan informasi kepada sasaran humas.

b. Citra Positif Sekolah

Citra merupakan gambara yang memberikan kesan kuat terhadap suatu lembaga pendidikan. Dalam hal ini citra sekolah bisa bersifat positif dan negatif. Namun yang dimaksud dalam

penelitian ini citra positif adalah citra yang menggambarkan sekolah yang unggul dengan berbagai perangkatnya. Upaya pencitraan suatu sekolah dimaksudkan untuk mewujudkan visi misi sekolah. Citra positif dari suatu sekolah dapat terbentuk apabila sebuah lembaga pendidikan memiliki kemampuan memberikan layanan yang baik atas jasa yang ditawarkan serta dapat memberikan manfaat nyata bagi orang tua peserta didik, masyarakat dan lainnya. Dan sebaliknya apabila tidak dapat memberikan layanan yang maksimal maka akan timbullan citra negatif terhadap sekolah. Untuk meningkatkan citra positif dari sebuah sekolah harus meningkatkan pelayanan yang ada di sekolah tersebut. Adapun indikator yang harus terpenuhi dalam meningkatkan citra positif sekolah seperti:

1) Citra Positif Sebagai kehanadalan (Realibility)

Kehandalan (realibility) adalah kemampuan sekolah untuk melaksanakann jasa sesuai dengan apa yang telah dijanjikan dengan handal dan akurat. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan pendidikan yang berarti meliputi ketetapan waktu, pelayanan dan akurasi. Pentingnya dimensi ini adalah kepuasan pelanggan pendidikan akan menurun bila jasa yang diberikan tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Semakin baik persepsi terhadap kehandalan lemabaga pendidikan maka kepuasan pelanggan pendidikan akan semakin tinggi, selanjutnya jika

persepsi terhadap kehandalan buruk maka kepuasan pelanggan juga akan semakin rendah.

Dari hasil penelitian melalui wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti di SMPN 1 Bantan menjelaskan bahwa citra positif sekolah sebagai kehandalan (realibility) dimana sekolah sudah memberikan pelayanan yang baik, terpercaya kepada sasaran humas. Pelayanan yang diberikan pihak sekolah meliputi sarana dan prasarana dengan tujuan memenuhi kebutuhan pelanggan pendidikan. Namun dalam memberikan pelayanan yang ada masih terdapat kendala yang sering terjadi salah satunya ada yang menerima pelayanan tersebut dengan baik dan ada sebaliknya. Solusi yang tepat dalam mengatasi masalah tersebut adalah disertai dengan pemberian infromasi dengan bukti nyata.

2) Citra Positif Sebagai Daya Tanggap (responsivensess)

Daya tanggap (responsivensess) yaitu kemampan sekolah yang dilakukan oleh staf untuk memberikan pelayanan dengan cepat tanggap. Daya tanggap dapat menumbuhkan apresiasi yang positif terhadap kualitas jasa yang diberikan. Dimensi ini menekankan pada perhatian dan kecepatan staf sekolah yang terlibat untuk menanggapi permintaan, pertanyaan, dan keluhan pelanggan. Pelayanan yang tidak dianggap pasti akan membuat pelanggan pendidikaan tidak akan merasa puas. Daya tanggap

yang diberikan oleh sekolah dengan baik akan meningkatkan kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan pendidikan.

Dari hasil penelitian wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti di SMPN 1 Bantan menjelaskan bahwa citra positif sebagai daya tanggap (responsivensess) sudah dilaksanakan semestinya. Pihak internal seperti warga sekolah tentunya ikut serta membantu dan memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan pendidikan yang ada di SMPN 1 Bantan.

Pelayanan yang diberikan oleh pihak internal adalah pelayanan yang baik dan tentunya mudah dimngerti. Jika terjadi kendala dalam memberikan pelayana tentunya pihak internal akan melakukan peendekatan dan perbaikan dalam pelayanan.

3) Citra Positif Sebagai Jaminan (assurance)

Jaminan (assurance) adalah pengetahuan dan perilaku warga sekolah untuk membangun kepercayaan dan keyakinan pada diri pelanggan pendidikan atau sasaran humas dalam mengkonsumsi jasa yang ditawarkan. Jika sekolah menjamin keamanan pelanggan pendidikan, maka pelanggan akan merasa aman dan tidak ada keraguan lagi tuntuk memakai produk atau layanan lembaga pendidikan. Sebaiknya jika tidak ada jaminan keamanaan, pelanggan pendidikan tentunya akan was-was.

Keinginan pelanggan pendidikan akan jaminanyang dapat dipenuhi oleh lembaga pendidikan dapat menimbulkan perasaan

puas. Maka dapat dikatakan jaminan berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan pendidikan.

Dari hasil penelitian melalui wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti di SMPN 1 Bantan menjelaskan bahwa citra positif sekolah sebagai Jaminan (assurance) maksudnya humas yang ada di SMPN 1 Bantan tentunya sudah memberikan bukti-bukti nyata kepada pelanggan pendidikan dan ini merupakan salah satu bentuk untuk menghilangkan keraguan masyarakat atau pihak lainnya terhadap sekolah. Bukti nyata yang dapat diperlihatkan salah seperti penanaman pohon bakau di pantai Indah Selat Baru dan pantai Penampar. Salah satu bukti nyata dari sekolah dimana sekola peka terhadap lingkunga sekitar.

Jika terjadi suatu kesalahan tentunya pihak humas akan meyakinkan kepada publik kembali mengenai pelayanan yang ada di sekolah.

4) Citra Positif Sebagai Empati (empaty)

Kepekaan akan kebutuhan sasaran humas, serta kemampuan untuk memberikan perhatian secara individu atau pun kelompok terhadap pelanggan pendidikan merupakan bukti dari empati.

Sasaran humas akan merasa puas jika diperhatikan oleh sebuah lembaga pendidikan, keluhaan-keluhannya ditanggapi dan mendapatkan komunikasi dua arah yang baik dari sekolah.

Kepedulian atau empati mempunyai pengaruh yang positif

terhadap kepuasan pelanggan pendidikan. Semakin tinggi kepedulian yang diberikan oleh sekolah maka kepuasan pelanggan juga akan semakin tinggi.

Dari hasil penelitian melalui wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti di SMPN 1 Bantan menjelaskan bahwa citra positif sekolah sebagai empati (empaty) sudah dijalankan sebagaimana mestinya pihak internal sekolah selalu memahami dan memerhatikan apa saja kebutuhan dari pelanggan pendidikan.

Dan apabila terjadi kerusakan mislanya bangku, pihak internal selalu cepat mengatasi hal tersebut.

5) Citra Positif Sebagai Produk-produk Fisik (tangible)

Bukti nyata kualitas pelayanan yang diberikan sekolah dapat dilihat dari penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik sekolah. Bukti fisik meliputi fasilitas, perlengkapan, warga sekolah serta komunikasi. Persepsi sasaran humas dapat dipengaruhi oleh bukti fisik yang baik. aspek tersebut tentunya dapat mempengaruhi harapan dari sasaran humas. Dengan bukti fisik yang baik maka harapan sasaran humas akan menajdi lebih tinggi serta dapat memenuhi kebutuhan dari sasaran humas dan memberikan kepuasan kepada sasaran humas.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti di SMPN 1 Bantan menjelaskan bahwa citra positif

sebagai produk-produk fisik (tangible) sudah dijalankan semaksimal mungkin selain memberikan pelayanan sarana dan prasarana pihak sekolah tentunya memberikan pelayanan yang mendukung lainnya seperti informasi yang tepat dan akurat dengan tujuan sasaran humas akan percaya mengenai kegiatan-kegiatan yang ada disekolah. Dengan itu akan menumbuhkan pandangan yang positif dari sasaran humas. Selain informasi yang akurat produk fisik seperti gedung, gudang , dan lain-lain) perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya juag ikut mendukung dalam peningkatan citra positif terhadap sekolah.

1. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan Citra Positif Sekolah di SMPN 1 Bantan

Berdasarkan informasi yang telah didapatkan melalui penelitian menjelaskan bahwa yang menjadi faktor pendukung peran humas dalam meningkatkan citra sekolah adalah berasal dari pihak sekolah dan masyarakat khususnya orang tua peserta didik. Dukungan yang berasal dari pihak sekolah yaitu sekolah mampu memberikan layanan terbaiknya dan akurat kepada pelanggan pendidikan seperti sarana dan prasarana, memberikan informasi menggunakan media elektronik, media masa dan lainnya. Sedangkan dukungan yang berasal dari pihak masyarakat yaitu masyarakat mampu membina hubungan yang baik melalui komunikasi dua arah dan ikut serta dalam kegiatan yang diadakan di sekolah. Dengan

adanya dukungan antara kedua belah pihak tentunya akan memudahkan dalam meningkatkan citra positif sekolah.

Sedangkan untuk faktor penghambat peran humas dalam meningkatkan citra positif sekolah di SMPN 1 Bantan yang paling dominan adalah kurangnya kesadaran atau kurang pekanya pihak internal dan eksternal terhadap kegiatan sekolah.

Humas di SMPN 1Bantan mendapatkan hambatan saat melaksanakan program kegiatan salah satunya adalah tingkat kesadaran pihak internal (warga sekolah) dan pihak eksetrnal yang bisa dikatakan rendah. Dalam melaksanakan kegiatan humas misalnya gotong royong, kegiatan di luar sekolah ada beberpa masyarakat, peserta didik yang hanya berdiri memperlihatkan temannya sedang memungut sampah dan ada pihak guru yang hanya memerintahkan tanpa ikut membantu. Padahal pada kenyataanya humas di SMPN 1 Bantan sudah melaksanakan perannya sesuai dengan tupoksi masing-masing dalam memberikan informasi dan mengajak pihak internal dan eksternal ikut serta dalam kegiatan meningkatkan citra positif sekolah di SMPN 1 Bantan.

Dalam dokumen BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA (Halaman 59-70)

Dokumen terkait