• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B. Hasil Penelitian

3. Analisis Data Berdasarkan Demografi Responden

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa menurut pemahaman kaum muda virginitas hanya melekat pada perempuan. Hal ini memungkinkan adanya perbedaan antara laki-laki dalam memaknai virginitas itu sendiri atau bersikap terhadap virginitas dirinya sendiri maupun orang lain. Pada bagian ini peneliti mencoba untuk melihat perbedaan antara responden laki-laki dan perempuan terkait dengan masalah virginitas. Selain itu, peneliti juga menemukan perbedaan antara responden yang bersikap penting dan tidak penting terhadap virginitas diri sendiri berdasarkan sumber informasi mengenai virginitas.

Makna virginitas menurut responden pada penelitian ini digali dengan dua metode yaitu metode asosiasi kata dengan menggunakan kuesioner terbuka dan wawancara terbuka. Untuk mengetahui adakah perbedaan antara responden laki-laki dan perempuan dalam memaknai virginitas, maka peneliti akan menganalisisnya pada data dari kedua metode yang digunakan, yaitu asosiasi kata dan wawancara. Adapun analisis makna virginitas berdasarkan jenis kelamin ini dapat dilihat pada tabel 17. Tabel 17

Perbedaan Makna Virginitas pada Perempuan dan Laki-laki

Kategori Laki-laki Perempuan

T % F % T % F %

Data asosiasi kata

Fisik 9 69,23 23 35,38 11 84,62 31 47,69 Substansial 8 61,54 20 30,77 10 76,92 22 33,85 Relasi 6 46,15 10 15,38 6 46,15 7 10,77 Pandangan negatif 6 46,15 10 15,38 4 30,77 4 6,15 Alasan menginginkan perawan 1 7,69 2 3,08 1 7,69 1 1,54 Perempuan: 13 65 100 Laki-laki: 13 65 100

Kategori Laki-laki Perempuan

T % T % T %

Data wawancara

Fisik 13 100 29 48,33 13 100 47 62,67

Substansial 10 76,92 18 30 8 61,54 13 17,33

Relasi dengan pasangan 4 30,77 4 6,67 4 30,77 5 6,67

Pandangan negatif 4 30,77 5 8,33 5 38,46 5 6,67

Relasi Sosial 3 23,08 4 6,67 3 23.08 5 6,67

Perempuan: 13 60 100 Laki-laki: 13 75 100 Keterangan :

T = Total responden yang menjawab F = Frekuensi kemunculan respon

perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam memaknai virginitas. Baik responden laki-laki maupun perempuan memandang virginitas lebih sebagai kondisi fisik dan substansial.

B. 3. b. Perbedaan Sikap terhadap Virginitas pada Laki-laki dan Perempuan B. 3. B. i. Virginitas Diri Sendiri

Sekalipun responden laki-laki dan perempuan memiliki pemahaman yang sama mengenai virginitas, peneliti melihat adanya perbedaan pada sikap antara responden laki-laki dan perempuan ketika membicarakan tentang virginitas diri sendiri. Hal ini dapat dilihat pada tabel 18 berikut ini.

Tabel 18

Perbedaan Sikap terhadap Virginitas Diri Sendiri pada Perempuan dan Laki-laki

Sikap Laki-laki Perempuan

Total Respon/ Responden % Total Respon/ Responden % Penting dijaga 5 38,46 11 84,62 Tidak penting 6 46,15 1 7,69

Antara penting dan tidak penting 1 7,69 1 7,69

Tidak menjawab 1 7,69 0 0

Jumlah responden Perempuan: 13 Laki-laki: 13

Dari tabel 18 dapat diketahui bahwa berdasarkan perbedaan jenis kelamin responden perempuan (84,62%) lebih dominan menganggap virginitas sebagai sesuatu yang penting untuk dijaga dibandingkan pada responden laki-laki (38,46%).

dijaga sebelum menikah dapat dilihat pada tabel 19. Tabel 19

Alasan virginitas diri sendiri penting untuk dipertahankan

Alasan Laki-laki Perempuan

T % T %

Untuk menjaga kesakralan pernikahan dan agar seorang perempuan lebih berharga di mata suaminya.

0 0 8 72,73

Memperlihatkan komitmen dan kemampuan menghadapi godaan berhubungan seksual, sekalipun keperjakaan tidak bisa dibuktikan secara fisik

4 80 0 0

Terkait dengan norma masyarakat dan agama 1 20 3 27,27

TOTAL 5 100 11 100

Keterangan: T = Total Respon/Responden

Sekalipun sama-sama memiliki sikap bahwa virginitas diri sendiri penting untuk dipertahankan sebelum menikah, ketika ditanyakan alasannya ternyata responden laki-laki dan perempuan memiliki alasan yang berbeda. Jika perempuan menganggap virginitas penting untuk dipertahankan karena terkait dengan kesakralan pernikahan dan hubungan dengan suami kelak, maka responden laki-laki lebih menganggap mempertahankan virginitas dapat memperlihatkan kemampuan laki-laki dalam menghadapi godaan untuk melakukan hubungan seksual.

Hampir sebagian responden laki-laki (46,15%) memandang virginitas bukan lagi sesuatu yang penting untuk dijaga hingga menikah. Ini memperlihatkan ada pergeseran sikap terhadap virginitas diri sendiri pada

laki-sikap yang menganggap virginitas tidak lagi penting untuk dijaga. Semua responden laki-laki yang bersikap bahwa virginitas tidak penting untuk dijaga sebelum menikah (100%) merasa bahwa pada laki-laki tidak terdapat tanda fisik yang dapat membuktikan keperjakaan seseorang, jadi masih perjaka atau tidaknya seorang laki-laki tidak akan berpengaruh untuk masa depannya, termasuk dalam mendapatkan pasangan.

B. 3. b. ii. Virginitas Pasangan

Perbedaan antara laki-laki dan perempuan juga terlihat pada sikap responden sikap responden mengenai virginitas pasangannya. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 20

Perbedaan sikap terhadap virginitas pasangan pada perempuan dan laki-laki

Sikap Laki-laki Perempuan

T % T %

tidak masalah apabila pasangan sudah tidak perawan/perjaka

7 53,85 12 92,31

pasangan diharapkan perawan, namun tidak masalah jika akhirnya mendapatkan pasangan yang sudah tidak perawan

6 46,15 0 0

kemungkinan menerima pasangan yang tidak perjaka hanya 30%

0 0 1 7,69

Jumlah responden Laki-laki: 13 Perempuan: 13 Keterangan: T = Total Respon/Responden

baik responden perempuan (92,31%) maupun laki-laki (53,85%) tidak mempermasalahkan virginitas pasangan. Namun, pada responden laki-laki terlihat masih ada kecenderungan responden yang menginginkan dapat memiliki pasangan yang masih perawan/perjaka, sekalipun mereka tidak masalah apabila pada akhirnya mereka mendapatkan pasangan yang sudah tidak perawan (46,15%). Adapun alasan responden tidak mempermasalahkan virginitas pasangannya terdapat pada tabel 21.

Tabel 21

Alasan Tidak Mempermasalahkan Virginitas Pasangan

Alasan Laki-laki Perempuan

T % T %

Tidak masalah selama pasangan tidak terjangkit penyakit kelamin

0 0 4 33,33

keperawanan hanya sebuah simbol fisik, tidak hanya bisa hilang karena berhubungan seksual tapi juga karena kecelakaan

1 14,29 0 0

Rasa sayang dan kecocokan dalam berhubungan lebih penting daripada virginitas pasangan

4 57,14 3 25 Masih mempertimbangkan kepribadian pasangan dan

mencoba mendengarkan masa lalu pasangan serta alasan pasangan melepaskan virginitas sebelum menikah

1 14,29 2 16,67

Virginitas seseorang hanya orang itu saja yang tahu 1 14,29 3 25

TOTAL 7 100 12 100

Keterangan: T = Total Respon/Responden

Alasan yang serupa ternyata juga dilontarkan oleh responden yang masih mengharapkan virginitas pasangannya namun tidak masalah apabila akhirnya

diberikan oleh responden laki-laki ini dapat dilihat pada tabel 22. Tabel 22

Alasan Laki-laki Menganggap Virginitas Pasangan Penting tapi Tidak Harus

Alasan Laki-laki

T %

Rasa sayang dan kecocokan dalam berhubungan lebih penting daripada virginitas pasangan

3 50 keperawanan hanya sebuah simbol fisik. Tidak hanya bisa hilang

karena berhubungan seksual tapi juga karena kecelakaan atau diperkosa

2 33,33

jaman sekarang keperawanan tidak lagi penting untuk dipertahankan

1 16,67 TOTAL 6 100 Keterangan: T = Total Respon/Responden

B. 3. b. iii. Virginitas Orang Lain

Berbeda halnya dengan sikap terhadap virginitas diri sendiri dan virginitas pasangan, responden laki-laki dan perempuan ternyata memiliki sikap yang sama mengenai virginitas milik orang lain. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 23

Perbedaan Sikap antara laki-laki dan perempuan terhadap Virginitas Orang Lain

Sikap Laki-laki Perempuan

T % T %

Mereka punya hak untuk melepaskan virginitas mereka sebelum waktunya

11 84,62 9 69,23 Mereka melakukan sesuatu yang tidak baik 1 7,69 3 23,08

Sayang sekali 1 7,69 1 7,69

Jumlah responden Laki-laki: 13 Perempuan: 13 Keterangan: T = Total Respon/Responden

dan responden laki-laki (84,62%) memiliki anggapan yang sama tentang virginitas orang lain, yaitu bahwa setiap orang mempunyai hak untuk melepaskan virginitas mereka sebelum waktunya. Adapun alasan yang diberikan kaum muda yang menganggap virginitas merupakan hak setiap orang adalah sebagai berikut: Tabel 24

Alasan Menganggap Virginitas Merupakan Hak Setiap Orang

Alasan Laki-laki Perempuan

T % T %

Virginitas merupakan urusan pribadi masing-masing, sehingga apabila ada yang melepaskan virginitas sebelum menikah, itu adalah urusan pribadi mereka

4 36,36 5 55,56

Jaman sekarang berhubungan seksual sebelum menikah sudah biasa dan virginitas tidak lagi penting untuk dipertahankan sebelum menikah

4 36,36 0 0

Tidak masalah selama mereka tahu konsekuensi dari perbuatannya dan bisa bertanggung jawab

3 27,28 4 44,44

TOTAL 11 100 9 100

Keterangan: T = Total Respon/Responden

Ketika melihat pada alasan responden memandang virginitas sebagai hak setiap orang, dapat diketahui bahwa baik responden laki-laki dan perempuan sama-sama beralasan bahwa virginitas merupakan urusan pribadi masing-masing, dan responden tidak mempermasalahkan mereka yang melepaskan virginitasnya sebelum menikah selama mereka mengetahui konsekuensi dari perbuatannya serta bisa bertanggung jawab. Bedanya, pada laki-laki juga muncul pendapat bahwa di jaman sekarang berhubungan seksual sebelum menikah adalah hal yang biasa

ditemukan pada responden perempuan.

B. 3. b. iv. Perbedaan antara Responden Laki-laki dan Perempuan tentang Sumber Informasi mengenai Virginitas

Apabila dibedakan berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui bahwa responden perempuan mendapatkan informasi mengenai virginitas lebih awal dibandingkan responden laki-laki. Ini seperti yang diperlihatkan pada tabel 25.

Tabel 25

Usia Responden Mendapatkan Informasi tentang Virginitas

Usia Laki-laki Perempuan

Total Respon/ Responden % Total Respon/ Responden % SMA (remaja) 9 69,23 3 23,08 SMP (menstruasi pertama) 3 23,08 8 61,54 SD kelas 6 0 0 2 15,38 Kuliah 1 7,69 0 0 Jumlah Responden 13 100 13 100

Responden perempuan sudah mendapatkan informasi mengenai virginitas sejak SD kelas 6 (15,38%) dan awal SMP atau ketika mereka mendapat menstruasi untuk pertama kalinya (61,54%). Sedangkan pada responden laki-laki, dominan dari mereka mendapatkan informasi mengenai virginitas ketika SMA (69,23%).

Perbedaan antara laki-laki dan perempuan tidak hanya terlihat dari usia responden mendapatkan informasi mengenai virginitas, namun juga dari sumber yang memberikan informasi mengenai virginitas. Hal ini dapat dilihat pada tabel 26.

Sumber Informasi tentang Virginitas Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber Informasi Laki-laki Perempuan

T % F % T % F % Media 7 53,85 10 38,46 8 61,54 15 35,71 Pergaulan 9 69,23 9 34,62 8 61,54 8 19,05 Institusi Pendidikan 2 15,38 2 7,69 9 69,23 11 26,19 Keluarga 3 23,08 4 15,38 7 53,85 8 19,05 Diri sendiri 1 7,69 1 3,85 0 0 0 0 laki-laki: 13 26 100 Perempuan: 13 42 100 Keterangan : T = Total responden yang menjawab

F = Frekuensi kemunculan respon

Dari tabel 26 dapat dilihat bahwa responden perempuan (total frekuensi respon = 42) lebih mengakses sumber-sumber informasi mengenai virginitas dibandingkan responden laki-laki (total frekuensi respon = 26). Responden perempuan secara umum memperoleh informasi mengenai virginitas dari institusi pendidikan (69,23%), media (61,54%), pergaulan (61,54%), dan keluarga (53,85%). Responden laki-laki dominan mendapatkan informasi mengenai virginitas dari pergaulan (69,23%) dan media (53,85%). Keluarga (23,08%) dan institusi pendidikan (15,38%) kurang memberikan informasi mengenai virginitas pada responden laki-laki. Di sisi lain, media merupakan sumber informasi yang paling dominan diingat oleh kaum muda, baik laki-laki maupun perempuan.

B. 3. b. iv. Perbedaan Sumber Informasi mengenai Virginitas Berdasarkan Sikap terhadap Virginitas Diri Sendiri

Hasil yang juga menarik dari data wawancara adalah ternyata ada perbedaan pada sumber informasi mengenai virginitas pada kelompok yang bersikap bahwa

Hal ini dapat dilihat pada tabel 27. Tabel 27

Perbedaan Sumber Informasi Berdasarkan Sikap terhadap Virginitas Diri Sendiri

Sumber informasi Penting Tidak Penting

T % F % T % F % Media 9 25,71 15 33,33 4 26,67 7 38,89 Keluarga 9 25,71 11 24,44 1 6,67 1 5,56 Pergaulan 8 22,86 8 17,78 7 46,67 7 38,89 Institusi Pendidikan 9 25,71 11 24,44 2 13,33 2 11,11 diri sendiri 0 0 0 0 1 6,67 1 5,56 35 100 45 100 15 100 18 100

Keterangan : T = Total responden yang menjawab F = Frekuensi kemunculan respon

Tabel di atas memperlihatkan bahwa kaum muda yang menganggap virginitas dirinya sendiri penting untuk dipertahankan mengakses lebih banyak sumber informasi mengenai virginitas (total frekuensi respon = 45) dibandingkan kaum muda yang menganggap virginitas tidak penting untuk dipertahankan (total frekuensi respon = 18). Hal menarik yang juga dapat dilihat dari tabel 26 adalah bahwa responden yang mendapatkan informasi tentang virginitas dari keluarga dominan menganggap virginitas dirinya penting untuk dipertahankan (25.71%) daripada menganggap virginitas tidak penting untuk dipertahankan (6,67%). Begitu pula halnya dengan responden yang mendapatkan informasi dari institusi pendidikan (25,71%). Mereka yang mendapatkan informasi mengenai virginitas baik dari keluarga maupun institusi pendidikan ternyata secara dominan memiliki sikap positif dan menganggap virginitas dirinya sendiri penting untuk dipertahankan hingga

berperan dalam membentuk nilai-nilai budaya, terutama dalam hal ini nilai kesakralan pernikahan dan virginitas, yang akhirnya akan menumbuhkan sikap positif terhadap virginitas.

Dokumen terkait