• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

G. Analisis Data dan Hipotesis

A. Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai rata- rata (mean),standar deviasi, varian,

maksimum dan minimum (Ghozali, 2013: 19).

2. Asumsi Klasik

Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini, maka terlebih

dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik, untuk memastikan apakah

model regresi linier berganda yang digunakan tidak terdapat masalah

normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

Jika semua itu terpenuhi berarti bahwa model analisis telah layak

digunakan. Pengujian asumsi klasik dilakukan agar memperoleh hasil

regresi yang bisa dipertanggungjawabkan dan mempunyai hasil yang

tidak biasa. Pengujian ini meliputi Uji Normalitas, Uji

Multikolonieritas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi

a. Uji Normalitas

Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti

diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti ditribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,

2013: 160).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji

kolmogorov-smirnov untuk menguji kenormalan suatu data karena dengan uji

ini menghasilkan nilai yang pasti. Jika nilai dari Asymp. Sig.

(2-tailed)-nya menunjukkan angka lebih dari 5% atau 0,05 maka data

tersebut berdistribusi normal tetapi sebaliknya jika nilai dari

Asymp. Sig. (2-tailed)-nya menunjukkan angka kurang dari 5%

atau 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal (Ghozali,

2013:163).

b. Uji Multikolonieritas

Uji Multikoloneieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen

saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali,

2013:105).

Alat statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan variance inflation factor (VIF). Dalam metode variance

inflation factor (VIF) dilihat dari hasil tolerance dan VIF-nya. Jika

nilai dari tolerance lebih dari 0,1 maka dikatakan tidak terjadi

multikolinearitas tetapi sebaliknya, jika nilai tolerance kurang dari

0,1 maka dikatakan terjadi multikolonearitas. Dan jika nilai

VIF-nya menunjukkan nilai yang kurang dari 10,00 maka dikatakan

tidak terjadi multikolonearitas tetapi, jika nilai VIF-nya

menunjukkan nilai yang lebih dari 10,00 maka dikatakan terjadi

multikolonearitas (Ghozali, 2013:106).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokesdatisitas ditujukan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual

satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual

pengamatan satu ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskesdatisitas dan jika berbeda maka heteroskesdastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskesdatisitas (Ghozali, 2013:139).

Penelitian ini menggunakan uji glejser, yaitu dengan

meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen.

menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi

terdapat heterokedastisitas, dan sebaliknya jika koefisien parameter

tidak signifikan secara statistik, maka tidak ada heterokedastisitas

(Ghozali, 2013: 142).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena obsevasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul

karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu

observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2013: 110).

Penelitian ini menggunakan uji glejser, yaitu dengan

meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen.

Apabila koefisien parameter signifikan secara statistik, hal ini

menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi

terdapat heterokedastisitas, dan sebaliknya jika koefisien parameter

tidak signifikan secara statistik, maka tidak ada heterokedastisitas

(Ghozali, 2013: 142).

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan

independen (variabel penjelas/ bebas), dengan tujuan untuk

mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai

rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen

yang diketahui. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien

untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh

dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu

persamaan (Ghozali, 2013:96).

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan

untuk mengetahui pengaruh rangkap jabatan DPS, jumlah rapat

DPS, jumlah anggota DPS terhadap Return on Equity (ROE)

sebagai rasio kinerja di Bank Syariah periode tahun 2011-2016.

Formulasi persamaan regresi berganda sendiri adalah sebagai

berikut (Bawono, 2006:85):

Y= β0 + β1X1 + β2X2 + β 3X3 + e Dimana:

Y : ROE

β0 : Konstanta dari persamaan regresi

β1-3: Konstanta dari variabel independen X1 : Rangkap Jabatan DPS

X2 : Jumlah Rapat DPS

X3 : Jumlah Anggota DPS

e : variabel residual atau prediction error

a. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi model dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi

untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi

yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk

data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien

determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013:97).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.

Hipotesis nol (Ho) yang akan diuji adalah apakah semua parameter

dalam model sama dengan nol atau semua variabel independen

bukan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Hipotesis alternatif (Ha) tidak semua parameter secara simultan

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2013:98).

Ho dalam penelitian ini dapat ditolak jika nilai signifikansi

lebih besar dari derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain, HA

dapat diterima yang menyatakan bahwa semua variabel independen

secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen

(Ghozali, 2013:98).

c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji

adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, yang artinya

suatu variabel independen bukan merupakan penjelass yang

signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatif (Ha)

parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau variabel

tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2013:98).

Cara melakukan uji t dalam penelitian ini adalah jika nilai

signifikansi lebih dari derajat kepercayaan 5%, maka Ho ditolak.

Dengan kata lain Ha dapat diterima, yang menyatakan bahwa suatu

variabel independen secara individual mempengaruhi variabel

62 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait