LANDASAN TEORI
B. Kerangka Teori
2. Good Corporate Governace
a. Pengertian Good Corporate Governance
Menurut Bank Indonesia dalam PBI nomor 11/33/PBI/2009, Good
Corporate Governance, yang selanjutnya disebut GCG, adalah suatu tata kelola
Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas
(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), profesional (professional),
dan kewajaran (fairness).
Definisi Good Corporate Governance menurut Bank Dunia adalah aturan,
standar dan organisasi di bidang ekonomi yang mengatur perilaku pemilik
wewenang serta pertanggung jawabannya kepada investor (pemegang saham dan
kreditur).
Menurut Komite Cadburry, GCG adalah prinsip yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta
kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawabannya kepada para
shareholders khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Hal ini dimaksudkan
pengaturan kewenangan direktur, manajer, pemegang saham, dan pihak lain yang
berhubungan dengan perkembangan perusahaan di lingkungan tertentu
(Hisamuddin dan Tirta, 2011).
Menurut Forum Corporate Governance in Indonesia (FCGI) Corporate
Governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara
pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan esktern lainnya yang
berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu
sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan (Hisamuddin dan Tirta,
2011).
Berdasarkan argumen yang dikembangkan oleh Keasey dan Wright dalam
Sayidah (2007) corporate governance dipandang mempunyai dua dimensi besar.
Pertama monitoring terhadap kinerja manajemen dan meyakinkan akuntabilitas
manajemen terhadap pemegang saham yang menekankan pertanggungjawaban
dan dimensi akuntabilitas dari corporate governance. Kedua, struktur, mekanisme
dan proses governance yang memotivasi perilaku manajerial untuk meningkatkan
dipertimbangkan ketika ada usaha untuk menciptakan struktur dan prosedur
governance yang mengarah ke perbaikan kinerja.
Menurut Wicaksana (2010) tata kelola perusahaan yang baik
menggabungkan kombinasi antara hukum, aturan-aturan, dan praktek-praktek
sukarela sektor swasta yang menyebabkan perusahaan dapat menarik modal,
bekerja efisien, menghasilkan laba, memenuhi kewajiban hukum, dan memenuhi
ekspektasi sosial hukum. Tata kelola perusahaan yang baik bertujuan untuk
memberikan dorongan kepada dewan (board) dan manajemen untuk mencapai
tujuan tersebut, yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham.
Sukamulja (2004) menyimpulkan bahwa corporate governance merupakan :
1) Suatu struktur yang mengatur pola hubungan yang harmonis tentang peran
Dewan Komisaris, Direksi, RUPS dan para stakeholder lainnya.
2) Suatu sistem Check and balance mencakup perimbangan kewenangan atas
pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang:
pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.
3) Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan,
pencapaian dan pengukuran kinerjanya.
b. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Menurut Bank Indonesia dalam PBI nomor 11/33/PBI/2009
prinsip-prinsip Good Corporate Governance terdiri dari:
1) Transparansi, yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material
2) Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang
sehat.
3) Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ
bank sehingga pengelolaannya berjalan dengan efektif.
4) Profesional, yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak obyektif dan bebas dari
penaruh atau tekanan dari pihak manapun (independen) serta memiliki komitmen
yang tinggi untuk mengembangkan bank.
5) Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders
berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance setiap Bank harus
memastikan bahwa prinsip GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di
seluruh jajaran bank. Prinsip GCG yang harus dipastikan pelaksanaanya meliputi
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, indepedensi serta kewajaran dan
kesetaraan (www.knkg-indonesia.com, 2012), berikut penjelasannya:
1. Transparansi (transparency) mengandung unsur pengungkapan (disclosure) dan
penyediaan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat
diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan dan
masyarakat. Transparansi diperlukan agar bank menjalankan bisnis secara
objektif, profesional, dan melindungi kepentingan konsumen.
2. Akuntabilitas (accountability) mengandung unsur kejelasan fungsi dalam
organisasi dan cara mempertanggungjawabkannya. Bank sebagai lembaga dan
kinerjanya secara transparan dan akuntabel. Untuk itu bank harus dikelola secara
sehat, terukur dan professional dengan memperhatikan kepentingan pemegang
saham, nasabah, dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan
prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
3. Responsibilitas mengandung unsur kepatuhan terhadap peraturan perundang‐ undangan dan ketentuan internal bank serta tanggung jawab bank terhadap
masyarakat dan lingkungan. Responsibilitas diperlukan agar dapat menjamin
terpeliharanya kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat
pengakuan sebagai warga korporasi yang baik atau dikenal dengan good
corporate citizen.
4. Independensi mengandung unsur kemandirian dari dominasi pihak lain dan
objektifitas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Dalam hubungan
dengan asas independensi (independency), Bank harus dikelola secara independen
agar masing‐masing organ Perusahaan beserta seluruh jajaran dibawahnya tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun yang dapat
mempengaruhi obyektivitas dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya.
5. Kewajaran dan kesetaraan (fairness) mengandung unsur perlakuan yang adil dan
kesempatan yang sama sesuai dengan proporsinya. Dalam melaksanakan
kegiatannya, bank harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham,
konsumen dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan
kesetaraan dari masing‐masing pihak yang bersangkutan.
Industri perbankan merupakan suatu badan usaha yang bergerak dalam
bidang keuangan, yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Industri perbankan
mempunyai regulasi yang lebih ketat dibandingkan dengan industri lainnya. Oleh
karena itu industri perbankan ini membutuhkan adanya prinsip-prinsip dalam
menjalankan kegiatan operasinya, khususnya pada kinerja keuangannya, agar
kegiatannya dapat berjalan sesuai dengan tujuan perbankan tersebut, yaitu dengan
prinsip corporate governance. Situasi eksternal dan internal perbankan semakin
kompleks dengan risiko kegiatan yang beragam. Keadaan tersebut semakin
meningkatkan kebutuhan adanya penerapan corporate governancedalam industri
perbankan. Selain untuk meningkatkan daya saing bank, corporate governance
juga lebih memberikan perlindungan kepada masyarakat (Syafiqurrahman et.
al.,2014).
Menurut Forum Corporate Governance in Indonesia (2001) ada beberapa
manfaat yang dapat diambil dari penerapan GCG yang baik, antara lain:
1) Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan
keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan
serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholder.
2) Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehinga
dapat lebih meningkatkan corporate value.
3) Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
4) Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan Shareholders value dan deviden.
Manfaat bagi perusahaan yang menerapkan good corporate governance adalah
bahwa esensi dari good corporate governance ini secara ekonomis akan menjaga
kelangsungan usaha, baik profitabilitasnya maupun pertumbuhannya. Corporate
governance merupakan pedoman bagi manajer untuk mengelola perusahaan
secara best practice. Manajer akan membuat keputusan keuangan yang dapat
menguntungkan semua pihak (stakeholder). Manajer bekerja secara efektif dan
efisien sehingga dapat menurunkan biaya modal dan mampu meminimalkan
risiko. Usaha tersebut diharapkan menghasilkan profitabilitas yang tinggi.
Investor akan memperoleh pendapatan (return) sesuai dengan harapan. Dampak
penerapan good corporate governance selain bisa menghilangkan KKN dan
menciptakan serta mempercepat iklim berusaha yang lebih sehat juga
meningkatkan kepercayaan investor dan kreditor (Nuswandari, 2009).