Matriks Data Matriks Data
ANALISIS DATA KUALITATIF
ANALISIS DATA KUALITATIF ANALISIS DATA KUALITATIF PROSES SCANNING ANALISIS DATA KUANTITATIF Prosedur Kegiatan
1. Kajian Pustaka Materi 2. Open-ended question
kebutuhan evaluasi terhadap guru dilapangan berupa wawancara, survey.
3. Kajian RPP Guru Fisika SMA kelas X semester 1 tahun 2011 Materi Besaran-besaran Fisika, Pengukuran pada Fisika, Vektor dan Gerak.
4. Observasi pelaksanaan pembela-jaran berdasarkan RPP Fisika SMA kelas X semester 1 tahun 2011 yang dibuat oleh guru.
Prosedur Kegiatan
1. Analisis RPP Fisika SMA kelas X semester 1 tahun 2011 materi Besaran-besaran Fisika, Pengukuran pada Fisika, Vektor dan Gerak berdasarkan Kriteria yang telah ditentukan.
2. Analisis RPP Fisika SMA kelas X semester 1 tahun 2011 materi Besaran-besaran Fisika, Pengukuran pada Fisika, Vektor dan Gerak berdasarkan kriteria matrik Intended dan Observasi.
Prosedur Kegiatan
1. Scanning Matrik (overlay) antara matrik standar Intended materi Besaran-besaran Fisika, Pengukuran pada Fisika, Vektor dan Gerak meliputi antecedent, transaction dan outcome, berdasarkan logical contingency model Stake.
2. Scanning Matrik (overlay) antara matrik standar Observasi materi Besaran-besaran Fisika, Pengukuran pada Fisika, Vektor dan Gerak meliputi antecedent, transaction dan outcome berdasarkan logical contingency model Stake..
3. Scanning Matrik (overlay) berdasarkan Congruence antara matrik standar Peneliti, Intended responden, Observasi Responden materi Besaran-besaran Fisika, 4. Scanning Matrik (overlay)
berdasarkan Congruence antara matrik standar Peneliti, Intended responden, Observasi Responden materi Pengukuran pada Fisika, 5. Scanning Matrik (overlay)
berdasarkan Congruence antara matrik standar Peneliti, Intended responden, Observasi Responden materi Vektor,
Prosedur Kegiatan
1. Perhitungan Scanning Matrik (overlay) berdasarkan logical contingency model Stake. antara matrik standar Intended materi Besaran-besaran Fisika, Pengukuran pada Fisika, Vektor dan Gerak meliputi antecedent, transaction dan outcome,
2. Perhitungan Scanning Matrik (overlay) berdasarkan logical contingency model Stake.antara matrik standar Observasi materi Besaran-besaran Fisika, Pengukuran pada Fisika, Vektor dan Gerak meliputi antecedent, transaction dan outcome.
3. Perhitungan hasil Scanning Matrik (overlay) berdasarkan Congruence antara matrik standar Peneliti, Intended responden, Observasi Responden materi Besaran-besaran Fisika,
4. Perhitungan Hasil Scanning Matrik (overlay) berdasarkan Congruence antara matrik standar Peneliti, Intended responden, Observasi Responden materi Pengukuran pada Fisika,
5. Perhitungan Hasil Scanning Matrik (overlay) berdasarkan Congruence antara matrik standar
6. Scanning Matrik (overlay) berdasarkan Congruence antara matrik standar Peneliti, Intended responden, Observasi Responden materi Gerak,
Peneliti, Intended responden, Observasi Responden materi Vektor,
6. Perhitngan hasil Scanning Matrik (overlay) berdasarkan Congruence antara matrik standar Peneliti, Intended responden, Observasi Responden materi Gerak,
Produk
1. Tersusunnya lembar kriteria struktur belajar pada materi Besaran-besaran Fisika, Pengukuran pada Fisika, Vektor dan Gerak berdasarkan judgment Pakar Fisika,
2. Tersusunnya matrik standar berdasarkan kriteria materi Besaran-besaran Fisika, Pengukuran pada Fisika, Vektor dan Gerak
3. Diperoleh jadwal mengajar guru Fisika SMA kelas X semester 1 tahun 2011, 4. Diperoleh dokumen
perangkat pengembangan administrasi pembelajaran Fisika SMA kelas X semester 1 tahun 2011.
5. Lembar hasil analisis RPP Fisika SMA kelas X semester 1 tahun 2011 berdasarkan penomoran struktur belajar.
6. Tersusunnya matrik Intended dan matrik observasi responden berdasarkan hasil
Produk
1. Transkip lembar deskripsi observasi materi Besaran-besaran Fisika, Pengukuran pada Fisika, Vektor dan Gerak berdasarkan kriteria judgment.
2. Transkip Deskripsi matriks
Intented dan Observasi
materi Besaran-besaran Fisika, Pengukuran pada Fisika, Vektor dan Gerak meliputi antecedent, transaction dan outcome.
Produk
1.Transkip matrik hasil overlay Intended materi Besaran-besaran Fisika, Pengukuran pada Fisika, Vektor dan Gerak meliputi
antecedent, transaction dan outcome berdasarkan logical contingency model Stake.
2. Transkip matrik hasil overlay observasi materi Besaran-besaran Fisika, Pengukuran pada Fisika, Vektor dan Gerak meliputi
antecedent, transaction dan outcome berdasarkan Empirical contingency model Stake.
3. Transkip matrik hasil overlay antara matrik standar Peneliti, Intended responden, Observasi Responden materi Besaran-besaran Fisika, meliputi
antecedent, transaction dan outcome berdasarkan congruence.
4. Transkip matrik hasil overlay antara matrik standar Peneliti, Intended responden, Observasi Responden materi Pengukuran pada Fisika, meliputi antecedent, transaction dan outcome berdasarkan congruence.
Produk
1. Jumlah dan Presentase Scanning Matrik (overlay) berdasarkan
logical contingency model Stake
dari matrik Intended materi Besaran-besaran Fisika, Pengukuran pada Fisika, Vektor dan Gerak meliputi antecedent,
transaction dan outcome.
2. Jumlah dan Presentase Scanning Matrik (overlay) berdasarkan
Empirical contingency model Stake. antara matrik standar Observasi materi Besaran-besaran Fisika, Pengukuran pada Fisika, Vektor dan Gerak meliputi
antecedent, transaction dan outcome.
3. Jumlah dan presentase Scanning Matrik (overlay) berdasarkan
Congruence antara matrik standar
Peneliti, Intended responden, Observasi Responden materi Besaran-besaran Fisika, meliputi
antecedent, transaction dan outcome.
4.Jumlah dan presentase Scanning Matrik (overlay) berdasarkan
Bab 3.Model Evaluasi Countenance Stake/2012 186 antecedent, transaction dan
outcome..
overlay antara matrik standar Peneliti, Intended responden, Observasi Responden materi Vektor, meliputi antecedent, transaction dan outcome berdasarkan congruence. 2. Transkip matrik hasil
overlay antara matrik standar Peneliti, Intended responden, Observasi Responden materi Gerak, meliputi antecedent, transaction dan outcome
berdasarkan congruence.
Observasi Responden materi Pengukuran pada Fisika, meliputi
antecedent, transaction dan outcome.
5.Jumlah dan presentase Scanning Matrik (overlay) berdasarkan
Congruence antara matrik standar
Peneliti, Intended responden, Observasi Responden materi Vektor pada Fisika, meliputi
antecedent, transaction dan outcome.
6. Jumlah dan presentase Scanning Matrik (overlay) berdasarkan
Congruence antara matrik standar
Peneliti, Intended responden, Observasi Responden materi Gerak pada Fisika, meliputi
antecedent, transaction dan outcome.
BAB V
Kesimpulandan Rekomendasi A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi yang merupakan hasil penelitian kualitatif dengan metoda deskriptif non experimen dan hasil analisis data dari teknik pengumpulan data pada evaluasi implementasi KTSP Fisika SMA kelas X semester I yang meliputi materi Besaran-besaran Fisika, Pengukuran, Vektor dan Gerak merupakan informasi yang diperoleh dari lapangan, kemudian dimasukan kedalam framework matriks deskripsi model Countenance Stake berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, dan proses analisis data yang telah ditetapkan menurut Stake.Dimana definisi
“evaluasi kurikulum” berdasarkan pernyataan SK, KD dan indikator diatas
sebagai dokumen merupakan proses penentuan nilai dan angka tentang keterkaitan dokumen-dokumen yang diuraikan tersebut (Schubert 1986:262), sedangkan terwujudnya pembelajaran di dalam kelas adalah
implementasi kurikulum, maka definisi “evaluasi implementasi kurikulum”
adalah proses penentuan nilai dan angka tentang tingkat ketercapaian dokumen standar isi - standar kompetensi -kompetensi dasar-indikator dan RPP tersebut dapat diaktualisasikan kedalam pembelajaran di kelas.
Pertama, berdasarkan temuan bahwa Framework Matriks Model
Evaluasi Countenance Stake dapat menyediakan informasi bagi pengambil keputusan, dengan penambahan 2 kolom vertikal kebawah sebagai keputusan hasil dari logical contingency dan empirical contingency bagi
Bab 5.Model Evaluasi Countenance Stake 281
setiap materi, sementara untuk congruence tidak perlu penambahan kolom matriks judgment.
Kedua, untuk matriks yang dianalisis secara logical contingency
pada matriks perencanaan yang diharapkan (Intended), adanya keaneka ragaman framework matriks yang terisi atau adanya perbedaan isi
framework matriks antara standar peneliti dan data lapangan, hal ini
menunjukkan kualitas perencanaan implementasi kurikulum dapat dilihat pada grafik batang, tinggi rendahnya grafik batang dapat diartikan tinggi rendahnya pemahaman dan kemampuan guru dalam perencanaan untuk menyampaikan informasi, yang merupakan organisasi bahan ajar.
Ketiga, untuk matriks yang dianalisis secara Empirical Contingency
pada matriks Observation adanya keaneka ragaman framework matriks yang terisi atau adanya perbedaan isi framework matriks antara standar peneliti dan data lapangan, hal ini menggambarkan keaneka ragamanpola guru mengajar. Sedikitnya dan banyaknya matriks yang terisi menggambarkan sempitnya dan luasnya organisasi bahan ajar, hal ini menunjukkan tingkat implementasi yang diartikan sejauh mana kegiatan atau upaya guru untuk menerapkan kurikulum. Tinggi dan rendahnya grafik batang menunjukkan banyak dan sedikitnya proses penyampaian hal ini menunjukan kualitas proses implementasi kurikulum dapat dilihat pada grafik batang, tinggi rendahnya grafik batang dapat diartikan tinggi rendahnya pemahaman dan kemampuan guru dalam menyampaikan informasi, yang merupakan organisasi bahan ajar.
Keempat, untuk matriks yang dianalisis secara Congruence (dalam
istilah matematik sama dan sebangun, sedangkan dalam istilah sosial merupakan konsep yang relevan) hal ini menunjukan kualitas proses perencanaan yang diharapkan (Intended) dan proses realitasnya (Observasi) pada implementasi kurikulum dapat dilihat pada grafik batang, tinggi rendahnya grafik batang dapat diartikan tinggi rendahnya keajegan (consistency) guru dalam membuat perencanaan yang akan disampaikan pada proses implementasinya.
Kelima, framework Model CountenanceStakedengan visualisasi
matriks Butler (1979:122) sangat efektif untuk mendeteksi kualitas perencanaan kurikulum (organisasi bahan ajar) yang terdapat dalam
curriculum content (Standar Isi, Standar Kompetensi, kompetensi dasar,
silabus), dan curriculum materials(RPP Guru), dan kualitas realitasnya implementasi kurikulum (pola guru mengajar) atau sejauh mana upaya guru untuk menerapkan kurikulum.
Keenam, analisis kegiatan belajar (Task Analysis) merupakan faktor
pendukung dalam implementasi kurikulum.
Ketujuh, Binary Square Symetric Similarity Matrix for the Sort
(William M.K Troachim, 2006), sangat membantu untuk mengkonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif. sehingga dengan mudah dapat didapat angka dan nilainya.
Bab 5.Model Evaluasi Countenance Stake 283
Kedelapan, Overlay Scanning Matrix Excell (Sony, 2011), sangat
membantu Quick Count pada processing analisis data, secara Logical
Contingency, Empirical Contingency dan Congruence pada Evaluasi
Model Countenance Stake.
Kesembilan, Pola guru mengajar merupakan kurikulum yang ada
pada dirinya, tentu saja ideal menurut pandangannya, artinya yang terbaik yang harus ada dalam kurikulum, (Hasan, 1988) dan implementasi kurikulum sebagai proses menjadikan atau mengubah kehendak menjadi realitas, (Hasan, 1988), dalam studi evaluative ini dapat dideskripsikan dan dinilai secara empiris.
B. Rekomendasi
B.1. Bagi Pengambil Keputusan pada Lembaga Diklat (P4TK IPA) didalam meningkatkan kompetensi guru Fisika SMA khususnya dari hasil evaluasi dengan menggunakan Framework Matriks Model Evaluasi Countenance Stake, yang menghasilkan sejumlah hasil analisis yang telah dilakukan.
1. Memberikan gambaran/informasi bagi pelatihan guru Fisika SMA dalam membuat bahan ajar Fisika pada RPP untuk memahami SK dan KD dan mengembangkannya kedalam Silabus dan RPP, meliputi scope dan sequence suatu bahan ajar.
2. Memberikan gambaran/informasi bagi pelatihan guru Fisika SMA dalam membuat bahan ajar Fisika pada RPP, untuk meningkatkan analisis bahan ajar untuk organisasi bahan ajar yang terstuktur.
3. Memberikan gambaran/informasi bagi pelatihan guru Fisika SMA dalam membuat bahan ajar Fisika pada RPP, untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja guru di lapangan, khusus implementasi kurikulum agar sertifikasi guru benar-benar guru yang profesional.
4. Memberikan gambaran/informasi bagi pelatihan guru Fisika SMA dalam membuat bahan ajar Fisika pada RPP, untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja guru, khususnya pembuatanRPP yang benar-benar membuat RPP, agar penyampaian materi benar-benar mengusai apa yang direncanakan dan apa dilaksanakan.
B.2. Bagi Pengambil Keputusan di Sekolah didalam meningkatkan kompetensi guru Fisika SMA. Adapun saran-saran yang perlu diperhatikan Kepala Sekolah :
1. Memberikan gambaran/informasi bagi para perancang kelengkapan Administrasi Pengembangan Perangkat Pembelajaran dapat dinilai sebagai tingkat kesiapan guru
untuk melaksanakan pembelajaran di kelas dan
Bab 5.Model Evaluasi Countenance Stake 285
B.3. Bagi Guru untuk meningkatkan kompetensinya perlu :
1. Memberikan gambaran/ informasi bagi guru Fisika dalam membuat bahan ajar Fisika pada RPP dan Task Analysis (Analisis Kegiatan Belajar) Gagne dan Matriks karakteristik Struktur Belajar Butler dapat mengakomodasi luasnya scope materi pembelajaran yang akan disampaikan, sehingga guru dapat mendeteksi segala kekurangan dalam menyampaikan suatu bahan ajar sebagai suatu organisasi bahan ajar.
2. Memberikan gambaran/informasi bahwa Task Analysis dalam struktur belajar sebagai pendekatan dalam implementasi kurikulum (transactions) dalam melihat scope dan sequence materi pembelajaran, sebagai suatu alat untuk menentukan suatu indikator pencapaian hasil belajar.
3. Memberikan gambaran/informasi bagi perancang untuk menyusun RPP pada kurikulum 2013 yang terkait hasil penelitian.
B.4. Bagi Pengambil Keputusan di Universitas Pendidikan Indonesia didalam dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa. :
1. Memberikan gambaran/informasi bagi para perancang peneliti evaluasi implementasi kurikulum selanjutnya.
2. Memberika gambaran/informasi bagi para perancang evaluasi KTSP selanjutnya.
286