• Tidak ada hasil yang ditemukan

Public Perception toward the empowerment and trust against the institution credibility in the context of tsunami preparedness

2. Metode Penelitian 1 Subjek Penelitian

2.3 Analisis Data

Beberapa tahapan yang dilakukan untuk menganalisis data yaitu Pertama. Data yang terkumpul diperiksa baik oleh asisten penelitian maupun oleh peneliti. Skala yang tidak lengkap atau maksimal tidak mengisi lima butir tidak diproses lebih lanjut.

Kedua. Pengujian konstruk dengan menggunakan confirmatory factor analysis (CFA). Mengacu pada pendapat Garver dan Mentzer (1999)), validitas konstruk pada penelitian ini dinilai dari beberapa cara (a). validitas konvergen (convergent validity) dengan batas nilai > 0,50 diterima ≥ 0,70 ideal, (b) reliabilitas konstruk (construct reliability) dengan batas nilai > 0,70, (c) validitas diskriminan (discriminant validity) dengan batas nilai > 0,70 baik 0,60 – 0,70 dapat diterima, dan (d) variance extracted (AVE) dengan batas nilai ≥ 0,50.

Ketiga. Pengujian evaluasi asumsi model struktural dilakukan sebelum menguji model struktural adalah normalitas data dan evaluasi outlier. Critical ratio skewness value adalah 2,47 yang berarti masih di bawah harga mutlak 2,58 yang berarti data terdistribusi normal. Dengan demikian, pemeriksaan outlier tidak diperlukan apabila asumsi normalitas multivariate telah terpenuhi (Dachlan, 2014).

Keempat. Untuk melihat keterkaitan antar variabel eksogenus terhadap endogenus, digunakan Model Persamaan Struktural atau Structural Equation Model (SEM) dengan menggunakan perangkat lunak Analysis of Moment Structures (AMOS) versi 18.0. Adapun cut-off value SEM adalah AGFI (adjusted goodness of fit) > 0.90, GFI (goodness of fit index) > 0.90, CMIN/DF < 5, CFI (comparative fit index) > 0.90, dan RMSEA (root mean square error of approximation) 0.05 - 0.08.

3. Hasil dan Diskusi

Hasil menunjukkan bahwa ada kesesuaian antara model teoritis dengan data faktual kesiapsiagaan terhadap tsunami yaitu AGFI = 0,916, GFI = 0,935, CMIN/DF = 3,626, CFI = 0,861, RMSEA = 0,062. Hasil dapat dilihat pada gambar 1

Gambar 1 menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap pemberdayaan dan kepercayaan terhadap kredibilitas lembaga menunjukkan hubungan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan dukungan dari lembaga untuk memberikan pengetahuan tentang risiko bencana. Situasi bencana seperti tsunami merupakan suatu keadaan yang tidak pasti. Oleh sebab itu Johnson-George dan Swap (1982) serta Sjoberg (2000) mengungkapkan bahwa masyarakat akan mengandalkan sumber informasi yang dapat dipercaya. Lebih jauh, Earle (2004) menjelaskan bahwa kepercayaan berpengaruh pada persepsi individu terhadap kemampuan dan kredibelitas informasi yang diberikan karena orang yang percaya dengan informasi yang diberikan oleh suatu organisasi atau lembaga akan melakukan tindakan kesiapsiagaan.

Bukti bahwa hubungan antara masyarakat dan variabel institusi mendukung pandangan bahwa orang akan cenderung merasa diberdayakan oleh lembaga. Anggota masyarakat yang merasa diberdayakan akan meningkatkan kepercayaannya terhadap lembaga. Hal ini tampak dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pemberdayaan memiliki pengaruh terhadap kepercayaan di model kesiapsiagaan terhadap bencana, yaitu β = 0,45 dengan p = 0,01. Hasil ini mendukung penelitian-penelitian sebelumnya tentang model bencana yang menyebutkan bahwa pemberdayaan memiliki hubungan yang positif dan signifikan (Paton, 2008; Paton et. al., 2008a; Paton et. al., 2008b; Paton et. al., 2010; Sagala et. al., 2009).

Besarnya nilai pemberdayaan dibandingkan dengan variabel yang lain menunjukkan bahwa pemberdayaan menjadi penting untuk meningkatkan kepercayaan.

Masyarakat membutuhkan tindakan nyata dari lembaga untuk meningkatkan kepercayaan. Semakin tinggi kepercayaan mereka terhadap lembaga-lembaga tersebut sebagai sumber informasi maka semakin besar kemungkinan masyarakat untuk mencari informasi dari sumber-sumber dipercaya dan berkeinginan untuk menggunakannya untuk merumuskan rencana kesiapsiagaan bencana mereka yang dalam hal ini disebut sebagai niat bersiap-siap terhadap tsunami. Sejalan dengan pendapat Earle (2004) serta

Gambar 1. Hasil perhitungan interaksi antar variabel

Kee dan Knox (1970) yang menyatakan bahwa kepercayaan berpengaruh pada persepsi individu terhadap kemampuan dan kredibilitas informasi yang diberikan. Orang yang percaya dengan informasi yang diberikan oleh instansi akan melakukan tindakan kesiapsiagaan. McGee dan Russell (2003), Vogt et. al. (2005), dan Winter, et al. (2004) mengungkapkan bahwa kepercayaan berada di antara anggota masyarakat dan perencana darurat, serta institusi dimana mereka berada. Pada saat dihadapkan dengan keadaan yang tidak pasti seperti bencana, orang akan mengandalkan sumber informasi yang dapat dipercaya (Johnson-George & Swap, 1982; Sjoberg, 1999).

Penelitian sebelumnya telah menyebutkan bahwa kepercayaan merupakan prediktor yang signifikan terhadap niat untuk bersiap-siap terhadap bencana (Paton, 2008). Demikian pula penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh Paton, et al.

(2008a), Paton et. al. (2008b), Paton et. al. (2010), dan Sagala et. al. (2009) menyimpulkan bahwa kepercayaan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap niat untuk bersiap-siap terhadap bencana. Adanya variabel kepercayaan dalam model ini menggambarkan tingkat kepercayaan yang tinggi oleh masyarakat setempat untuk tanggap bencana saat ini.

Berdasarkan teori perilaku terencana, norma subjektif diasumsikan sebagai suatu fungsi dari beliefs yang secara spesifik menunjukkan persetujuan seseorang untuk menampilkan suatu perilaku (Ajzen, 1991). Keyakinan-keyakinan yang termasuk dalam norma-norma subjektif disebut juga keyakinan normatif (normative beliefs). Dalam kontek bencana, keyakinan normatif adalah (1) faktor yang mencerminkan pengalaman yang sebenarnya; dan (2) persepsi dan keyakinan yang dibentuk dari interaksinya dengan orang lain, berita media, dan sebagainya (Paton, 2000). Kedua hal tersebut mengambarkan peran potensial dari faktor normatif. Oleh sebab itu, pemberdayaan, dan kepercayaan merupakan faktor normatif yang berpengaruh terhadap niat secara langsung maupun tidak langsung (Paton, 2003).

Selanjutnya Niat untuk bersiap-siap menghadapi tsunami secara langsung memiliki kontribusi pada kesiapsiagaan terhadap tsunami, yaitu β = 0,18 dengan p = 0,01. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu tentang niat bersiap-siap menghadapi bencana yang dilakukan oleh Paton et.al (2008b, 2009, 2010), Sagala et. al.

(2009), Tatsuki et al., (2004), dan Wimbarti & Nurhayaty (2011). Menurut Ajzen (2002), niat merupakan faktor motivasional yang mempengaruhi suatu perilaku dan merupakan indikasi seberapa keras seseorang berusaha atau seberapa banyak usaha yang dilakukan untuk menampilkan suatu perilaku. Dalam konteks bencana, Tatsuki et al., (2004) menyatakan bahwa niat untuk berperilaku merupakan variabel yang berpengaruh terhadap derajat individu untuk melakukan mitigasi terhadap bencana dan tindakan kesiapsiagaan individu dalam menghadapi bencana. Individu lebih mungkin mencapai tujuan atau melakukan tindakan jika mengimplementasikan niat (Gollwitzer, 1999). Menurut Gollwitzer (1999), implementasi niat meningkatkan pencapaian tujuan karena mendorong individu untuk mengingatkan niat mereka dalam mencapai tujuan.

4. Kesimpulan dan Saran

a. Persepsi masyarakat terhadap pemberdayaan dan kepercayaan pada kredibilitas lembaga menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan dukungan dari lembaga untuk memberikan pengetahuan tentang risiko bencana.

b. Hasil penelitian ini juga menyoroti pentingnya pemberdayaan bagi masyarakat. Oleh sebab itu, peran institusi atau lembaga untuk memberdayakan masyarakat menjadi hal yang perlu diperhatikan. Koordinasi yang tepat antara lembaga dan komunitas lokal akan meningkatkan kepercayaan dan selanjutnya memotivasi individu untuk mencari informasi dan melakukan kesiapsiagaan. Selain itu setiap kegiatan-kegiatan untuk mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi bencana harus ditindak lanjuti dengan pemberdayaan.

Misalnya kegiatan simulasi evakuasi bencana harus ditindak lanjuti dengan pembangunan infrastruktur seperti pembuatan jalur evakuasi dan pemberian tanda-tanda arah evakuasi.

Ucapan Terimakasih

Penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada Prof. Ir. Radianta Triatmadja, PhD yang selalu mendorong untuk selalu meluangkan waktu untuk menulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh responden penelitian yang telah meluangkan waktu untuk mengisi skala penelitian.

Daftar Pustaka

Ajzen, I., 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50. 179 - 211.

Ajzen, I., 2002. Perceived Behavioral Control, Self-Efficacy, Locus of Control, and The Theory of Planned Behavior. Journal of Applied Social Psychology, 32, 665-683.

Bajek, R, Okada, N., & Takeuchi, Y., 2007. Modeling Social Resilience to Earthquakes and Role of Community Participation in it. Jepang

Dachlan, U. (2014). Panduan Lengkap Struktural Equation Modeling. Semarang: Lentera Ilmu.

Earle, T., (2004). Thinking Aloud About Trust: A Protocol Analysis Of Trust In Risk Management. Risk Analysis, 24: 169-183.

Earle, T.C. & Cvetkovich, G.T., 1995. Social Trust:Towards A Cosmopolitan Society. Wesport:

Praeger.

Garver, M.S. & Mentzer, J.T., 1999, Logistics Research Methods: Employing Structural Equation Modeling To Test For Construct Validity. Journal of Business Logistics, 20(1), 33-57.

Gollwitzer, P. M., 1999. Implementation intentions: Strong effects of simple plans. American Psychologist, 54, 493-503

Guttman, L., 1993. Louis Guttman on Theory and Methodology: Selected Writings. Dartmouth Pub Co

Houghton., R. 2009a. Everything Became A Struggle, An Absolute Struggle: Flood-Related Domestic Violence Increases in New Zealand. Dalam Enarson, E., dan Chakrabarti, D.

Women, Gender and Disaster: Globalissues and initiatives (pp 99 – 111). India: Sage Publications

Houghton R. 2009b. Domestic Violence Reporting And Disasters In New Zealand. Regional Development Dialogue 30:79-90.

Houghton R., Wilson T., Smith W., & Johnston D., 2010. If There Was a Dire Emergency, We Never Would Have Been Able to Get in There: Domestic Violence Reporting and Disasters.

International Journal of Mass Emergencies and Disasters, 28. 270–293

Johnson-George, C., & Swap, W. C., 1982. Measurement Of Specific Interpersonal Trust:

Construction And Validation Of A Scale To Assess Trust In A Specific Other. Journal of Personality and Social Psychology, 43. 1306 – 1317

Kee, H. W., & Knox, R. E., 1970. Conceptual And Methodological Considerations In The Study Of Trust And Suspicion. Journal of Conflict Resolution, 14, 357–366.

Kharismawan, K., 2014. Panduan Program Psikososial Paska Bencana. Semarang: Center For Trauma Recovery Unika Soegijapranata, akses on line2 Desember 2014:

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=

1&ved=0CB8QFjAA&url=http%3A%2F%2Fsintak.unika.ac.id%2Fstaff%2Fblog%2Fuploa ded%2F5812003257%2Ffiles%2Fbuku_panduan_psikososial_2.doc&ei=LrC0VNn4Ho7luQ

TzhoKIDg&usg=AFQjCNE3wZ-c7VMUtt7M43qCbhKT0HB7XQ&bvm=bv.83339334,d.c2E&cad=rja,

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia - United Nations Educational and Scientific Cooperation/International Strategy for Disaster Reduction, 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami. Jakarta: LIPI.

Likert, R., 1932. A technique for the measurement of attitudes. Archives of Psychology, 22 (140). 5 - 55.

Lion, R., Meertens, R. M., & Bot, I. 2002. Priorities In Information Desire About Unknown Risks. Risk Analysis, 22, 765-776.

Mayer, R., Davis, J. & Schoorman, F. 1995. An Integrative Model Of Organizational Trust.

Academy of Management Review, 20, 709 - 734.

McGee, T.K. & Russell, S., 2003. Its Just A Natural Way Of Life…” An Investigation Of Wildfire Preparedness In Rural Australia, Environmental Hazards. 5.1–12.

Mileti, D.S., 1999. Disasters by Design: A Reassessment of Natural Hazards in the United States. New York : Joseph Henry Press.

Murtakhamah, T. (Desember, 2011). Pengalaman Perempuan dan Inisiasi Pusat Krisis Berbasis Komunitas untuk Pengurangan Resiko Bencana. Makalah disajikan dalam Konferensi Nasional Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas VII. Yogyakarta 5 – 8 Desember 2011

Paton, D., 2008. Risk Communication And Natural Hazard Mitigation: How Trust Influences Its Effectiveness. International Journal Global Environmental Issues, 8, 2 – 15.

Paton, D. & Bishop B., 1996. Disasters and communities: Promoting Psychosocial Well-Being.

Dalam. Paton and N. Long (eds) Psychological Aspects of Disaster: Impact, Coping, and Intervention (pp. 255 – 268). Palmerston North, Dunmore Press.

Paton, D., Bürgelt, P. T. & Prior, T., 2008a. Living with Bushfire Risk: Social and Environmental Influences On Preparedness. Australian Journal of Emergency Management, 23(3), 41-48.

Paton, D., Houghton, B., F., Gregg, C.E., et. al., 2008b. Managing Tsunami Risk in Coastal Communities: Identifying Predictors of Preparedness. The Australian Journal of Emergency Management, 23, 4 – 9.

Paton, D., Smith, L., Daly, D. and Johnston, D., 2008c. Risk Perception and Volcanic Hazard Mitigation: Individual and Social Perspectives. Journal of Volcanology and Geothermal Research, 172: 179-188.

Paton, D., Frandsen, M., & Johnston, D., 2010. Confronting an unfamiliar hazard: Tsunami Preparedness in Tazmania. Australian Journal of Emergency Management. 25 (4). 31 – 37.

Poortinga, W. & Pidgeon, N.F., 2004. Trust, The Asymmetry Principle, And The Role Of Prior Beliefs. Risk Analysis, 24, 1475- 1486.

Sagala, S., Okada, N., & Paton, D., 2009. Predictors of Intention to Prepare for Volcanic Risks, A case study of Mt. Merapi. Journal of Pacific Rim Psychology. 3(2), 47-54.

Siegrist, M. & Cvetkovich, G., 2000. Perception Of Hazards: The Role Of Social Trust And Knowledge. Risk Analysis. 20. 713-719.

Sjöberg, L., 1999. Consequences Of Perceived Risk: Demand For Mitigation. Journal of Risk Research. 2, 129 -149

Sjöberg, L., 2000. Factors in risk perception. Risk Analysis, 20, 1 – 11

Speer, P. W. & Peterson, N. A., 2000. Psychometric Properties of an Empowerment Scale:

Testing Cognitive, Emotional, and Behavioral Domains. Social Work Research. 24(2), 109 -118.

Tatsuki, S., Hayashi, H., Zoleta-Nates, D. B., Banba, M., Hasegawa, K., & Tamura,. K. 2004.

The Impact of Risk Perception, Disaster Schema, Resources, Intention, Attitude, and Norms upon Risk Aversive Behavior among Marikina City Residents: Structural Equation Modeling with Latent Variables. Proceeding Asia Conference On Earthquake Engineering. 22. Manila:

Philipines.

Tobin, G. A. 1999. Sustainability and Community Resilience: The Holy Grail of Hazards Planning. Environmental Hazards. 1. 13 – 26.

Triatmadja, R. (2010). Tsunami: Kejadian, Penjalaran, Daya Rusak, dan Mitigasinya.

Yogyakarta: Gadjad Mada University Press.

Vogt, C.A., Winter, G., & Fried, J.S. 2005. Predicting home owners’ approval of fuel management at the wildland-urban interface using the theory of reasoned action. Society and Natural Resources, 18, 337 - 354.

Wimbarti, S. & Nurhayaty, A. 2011. Kesiapsiagaan Terhadap Tsunami Pada Masyarakat di Daerah Rawan Tsunami. Laporan akhir penelitian Hibah Bersaing, UGM. Tidak dipublikasikan

Winter, G., Vogt, C.A., & McCaffrey, S. 2004. Examining Social Trust In Fuels Management Strategies. Journal of Forestry, 102 (6), 8 - 15.

The 11

th

Years Assessment on School Safety and Disaster