Information in Indonesian Region
Dimas Salomo J. Sianipar1, Sugeng Pribadi2
1Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jl. Perhubungan I No. 5, Pondok Betung, Tangerang Selatan 15221, email;
2Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jl. Perhubungan I No. 5, Pondok Betung, Tangerang Selatan 15221, email;
Abstrak
Penelitian ini merupakan studi komparatif yang komperehensif yang menganalisis katalog tsunami NGDC NOAA dan NTL Rusia. Untuk wilayah Indonesia, secara kuantitatif, katalog NGDC NOAA menyediakan data 242 sumber pembangkit tsunami pada tahun 2000 S.M. sampai 2014 M. Pada rentang waktu yang tersebut, katalog NTL Rusia menyediakan 222 sumber pembangkit tsunami. Parameter yang disediakan oleh katalog NGDC NOAA lebih banyak daripada katalog NTL Rusia. Secara kualitatif, disimpulkan bahwa katalog NGDC NOAA menunjukkan kualitas katalog yang lebih baik dan lebih informatif. Katalog ini memiliki nilai tambah karena menyajikan data dan informasi tambahan berupa efek tsunami, informasi sumber yang cukup lengkap dan referensi yang lebih banyak. Katalog NTL Rusia menyediakan data lokasi sumber dan kedalaman sumber gempa yang lebih baik, tetapi memuat waktu kejadian (origin time) yang kurang lengkap. Perbedaan kedua katalog terletak pada penggunaan magnitudo gempa. Katalog NGDC NOAA menggunakan banyak jenis magnitudo gempa (Mw, Ms, Mb, Ml, Mfa) sementara katalog NTL Rusia hanya menggunakan Ms dan Mw. Magnitudo tsunami Abe lebih banyak terdapat di katalog NTL Rusia, sementara magnitudo tsunami Iida hanya terdapat di katalog NGDC NOAA. Untuk efek tsunami, katalog NTL Rusia hanya menampilkan kode tingkatan kerusakan.
Kata Kunci: tsunami, katalog, NGDC NOAA, NTL Rusia
Abstract
We did a comparative and comprehensive study to analyze the tsunami catalog from National Geophysical Data Center (NGDC) NOAA and from Novosibirsk Tsunami Laboratory (NTL), which is part of the Institute of Computational Mathematics and
Mathematical Geophysics of Siberian Division of Russian Academy of Sciences.
Quantitatively, NGDC NOAA catalog recorded 242 tsunami source occured in Indonesian region in the year 2000 B.C. to 2015. In the same time period, the NTL tsunami catalog showed 222 tsunami source. NGDC NOAA provides more complete tsunami parameter than NTL Rusia catalog. Qualitatively, we considered that the NGDC NOAA catalog showed better quality of catalog because its provides more additional data such us effects of tsunami, more source informations and references. NTL Rusia catalog also useful because its provides source location (coordinate) better than NGDC NOAA but its provides lack of origin time of sources. The difference of both catalog is in using the earthquake magnitude scale. NGDC NOAA used varies earthquake magnitude i.e.
Mw, Ms, Mb, Ml and Mfa while NTL Rusia just used Ms and Mw. The tsunami magnitude Abe Mt is more in the NTL Rusia catalog while Iida magnitude only in the NGDC NOAA.
For tsunami effect, NTL Rusia displayed the damage codes.
Keywords: tsunami, catalog, NGDC NOAA, NTL Rusia
1. Pendahuluan
Tsunami merupakan gelombang laut yang memiliki periode yang panjang yang disebabkan oleh adanya gangguan impulsif yang terjadi di dasar laut. Gangguan impulsif yang dapat menyebabkan tsunami antara lain gempabumi tektonik dengan episenter yang terletak di dasar laut, meletusnya gunung api (erupsi vulkanik) di laut, adanya longsoran (landslide) atau benda langit yang cukup besar jatuh di laut.
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik. Ketiga lempeng tersebut relatif bergerak satu sama lain. Pergerakan relatif ketiga lempeng ini menciptakan zona subduksi yaitu suatu daerah yang mana dua lempeng saling bertumbukan dan salah satu lempeng menyusup di bawah yang lain. Gempabumi tektonik terjadi pada zona subduksi ini. Zona subduksi ini terletak di bawah laut dan menjadi faktor utama pembangkit tsunami untuk wilayah Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terhadap terjadinya tsunami dikarenakan terdapatnya sumber-sumber gempabumi tektonik tersebut di dasar laut serta juga memiliki gunung api di laut. Kebanyakan kejadian tsunami di dunia ternyata dipicu oleh gempa-gempa tektonik yang besar. Wilayah Indonesia merupakan wilayah dengan tingkat seismisitas yang tinggi yang gempa-gempa besarnya juga memungkinkan memicu terjadinya kejadian tsunami. Pribadi dkk. (2013) juga berhasil mengkarakterkan gempa-gempa pembangkit tsunami. Gempabumi tektonik pembangkit tsunami dapat dibedakan menjadi dua yaitu tsunamigenic earthquake dan tsunami earthquake. Dua istilah yang berbeda dalam studi tsunami karena masing-masing memiliki kekhususan dan karakter tersendiri. Kompleksnya tatanan tektonik di wilayah Indonesia menyimpan potensi tsunami yang tentunya juga mempunya karakteristiknya masing-masing.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat analisis perbandingan (studi komparatif) secara kualitatif dan kuantitatif terhadap katalog tsunami yang merekam kejadian-kejadian tsunami masa lampau hingga saat ini di wilayah Indonesia.
Ketersediaan katalog atau database kejadian tsunami yang baik akan sangat bermanfaat pada informasi dan riset tsunami itu sendiri. Sistem pengambilan keputusan (decision support system) dalam sistem peringatan dini tsunami (tsunami early warning system) memerlukan masukan database tsunami di suatu wilayah (region) pada waktu sebelumnya untuk bisa mengkarakterkan tsunami di wilayah tersebut. Karakteristik tsunami masing-masing wilayah bisa berbeda-beda tergantung karakteristik sumber-sumber pembangkit tsunami di wilayah tersebut.
Nakamura (1979) pernah membuat analisis statistik kejadian tsunami yang disebabkan oleh gempabumi di Indonesia untuk mengevaluasi frekuensi kejadian tsunami. Hamzah dkk. (2000) juga pernah melakukan penelitian untuk membuat zonasi dan katalog tsunami di wilayah Indonesia. Berdasarkan data yang dikompilasi mereka selama periode 1600-1999, terdapat 105 tsunami terjadi di Indonesia. 95 kejadian disebabkan oleh gempa pada wilayah dangkal pada zona subduksi dan batas lempeng, 9 kejadian disebabkan oleh erupsi vulkanik dan 1 disebabkan oleh longsoran. Mereka menemukan kejadian gempa dan tsunami dengan frekuensi yang tinggi terjadi pada sekitar tahun 1800-1999.
2. Data
Data yang diperoleh yaitu data katalog tsunami yang dapat diakses secara bebas (free access) yang bersumber dari dua institusi yang berbeda yaitu katalog tsunami NGDC NOAA (National Geophysical Data Center, National Oceanic and Atmospheric Administration) serta katalog tsunami NTL (Novosibirsk Tsunami Laboratory) Rusia.
Katalog tsunami NGDC NOAA dapat diakses secara langsung melalui alamat situs https://www.ngdc.noaa.gov/hazard/tsu_db.shtml. Katalog tsunami ini merupakan database kejadian tsunami global yang dikumpulkan oleh NGDC/WDS (World Data Service) NOAA Amerika Serikat. Katalog tsunami global NGDC NOAA ini terdiri dari dua dokumen yang berhubungan yang berisi informasi kejadian tsunami dari tahun 2000 S.M. (Sebelum Masehi) sampai saat ini di samudera Atlantik, Hindia dan Pasifik, serta laut Karibean dan Mediteranian. Ada dua pilihan dalam mengunduh data melalui NGDC NOAA yaitu pilihan ”Tsunami Source Event” dan ”Tsunami Runup”.
Pilihan pertama (”Tsunami Source Event”) yaitu pencarian yang berdasarkan informasi pada sumber (source) pembangkit tsunami. Data yang disediakan yaitu meliputi lokasi sumber, tanggal dan waktu, kekuatan gempa, ketinggian air maksimum, total korban jiwa, korban luka dan kerusakan yang disebabkan kejadian tsunami.
Sementara pada pilihan kedua (”Tsunami Runup”), informasi didasarkan pada lokasi dimana efek tsunami terjadi. Data yang disediakan meliputi data waktu kedatangan gelombang, waktu tempuh (travel time, ketinggian air maksimum, jarak inundansi horisontal, korban jiwa, korban luka dan kerusakan pada lokasi yang spesifik.
Pada penelitian ini, data yang diunduh dan digunakan untuk analisis perbandingan yaitu data dengan pilihan pencarian ”Tsunami Source Event” yaitu yang berdasarkan informasi pada sumber dari tsunami. Data dipilih dan diunduh untuk kejadian tsunami dengan sumber pembangkit di wilayah 12.00o L.S. sampai dengan 7.00o L.U. dan 90.00o B.T. sampai dengan 142.00o B.T. dan untuk semua parameter lainnya. Kriteria ini membatasi pencarian dengan hanya menggunakan data yang memiliki koordinat lokasi sumber tsunami.
Katalog tsunami NTL Rusia merupakan database kejadian tsunami untuk seluruh samudera yang dikelola oleh Novosibirsk Tsunami Laboratory (NTL) yang merupakan bagian dari Institute of Computational Mathematics and Mathematical Geophysics of Siberian Division of Russian Academy of Sciences. Katalog tsunami ini dapat diakses melalui alamat situs http://tsun.sscc.ru/On_line_Cat.htm. Database tsunami yang disediakan berisi parameter tsunami berbasis sumber pada hampir 2270 kejadian tsunamigenik yang terjadi di seluruh samudera di dunia (dalam wilayah antara 90 L.S. sampai 90 L.U. dan 180 B.B. sampai 180 B.T.).
Database ini memuat kejadian dari tahun 1628 S.M. sampai dengan saat ini, dengan mendekati hampir 9000 observasi run-up di pesisir dan tide-gauge, dari ketinggian gelombang dan data gempa yang berisi katalog gempa signifikan seluruh dunia (sekitar 6300 gempa) dari zaman pra-sejarah sampai saat ini.
Situs ini katalog NTL Rusia ini juga dapat menyediakan format pencarian data yang sesuai dengan kriteria pencari, mengurutkan dan menyaring data sesuai kebutuhan juga beberapa pengolahan data (histogram kejadian tsunami, intensitas terhadap waktu atau intensitas terhadap magnitudo gempa). Data yang diunduh untuk digunakan dalam studi komparatif ini yaitu data berbasis lokasi sumber dengan lingkup koordinat yang sama dengan yang diunduh dari katalog NGDC NOAA.
Gambar 1 menunjukkan sebaran sumber pembangkit tsunami menurut kedua katalog. Data sumber pembangkit tsunami versi katalog NGDC NOAA lebih banyak daripada katalog NTL Rusia. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas pembangkit tsunami di Indonesia berada di sekitar zona pertemuan lempeng tektonik di laut (zona subduksi), walaupun dari kedua katalog terdapat zona pembangkit yang berada di darat. Hal ini akan dijelaskan pada bahasan berikutnya.
Gambar 1. Sebaran sumber pembangkit tsunami di wilayah Indonesia menurut katalog NGDC NOAA (bulatan hitam) dan NTL Rusia (bintang merah). Gambar dibuat dengan
Google Earth Pro ©.
3. Hasil dan Diskusi
Sangat banyaknya korban jiwa dan kerugian ekonomi yang diakibatkan bencana tsunami, misalnya kejadian tsunami pesisir barat Sumatera, pada 26 Desember 2004, merupakan bukti kurangnya pemahaman dan kesiapsiagaan negara dalam menghadapi potensi tsunami. Penelitian terhadap kejadian tsunami di masa lalu di suatu wilayah yang spesifik sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan terkait mitigasi bencana tsunami di tempat tersebut. Sampai saat ini, Indonesia masih berusaha meningkatkan kapasitasnya dalam menanggulangi bencana tsunami.
Katalog NGDC NOAA dan NTL Rusia keduanya memberikan kontribusi yang besar terhadap riset dan informasi tsunami di Indonesia. Database tsunami yang lengkap ternyata diperlukan untuk menganalisis lebih lanjut terhadap parameter sumber tsunami dan efek yang ditimbulkan tsunami tersebut di suatu lokasi.
Untuk pencarian berbasiskan lokasi sumber, dengan wilayah pencarian yang sama (wilayah Indonesia), pada koordinat yang sudah dijelaskan pada bahasan sebelumnya, katalog NGDC NOAA menyediakan 242 kejadian tsunami sedangkan katalog NTL Rusia menyediakan 222 kejadian tsunami.
Masing-masing katalog menyajikan parameter kejadian tsunami dalam format yang berbeda. Tabel 1 menunjukkan perbandingan kelengkapan parameter yang disediakan masing-masing oleh katalog NGDC NOAA dan NTL Rusia.
Untuk lokasi sumber pembangkit tsunami, kedua katalog menampilkan data lintang dan bujur sumber dengan cukup lengkap karena pada dasarnya pencarian berbasiskan pada lokasi sumber. Data lintang dan bujur sumber dari katalog NGDC NOAA tidak lebih baik daripada katalog NTL Rusia. Katalog NTL Rusia lebih baik dalam menampilkan koordinat lintang dan bujur serta menyediakan data kedalaman (depth) dari sumber gempa pembangkit yaitu sebanyak 126 dari 222 kejadian, sementara katalog NGDC NOAA tidak. Tetapi dari sisi waktu kejadian (origin time), katalog NGDC NOAA menampilkan lebih baik, karena katalog NTL Rusia banyak menampilkan waktu bernilai nol (00:00:00).
Dari tabel tersebut dapat diperhatikan bahwa katalog NGDC NOAA menyediakan parameter yang jauh lebih banyak daripada katalog NTL Rusia. Terdapat 29 parameter yang disediakan katalog NGDC NOAA sementara katalog NTL Rusia menyediakan 20 parameter.
Kedua katalog sama-sama menampilkan data validitas kejadian tsunami yang merupakan parameter tingkat probabilitas apakah kejadian yang dimaksud benar-benar kejadian tsunami atau bukan. Terdapat sedikit perbedaan antara kedua katalog yang mana katalog NGDC NOAA menyediakan skor validitas dalam rentang -1 sampai dengan 4 sementara katalog NTL Rusia menyediakan skor dalam rentang 0 sampai 4.
Grafik validitas tsunami kedua katalog dapat dilihat pada Gambar 2.
Tabel 1. Perbandingan kelengkapan parameter katalog NGDC NOAA dan NTL Rusia No Parameter yang Disediakan Katalog
NGDC NOAA No Parameter yang disediakan katalog NTL Rusia
7 Kekuatan Gempabumi 7 Magnitudo momen (Mw)
8 Penyebab Gunung Api 8 Magnitudo tsunami Abe (Mt) 9 Informasi Tambahan 9 Intensitas Tsunami Skala Soloviev
10 Negara 10 Ketinggian gelombang maks (m)
11 Nama Lokasi Sumber 11 Magnitudo momen gempa
12 Lintang 12 Jumlah total observasi run-up dan tide
gauge yang tersedia
13 Bujur 13 Kode kerusakan
14 Ketinggian Air Maksimum 14 Penyebab Tsunami 15 Jumlah Data Run-up 15 Indeks validitas kejadian 16 Magnitudo Tsunami (Abe) 16 Status peringatan
17 Magnitudo Tsunami (Iida) 17 Kode wilayah tsunamigenik 18 Intensitas Tsunami 18 Referensi dasar kejadian
19 Jumlah Korban Jiwa 19 Wilayah sumber
20 Skor Perkiraan Korban Jiwa 20 Ketinggian gelombang per observasi 21 Jumlah Korban Luka
Validitas kejadian tsunami aktual yang diindikasikan oleh sebuah skor numerik pada katalog NGDC NOAA (nilai valid -1 sampai 4) dari laporan kejadian mempunyai makna yaitu, 4 = pasti tsunami, 3 = mungkin tsunami, 2 = dipertanyakan, 1 = sangat diragukan, 0 = kejadian yang hanya disebabkan oleh seiche atau gangguan di sungai di daratan, dan -1 = masukan yang salah.
Sementara skor validitas tsunami dalam katalog NTL Rusia memiliki makna yaitu 4 = pasti tsunami (probabilitas mendekati 1.0), 3 = mungkin tsunami (probabilitas sekitar 0.75), 2 = dipertanyakan (probabilitas sekitar 0.50), 1 = sangat diragukan (probabilitas sekitar 0.25), dan 0
Gambar 2. Grafik validitas kejadian tsunami: (kiri) katalog NGDC NOAA dan (kanan) katalog NTL Rusia.
= masukan yang salah (probabilitas mendekati 0.00). Kedua katalog menunjukkan bahwa skor untuk kejadian yang pasti tsunami (skor 4) adalah yang paling tinggi.
Kedua katalog juga bersama-sama menampilkan data penyebab tsunami yang dapat dilihat pada Gambar 3. Pada katalog NGDC NOAA, nilai valid untuk kode penyebab tsunami (0 sampai 11) yaitu 0 = tidak diketahui, 1 = gempabumi, 2 = gempabumi yang dipertanyakan, 3 = gempabumi dan longsoran, 4 = gunung api dan gempabumi, 5 = gunung api, gempabumi dan longsoran, 6 = gunung api, 7 = gunung api dan longsoran, 8 = longsoran, 9 = aspek meteorologi, 10 = ledakan, 11 = pasang astronomis. Sementara katalog NTL Rusia menampilkan kode-kode pembangkit tsunami dalam bentuk huruf L, T, TL, U, V dan VM. Huruf-huruf tersebut mempunyai makna yaitu T = gempa tektonik, V = vulkanik (gunung api), L = longsoran, M = aspek meteorologi, S = seiche, E = ledakan, I = tumbukan, U = tidak diketahui.
Dari kedua katalog terkonfirmasi bahwa penyebab paling utama dari kejadian tsunami di wilayah Indonesia yaitu gempabumi tektonik yaitu 78.9 % menurut katalog NGDC NOAA dan 84.6 % menurut katalog NTL Rusia. Menurut katalog NGDC NOAA, kejadian tsunami yang disebabkan aktivitas vulkanik yaitu hanya sebanyak 22 kejadian (9,09 %), dan menurut katalog NTL Rusia sebanyak 11 kejadian (4,95 %).
Gambar 3. Grafik sumber pembangkit kejadian tsunami: (kiri) katalog NGDC NOAA dan (kanan) katalog NTL Rusia.
Gambar 4. Grafik distribusi magnitudo gempa pembangkit tsunami di wilayah Indonesia dalam katalog NGDC NOAA (kiri) dan NTL Rusia (kanan).
Karena mayoritas kejadian tsunami di wilayah Indonesia disebabkan oleh gempabumi tektonik seperti uraian di atas, maka pada Gambar 4 ditampilkan grafik distribusi magnitudo kejadian gempa (M) yang menyebabkan kejadian tsunami di Indonesia menurut katalog NGDC NOAA dan NTL Rusia.
Katalog NGDC NOAA menyediakan 149 magnitudo gempa dari 242 kejadian tsunami yang ada. Magnitudo gempa minimum yang telah menyebabkan tsunami di wilayah Indonesia menurut katalog ini sebesar 5,4 Skala Magnitudo yaitu kejadian gempa di palung Jawa pada 24 Februari 1982.
Sementara magnitudo maksimum sebesar 9,1 Skala Magnitudo yaitu gempa yang terjadi di pesisir barat Sumatera pada 26 Desember 2004. Skala magnitudo gempa yang digunakan dalam katalog NGDC NOAA ini menggunakan gabungan dari skala-skala yang berbeda yaitu magnitudo momen (Mw), magnitudo gelombang permukaan (Ms), magnitudo gelombang tubuh (Mb), magnitudo lokal (Ml), dan Mfa. Skala magnitudo Mfa dihitung dari wilayah yang merasakan gempa, yaitu khususnya untuk gempa-gempa yang terjadi sebelum instrumen observasi seismik secara umum digunakan.
Selain magnitudo gempa di atas, katalog NGDC NOAA juga menunjukkan adanya magnitudo tsunami (Mt) Abe dan Iida. Tetapi pada data di wilayah Indonesia yang diunduh, tidak ada informasi Mt Abe (kosong). Beberapa data memiliki Mt Iida.
Abe (1979) mendefenisikan dua amplitudo kekuatan tsunami yang berbeda.
Yang pertama yaitu Mt = logH + B, yang mana H adalah amplitudo puncak atau lembah tunggal maksimum dari gelombang tsunami (dalam meter) dan B merupakan konstanta.
Rumus Mt kedua dari Abe (1981) yaitu Mt = logH + alogR + D, yang mana R merupakan jarak dalam km dari episenter gempa ke stasiun pasang sepanjang jalur samudera terpendek, a dan D merupakan konstanta.
Gambar 5. Sebaran hubungan magnitudo tsunami Iida dengan magnitudo gempa pembangkitnya versi katalog NGDC NOAA.
Magnitudo Tsunami (Mt) Iida mempunyai nilai dalam rentang -5 sampai 10. Mt yang didefenisikan oleh Iida dkk. (1967) yaitu M = log2h, yang mana "h" adalah ketinggian run-up maksimum gelombang. Jumlah Mt Iida pada data kejadian tsunami versi katalog NGDC NOAA yaitu sebanyak 78. Mt Iida terkecil -3,3 yaitu kejadian tsunami Selatan Jawa pada 19 Juli 1930 dengan kekuatan gempa 6,5 Skala Magnitudo.
Mt Iida terbesar sebesar 5.5 yaitu pada kejadian tsunami akibat aktivitas letusan Krakatau tahun 1883. Gambar 5 menampilkan sebaran hubungan magnitudo tsunami Iida dengan magnitudo gempa dari katalog NGDC NOAA.
Sementara katalog NTL Rusia menggunakan dua jenis magnitudo gempa yaitu Ms – magnitudo gelombang permukaan, dan Mw – magnitudo momen. Katalog ini juga menampilkan magnitudo tsunami Abe (Mt). Sebanyak 153 kejadian (5.0 – 9.0 Ms) pada data katalog NTL Rusia untuk wilayah Indonesia menggunakan magnitudo Ms, sebanyak 85 kejadian (6.0 – 9.0 Mw) menggunakan Mw dan sebanyak 9 kejadian (7.0 – 9.0 Mt) menggunakan Mt Abe.
Penentuan nama lokasi sumber pembangkit tsunami berbeda antara katalog NGDC NOAA dan NTL Rusia. Penggunaan nama lokasi sumber pembangkit tsunami, pada katalog NGDC NOAA menggunakan nama negara atau provinsi atau region atau kepulauan dimana sumber tsunami tersebut berada.
Dalam katalog NGDC NOAA yang diunduh lewat penelitian ini, teridentifikasi ada 87 nama lokasi sumber yang berbeda di wilayah Indonesia. Sebagai contoh nama lokasi sumber yang memiliki frekuensi pembangkit tsunami paling banyak dalam katalog ini yaitu Laut Banda (33 kejadian), Maluku Utara (16 kejadian), Selatan Jawa (9 kejadian), Sulawesi (9 kejadian), Sumatera (7 kejadian), Barat Daya Sumatera (15 kejadian), Laut Timor (5 kejadian). Bahkan terdapat kejadian tsunami yang hanya menyebut nama lokasi ”Indonesia” yaitu sebanyak 2 kejadian. Menurut katalog NGDC NOAA, nama ini hanya merupakan estimasi lokasi geografis. Kejadian sebelum tahun 1900, nama lokasinya tidak ditentukan secara instrumen. Nama lokasi diberikan berdasarkan lintang dan bujur dari kota dimana efek maksimum terjadi.
Sementara itu, katalog NTL Rusia menggunakan kode nama wilayah yang lebih rapi dan spesifik yaitu yang disebut TR (tsunamigenic region code). Terdapat 26 pembagian TR di seluruh dunia dan wilayah Indonesia mayoritas masuk ke region dengan kode IND yang artinya Indonesia (11° L.S. - 11° L.U, 92° B.T. - 130° B.T.).
Untuk data ketinggian air maksimum di atas mean sea level (MSL) dalam meter, katalog NGDC NOAA, menggunakan dua tipe pengukuran. Pertama, menggunakan Tide Gauge, ketinggian maksimum yaitu setengah dari ketinggian maksimum (minus pasang normal) dari gelombang tsunami yang terekam di pantai oleh alat tide gauge.
Kedua, Deep Ocean Gauge – ketinggian maksimum yaitu setengah ketinggian maksimum (minus pasang normal) dari gelombang tsunami yang terekam di laut terbuka oleh sebuah sistem perekam tekanan dasar laut.
Menurut data NGDC NOAA, untuk sumber pembangkit di wilayah Indonesia, terdapat 105 sumber tsunami yang memiliki ketinggian maksimum yaitu yang terkecil 0.06 meter sampai dengan terbesar 500 meter. Ketinggian maksimum terbesar yaitu 500 meter disebut disebabkan oleh sumber dari letusan Krakatau tahun 1930. Gambar 6 menunjukkan grafik sebaran ketinggian air maksimum terhadap magnitudo gempa versi katalog NGDC NOAA.
Sementara menurut katalog NTL Rusia, ketinggian gelombang maksimum (dalam meter) yang terobservasi atau terukur di wilayah Indonesia yaitu sebanyak 66 kejadian. Kejadian dengan ketinggian maksimum terkecil yaitu 0.1 meter, sementara yang terbesar 80 meter pada kejadian tsunami tanggal 17 Februari 1674.
Data lain yang ditampilkan di kedua katalog yaitu jumlah data run-up. Ketinggian run-up merupakan elevasi maksimum gelombang mencapai inundasi maksimum. Data ini yaitu jumlah total run-up yang menampilkan lokasi run-up tersebut yang berasosiasi dengan sebuah kejadian tsunami. Menurut katalog NTL Rusia, N atau jumlah run-up merupakan jumlah total run-up yang tersedia termasuk dari observasi tide gauge. Rata-rata jumlah run-up pada katalog NGDC NOAA untuk wilayah Indonesia yaitu sebanyak 12 data.
Ada beberapa kejadian yang tidak mempunyai data run-up. Jumlah data run-up terbanyak yaitu 1508 merupakan data run-up untuk kejadian tsunami Aceh tanggal 26 Desember 2004.
Gambar 6. Sebaran hubungan ketinggian air maksimum (meter) tsunami dengan magnitudo gempa pembangkitnya versi katalog NGDC NOAA.
Gambar 7. Grafik sebaran nilai intensitas tsunami Soloviev terhadap magnitudo gempabumi versi katalog NGDC NOAA untuk data wilayah Indonesia
Nilai intensitas tsunami yang ditampilkan oleh kedua katalog yaitu intensitas tsunami yang didefenisikan oleh Soloviev dan Go (1974) yaitu bernilai -5 sampai 10.
Intensitas tsunami ini yaitu I = log2(21/2 * h), yang mana "h" adalah ketinggian run-up maksimum gelombang.
Pada katalong NGDC NOAA, terdapat 116 data intensitas tsunami dari 242 kejadian tsunami. Nilai terkecil yaitu -2 yaitu pada kejadian tsunami Jawa 11 September 1921 dengan kekuatan gempa 7.5 Skala Magnitudo. Nilai terbesar yaitu 4 yaitu pada kejadian tsunami akibat aktivitas Gunung Krakatau 1883. Gambar 6 menunjukkan grafik sebaran intensitas tsunami terhadap magnitudo gempabumi versi katalog NGDC NOAA. Sementara pada katalog NTL Rusia, terdapat 134 dari 222 kejadian yang memiliki nilai intensitas tsunami. Nilai yang terkecil yaitu -5 dan nilai yang terbesar
Pada katalong NGDC NOAA, terdapat 116 data intensitas tsunami dari 242 kejadian tsunami. Nilai terkecil yaitu -2 yaitu pada kejadian tsunami Jawa 11 September 1921 dengan kekuatan gempa 7.5 Skala Magnitudo. Nilai terbesar yaitu 4 yaitu pada kejadian tsunami akibat aktivitas Gunung Krakatau 1883. Gambar 6 menunjukkan grafik sebaran intensitas tsunami terhadap magnitudo gempabumi versi katalog NGDC NOAA. Sementara pada katalog NTL Rusia, terdapat 134 dari 222 kejadian yang memiliki nilai intensitas tsunami. Nilai yang terkecil yaitu -5 dan nilai yang terbesar