• Tidak ada hasil yang ditemukan

TN MODEL-TN MANDIRI

III. METODE PENELITIAN

3.5. Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dengan cara tabulasi data dan kemudian dianalisis sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitian. Analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut :

3.5.1. Analisis potensi ekowisata yang perlu untuk dipromosikan

Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi dan mendeskripsikan obyek-obyek wisata pada tiap pintu, kemudian mengelompokkan jenis wisata menjadi dua yaitu wisata massal dan wisata minat khusus. Langkah selanjutnya adalah membuat suatu pengembangan obyek-obyek wisata yang belum dikembangkan oleh TNGGP untuk dijadikan wisata minat khusus.

3.5.2. Analisis Pengunjung

Analisis dilakukan terhadap karakteristik pengunjung serta saran-saran mereka kegiatan promosi ekowisata di TNGGP. Data yang diperoleh dari pengunjung ini kemudian dibuat dalam bentuk tabulasi dan diuraikan secara deskriptif, sehingga diperoleh hasil akhir berupa bahan pemikiran untuk pengembangan kegiatan promosi ekowisata di TNGGP.

3.5.3. Analisis mitra-mitra TNGGP

Analisis terhadap mitra-mitra TNGGP adalah analisis terhadap keberadaan dan peranserta mitra terhadap promosi ekowisata.

3.5.4. Sintesis

Menurut Eriyatno (2007) sintesis pada intinya merupakan suatu cara berpikir suatu sikap, suatu pendekatan, cara untuk melakukan yang diikuti dengan tindakan untuk mencapai sasaran akhir, untuk menghasilkan materi/substansi. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan pendekatan sistem yang mempunyai karakteristik integrasi, interdisiplin, saling terkait, imajinatif dan menyeluruh.

Tahap ini merupakan tahap penggabungan antara potensi sumber daya yang tersedia (supply), kebutuhan/keinginan (demand) pengunjung serta kebijakan

pemerintah baik kebijakan di tingkat regional maupun nasional (supra dan infra struktur).

3.5.5. Analisis strategi pengembangan

Untuk merumuskan arahan strategi pengembangan promosi ekowisata digunakan pendekatan SWOT. Menurut Rangkuti (2000), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategi. Adapun matriks SWOT disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Matriks SWOT

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Kekuatan (strenghts) Kelemahan (weaknesses)

Peluang (opportunities) SO WO

Ancaman (threaths) ST WT

Dalam analisis SWOT, Rangkuti (2000) menggunakan matriks yang akan menghasilkan 4 (empat) set kemungkinan alternatif dari suatu strategi, yaitu ;

Strategi SO : Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mendapatkan peluang yang sebesar-besarnya

Strategi ST : Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang mungkin timbul.

Strategi WO : Berusaha mendapatkan keuntungan dan kesempatan yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada

Strategi WT : Berusaha meminimalkan kelemahan yang ada dan menghindari ancaman

Faktor internal yang mempunyai kekuatan terhadap promosi ekowisata di TNGGP dan kelemahannya akan dikaji di lapangan, begitu pula dengan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi kegiatan promosi. Selanjutnya dari analisis ini diperoleh suatu strategi pengembangan promosi yang sesuai dengan harapan untuk mendukung konservasi kawasan dan mendukung kesejahteraan masyarakat lokal secara berkelanjutan.

Formulasi strategi ini disusun berdasarkan analisis yang diperoleh dari penerapan model SWOT dengan tahapan sebagai berikut :

a. Penentuan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) didalam kegiatan promosi ekowisata

b. Penentuan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) didalam kegiatan promosi ekowisata

c. Perumusan alternatif strategi pengembangan promosi ekowisata

Untuk pengisian tabel, baik tabel internal maupun tabel eksternal (Tabel 5 dan Tabel 6) dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Melakukan pengisian didalam kolom 1 (berbagai peluang dan ancaman atau kekuatan dan kelemahan)

b. Melakukan pembobotan pada kolom 2, dengan skala mulai dari 1.0 (paling penting) sampai 0.0 (tidak penting). Semua bobot jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1.00.

c. Melakukan penetapan skor (scooring) pada kolom 3, dimulai dari nilai 0-4 d. Pada kolom 4 akan diperoleh nilai tertimbang yang merupakan hasil

perkalian nilai dengan bobot.

e. Memberikan komentar atau catatan pada kolom 5 mengenai alasan dipilihnya faktor tersebut.

f. Melakukan penjumlahan nilai tertimbang yang ada didalam kolom 4, sehingga akan diperoleh total nilai tertimbang. Nilai tertimbang akan menunjukkan seberapa besarnya nilai eksternal dan internal dan nantinya nilai tersebut akan digunakan didalam Matriks Grand Strategy (Gambar 7). Matriks Grand Strategy digunakan untuk menentukan apakah pihak

yang berkepentingan (pengelola) akan memanfaatkan posisi yang kuat atau mengatasi kendala yang ada.

Tabel 5 Rangkuman matriks internal

Faktor Internal Bobot Skor Nilai

Tertimbang Keterangan 1 2 3 4 5 1. Kekuatan 2. Kelemahan Jumlah

Tabel 6 Rangkuman matriks eksternal

Faktor Eksternal Bobot Skor Nilai

Tertimbang Keterangan 1 2 3 4 5 1. Peluang 2. Ancaman Jumlah

Gambar 7 Model matriks Grand Strategy.

Berbagai Peluang Berbagai Ancaman Kekuatan Internal Kelemahan Internal Sel 3 Sel 4 Sel 1 Sel 2

Makna masing-masing sel dalam konteks pengembangan ekowisata adalah sebagai berikut :

a. Sel I : Growth (pertumbuhan)

Strategi pertumbuhan didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset, profit atau kombinasi ketiganya (Freddy Rangkuti, 2001:43). Pertumbuhan dalam ekowisata adalah pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan (frekuensi kunjungan dan asal daerah wisatawan), asset (objek dan daya tarik wisata, prasarana dan sarana pendukung), pendapatan (retribusi masuk dan jumlah yang dibelanjakan). Pertumbuhan dalam ekowisata terbagi dua, yaitu :

Rapid Growth Strategy (strategi pertumbuhan cepat), adalah strategi meningkatkan laju pertumbuhan kunjungan wisatawan dengan waktu lebih cepat (tahun ke 2 lebih besar dari tahun ke 1 dan selanjutnya), peningkatan kualitas yang menjadi faktor kekuatan untuk memaksimalkan pemanfaatkan semua peluang.

Stable Growth Strategy (strategi pertumbuhan stabil), adalah strategi mempertahankan pertumbuhan yang ada (kenaikan yang stabil, jangan sampai turun).

b. Sel II : Stability (Stabilitas)

Strategi stabilitas adalah strategi konsolidasi untuk mengurangi kelemahan yang ada, dan mempertahankan pangsa pasar yang sudah dicapai (oka A. Yoeti, 1996:144). Stabilitas diarahkan untuk mempertahankan suatu keadaan dengan berupaya memanfaatkan peluang dan memperbaiki kelemahan. Strategi stabilitas terbagi dua, yaitu :

Agressive Maintenance strategy (strategi perbaikan agresif), adalah strategi konsolidasi internal dengan mengadakan perbaikan-perbaikan berbagai bidang. Perbaikan faktor-faktor kelemahan untuk memaksimalkan pemanfaatan peluang

Selective Maintenance strategy (strategi perbaikan pilihan), adalah strategi konsolidasi internal dengan melakukan perbaikan pada sesuatu yang menjadi kelemahan. Memaksimalkan perbaikan faktor-faktor kelemahan untuk memanfaatkan peluang.

c. Sel III : Survival (Bertahan)

Turn around strategy (strategi memutar balik), adalah strategi yang membalikkan kecenderungan-kecenderungan negatif sekarang, yang paling umum tertuju pada pengelolaan.

Guirelle strategy (strategi merubah fungsi), adalah strategi merubah fungsi yang dimiliki dengan fungsi lain yang bener-benar berbeda.

d. Sel IV : Diversifikasi

Strategi penganekaragaman adalah strategi yang membuat keanekaragaman terhadap objek dan daya tarik wisata dan mendapatkan dana investasi dari pihak luar. Strategi penganekaragaman dibagi dua, yaitu :

Diversifikasi concentric strategy (strategi diversifikasi konsentrik), adalah diversifikasi objek dan daya tarik wisata sehingga dapat meminimalisir ancaman.

Diversifikasi conglomerate strategy (strategi diversifikasi konglomerat), adalah memasukkan investor untuk mendanai diversikasi yang mempertimbangkan laba.

Dokumen terkait