• Tidak ada hasil yang ditemukan

BALAI BESAR TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Promosi yang Telah Dilaksanakan

Berbagai upaya telah dilaksanakan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) guna mengembangkan kegiatan ekowisata, diantaranya dengan meningkatkan kegiatan promosi. Menurut Cooper (1999) terdapat 4 komponen bauran promosi, yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan secara pribadi oleh TNGGP.

5.1.1. Periklanan

Media periklanan ada beberapa macam, yaitu iklan cetak dan penyiaran, brosur, leaflet, buku kecil, billboard dan materi audio visual. Untuk kegiatan ekowisata, TNGGP saat ini sudah membuat beberapa bahan cetakan baik yang berbentuk buku, leaflet, booklet maupun peta. Bahan-bahan tersebut ada yang dibuat oleh pihak TNGGP sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain. Adapun judul bahan promosi ekowisata TNGGP yang berbentuk cetakan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Bahan promosi cetakan mengenai TNGGP

No Judul Penerbit/tahun Keterangan

1 Buku Informasi Wisata Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Balai TNGGP tahun 2006

Buku berisi informasi potensi wisata TNGGP, tata tertib kunjungan dan prosedur ijin memasuki kawasan

2 Valuation of Mt Gede Pangrango National Park

Balai TNGGP tahun 2004

Buku berbahasa inggris berisi tentang nilai ekonomi gunung gede pangrango

3 Mengenal Bryophyta (lumut) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Vol I

Balai TNGGP tahun 2004

Buku berisi tentang informasi umum mengenai lumut, kunci pengenalan jenis lumut, deskripsi jenis lumut di TNGGP serta istilah-istilah dalam pengenalan jenis lumut 4 Mengenal Jalur Interpretasi

Obyek Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Balai TNGGP tahun 2006

Buku berisi jalur interpretasi Pondok Halimun-Cibeureum, Bodogol-Cipadarateun dan Cibodas-Ciwalen

5 ECOMAP-Pengembangan Wisata di Wilayah Cagar

Balai TNGGP tahun 2006

Buku berisi tentang potensi wisata sekitar TNGGP berupa aneka ragam budaya, seni,

Biosfer. Seri Cianjur dapt istiadat dan kebiasaan lainnya. 6 Perkemahan Konservasi

dan School Visit Paket Dasar

Balai TNGGP tahun 2004

Modul Pendidikan Lingkungan Hidup Balai TNGGP

7 Buku Informasi FLORA Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Balai TNGGP tahun 2006

Buku berisi tentang jenis-jenis flora di TNGGP dan manfaatnya

8 Wisata Pendakian Balai TNGGP tahun 2007

Leaflet berisi tentang ketentuan, persyaratan simaksi, dan penutupan pendakian serta rute menuju puncak Gunung Gede Pangrango 9 Pendakian Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango

Balai TNGGP tahun 2006

Leaflet berisi tentang informasi obyek wisata di pintu masuk Cibodas dan ketentuan umum pendakian

10 Katak di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Fak Kehut IPB, BP Conservation & Balai TNGGP

Leaflet berbahasa Indonesia dan inggris tentang keanekaragaman jenis katak di TNGGP

11 Obyek Wisata Bumi Perkemahan Baru Bolang Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Balai TNGGP tahun 2005

Leaflet berisi informasi program kegiatan di bumi perkemahan barubolang, aksesibilitas, fasilitas, dan tata tertib kunjungan

12 Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol

Balai TNGGP tahun 2007

Leaflet berisi tentang pengenalan PPKA Bodogol, lokasi, fasilitas dan penawaran paket program pendidikan

13 Bird Checklist Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Ginapala Ind, Garuda Wana Scan, PBB-LIPI, Balai TNGGP

Leaflet berisi tentang daftar pertanyaan jenis-jenis burung di TNGGP yang dijumpai oleh pengungjung

14 Camping Ground Balai TNGGP tanun 2007

Leaflet berisi tentang informasi bumi perkemahan Cipelang Pondok Halimun, bumi perkemahan Borubolang dan bumi perkemahan Bobojong

15 Pencegahan Kebakaran Hutan

Balai TNGGP tahun 2005

Leaflet berisi tentang upaya pencegahan kebakaran hutan

16 Hiking To Cibeureum Triple Waterfalls

Balai TNGGP dan JICA tahun 2007

Leaflet berbahasa jepang berisi informasi tentang obyek wisata air terjun

17 Obyek Wisata Bumi Perkemahan Pondok Halimun Selabintana

Balai TNGGP tahun 2006

Leaflet berisi informasi mengenai informasi umum, program kegiatan dan tata tertib kunjungan

Sumber : Balai TNGGP

Sebagian besar bahan cetakan (80%) dibuat sendiri oleh Balai TNGGP, hanya beberapa saja yang dibuat bekerjasama dengan pihak lain. Gambar 12 menyajikan

beberapa sampul buku yang berkaitan dengan kegiatan ekowisata di TNGGP dan Gambar 13 menyajikan beberapa bahan promosi berbentuk leaflet.

Bahan-bahan promosi cetakan tersebut penyebarannya selain diberikan kepada pengunjung TNGGP juga disebarkan pada saat mengikuti pameran. Sampai saat ini penyebaran dengan mengirimkan langsung (direct mailing) ke beberpa pihak baik perseorangan maupun lembaga yang menjadi sasaran kegiatan ekowisata belum rutin dilakukan.

Gambar 12 Beberapa sampul buku mengenai kegiatan ekowisata di TNGGP.

Gambar 13 Beberapa leaflet tentang TNGGP.

Pemasangan iklan di media baik media cetak maupun elektronik masih jarang dilakukan karena biaya pemasangannya yang cukup mahal. Iklan di media televisi sudah pernah tayang di beberapa stasiun televisi yang merupakan hasil kerjasama antara Balai TNGGP dengan stasiun televisi tersebut. Dalam hal ini, Balai TNGGP menyediakan tempat untuk berlangsungnya suatu program televisi terutama yang berkaitan dengan konservasi dan wisata alam. Sebenarnya banyak acara di televisi yang berkaitan dengan wisata alam yang bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan ekowisata di TNGGP antara lain Jejak Petualang (TV 7), Horizon (Indosiar), Potret (SCTV), Jelajah (Trans TV) dan Expedition (Metro TV).

Pemasangan billboard mengenai TNGGP di tempat-tempat strategis sepanjang jalan menuju kawasan TNGGP belum dilakukan. Saat ini hanya ada satu billboard yang dipasang dijalan menuju TNGGP. Keberadaan billboard ini sebenarnya cukup penting mengingat keberadaan TNGGP sendiri yang sampai saat ini masih belum dikenal secara luas oleh masyarakat umum.

Materi audio visual mengenai TNGGP sudah dibuat berupa video yang berisi berbagai potensi yang ada di TNGGP termasuk berbagai obyek yang berpotensi untuk kegiatan ekowisata.

5.1.2. Promosi Penjualan

Terdapat beberapa media promosi penjualan, yaitu pameran, potongan harga dan hiburan. Dari ketiga bentuk promosi tersebut, penyelenggaraan hiburan dirasa kurang sesuai untuk mempromosikan kegiatan ekowisata. Hal ini karena adanya hiburan akan mengundang keramaian yang tidak sesuai dengan prinsip dasar kegiatan ekowisata.

Pameran merupakan kegiatan yang rutin diikuti oleh TNGGP, baik pameran di tingkat kabupaten, yaitu Cianjur, Bogor dan Sukabumi maupun tingkat propinsi

seperti Expo Jawa Barat tahun 2001, Jawa Barat Travel Exchange (JT’X 2002) dan

Pameran Bursa Pariwisata pada Mei 2002 di Bandung. Sedangkan pameran tingkat nasional yang pernah diikuti adalah Pasar Wisata Internasional di Jakarta sebagai bagian anjungan Jawa Barat. Pameran tingkat internasional, keikutsertaan TNGGP adalah melalui Departemen Kebudayaan dan Pariwisata serta melalui LSM seperti Indecon yang membawa berbagai produk ekowisata indonesia ke beberapa pameran internasional.

Promosi penjualan melalui potongan harga dilakukan oleh Balai TNGGP dalam bentuk potongan harga untuk wisma tamu, asrama dan rombongan yang akan rekreasi ke air terjun. Potongan harga wisma tamu dan asrama diberlakukan kepada mereka yang khusus bekerja di Departemen kehutanan, sedangkan untuk potongan harga tiket dikenakan bagi rombongan yang jumlahnya minimal 25 orang. Adapun rincian pemotongan harga tersebut disajikan dalam Tabel 10.

Tabel 10 Potongan harga di wisma tamu, asrama dan tiket rombongan ke air terjun

No Kriteria Pelayanan

Harga (Rp)

Normal Dengan

Potongan

1 Wisma Tamu 5 kamar 850.000/malam 500.000/malam

2 Asrama Kapasitas 25 orang 600.000/malam 400.000/malam

3 Tiket rombongan air

terjun cibeureum

Minimal 25 orang 3.000/orang 1.500/orang

Sumber : Balai TNGGP

Kebijakan potongan harga ini dilakukan selain sebagai suatu strategi promosi khususnya untuk wisata massal. Untuk potongan harga di wisma tamu, sebaiknya jangan dikhususkan untuk pegawai Departemen Kehutanan saja tetapi juga berlaku untuk umum, dengan memberlakukan harga yang berbeda antara peak season dan low season.

5.1.3. Promosi Melalui Hubungan Masyarakat

Kegiatan promosi lain adalah melalui hubungan masyarakat (humas). Beberapa media dari humas adalah seminar dan ceramah, siaran pers, laporan tahunan, publikasi dan media identitas. Kegiatan humas yang sudah pernah dilakukan oleh Balai TNGGP antara lain adalah dengan mengadakan seminar secara rutin setiap tahunnya untuk memaparkan berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan di TNGGP termasuk kegiatan ekowisatanya. Seminar ini dilaksanakan dengan mengundang berbagai pihak yang terkait dengan kegiatan ekowisata di TNGGP.

Penerbitan media identitas juga dilaksanakan oleh Balai TNGGP melalui

pembuatan buletin yang bernama “Edelweis”. Buletin ini berisi berita-berita terbaru mengenai TNGGP dan masalah-masalah konservasi secara umum. Buletin ini terbit 2 bulan sekali, tetapi dalam pelaksanaannya waktu terbitnya tidak teratur karena masalah dana yang cair tidak tepat pada awal tahun anggaran. Tetapi Balai TNGGP tetap mengusahakan agar buletin dapat terbit 6 kali dalam setahun.

Kegiatan mengundang wartawan media cetak dan elektronik belum dilakukan secara intensif oleh balai TNGGP, sehingga tidak heran apabila tulisan mengenai TNGGP dari tahun 2000-2007 yang terdaftar di Pusat Dokumentasi dan Informasi Departemen Kehutanan hanya sebanyak 32 judul. Komposisi topik tulisan di media

massa mengenai TNGGP dapat dilihat pada Gambar 14. Keduapuluh media massa tersebut adalah Agroindonesia, Bisnis Indonesia, Bussiness News, Investor Daily, Jakarta Post, Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Neraca, Pelita, Pikiran Rakyat, Rakyat Merdeka, Republik, Sinar Harapan, Suara Karya, Suara Pembaruan, Terbit, Majalah Gatra, Majalah Tempo dan Majalah Trust. Beberapa guntingan media cetak tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 14 Persentase komposisi topik tulisan mengenai TNGGP.

Topik tulisan mengenai ekowisata/wisata alam merupakan topik yang paling banyak ditulis di media massa yaitu sebesar 46,9%, sedangkan untuk topik mengenai pengelolaan sebesar 43,8% dan topik mengenai flora dan fauna sebesar 9,3%.

5.1.4. Penjualan Secara Pribadi

Penjualan secara pribadi mencakup presentasi penjualan, katalog, pemasaran lewat telepon, pengiriman bahan cetakan, email dan internet. Kegiatan yang sudah dilakukan TNGGP adalah melalui internet khususnya melalui situs TNGGP (www.gedepangrango.org) yang baru tahun ini dibuat. Situs tersebut berisi informasi umum dan berita-berita terbaru mengenai TNGGP. Tetapi ternyata di internet sudah cukup banyak situs yang berisi informasi dan publikasi mengenai ekowisata di TNGGP. Tabel 11 menyajikan beberapa situs di internet mengenai TNGGP.

Komposisi Topik Tulisan Mengenai TNGGP di 20 Media Cetak tahun 2000-2007

FLORA DAN FAUNA 9,30% PENGELOLAAN 43,80% EKOWISATA 46,90%

Situs-situs tersebut dibuat oleh lembaga resmi seperti Departemen Kehutanan, Conservation International Indonesia (CII), LSM, dan beberapa Tour Operator maupun beberapa penulis yang menceritakan pengalamannya dalam melakukan ekowisata di TNGGP. Bahkan terdapat situs mengenai TNGGP yang dapat diakses dalam beberapa bahasa yang dilengkapi dengan contact person yang pernah berkunjung ke TNGGP yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai TNGGP. Beberapa contoh printout situs tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tabel 11 Beberapa situs di internet mengenai TNGGP

No Judul URL(http://...) Keterangan

1. Gunung Gede Pangrango National Park

http://www.geocities.com/rainforest/4466/i ndex.html

Informasi umum mengenai TNGGP 2. Bodogol, Taman Nasional

Gede Pangrango htt/://www.conservation.or.id/home.php? bnnhcatid=25&page=gpeluang.detail&tcati d=36 Informasi mengenai PPKAB

3 Mount Gede and Pangrango Trekking http://www.indonesia- trekking.com/index.php/volcano- trekking/mount-gede-and-pangrango-trekking.html Penawaran paket pendakian selama 3 hari, yang masuk melalui Cibodas dan turun lewat Gunung Puteri

4 Mountain Trek : GEDE MOUNTAIN TREK AND WHITE WATER RAFTING

http://www.adventureindonesia.com/trek-gede-itinerary.htm

Informasi peket ekowisata ke TNGGP

5 Gunung Gede Pangrango National Park http://www.indecon.or.id/ecosites/pangran go.html Informasi umum mengenai TNGGP 6 Bodogol Conservation Education Center http://www.eco-adventureindonesia.com/

7 Gunung Gede Pangrango National Park

http://nationalpark.na.funpic.org/index.php ?option=com_content&task=view&id=7&I temid=34

Informasi yang cukup lengkap mengenai TNGGP

8 Gunung Gede Pangrango National Park http://www.surfbirds.com/mb/Trip%20Rep orts/Java.html Informasi menegani obyek-obyek wisata di TNGGP Sumber : Internet

Keberadaan situs-situs tersebut sangat membantu promosi ekowisata TNGGP terutama dalam menjangkau konsumen yang ada di luar negeri serta kalangan menengah keatas karena mereka memiliki kemudahan dalam mengakses internet. Menurut Perkiraan resmi Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pemakai internet sampai akhir tahun 2007 berjumlah 25 juta pemakai. Diharapkan dengan pembuatan situs baru TNGGP bisa menjadi media promosi yang efektif.

Presentasi mengenai kegiatan ekowisata di TNGGP belum pernah dilaksanakan sendiri oleh Balai TNGGP, tetapi sudah pernah dilakukan oleh Conservation Internatinoal Indonesia (CII) di sekolah dan lembaga pendidikan yang ada di Bogor dan Jakarta. Presentasi penjualan ini khusus ekowisata yang ada di Bodogol. Presentasi ini dimaksudkan untuk memperkenalkan TNGGP langsung ke orang-orang yang potensial untuk menjadi ekowisatawan. Penjualan pribadi melalui katalog, pemasaran lewat telepon, pengiriman bahan cetakan dan email belum dilaksanakan dalam mempromosikan kegiatan ekowisata di TNGGP.

5.1.5. Promosi oleh Pihak Pemerintah Daerah (Pemda)

TNGGP yang wilayahnya berada di 3 kabupaten yaitu, Cianjur, Bogor dan Sukabumi tentu memerlukan peran serta dari ketiga Pemerintah Daerah tersebut dalam pengembangan kegiatan wisatanya. Ketiga Kabupaten tersebut telah sepakat membangun pariwisata berkelanjutan di TNGGP, kesepakatan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Kementrian Lingkungan Hidup RI

06/Dep.VII/Lh/07/2004 tentang ”Penyelenggaraan Program Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan dalam Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan di TNGGP”. Tujuan kerjasama tersebut adalah untuk meningkatkan dan melestarikan fungsi lingkungan dan daya guna TNGGP menjadi suatu kawasan yang menarik bagi wisatawan sehingga dapat mendorong peningkatan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Dari hasil pengumpulan data dan wawancara diketahui bahwa masing-masing Pemda memiliki kebijakan yang tidak sama berkaitan dengan keberadaan TNGGP di wilayahnya yang tentunya berpengaruh juga pada kegiatan promosi yang dilaksanakan.

Pemda Kabupaten Cianjur memiliki perhatian yang sangat besar terhadap TNGGP, karena hampir 90% retribusi obyek wisata yang diperoleh berasal dari TNGGP dan sekitarnya yaitu Kebun Raya Cibodas yang berada dibawah pengelolaan LIPI dan THW Mandalawangi milik Perum Perhutani. Perhatian yang besar juga ditunjukkan oleh keseriusannya untuk menerapkan karcis terusan karena selama ini ketiga pengelola obyek wisata tersebut masih melakukan penarikan tiket sendiri-sendiri. Perhatian lain yaitu tampak diikutsertakannya TNGGP dalam berbagai kegiatan promosi pariwisata yang dilaksanakan Pemda Cianjur, seperti pameran maupun dalam bahan-bahan cetakan berupa leaflet dan buku wisata yang mempromosikan obyek-obyek wisata di TNGGP.

Gambar 16 Bahan-bahan promosi pemda Cianjur, Bogor dan Sukabumi.

Pemda Kabupaten Bogor sangat mendukung keberadaan TNGGP sebagai aset wisata unggulan di Jawa Barat, hal ini ditunjukkan oleh adanya pencantuman

obyek-obyek wisata yang ada di TNGGP kedalam buku ”Profile Pariwisata Kabupaten Bogor”.

Tabel 12 Jumlah wisatawan dan retribusi tempat rekreasi tiga kabupaten tahun 2007

No Kriteria Kabupaten

Cianjur Bogor Sukabumi

1 Jumlah wisatawan (orang) 1.409.602 2.120.019 1.802.278

2 Retribusi Tempat Rekreasi (Rp) 930.775.000 326.158.000 256.883.000

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, Bogor dan Sukabumi

Pemda Kabupaten Sukabumi dalam pengembangan pariwisatanya lebih mengutamakan pada kawasan-kawasan wisata yang pengelolaanya ditangani secara langsung oleh Pemda sehingga perhatian terhadap TNGGP masih sangat terbatas, tetapi pada intinya juga mendukung keberadaan TNGGP sebagai kawasan konservasi dan mencantumkan informasi obyek wisata kedalam bahan-bahan promosi yaitu leaflet maupun VCD mengenai tujuan wisata di Kabupaten Sukabumi.

5.1.6. Promosi oleh LSM

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berkiprah di TNGGP cukup banyak, tetapi sampai saat ini yang masih aktif hanya beberapa LSM saja, diantaranya Conservation International Indonesia (CII), Yayasan Alam Mitra Indonesia, Green Ranger, CIBA, Montana, Eagle, Yayasan Survival Indonesia (YSI), Panthera, Suling. CII mempunyai peranan besar dalam mempromosikan ekowisata di TNGGP dengan membuat berbagai tulisan di dalam websitenya (www.conservation.or.id), terutama semenjak kerjasama dalam bentuk konsorsium PPKAB baru terjalin. CII melakukan promosi secara intensif, tetapi semenjak tahun 2003 CII tidak melakukan upaya promosi lagi. Saat ini promosi dilakukan sendiri

oleh balai TNGGP, peran CII hanya memberi masukan terhadap program-program yang sudah dan akan dilaksanakan, khususnya di Bodogol.

Belum ada LSM yang secara khusus berperan dalam pemasaran/promosi ekowisata di TNGGP, kebanyakan dari mereka hanya menginformasikan potensi wisata yang ada di TNGGP, baik melalui internet maupun melalui mulut ke mulut.

5.1.7. Promosi oleh Biro Perjalanan Wisata

Terdapat sekitar sembilan Biro Perjalanan Wisata (BPW) yang menawarkan paket-paket ekowisata seperti Adventure Indonesia, Indonesia Trekking, Eco-adventure Indonesia, adventurindo, Nature Trekker Indonesia, SunburstEco-adventure, Liburan.info, Trips Indonesia dan Indonesia Travelindo ikut mempromosikan ekowisata di TNGGP melalui situsnya di internet. BPW ini membuat paket-paket perjalanan ke TNGGP secara khusus maupun menjadi bagian dari perjalanan ke berbagai obyek ekowisata di Indonesia. Sampai saat ini belum ada kerjasama antara BPW tersebut dengan Balai TNGGP. Beberapa BPW yang menawarkan paket ekowisata ke TNGGP di internet dapat dilihat pada Gambar 17.

5.1.8. Permasalahan dalam Pelaksanaan Promosi

Kegiatan promosi ekowisata di TNGGP masih mengalami banyak permasalahan dalam pelaksanaannya, antara lain :

5.1.8.1 Terbatasnya dana yang tersedia

Dana merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan suatu promosi, semakin banyak dana yang tersedia biasanya semakin berhasil promosi yang

dilakukan, begitu pula sebaliknya. TNGGP sendiri belum mempunyai dana khusus untuk promosi, saat ini dana yang dianggarkan hanyalah dana untuk membuat bahan-bahan cetakan yang jumlahnya sangat kecil yaitu 60 juta/tahun, dan dana itupun turunnya dari pusat tidak pada awal tahun anggaran tetapi pada pertengahan bahkan mendekati akhir tahun anggaran sehingga berbagai rencana promosi yang telah dibuat untuk satu tahun anggaran tidak dapat dilaksanakan dengan semestinya karena adanya keterbatasan waktu.

5.1.8.2. Karakteristik TNGGP sebagai Kawasan Konservasi

Hal ini juga menjadi salah satu penghambat bagi pihak pengelola dalam melakukan kegiatan promosi. Karena statusnya sebagai kawasan konservasi maka pihak pengelola harus selalu memperhatikan keseimbangan antara pengunjung dan kawasan. Promosi yang dilakukan tidak hanya untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya guna memperoleh keuntungan yang besar, tetapi disini pengelola semata-mata hanya memfasilitasi pengunjung dan tujuan akhirnya adalah menumbuhkan kesadaran pengunjung akan pentingnya konservasi kawasan.

5.1.8.3. Penyebaran bahan-bahan cetakan yang tidak tepat kepada sasaran

Masalah ini dialami oleh pihak TNGGP karena tidak ada dana yang digunakan untuk melakukan penyebaran bahan-bahan cetakan. Penyebaran bahan cetakan diberikan kepada pengunjung dan pada saat mengadakan pameran sehingga bahan-bahan tersebut hanya sampai ke sebagian masyarakat, tidak sampai kepada pengunjung potensial.

5.2. Persepsi Pengunjung Terhadap Upaya Promosi

Dokumen terkait