• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.9 Pengolahan dan Analisis Data

3.9.2 Analisis Data

Analisis data yang dilakukan:

1. Uji Wilcoxon

Uji wilcoxon (uji hipotesis komparatif variabel numerik sebaran tidak normal dua kelompok berpasangan) untuk mengetahui perbandingan kondisi (pH, kapasitas buffer, laju alir, dan volume) pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada anak Severe Early Childhood Caries (SECC), perbandingan kondisi (pH, kapasitas buffer, laju alir, dan volume) pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada anak bebas karies, dan perbandingan pengalaman karies pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada anak Severe Early Childhood Caries (SECC), serta perbandingan

pengalaman karies pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada anak Bebas Karies.

2. Uji Chi Square

Uji Chi Square (uji hipotesis variabel kategorik) digunakan untuk mengetahui hubungan kategori kondisi saliva antara anak SECC dan bebas karies pada awal pemeriksaan, dan hubungan kategori kondisi saliva antara anak SECC dan bebas karies setelah 6 bulan.

3. Uji Korelasi Spearman

Uji korelasi spearman (uji hipotesis korelasi variabel numerik-numerik distriusi tidak normal) digunakan untuk mengetahui korelasi kondisi saliva dengan penambahan karies setelah 6 bulan pada anak Severe Early Childhood Caries (SECC) dan bebas karies.

4. Uji Regresi Linear Berganda

Uji regresi linear berganda merupakan uji yang digunakan bila variabel bebasnya lebih dari satu, dengan skala datanya numerik. 42 Uji regresi linear berganda untuk mengetahui kondisi saliva (pH, kapasitas buffer, laju alir, volume) yang manakah yang paling berperan terhadap penambahan karies setelah 6 bulan pada anak SECC dan Bebas Karies.

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada 48 orang anak yang pada awalnya terbagi atas 24 anak SECC dan 24 anak bebas karies, namun setelah 6 bulan terjadi perubahan status karies, dimana dari 24 anak bebas karies, terdapat 23 anak yang menjadi SECC dan 1 anak yang tetap bebas karies di wilayah Kecamatan Medan Selayang.

Pengambilan data dilakukan pada bulan Januari 2018 sampai Februari 2018.

4.1 Distribusi Anak SECC dan Bebas Karies pada Awal Pemeriksaan dan Setelah 6 Bulan

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil anak yang mengalami SECC pada awal pemeriksaan sebanyak 24 (100%) orang, yang terdiri dari laki-laki 15 (62,5%) orang dan perempuan 9 (37,5%) orang, sedangkan anak bebas karies juga berjumlah 24 (100%) orang, yang terdiri dari laki-laki 12 (50%) orang dan perempuan 12 (50%) orang. Setelah 6 bulan diperoleh hasil, anak yang mengalami SECC meningkat menjadi 47 (100%) orang yang terdiri dari laki-laki 27 (57,4%) orang dan perempuan 20 (42,6%) orang, sedangkan anak bebas karies tersisa hanya 1 (100%) orang, yang berjenis kelamin perempuan (tabel 4).

Tabel 4. Distribusi SECC dan bebas karies pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan

Status Karies

Jumlah

Awal Pemeriksaan Setelah 6 Bulan

Laki-laki

4.2 Analisis Statistik Perbandingan Rerata Kondisi Saliva pada Awal Pemeriksaan dan Setelah 6 Bulan pada Kelompok Awal SECC

Hasil penelitian menunjukkan rerata kondisi saliva pada awal pemeriksaan lebih tinggi dibandingkan pemeriksaan setelah 6 bulan pada anak SECC. Rerata pH anak SECC pada awal pemeriksaan 6,43±0,56 dan setelah 6 bulan 6,15±0,31. Secara statistik ada perbedaan yang signifikan rerata pH pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada anak SECC dengan (p=0,040). Rerata kapasitas buffer anak SECC pada awal pemeriksaan 5,91±1,99 dan setelah 6 bulan 4,80±1,74. Secara statistik ada perbedaan yang signifikan rerata kapasitas buffer pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada anak SECC (p=0,008). Rerata laju alir anak SECC pada awal pemeriksaan 0,27±0,04 dan setelah 6 bulan adalah 0,13±0,06. Secara statistik ada perbedaan yang signifikan rerata laju alir pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada anak SECC (p=0,013). Rerata volume anak SECC pada awal pemeriksaan 1,23±0,24 dan setelah 6 bulan 1,0±0,34. Secara statistik ada perbedaan yang signifikan rerata volume pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada anak SECC (p=0,013) (tabel 5).

Tabel 5. Hasil analisis statistik perbandingan rerata kondisi saliva pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada kelompok awal SECC

Kondisi Saliva

SECC (n=24) Awal p

Pemeriksaan

Setelah 6 bulan

pH Saliva (6,43±0,56) (6,15±0,31) 0,040

Kapasitas Buffer Saliva (5,91±1,99) (4,80±1,74) 0,008

Laju Alir Saliva (0,27±0,04) (0,13±0,06) 0,013

Volume Saliva (1,23±0,24) (1,0±0,34) 0,013

p < 0,05

4.3 Analisis Statistik Perbandingan Rerata Kondisi Saliva pada Awal Pemeriksaan dan Setelah 6 Bulan pada Kelompok Awal Bebas Karies

Hasil penelitian menunjukkan rerata kondisi saliva pada awal pemeriksaan lebih tinggi dibandingkan pemeriksaan setelah 6 bulan pada anak bebas karies. Rerata

pH anak bebas karies pada awal pemeriksaan sebesar 6,98±0,37 dan setelah 6 bulan sebesar 6,50±0,25. Secara statistik ada perbedaan yang signifikan rerata pH pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada anak bebas karies (p=0,000). Rerata kapasitas buffer anak bebas karies pada awal pemeriksaan sebesar 9,37±1,27 dan setelah 6 bulan sebesar 8,5±1,69. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan rerata kapasitas buffer pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada anak bebas karies (p=0,046). Rerata laju alir anak bebas karies pada awal pemeriksaan sebesar 0,31±0,07 dan setelah 6 bulan sebesar 0,23±0,04. Secara statistik ada perbedaan yang signifikan rerata laju alir pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada anak bebas karies (p=0,000). Rerata volume anak bebas karies pada awal pemeriksaan sebesar 1,55±0,39 dan setelah 6 bulan sebesar 1,15±0,20.

Secara statistik ada perbedaan yang signifikan rerata volume pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada anak bebas karies (p=0,000) (tabel 7).

Tabel 6. Hasil analisis statistik perbandingan rerata kondisi saliva pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada kelompok awal bebas karies

Kondisi Saliva

Kapasitas Buffer Saliva (9,37±1,27) (8,5±1,69) 0,046

Laju Alir Saliva (0,31±0,07) (0,23±0,04) 0,000

Volume Saliva (1,55±0,39) (1,15±0,20) 0,000

p < 0,05

4.4 Analisis Statistik Perbandingan Rerata Kondisi Saliva Setelah 6 Bulan pada Kelompok Setelah 6 Bulan Anak SECC dan Bebas Karies

Hasil penelitian menunjukkan rerata pH saliva setelah 6 bulan pada anak SECC (47 orang) adalah sebesar 6,37±0,29 , sedangkan rerata pH saliva pada anak bebas karies (1 orang) sebesar 7,00±0,00. Rerata kapasitas buffer setelah 6 bulan pada anak SECC adalah sebesar 7,8±1,69, sedangkan rerata kapasitas buffer pada anak bebas karies sebesar 9,00±0,00. Rerata laju alir saliva setelah 6 bulan pada anak SECC adalah sebesar 0,21±0,05, sedangkan rerata laju alir saliva setelah 6 bulan pada

anak bebas karies sebesar 0,35±0,00. Rerata volume saliva setelah 6 bulan pada SECC adalah sebesar 1,07±0,28, sedangkan rerata volume saliva pada anak bebas karies setelah 6 bulan sebesar 1,50±0,00 (tabel 7).

Tabel 7. Hasil analisis statistik perbandingan rerata kondisi saliva setelah 6 bulan pada kelompok 6 bulan anak SECC dan bebas karies

Kondisi Saliva

Setelah 6 bulan

SECC (n=47) Bebas Karies (n=1)

pH Saliva (6,37±0,29) (7,00±0,00)

Kapasitas Buffer Saliva (7,89±1,69) (9,00±0,00)

Laju Alir Saliva (0,21±0,05) (0,35±0,00)

Volume Saliva (1,07±0,28) (1,50±0,00)

4.5 Analisis Statistik Perbandingan Rerata Pengalaman Karies pada Awal Pemeriksaan dan Setelah 6 Bulan pada SECC dan Bebas Karies

Hasil penelitian menunjukkan rerata pengalaman karies pada anak SECC dan bebas karies setelah 6 bulan mengalami peningkatan dibandingkan pada awal pemeriksaan. Berdasarkan hasil pada tabel statistik perbandingan rerata pengalaman karies setelah 6 bulan pada SECC dan bebas karies (kelompok 6 bulan) menunjukkan bahwa pada anak SECC (47 orang) rerata pengalaman karies setelah 6 bulan adalah sebesar 6,93±4,48, sedangkan pada anak bebas karies (1 orang) 0,00±0,00 (tabel 8).

Tabel 8. Hasil analisis statistik perbandingan rerata pengalaman karies setelah 6 bulan menurut AAPD pada kelompok 6 bulan SECC dan bebas karies Status

Karies

n Rerata deft

setelah 6 bulan

SECC 47 (6,93±4,48)

Bebas Karies 1 (0,00±0,00)

Rerata pengalaman karies anak SECC pada awal pemeriksaan 3,29±1,94 dan setelah 6 bulan 8,25±4,05. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan rerata pengalaman karies pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada anak SECC dengan selisih sebesar 4,95±3,87 (p=0,000). Rerata pengalaman karies pada awal pemeriksaan yang dilakukan pada anak bebas karies adalah

0,00±0,00 dan setelah pengamatan 6 bulan adalah 5,33±4,62 (tabel 9). Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan rerata pengalaman karies pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan.

Tabel 9. Hasil analisis statistik perbandingan rerata pengalaman karies menurut AAPD pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada kelompok awal SECC dan bebas karies

Status

Karies n

Rerata deft

Awal pemeriksaan Setelah 6 bulan p

SECC 24 (3,29±1,94) (8,25±4,05) 0,000

Bebas Karies 24 (0,00±0,00) (5,33±4,62) 0,000

p < 0,05

4.6 Analisis Statistik Korelasi antara Kondisi Saliva dengan Penambahan Karies Setelah 6 Bulan pada Kelompok Awal Anak SECC dan Bebas Karies

Hasil uji statistik korelasi antara pH, kapasitas buffer, laju alir, volume dengan penambahan karies setelah 6 bulan pada anak SECC dan bebas karies menunjukkan adanya korelasi negatif yang berarti jika pH, kapasitas buffer, laju alir, volume saliva meningkat maka deft akan menurun. Nilai korelasi pH dengan penambahan karies setelah 6 bulan pada anak SECC sebesar -0,394 dengan nilai p=0,034. Hasil ini menunjukkan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang lemah. Nilai korelasi pH dengan penambahan karies setelah 6 bulan pada anak bebas karies sebesar -0,427 dengan nilai p=0,037. Hasil uji pada hubungan ini menunjukkan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang sedang.

Nilai korelasi antara kapasitas buffer dengan penambahan karies setelah 6 bulan pada anak SECC sebesar -0,468 dengan nilai p=0,042. Hasil uji pada hubungan ini menunjukkan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang sedang. Nilai korelasi kapasitas buffer dengan penambahan karies setelah 6 bulan pada anak bebas karies sebesar -0,428 dengan nilai p=0,037. Hasil uji pada hubungan ini menunjukkan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang sedang. Nilai korelasi antara laju alir

dengan penambahan karies setelah 6 bulan pada anak SECC sebesar -0,276 dengan nilai p=0,033. Hasil uji pada hubungan ini menunjukkan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang lemah.

Nilai korelasi antara laju alir dengan penambahan karies setelah 6 bulan pada anak bebas karies sebesar -0,233 dengan nilai p=0,040. Hasil uji pada hubungan ini menunjukkan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang lemah. Nilai korelasi antara volume dengan penambahan karies setelah 6 bulan pada anak SECC sebesar -0,276 dengan nilai p=0,033. Hasil uji pada hubungan ini menunjukkan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang lemah. Nilai korelasi antara volume dengan penambahan karies setelah 6 bulan pada anak bebas karies sebesar -0,233 dengan nilai p=0,040. Hasil uji pada hubungan ini menunjukkan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang lemah (tabel 10).

Tabel 10. Hasil analisis statistik korelasi antara kondisi saliva dengan penambahan karies setelah 6 bulan pada kelompok awal anak SECC dan bebas karies Kondisi saliva

Penambahan Karies

SECC (n= 24) BK (n=24)

r p r p

Ph -0,394 0,034 -0,427 0,037

Kapasitas buffer -0,468 0,042 -0,428 0,037

Laju Alir -0,276 0,033 -0,233 0,04

Volume -0,276 0,033 -0,233 0,04

4.7 Analisis Statistik Faktor Risiko Penambahan Karies Setelah 6 Bulan pada Kelompok Awal Anak SECC dan Bebas Karies

Hasil penelitian menunjukkan semua variabel (pH saliva, kapasitas buffer saliva, laju alir saliva dan volume saliva) memenuhi kriteria untuk masuk kedalam analisis multivariat, namun kapasitas buffer saliva yang terpilih karena kapasitas buffer adalah variabel yang lebih sederhana. Nilai persamaan regresi linear yang diperoleh adalah penambahan karies = 30,191+ (-3,918* kapasitas buffer) (R2 = 6,2%), sehingga kapasitas buffer saliva merupakan prediksi penyebab penambahan karies. Berdasarkan analisis stastistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan

antara prediksi kapasitas buffer terhadap penyebab penambahan karies di Kecamatan Medan Selayang (p=0,048).

4.8 Gambaran Kategori pH, Kapasitas buffer, Laju Alir, Volume Saliva Setelah 6 Bulan Pada Anak SECC dan Bebas Karies

Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok 6 bulan pada anak SECC (47 orang) menunjukkan pH saliva asam dengan persentase paling tinggi sebesar 89,4%.

sedangkan pada anak bebas karies (1 orang) menunjukkan kategori pH normal dengan persentase paling tinggi sebesar 100%. Pada kelompok 6 bulan pada anak SECC (47 orang) menunjukkan kapasitas buffer saliva rendah dengan persentase paling tinggi sebesar 87,2%, sedangkan pada anak bebas karies (1 orang) menunjukkan kategori kapasitas buffer normal dengan persentase paling tinggi sebesar 100%. Pada kelompok 6 bulan pada anak SECC (47 orang) menunjukkan laju alir dan volume saliva tidak normal dengan persentase paling tinggi sebesar 93,6%, sedangkan pada anak bebas karies (1 orang) menunjukkan laju alir dan volume saliva tidak normal dengan persentase paling tinggi sebesar 100% (Tabel 11).

Tabel 11. Hasil analisis gambaran kategori pH, kapasitas buffer, laju alir, volume saliva setelah 6 bulan pada anak SECC dan bebas karies

Kondisi saliva Setelah 6 Bulan

SECC (n=47) BK (n=1) Kapasitas buffer Sangat Rendah

n (%)

4.9 Analisis Statistik Perbandingan Kategori pH Saliva pada Awal Pemeriksaan dan Setelah 6 Bulan pada Anak SECC dan Bebas Karies

Hasil penelitian menunjukkan pada awal pemeriksaan kondisi pH asam diperoleh pada kelompok awal SECC (24 orang) dengan persentase yang tinggi yaitu sebesar 62,5%, sedangkan pada pH saliva kategori sangat asam sebesar 33,3%, pH saliva kategori normal nilai persentasenya rendah yaitu sebesar 4,2%. Kelompok awal bebas karies (24 orang) memperoleh nilai pH saliva yang normal yaitu sebesar 83,3%, pH saliva kategori asam 16,7% dan tidak ditemukan adanya kategori pH saliva sangat asam. Secara statistik menunjukkan ada perbedaan signifikan pH saliva pada awal pemeriksaan anak usia ≤ 24 bulan dengan SECC dan bebas karies di Kecamatan Medan Selayang (p < 0,05).

Setelah 6 bulan persentase kategori pH saliva pada anak SECC berubah menjadi sangat asam 8,3%, asam 87,5% dan normal 4,2%. Pada anak bebas karies diperoleh pH saliva kategori asam sebesar 87,5%, pH saliva kategori normal sebesar 12,5%, dan tidak ditemukan adanya kategori pH saliva sangat asam. Berdasarkan analisis statistik menunjukkan ada perbedaan signifikan kategori pH saliva pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada kelompok awal anak SECC dan bebas karies di Kecamatan Medan Selayang (p< 0,05) (tabel 12).

Tabel 12. Hasil analisis statistik perbandingan kategori pH saliva pada awal

4.10 Analisis Statistik Perbandingan Kategori Kapasitas Buffer pada Awal Pemeriksaan dan Setelah 6 Bulan pada Anak SECC dan Bebas Karies

Berdasarkan hasil pada tabel perbandingan kapasitas buffer saliva menunjukkan bahwa pada awal pemeriksaan kapasitas buffer sangat rendah didapati pada anak SECC (24 orang) dengan persentase yang tinggi yaitu sebesar 54,2%, sedangkan pada kapasitas buffer kategori rendah sebesar 41,7% dan kapasitas buffer kategori normal sebesar 4,2%. Anak bebas karies (24 orang) memperoleh nilai kapasitas buffer kategori rendah sebesar 45,8%, dan kapasitas buffer kategori normal sebesar 54,2 %, dan tidak ditemukan adanya kategori sangat rendah. Secara statistik ada perbedaan signifikan kapasitas buffer saliva pada awal pemeriksaan anak usia ≤ 24 bulan dengan SECC dan bebas karies di Kecamatan Medan Selayang (p < 0,05).

Setelah 6 bulan persentase kapasitas buffer saliva pada anak SECC persentase tertinggi termasuk kedalam kategori kapasitas buffer rendah yaitu 83,2%

dibandingkan kategori sangat rendah 8,3%, dan normal 8,3%. Pada anak yang semula bebas karies diperoleh kapasitas buffer kategori rendah sebesar 87,5%, normal sebesar 12,5%, dan tidak ditemukan adanya kapasitas buffer kategori sangat rendah.

Berdasarkan analisis statistik ada perbedaan signifikan kategori kapasitas buffer saliva pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada kelompok awal anak SECC dan bebas karies di Kecamatan Medan Selayang (tabel 13).

Tabel 13. Hasil analisis statistik perbandingan kategori kapasitas buffer pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada kelompok awal anak SECC dan

4.11 Analisis Statistik Kategori Laju Alir dan Volume Saliva pada Awal Pemeriksaan dan Setelah 6 Bulan Pada Anak SECC dan Bebas Karies

Berdasarkan hasil pada tabel perbandingan kategori laju alir dan volume saliva pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada kelompok awal SECC (24 orang) dan bebas karies (24 orang) menunjukkan bahwa pada awal pemeriksaan laju alir saliva pada anak SECC yang termasuk kategori tidak normal sebesar 100% dan tidak ditemukan adanya kategori laju alir normal. Anak bebas karies (24 orang) pada awal pemeriksaan diperoleh persentase laju alir saliva kategori normal sebesar 79,2%, dan tidak normal sebesar 20,8%. Secara statistik ada perbedaan signifikan laju alir dan volume saliva pada awal pemeriksaan anak usia ≤ 24 bulan dengan SECC dan bebas karies di Kecamatan Medan Selayang (p < 0,05). Setelah 6 bulan persentase kategori laju alir dan volume saliva pada anak SECC (24 orang) berubah menjadi tidak normal sebesar 91,7%, dan normal sebesar 8,3%, sementara pada anak yang semula bebas karies diperoleh persentase laju alir dan volume saliva kategori tidak normal sebesar 91,7%, dan normal sebesar 8,3%. Berdasarkan analisis statistik menunjukkan ada perbedaan signifikan laju alir dan volume saliva pada awal pmeriksaan dan setelah 6 bulan pada kelompok awal anak SECC dan bebas karies di Kecamatan Medan Selayang (p < 0,05) (tabel 14).

Tabel 14. Hasil analisis statistik perbandingan kategori laju alir dan volume saliva pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada kelompok awal anak

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada 48 orang anak yang pada awalnya terbagi atas 24 anak SECC dan 24 anak bebas karies, namun setelah 6 bulan terjadi perubahan status karies, dimana dari 24 anak bebas karies, terdapat 23 anak yang menjadi SECC dan 1 anak yang tetap bebas karies di wilayah Kecamatan Medan Selayang.

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil anak yang mengalami SECC pada awal pemeriksaan sebanyak 24 (100%) orang, yang terdiri dari laki-laki 15 (62,5%) orang dan perempuan 9 (37,5%) orang, sedangkan anak bebas karies juga berjumlah 24 (100%) orang, yang terdiri dari laki-laki 12 (50%) orang dan perempuan 12 (50%) orang. Setelah 6 bulan diperoleh hasil, anak yang mengalami SECC meningkat menjadi 47 (100%) orang, yang terdiri dari laki-laki 27 (57,4%) orang dan perempuan 20 (42,6%) orang. Adapun 47 anak SECC tersebut berasal dari 24 anak SECC dan 23 anak bebas karies yang berubah menjadi SECC. Sedangkan anak yang tetap bebas karies hanya tersisa 1 (100%) orang, yang berjenis kelamin perempuan (tabel 4).

Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah anak yang menderita SECC setelah 6 bulan dari pemeriksaan awal, dimana anak yang semula bebas karies setelah 6 bulan berubah menjadi anak yang mengalami SECC.

Tingginya jumlah anak yang menderita SECC setelah 6 bulan pada penelitian ini, karena pemeriksaan menggunakan aturan AAPD, dimana jumlah white spot ikut dimasukkan dalam nilai decay. Tetapi apabila dihitung menurut Klein, jumlah anak karies menjadi lebih rendah, disebabkan pada indeks tersebut nilai white spot tidak ikut dimasukkan.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Grindefford, et al terhadap 692 anak yang terbagi menjadi anak karies dan bebas karies, setelah follow up selama 1 tahun jumlah anak yang mengalami penambahan lesi karies baru pada anak yang menderita karies sebesar 92% dan pada anak bebas karies sebesar 29%.43 Hal ini kemungkinan dikarenakan anak usia tersebut belum memperbaiki pola diet

yang salah serta semakin seringnya anak mengkonsumsi makanan kariogenik, yang menyebabkan tingginya angka kejadian SECC apalagi jika kebiasaan tersebut tetap dilakukan.31 Selain itu, peningkatan kejadian karies sejalan dengan bertambahnya usia, hal ini dikarenakan gigi semakin lama terpapar oleh faktor risiko karies.14

Berdasarkan hasil penelitian rerata pH saliva anak SECC pada awal pemeriksaan 6,43±0,56 dan setelah 6 bulan sebesar 6,15±0,31. Rerata pH anak bebas karies pada awal pemeriksaan 6,98±0,37 dan setelah 6 bulan 6,50±0,25. Secara statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan rerata pH pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada kelompok awal SECC dan anak bebas karies (p=0,040) (p=0,000) (tabel 5) (tabel 6). Hasil penelitian tersebut menunjukkan anak SECC dan anak bebas karies memiliki nilai rerata pH awal dan setelah pengamatan 6 bulan yang semakin rendah. Hal ini didukung oleh penelitian Grindefford, et al setelah 1 tahun follow up anak yang menderita karies dan anak bebas karies mengalami penurunan pH dengan persentase anak bebas karies dengan pH rendah sebesar 33%, sedangkan anak SECC sebesar 37%.43

Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok 6 bulan pada anak SECC (47 orang) menunjukkan pH saliva asam dengan persentase paling tinggi sebesar 89,4%.

sedangkan pada anak bebas karies (1 orang) menunjukkan kategori pH normal dengan persentase paling tinggi sebesar 100% (Tabel 11). Pada awal pemeriksaan anak SECC (24 orang) paling banyak memiliki pH saliva kategori asam dengan persentase sebesar 62,5%, dibandingkan kategori sangat asam 33,3% dan normal 4,2%, sedangkan pada anak bebas karies (24 orang) paling banyak memiliki pH kategori normal dengan persentase sebesar 83,3% dibandingkan asam sebesar 16,7%, dan tidak ditemukan adanya kategori pH saliva sangat asam. Pada pemeriksaan setelah 6 bulan, persentase kategori pH saliva pada anak SECC berubah menjadi sangat asam 8,3%, asam 87,5% dan normal 4,2%. Pada anak bebas karies paling banyak memiliki pH saliva kategori asam sebesar 87,5% dibandingkan kategori normal sebesar 12,5%, dan tidak ditemukan adanya kategori pH saliva sangat asam.

Secara statistik ada perbedaan signifikan kategori pH saliva pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada kelompok awal anak SECC dan bebas karies usia 2 tahun

(tabel 12) (p < 0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Animireddy, et al yang menyatakan bahwa ada perbedaan signifikan pH saliva pada anak SECC dan bebas karies (p<0,001).17 Penelitian lainnya oleh Kwatehy dan Youssef menunjukkan ada perbedaan signifikan pH saliva anak yang menderita karies dengan bebas karies (p=0,000).45 Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan kategori pH saliva pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada anak SECC dan bebas. Hal ini ditandai dengan banyaknya subjek dengan pH saliva kategori normal pada awal pemeriksaan menjadi kategori asam setelah 6 bulan. Hal ini disebabkan karena terjadinya karies dipengaruhi oleh keasaman pH. pH saliva yang asam menunjukkan bahwa kondisi asam basa saliva responden tidak seimbang yang memicu terjadinya karies. Ketika pH turun menjadi asam, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi, yang akan menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang larut dan menyebabkan karies pada gigi.44 Pada penelitian ini kemungkinan anak memiliki diet karbohirat tinggi, dimana anak dengan diet tinggi karbohidrat khususnya sukrosa cenderung risiko terkena karies lebih tinggi daripada anak yang dietnya mengandung banyak lemak dan protein karena menyebabkan penurunan pH saliva. Hal ini disebabkan karena sukrosa adalah karbohidrat yang banyak difermentasikan oleh Streptococcus mutans.26,27

Berdasarkan hasil penelitian rerata kapasitas buffer saliva anak SECC pada awal pemeriksaan 5,91±1,99 dan setelah pengamatan 6 bulan 4,80±1,74, sedangkan rerata kapasitas buffer saliva anak bebas karies pada awal pemeriksaan 9,37±1,27 dan setelah 6 bulan sebesar 8,5±1,69. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan rerata kapasitas buffer pada awal pemeriksaan dan setelah 6 bulan pada kelompok awal anak SECC dan bebas karies (tabel 5) (tabel 6) (p=0,008) (p=0,046).

Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok 6 bulan pada anak SECC (47 orang) menunjukkan kapasitas buffer saliva rendah dengan persentase paling tinggi

Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok 6 bulan pada anak SECC (47 orang) menunjukkan kapasitas buffer saliva rendah dengan persentase paling tinggi