• Tidak ada hasil yang ditemukan

115 6.7. Penanaman Modal

6.10. Analisis Daya Saing

Analisa LQ tidak memberikan penjelasan tentang faktor penyebab perubahan variabel PDRB, sedangkan analisa Shift Share (SS) memerinci penyebab perubahan suatu variabel dengan mengisolasi berbagai faktor yang menyebabkan perubahan PDRB sektoral di suatu daerah dari satu kurun waktu ke kurun waktu berikutnya. Untuk mengetahui bagaimana analisa SS berkerja, dapat dilihat pada uraian berikut.

Shift Share Perhitungan Pergeseran Bersih

Pergeseran bersih (PB) diperoleh dari hasil penjumlahan antara industrial mix share (IMS) dan local share (LS) di setiap sektor perekonomian. Apabila PB>0, maka pertumbuhan sektor di Kabupaten Banyuwangi termasuk dalam kelompok yang progresif (maju). Sedangkan PB<0 artinya sektor perekonomian di Kabupaten Banyuwangi termasuk kelompok yang lamban.

119

Secara agregat pergeseran bersih di Kabupaten Banyuwangi menghasilkan nilai positif, yang turut memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan PDRB pada periode 2015-2019 di Kabupaten Banyuwangi sebesar positif 88.4 (milyar rupiah). Hal ini juga menunjukkan bahwa secara umum, Kabupaten Banyuwangi termasuk kedalam kelompok yang progresif (maju).

Tabel 6.5 Hasil Perhitungan Pergeseran Bersih (PB) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2019

Sumber: Data diolah, 2020

Analisis Kuadran

Dengan melihat besaran IMS dan LS, maka suatu daerah/sektor dapat dikategorikan menjadi empat kelompok/kuadran. Dengan menggunakan alat analisa Shift Share, dapat dilihat dari pendekatan IMS dan LS sekaligus.

Pada kuadran I (IMS positif dan LS positif) ditempati oleh sektor: 1) Industri Pengolahan

2) Konstruksi

3) Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

4) Transportasi dan Pergudangan

(milyar rupiah) persen A -3,132.8 -20.94 B -35.0 -0.95 C 166.3 3.24 D -1.9 -7.65 E -1.9 -6.28 F 1,096.7 21.99 G 1,174.0 18.34 H 49.9 3.86 I 267.4 25.64 J 313.4 13.81 K 4.0 0.50 L 27.9 4.04 M,N 4.7 4.51 O -64.4 -6.53 P 111.5 7.78 Q 20.4 12.44 R,S,T,U 88.3 16.86 88.4 0.20

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik dan Gas

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Total

Real Estate Jasa Perusahaan

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan

Konstruksi

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan

Kate

gori Uraian

PB

Jasa lainnya

120

5) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6) Informasi dan Komunikasi

7) Jasa Perusahaan 8) Jasa Pendidikan

9) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Ini memberikan pengertian bahwa sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan yang cepat. Sektor tersebut juga mampu bersaing dengan sektor perekonomian dari wilayah lain di Jawa Timur.

Pada kuadran II (IMS positif dan LS negatif) ditempati oleh sektor: Pertambangan dan Penggalian. Ini memberikan pengertian bahwa sektor tersebut mempunyai kecenderungan sebagai sektor yang tertekan tetapi berpotensi (highly potential). Kelompok sektor ini memiliki tingkat daya saing yang tinggi tetapi laju pertumbuhannya lambat.

Pada kuadran III (IMS negatif dan LS positif) ditempati oleh sektor: 1) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

2) Pengadaan Listrik dan Gas 3) Jasa Keuangan

4) Real Estate

5) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

6) Jasa lainnya

Ini memberikan pengertian bahwa sektor tersebut berada pada posisi tertekan tapi sedang berkembang (developing). Sektor ini dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat, tetapi sektor tersebut tidak mampu bersaing dengan sektor ekonomi dari wilayah lain di Jawa Timur (daya saingnya rendah).

Sementara itu, pada kuadran IV (IMS negatif dan LS negatif) ditempati oleh sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang. Sektor di kuadran IV dikategorikan sebagai sektor yang terbelakang dan berdaya saing lemah atau dikategorikan terbelakang (depressed).

121

Hasil kesimpulan menyeluruh dari analisis LQ dan SS dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6.6 Hasil Kesimpulan Menyeluruh Dari Analisis LQ dan SS

Kategori Sektor

Kesimpulan Analisis

LQ Analisis SS

A Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Prospektif Tumbuh cepat dan daya saing lambat B Sektor Pertambangan dan

Penggalian

Prospektif Tumbuh lambat dan daya saing kuat C Sektor Industri Pengolahan Tertinggal Tumbuh Cepat dan

Daya Saing Kuat D Sektor Pengadaan Listrik dan Gas Andalan Tumbuh cepat dan

daya saing lambat E Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Tertinggal Tumbuh lambat dan daya saing lemah F Sektor Konstruksi Unggulan Tumbuh Cepat dan

Daya Saing Kuat G Sektor Perdagangan Besar dan

Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Andalan Tumbuh Cepat dan Daya Saing Kuat

H Sektor Transportasi dan Pergudangan

Prospektif Tumbuh Cepat dan Daya Saing Kuat I Sektor Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum

Andalan Tumbuh Cepat dan Daya Saing Kuat J Sektor Informasi dan Komunikasi Tertinggal Tumbuh Cepat dan

Daya Saing Kuat K Sektor Jasa Keuangan Tertinggal Tumbuh cepat dan

daya saing lambat L Sektor Real Estate Tertinggal Tumbuh cepat dan daya saing lambat M,N Sektor Jasa Perusahaan Tertinggal Tumbuh Cepat dan

Daya Saing Kuat O Sektor Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Tertinggal Tumbuh cepat dan daya saing lambat

P Sektor Jasa Pendidikan Unggulan Tumbuh Cepat dan Daya Saing Kuat Q Sektor Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

Andalan Tumbuh Cepat dan Daya Saing Kuat R,S,T,U Sektor Jasa lainnya Andalan Tumbuh cepat dan

daya saing lambat

Sumber: Data diolah

Berdasarkan hasil analisis di atas, maka fokus pembangunan yang diunggulkan dan menjadi andalan di Kabupaten Banyuwangi adalah:

1) Sektor Konstruksi (Unggulan)

Kontribusi kategori ini relatif meningkat selama periode 2015-2019 yaitu berada di kisaran 11%-14%. Dengan penghitungan atas dasar harga

122

konstan 2010, laju pertumbuhan Kategori Konstruksi di Banyuwangi terus membaik, yaitu dari 7.51% di tahun 2016 menjadi 12.32% di tahun 2019.

Pada tahun 2019, kontribusi kategori konstruksi mencapai 12,005.0 milyar rupiah atau sebesar 14.36% terhadap total perekonomian Banyuwangi dan menduduki peringkat ketiga. Selesainya beberapa proyek perbaikan infrastruktur seperti perbaikan jalan di beberapa wilayah dan perbaikan saluran air, serta merebaknya proyek pembangunan hotel secara signifikan mendorong pertumbuhan kategori ini. Selain itu, permintaan yang tinggi akan properti juga diduga ikut mendorong peningkatan kontribusi Kategori Konstruksi yang ditambah dengan pembangunan dan perbaikan besar rumah warga.

2) Sektor Jasa Pendidikan (Unggulan)

Pada tahun 2019 jasa pendidikan menyumbang sebesar 3.08% terhadap total perekonomian Banyuwangi, mengalami kenaikan dari tahun 2018 yang sebesar 3.04%. Tren pertumbuhannya, kategori ini relatif berfluktuasi dan cenderung meningkat. Pada 2016 tumbuh 6.57% dan pada 2019 tumbuh sebesar 7.14%.

3) Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (Andalan)

Tahun 2019, kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum berkontribusi terhadap PDRB Banyuwangi sebesar 2,425.6 milyar rupiah atau 2.90%. Laju pertumbuhan kategori ini berfluktuasi dan cenderung naik, seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Kunjungan wisatawan ke Banyuwangi meningkat tajam utamanya setelah Pemerintah Kabupaten Banyuwangi membuat terobosan dan inovasi kepariwisataan yang mendunia sampai dengan saat ini. Laju pertumbuhan kategori ini mencapai 11.18% di tahun 2019 dan di tahun 2018 sekitar 10.78%.

123

4) Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (Andalan)

Selama 5 tahun terakhir, Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor menyumbang lebih dari 15,00 persen terhadap total perekonomian Banyuwangi. Pada tahun 2019, kontribusi kategori ini mencapai 14,023.9 milyar rupiah, sementara pada tahun 2018 angkanya sekitar 12,474.6 milyar rupiah.

Berdasarkan nilai kontribusi tersebut, telah menempatkan kategori ini di urutan kedua setelah Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Didukung dengan pertumbuhan sebesar 9.62% di tahun 2019, dan sekitar 6.86% di tahun 2016 kategori ini terus meningkat.