• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembagian Kerja Aktivitas Produktif

Jenis aktivitas diteliti melalui ranah analisis gender dengan melihat pembagian kerja aktivitas produktif antara perempuan dan laki-laki di dalam rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani. Aktivitas produktif adalah semua pekerjaan yang berkaitan dengan produksi barang dan jasa untuk mendapatkan penghasilan dan pemenuhan kebutuhan dasar yang dilakukan oleh rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani. Rincian aktivitas produktif yang dilakukan kedua tipe rumah tangga petani padi sawah dilampirkan pada tabel 21 dan 22 berikut.

Tabel 21 Persentase responden rumah tangga petani padi sawah menurut aktivitas produktif dalam perspektif gender di Desa Ciasihan tahun 2016

Jenis Aktivitas n Pembagian kerja Total

PS LS DP DL B On- farm Mengontrol air 20 0.0 95.0 0.0 5.0 0.0 100.0 Mengontrol lahan 20 0.0 95.0 0.0 5.0 0.0 100.0 Membayar kulipak 20 0.0 95.0 0.0 5.0 0.0 100.0 Mengontrol hama dan penyakit 20 0.0 85.0 0.0 15.0 0.0 100.0 Mengontrol gulma 20 0.0 90.0 0.0 10.0 0.0 100.0

Menandur 20 80.0 0.0 20.0 0.0 0.0 100.0

Ngarambet4 20 80.0 0.0 20.0 0.0 0.0 100.0

Off- farm

Perkebunan dan palawija 7 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Sewa tanah 1 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Hasil perikanan 2 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Kuli angkut ikan 1 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Penggilingan padi 1 100.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Kuli garu 1 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Non- farm Kuli bangunan 3 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Aparat desa 4 10.0 90.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Guru 3 33.3 66.7 0.0 0.0 0.0 100.0 Ketua RW 1 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0

Wiraswasta (dagang, warung) 7 5.0 95.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Petugas kebersihan sekolah 1 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Keterangan: PS: perempuan sendiri, LS: laki-laki sendiri, DP: dominan perempuan, DL: dominan laki-laki, B: bersama

4

Berdasarkan tabel 21 menunjukkan bahwa aktivitas produktif on-farm

rumah tangga petani padi sawah yang sebagian besar dilakukan oleh laki-laki adalah mengontrol air, lahan, hama dan penyakit, gulma, dan membayar kulipak. Perempuan cenderung lebih banyak pada aktivitas menandur dan ngarambet.

Akan tetapi, perempuan tidak memperoleh bayaran dari aktivitas tersebut karena sifatnya hanya untuk membantu suami.

“...Ya bantu-bantu suami aja daripada bayar orang lain kan. Biasanya bawain makanan, terus kalau ada yang bisa dibantu kayak

nandur atau ngarambet ya dilakukan aja...” –Ibu NY, 60 tahun

Informasi yang diperoleh dari tabel 21 juga menunjukkan bahwa aktivitas

off-farm dan non-farm sebagian besar dilakukan oleh laki-laki. Hal ini dilakukan adanya anggapan bahwa laki-laki sebagai kepala keluarga sehingga merasa berkewajiban untuk mencari nafkah. Perempuan yang terlibat dalam aktivitas mencari nafkah, penghasilannya dianggap pemasukan tambahan. Jenis aktivitasnya pun umumnya yang lokasinya di rumah atau tidak jauh dari rumah karena pendapat yang berkembang di masyarakat setempat, perempuan dituntut atau merasa berkewajiban untuk memprioritaskan urusan domestik atau rumah tangga. Aktivitas produktif biasanya dilakukan oleh perempuan adalah menjadi pemilik warung atau berdagang.

Tabel 22 Persentase responden rumah tangga buruh tani menurut aktivitas produktif dalam perspektif gender di Desa Ciasihan tahun 2016

Jenis Aktivitas n Pembagian kerja Total

PS LS DP DL B On-farm Mencangkul 20 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Membereskan lahan 20 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Memupuk 20 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Membersihkan gulma 20 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Menandur 20 100.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Ngarambet 20 100.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Off-farm Kulipak 20 0.0 0.0 0.0 100.0 0.0 100.0

Kuli angkut ikan 1 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Hasil perkebunan 3 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Non- farm Berdagang 3 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Sopir 1 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Kuli bangunan 3 0.0 80.0 20.0 0.0 0.0 100.0 Kuli nyuci 1 100.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100.0

Keterangan: PS: perempuan sendiri, LS: laki-laki sendiri, DP: dominan perempuan, B: bersama

Informasi yang diperoleh dari tabel 22 adalah pembagian kerja aktivitas produktif rumah tangga buruh tani menunjukkan adanya perbedaan peran yang signifikan antara laki-laki dan perempuan. Peran laki-laki dalam aktivitas

43

produktif diantaranya adalah mencangkul, membereskan lahan, memupuk, dan membersihkan gulma. Buruh tani laki-laki biasanya bekerja dari pukul 07.00 WIB hingga zuhur yakni pukul 12.00 WIB dan memperoleh upah sebesar Rp30 000 per harinya. Peran perempuan adalah menandur dan ngarambet biasanya sekaligus membantu suaminya di lahan padi sawah. Perempuan dalam hal ini memperoleh bayaran sebesar Rp25 000 per hari. Selain itu, aktivitas off-farm dan non-farm

sebagian besar dilakukan oleh laki-laki karena budaya patriarki yang berkembang di masyarakat. Laki-laki berkewajiban untuk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan rumah tangga. Seperti halnya perempuan pada rumah tangga petani, pada rumah tangga buruh tani pun perempuan juga terlibat sebagai pencari nafkah tambahan yang masih bersifat domestik.

Tabel 23 Rata-rata curahan waktu rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani terhadap aktivitas produktif menurut jenis kelamin di Desa Ciasihan tahun 2016

Aktivitas

Petani (jam/hari) Buruh tani (jam/hari)

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Produktif on-farm 4.65 1.625 5.0 5.1

Produktif off-farm 4.8 3.85 4.0 0.0

Produktif non-farm 5.96 6.5 7.3 3.0

Informasi yang diperoleh dari tabel 23 adalah rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani laki-laki mencurahkan sebagian besar waktu aktivitas produktifnya pada sektor non-farm yakni 5.96 jam per hari dan 7.3 jam per hari. Hal ini dikarenakan waktu kerja non-farm lebih fleksibel dibandingkan sektor on- farm atau off-farm yang bergantung pada musim. Biasanya petani yang bekerja pada sektor non-farm bekerja mulai pukul 08.00-14.00 untuk guru dan aparat desa sedangkan kuli bangunan bekerja untuk pukul 08.00-17.00. Sebagian besar buruh tani yang bekerja sebagai kuli bangunan juga bekerja pukul 08.00-17.00. Selanjutnya, petani padi sawah perempuan mencurahkan sebagian besar waktunya per hari untuk melakukan aktivitas produktif pada sektor non-farm sedangkan buruh tani perempuan cenderung mencurahkan waktunya pada sektor on-farm.

Petani padi sawah dan buruh tani perempuan mulai bekerja produktif setelah pekerjaan rumah tangganya telah diselesaikan seperti memasak, mencuci, dan membersihkan rumah. Meskipun demikian, petani padi sawah perempuan tetap mulai bekerja pada waktu yang sama dengan laki-laki yaitu 08.00-10.00 untuk Guru PAUD, 08.00-11.00 untuk kader posyandu, 09.00-15.00 untuk pedagang, dan 09.00-20.00 untuk pemilik warung. Buruh tani perempuan yang sebagian besar mencurahkan waktunya sebagai buruh tani mulai bekerja pukul 07.00-12.00. Biasanya perempuan buruh tani berangkat ke sawah bersama suaminya yang juga buruh tani.

Aktivitas Reproduktif

Aktivitas reproduktif adalah pekerjaan yang berkaitan dengan perawatan dan pemeliharaan dan anggotanya, seperti memasak, mencuci, membersihkan, merawat, menjaga, dan membesarkan anak, memelihara tempat tinggal, dan sebagainya. Rincian aktivitas reproduktif yang dilakukan oleh rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani dilampirkan pada tabel 24 berikut.

Tabel 24 Persentase responden rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani menurut jenis aktivitas reproduktif di Desa Ciasihan tahun 2016

Jenis Aktivitas

Pembagian kerja

Petani (%) Total

Pembagian kerja

Buruh Tani (%) Total PS LS DP DL B PS LS DP DL B Merawat anak 60.0 0.0 30.0 0.0 10.0 100.0 40.0 0.0 55.0 0.0 5.0 100.0 Belanja ke pasar 90.0 0.0 10.0 0.0 0.0 100.0 100.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Memasak 95.0 0.0 0.0 0.0 5.0 100.0 100.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Menyiapkan makanan 100.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100.0 100.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Mencuci piring 85.0 0.0 10.0 0.0 5.0 100.0 95.0 0.0 5.0 0.0 0.0 100.0 Mencuci pakaian 95.0 0.0 5.0 0.0 0.0 100.0 100.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Membersihkan rumah 95.0 0.0 5.0 0.0 0.0 100.0 100.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100.0

Keterangan: PS: perempuan sendiri, LS: laki-laki sendiri, DP: dominan perempuan, DL: dominan laki-laki, B: bersama

Informasi yang diperoleh dari tabel 24 adalah aktivitas reproduktif pada rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani sebagian besar dilakukan oleh perempuan. Aktivitas reproduktif tersebut diantaranya adalah merawat anak, belanja ke pasar, memasak, menyiapkan makanan, mencuci piring, mencuci pakaian, dan membersihkan rumah. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan di RW 03 Desa Ciasihan masih terjebak dalam zona domestik karena nilai yang dianut oleh penduduk setempat bahwa tugas rumah tangga merupakan tugas wajib yang harus dilakukan oleh perempuan.

Rata-rata waktu yang dicurahkan oleh petani laki-laki pada sektor reproduktif hanya 3 jam per hari sedangkan petani perempuan mencurahkan waktu sebanyak 11.9 jam per hari. Dalam rumah tangga buruh tani, rata-rata curahan waktu per hari yang diberikan oleh buruh tani laki-laki adalah 0.25 jam per hari sedangkan perempuan sebanyak 12.5 jam per harinya. Ketimpangan curahan waktu antara laki-laki dan perempuan ini menunjukkan adanya isu

stereotype yang dialami oleh perempuan pada rumah tangga petani padi sawah. Tugas domestik dianggap melekat pada peran perempuan dan dianggap tidak lazim bila perempuan tidak menjalankan kewajiban domestiknya. Sayangnya, aktivitas perempuan dalam ranah reproduktif tidak masuk dalam pencatatan ekonomi sehingga Ellis (1993) menyebut perempuan dalam rumah tangga petani

45

padi sawah sebagai non-wage labour. Meskipun rumah tangga petani padi sawah sudah ada yang mampu untuk membayar asisten rumah tangga tetapi kontribusi untuk mengatur kebutuhan rumah tangga tetap dipikirkan sepenuhnya oleh perempuan.

“...Bayar bibi buat bantu-bantu urusan rumah, neng. Ya tapi gitu, tetep bingung kalau mau nentuin makan apa. Bapak pasti

bilangnya terserah. Kan bingung...”–Ibu NY, 50 tahun Aktivitas Sosial-Politik-Keagamaan

Aktivitas sosial-politik-keagamaan merupakan aktivitas yang dilakukan berkaitan kemasyarakatan seperti kerja bakti, rapat di balai desa, program pelatihan, dan pengajian yang bertujuan untuk meningkatkan solidaritas masyarakat setempat. Rincian aktivitas sosial yang dilakukan oleh rumah tangga petani padi sawah dilampirkan pada tabel 25 berikut.

Tabel 25 Persentase responden rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani menurut jenis aktivitas sosial-politik-keagamaan di Desa Ciasihan tahun 2016

Jenis Aktivitas

Pembagian Kerja

Petani (%) Total

Pembagian Kerja

Buruh Tani (%) Total

PS LS DP DL B PS LS DP DL B

Kerja bakti 0.0 25.0 0.0 35.0 40.0 100.0 0.0 20.0 0.0 10.0 70.0 100.0 Rapat di balai desa 0.0 65.0 0.0 20.0 15.0 100.0 0.0 85.0 0.0 10.0 5.0 100.0 Program pelatihan 5.0 60.0 0.0 15.0 20.0 100.0 0.0 85.0 0.0 10.0 5.0 100.0 Pengajian 0.0 10.0 35.0 0.0 55.0 100.0 5.0 0.0 10.0 0.0 85.0 100.0 Keterangan: PS: perempuan sendiri, LS: laki-laki sendiri, DP: dominan perempuan, DL: dominan laki-laki, B: bersama

Informasi yang diperoleh dari tabel 25 menunjukkan bahwa jenis aktivitas sosial yang biasanya dilakukan oleh rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani di RW 03, Desa Ciasihan diantaranya adalah kerja bakti, rapat di balai desa, program pelatihan, dan pengajian. Kerja bakti biasanya dilakukan setiap hari Minggu. Selain bersih-bersih kampung, di wilayah RW 03 Desa Ciasihan saat penelitian berlangsung sedang merenovasi masjid sehingga aktivitas kerja bakti pada saat itu terfokus pada renovasi masjid. Perempuan dan laki-laki dalam rumah tangga petani padi sawah (40%) dan buruh tani (70%) sama-sama berpartisipasi dalam kerja bakti.

Aktivitas rapat di balai desa dan program pelatihan pertanian sebagian besar diikuti oleh laki-laki sendiri baik pada rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani. Hal ini dikarenakan laki-laki dalam rumah tangga petani padi sawah dianggap lebih berkompeten dan sudah cukup mewakili rumah tangga

dibandingkan perempuan, kecuali memang ada undangan khusus untuk perempuan tani.

Pengajian merupakan agenda sosial rutin yang dilakukan oleh warga RW 03 Desa Ciasihan. Hal ini membuat perempuan dan laki-laki pada rumah tangga petani padi sawah (55%) maupun buruh tani (85%) sama-sama berpartisipasi untuk mengikuti kegiatan pengajian. Partisipasi ini juga dilatarbelakangi adanya jadwal rutin yang sudah ditetapkan yaitu pengajian Ibu-Ibu setingkat RT pada hari Selasa, pengajian khusus bapak-bapak pada Hari Kamis, dan pengajian gabungan setingkat RW pada hari Minggu.

Rata-rata waktu yang dicurahkan per harinya oleh petani padi sawah laki- laki untuk aktivitas sosial-politik-kemasyarakatan adalah 4.85 jam per hari sedangkan petani padi sawah perempuan meluangkan sebanyak 4.40 jam per hari. Dalam rumah tangga buruh tani, rata-rata waktu yang dicurahkan oleh buruh tani laki-laki adalah 5 jam per hari sedangkan buruh tani perempuan adalah 4.85 jam per hari. Perbedaan ini juga menunjukkan adanya indikasi isu stereotype yang dialami perempuan. Hal ini terlihat pada andil perempuan masih rendah bila dilihat pada aktivitas kerja bakti. Pekerjaan fisik pada renovasi masjid seperti mengecat, mengaduk semen, mengangkat alat berat, dan mengecor khusus dilakukan oleh laki-laki. Perempuan hanya membantu membersihkan area masjid dan menyediakan makanan bagi para laki-laki. Selanjutnya, aktivitas rapat di balai desa dan program pelatihan pertanian juga didominasi oleh laki-laki karena kehadiran laki-laki dianggap cukup representatif.

Tabel 26 Rata-rata curahan waktu pembagian kerja rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani menurut jenis kelamin di Desa Ciasihan tahun 2016

Aktivitas Petani (jam/hari) Buruh tani (jam/hari)

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Produktif on-farm 4.65 1.625 5.0 5.1 Produktif off-farm 4.8 3.85 4.0 0.0 Produktif non-farm 5.96 6.5 7.3 3.0 Reproduktif 3.0 11.9 0.25 12.5 Sosial-politik- kemasyarakatan 4.85 4.40 5.0 4.85

Berdasarkan tabel 26 menunjukkan adanya isu beban kerja ganda yang dialami oleh perempuan dalam rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani. Dari waktu tersebut, perempuan tidak hanya melakukan perannya dalam aktivitas produktif tetapi juga reproduktif dan sosial-politik-kemasyarakatan. Kontribusi waktu yang dicurahkan per hari pun cukup besar dalam tiga jenis aktivitasnya. Walau demikian, sebagian besar perempuan tersebut mengaku tidak terbebani dengan berbagai aktivitas yang dijalankannya. Berikut ini kutipan wawancara yang dilakukan terhadap salah satu responden perempuan dalam rumah tangga petani padi sawah.

47

“...Ya nggak merasa terbebani sih sebenarnya, mau gimana lagi. Uang yang saya dapat buat tambah-tambah makan sama jajan cucu. Saya senang menjalaninya dan ikhlas saja karena Allah...” –Ibu LL, 43 tahun.

Akses Terhadap Sumber Daya dan Manfaat

Akses sumber daya yang dimiliki oleh rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani memiliki perbedaan. Akses sumber daya yang dimiliki oleh rumah tangga petani padi sawah diantaranya adalah lahan, benih padi, irigasi, dan pupuk. Akses sumber daya yang dimiliki oleh rumah tangga buruh tani terdiri dari lahan, alat pertanian, benih padi, aktivitas penanaman padi, aktivitas pemupukan, dan perawatan dari serangan hama. Selanjutnya, materi akses manfaat yang dimiliki oleh rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani memiliki kesamaan yaitu penghasilan, kepemilikan aset, kesempatan kerja, dan hasil panen. Penjelasan secara rinci dari masing-masing akses dikemukakan melalui tabel berikut.

Tabel 27 Persentase responden rumah tangga petani menurut akses sumber daya di Desa Ciasihan tahun 2016

Akses Sumber Daya Petani (%) Total

PS LS DP DL S

Lahan 0.0 75.0 0.0 25.0 0.0 100.0

Benih padi 0.0 90.0 0.0 10.0 0.0 100.0

Irigasi 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0

Pupuk 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0

Keterangan: PS: perempuan sendiri, LS: laki-laki sendiri, DP: dominan perempuan, DL: dominan laki-laki, S: setara

Informasi dari tabel 27 menjelaskan akses sumber daya yang dimiliki oleh rumah tangga petani padi sawah pemilik terhadap lahan, benih padi, irigasi, dan pupuk didominasi oleh laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa lelaki mempunyai akses yang lebih besar daripada perempuan sehingga berimplikasi pada akses manfaat terhadap sumber daya. Rincian mengenai akses terhadap manfaat sumber daya dijelaskan melalui tabel 28 berikut.

Tabel 28 Persentase responden rumah tangga petani padi sawah menurut akses manfaat di Desa Ciasihan tahun 2016

Akses Manfaat Petani (%) Total

PS LS DP DL S

Penghasilan 0.0 30.0 60.0 0.0 10.0 100.0

Kepemilikan aset 0.0 10.0 0.0 70.0 20.0 100.0

Kesempatan kerja 0.0 95.0 0.0 5.0 0.0 100.0

Hasil panen 5.0 95.0 0.0 0.0 0.0 100.0

Keterangan: PS: perempuan sendiri, LS: laki-laki sendiri, DP: dominan perempuan, DL: dominan laki-laki, S: setara

Informasi yang diperoleh dari tabel 28 adalah akses manfaat terhadap sumber daya yang dimiliki oleh rumah tangga petani padi sawah yang terdiri dari penghasilan, kepemilikan aset, kesempatan kerja, dan hasil panen. Manfaat terhadap penghasilan dominan diakses oleh perempuan. Hal ini dikarenakan penghasilan tersebut digunakan untuk keperluan rumah tangga sehingga perempuan sebagai pihak yang lebih sering berada di rumah tangga lebih banyak menerima manfaat dibandingkan laki-laki. Akan tetapi, manfaat terhadap kepemilikan aset, kesempatan kerja, dan hasil panen lebih banyak diakses oleh laki-laki.

Akses terhadap sumber daya yang dimiliki oleh rumah tangga buruh tani terdiri dari lahan, alat pertanian, benih padi, penanaman padi, pemupukan, dan perawatan dari serangan hama. Rincian mengenai akses yang dimiliki oleh rumah tangga buruh tani dijelaskan melalui tabel 29.

Tabel 29 Persentase responden rumah tangga buruh tani menurut akses sumber daya di Desa Ciasihan tahun 2016

Akses Sumber Daya Buruh Tani (%) Total

PS LS DP DL S Lahan 0.0 50.0 0.0 50.0 0.0 100.0 Alat pertanian 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Benih padi 0.0 60.0 0.0 40.0 0.0 100.0 Penanaman padi 85.0 0.0 15.0 0.0 0.0 100.0 Pemupukan 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0

Perawatan dari serangan hama 0.0 75.0 25.0 0.0 0.0 100.0 Keterangan: PS: perempuan sendiri, LS: laki-laki sendiri, DP: dominan perempuan, DL: dominan laki-laki, S: setara

Informasi yang diperoleh dari tabel 29 adalah laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga buruh tani memiliki akses yang sama terhadap lahan. Hal ini dikarenakan laki-laki dan perempuan buruh tani pergi bersama-sama ke sawah dari pukul 7 pagi hingga pukul 12 siang. Akan tetapi, perbedaannya dapat dilihat melalui aktivitas yang dilakukan. Laki-laki dominan terhadap sumber daya alat pertanian seperti cangkul dan alat semprot, benih padi serta aktivitas pemupukan

49

dan perawatan dari serangan hama. Perempuan memiliki akses yang dominan terhadap aktivitas penanaman padi.

Tabel 30 Persentase responden rumah tangga buruh tani menurut akses manfaat di Desa Ciasihan tahun 2016

Akses Manfaat Buruh Tani (%) Total

PS LS DP DL S

Penghasilan 0.0 50.0 0.0 50.0 0.0 100.0

Kepemilikan aset 0.0 0.0 95.0 0.0 5.0 100.0

Kesempatan kerja 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0

Hasil panen 95.0 0.0 5.0 0.0 0.0 100.0

Keterangan: PS: perempuan sendiri, LS: laki-laki sendiri, DP: dominan perempuan, DL: dominan laki-laki, S: setara

Selanjutnya, tabel 30 menjelaskan tentang keterlibatan buruh tani perempuan untuk mencari nafkah dengan menjadi buruh tani laki-laki membuat aksesnya terhadap penghasilan bernilai sama dengan laki-laki (50%). Akses terhadap kepemilikan aset sebagian besar dimiliki oleh perempuan yakni sebesar 95 persen. Akses terhadap kesempatan kerja didominasi oleh laki-laki sebesar 100 persen. Selain itu, perempuan juga akses terhadap hasil panen melalui aktivitas memilah yang rutin dilakukan pada musim panen.

Isu yang melekat pada akses terhadap sumber daya dan manfaat rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani adalah isu subordinasi. Isu ini mencerminkan fenomena posisi laki-laki yang dominan daripada perempuan karena adanya anggapan bahwa laki-laki berperan sebagai kepala keluarga yang berkewajiban sebagai pencari nafkah utama. Meskipun perempuan juga turut mencari nafkah tetapi ia tetap dianggap sebagai pencari nafkah tambahan.

Kontrol Terhadap Sumber Daya dan Manfaat

Kontrol terhadap sumber daya antara rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani memiliki perbedaan. Rumah tangga petani padi sawah memiliki kontrol terhadap lahan, benih padi, irigasi, dan pupuk. Kendali terhadap lahan, alat pertanian, benih padi, aktivitas penanaman padi, pemupukan, dan perawatan dari serangan hama dimiliki oleh rumah tangga buruh tani. Kontrol terhadap manfaat yang dimiliki rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani terdiri dari penghasilan, kepemilikan aset, kesempatan kerja, dan hasil panen. Penjelasan mengenai gambaran kontrol yang dimiliki laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga petani padi sawah dapat dilihat melalui tabel berikut.

Tabel 31 Persentase responden rumah tangga petani padi sawah menurut kontrol sumber daya di Desa Ciasihan tahun 2016

Kontrol Sumber Daya

Petani (%) Total PS LS DP DL S Lahan 0.0 75.0 0.0 25.0 0.0 100.0 Benih padi 0.0 75.0 0.0 25.0 0.0 100.0 Irigasi 0.0 90.0 0.0 10.0 0.0 100.0 Pupuk 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0

Keterangan: PS: perempuan sendiri, LS: laki-laki sendiri, DP: dominan perempuan, S: setara

Informasi yang diperoleh dari tabel 31 adalah lahan, benih padi, dan irigasi dikendalikan oleh sebagian besar laki-laki dalam rumah tangga petani padi sawah. Pupuk sepenuhnya dikontrol oleh laki-laki. Hal ini dikarenakan laki-laki mendominasi aktivitas produktif sehingga yang mengatur sumber daya lahan, benih padi, irigasi, dan pupuk sebagian besar didominasi oleh laki-laki. Selanjutnya, rincian mengenai kontrol terhadap manfaat dijelaskan melalui tabel 32 berikut.

Tabel 32 Persentase responden rumah tangga petani padi sawah menurut kontrol manfaat di Desa Ciasihan tahun 2016

Kontrol Manfaat Petani (%) Total

PS LS DP DL S

Penghasilan 50.0 0.0 20.0 0.0 30.0 100.0

kepemilikan aset 0.0 55.0 0.0 15.0 30.0 100.0

kesempatan kerja 0.0 90.0 5.0 0.0 5.0 100.0

hasil panen 95.0 0.0 0.0 5.0 0.0 100.0

Keterangan: PS: perempuan sendiri, LS: laki-laki sendiri, DP: dominan perempuan, DL: dominan laki-laki, S: setara

Berdasarkan tabel 32 dapat diperoleh informasi bahwa penghasilan dan hasil panen dominan dikontrol oleh perempuan. Setiap peneliti menanyakan kepada responden terkait siapa yang mengatur penghasilan yang dimiliki, jawabannya hampir seragam, “Ya, Ibu-lah...”. Hal ini dikarenakan asumsi terhadap perempuan yang dianggap apik dalam mengatur keuangan untuk kebutuhan rumah tangga. Hasil panen dikendalikan oleh mayoritas perempuan karena anggapan terhadap ketelitian perempuan dalam memilah gabah yang bagus dan jelek. Akan tetapi, kepemilikan aset dan kesempatan kerja dikendalikan oleh laki-laki sebagai pusat penentu keputusan.

51

Tabel 33 Persentase responden rumah tangga buruh tani menurut kontrol sumber daya di Desa Ciasihan tahun 2016

Kontrol Sumber Daya Buruh Tani (%) Total

PS LS DP DL S Lahan 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Alat pertanian 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Benih padi 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Penanaman padi 100.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Pemupukan 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0

Perawatan dari serangan hama 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Keterangan: PS: perempuan sendiri, LS: laki-laki sendiri, DP: dominan perempuan, DL: dominan laki-laki, S: setara

Informasi yang diperoleh dari tabel 33 adalah kontrol penuh yang dimiliki oleh laki-laki dalam rumah tangga buruh tani terdiri dari lahan, alat pertanian berupa cangkul dan alat semprot, benih padi, pemupukan, dan perawatan dari serangan hama. Selanjutnya, perempuan hanya memiliki kontrol penuh terhadap aktivitas penanaman padi. Hal lain yang dapat diulas adalah kontrol penuh perempuan terhadap aktivitas penanaman padi tetapi tidak memiliki kontrol sama sekali terhadap benih padi. Hal ini disebabkan oleh buruh tani yang bertanggung jawab terhadap petani padi sawah adalah laki-laki sehingga yang mengatur soal benih padi pun menjadi bagian dari tanggung jawab laki-laki. Selanjutnya, tabel 34 akan menjelaskan mengenai kontrol manfaat yang dimiliki oleh rumah tangga buruh tani.

Tabel 34 Persentase responden rumah tangga buruh tani menurut kontrol manfaat di Desa Ciasihan tahun 2016

Kontrol Manfaat Buruh Tani (%) Total

PS LS DP DL S

Penghasilan 95.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100.0

Kepemilikan aset 0.0 95.0 0.0 5.0 0.0 100.0

Kesempatan kerja 0.0 95.0 5.0 0.0 0.0 100.0

Hasil panen 100.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100.0

Keterangan: PS: perempuan sendiri, LS: laki-laki sendiri, DP: dominan perempuan, DL: dominan laki-laki, S: setara

Informasi yang diperoleh dari tabel 34 adalah kontrol manfaat yang dimiliki

Dokumen terkait