BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Rumusan Masalah Penelitian
4.1.2.5 Analisis hasil tes
Sebelum melakukan uji coba terbatas, keenam siswa mengerjakan soal pretest yang berjumlah 15 soal pilihan ganda. Soal tes dapat dilihat pada lampiran 7. Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan soal selama 30 Menit. Pada saat siswa menerima soal tersebut, siswa berkomentar bahwa soalnya kebanyakan dan terlihat mereka kesulitan dalam mengerjakannya. 5 menit pertama siswa terlihat serius dalam mengerjakan dan selama 10 menit berikutnya siswa mulai sering betanya kepada peneliti ataupun temannya untuk meminta bantuan. Peneliti mengatakan kepada siswa untuk dikerjakan dengan sungguh-sungguh, kerjakan sendiri semampunya, tidak boleh bertanya atau mencontek temannya. Soal yang
dikerjakan oleh siswa terkait dalam muatan pelajaran yang ada di dalam subtema “Kegiatan Keluargaku”, yaitu PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, SBdP, dan PJOK. Setelah selesai pendampingan siswa mengerjakan posttest.
Hasil pretest dan posttest yang telah dikerjakan oleh siswa kemudian dianalisis untuk mengetahui peningkatannya. Masing-masing siswa menghitung peningkatannya untuk mengetahui seberapa jauh siswa mampu memahami materi dengan menggunakan permainan tradisional. Rerata hasil tes keenam siswa dihitung untuk mengetahui peningkatan keseluruhan yang dicapai oleh enam siswa yang mengikuti pendampingan. Perhitungan persentasi kenaikan hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gamabr 4.2 Rumus persentasi kenaikan hasil belajar
Berikut ini adalah data nilai pretest dan posttest keenam siswa yang mengikuti pendampingan selama enam kali pertemuan serta presentase kenaikan dari hasil pretest ke posttest. Hasil presentasi nilai siswa hasil dan persentase kenaikan pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 4.31.
Tabel 4.31
Daftar Nilai Siswa hasil dan persentase kenaikan pretest dan postest
Nama Nilai Pretest Nilai Posttest Persentase Kenaikan
A 47 67 42% B 60 87 45% C 53 80 50% D 60 87 54% E 60 93 55% F 53 93 75% Rerata 56 85 51%
Persentase kenaikan =
Hasil pretest dan posttest siswa pada tabel 4.23 dapat diketahui bahwa siswa mengalami peningkatan. Siswa yang memiliki nilai 47 ada satu siswa, siswa yang memiliki nilai 53 ada dua siswa, siswa yang memliki nilai 60 ada tiga siswa. Rerata nilai pretest yang diperoleh siswa adalah 56. Persentase kenaikan rerata tertinggi adalah 75%. Jawaban siswa dalam tiap soal memiliki variasi jawaban yang berbeda. Peningkatan nilai pretest da posttest ditunjukan oleh gambar 4.3. Gambar 4.3 diagram Persentase kenaikan pretest dan posttest
Setelah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran selama enam kali pertemuan, siswa mengerjakan posttest. Aitem soal siswa yang dikerjakan oleh siswa sama tingkatannya dengan soal pretest yang pernah dikerjakan. Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan soal tersebut selam 30 menit. Siswa mengerjakan dengan serius dan tenang ketika diberi waktu untuk mengerjakan. Peneliti mengawasi agar tidak ada siswa yang mencontek ataupun bertanya kepada temannya ketika mengerjakan soal. Lain halnya pada saat mengerjakan pretest, siswa saat mengerjakan posttest mencoba mengerjakan sendiri dengan tenang dan mereka terihat mengoreksi kembali jawaban masing-masing sebelum dikumpulkan kepada peneliti.
0 20 40 60 80 100 A B C D E F Pretest Posttest
Siswa yang bernama A masih mengalami kesulitan dalam membaca soal
posttest. Siswa A nampak berusaha membacakan soal secara perlahan dan
mencoba memahami isi dari soal tersebut. Nalai pretest yang diperoleh A adalah nilai yang paling redah dari keenam siswa yaitu 47. Siswa A mengalami peningkatan nilai yang paling rendah pula dengan presentase 42%. Pada saat mengerjakan latihan soal posttest A nampak mengerjakan degan sungguh-sungguh. Pada saat selesai mengerjakan soal A mengatakan bahwa masih bingung dengan soal yang dibacanya, dia belum bisa memahami dengan baik maksud dari soal tersebut. Pada saat kegiatan pembelajaran, A mendapatkan kesempatan yang sama dengan siswa lainnya dalam bermain permainan tradisional. Dengan demikian A memerlukan kesempatan yang lebih agar soal laitihan yang dikerjakan pun lebih banyak. Peneliti mencoba bertanya kepada guru mengenai siswa A untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Mengapa siswa A tidak mengalami peningkatan nilai secara signifikan seperti teman yang lainnya. Guru menjawab memang siswa A masih sulit untuk membaca serta memahami soal. Pada saat mengerjakan tugas dikelaspun siswa A ini termasuk siswa yang lain lama selesai mengerjakan.
Hasil posttest keenam siswa berdasarkan diagram 4.1 menunjukan rerata 85. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 67. Dua siswa memiliki nilai tertinggi yaitu 93. Kenaikan rerata nilai keenam siswa ditunjukan oleh gambar 4.4 berikut.
Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Rerata Siswa
Persentase kenaikan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Persentase kenaikan = =
Persentase kenaikan = = Persentase kenaikan = = 51%
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh persentase kenaikan nilai siswa yaitu sebesar 51%. Kenaikan tersebut merupakan kenaikan hasil belajar siswa dari
pretest ke postest. Perolehan nilai kenaikan di atas menunjukkan bahwa kegiatan
pembelajaran dengan metode permainan dapat membantu siswa dalam memahami materi. Pemahaman siswa yang diperoleh melalui pengalamannya dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar, sehingga RPPH berbasis permainan tradisional ini efektif untuk diterapkan pada pembelajaran di sekolah dasar.
Peneliti selanjutnya melakukan wawancara kepada guru terhadap hasil uji coba terbatas. Wawancara terstruktur dilakukan pada guru kelas 1 SD setelah
0 20 40 60 80 100 Rerata Pretest Postest
pemberian posttest pada Senin, 15 November 2014. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dampak dari penerapan RPPH berbasis permainan tradisional. Hasil wawancara guru dapat dilihat pada tabel 4.32.
Tabel 4.32
Wawancara guru terhadapUji Coba Terbatas
NO Pertanyaan Jawaban
1 Apakah metode permainan sesuai digunakan untuk kegiatan pembelajaran di kelas 1
bagus sekali kegiatannya mbak, membuat siswa aktif. hanya saja saya masih memikirkan jika diterapkan di kelas besar dan gurunya hanya satu gimana ya
2 Apakah permainan membantu siswa dalam memahami materi
Menurut saya bisa, apalagi sikapnya. Kan itu bagus untuk apa..itu ya sportif, kerjasama ya itu.
3 Apakah permainan membantu guru dalam menyampaikan materi
Ya itu tadi, kalau jumlahnya sedikit masih bisa terkontrol. Tapi kalau banyak sepertinya membutuhkan bantuan
4 Apakah permainan sesuai dengan kebutuhan siswa
Iya, karena kan mereka itu memang masih suka bermain. Apalagai dari TK itu kan pasti senang bermain. Masih dalam masa Peralihan
5 Apakah permainan sesuai dengan karakteristik siswa
Ya sesuai wong memang tahapnya to mbak 6 Apakah permainan meningkatkan
minat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
Iya jelas.
7 Apakah permainan meningkatkan hasil belajar siswa
Sebenarnya yang bikin emm ..meningkat itu karena mereka tertarik itu ya. Kalau siswa sudah
tertarik,apa itu yang tadi minat. Nah pasti siswa jadi senang belajar. Itu yang membuat hasil belajarnya ikut meningkat
8 Kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPPH
Lumayan, Karena saya litanya juga tidak intens, ya 9 Tujuan pembelajaran dapat tercapai
melalui permainan
Iya, dapat kok mbak 10 Apakah permainan dapat menilai tiga
aspek pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotor)
O itu ya sudah komplit kok mbak. Unsur
pengetahuannya ada, keterampilannya ada, terutama itu ya sosial sama keterampilan
Tabel 4.31 menunjukkan bahwa RPPH berbasis permainan tradisional sudah sesuai untuk diterapkan pada siswa. RPPH membantu guru dalam memberikan gambaran untuk menyusun RPPH yang dapat membuat siswa senang dan tidak bosan. Kesimpulan dari wawancara tabel 4.30 menunjukkan bahwa menurut guru RPPH berbasis permainan tradisional sudah sesuai dengan kebutuhan siswa di lapangan.