IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.6. Analisis Model Struktural
4.6.2 Analisis Hubungan Kausal
Setelah model direspesifikasikan dan dinyatakan fit, langkah selanjutnya adalah menganalisis hubungan kausal yang terjadi dan
melakukan uji hipotesis. Gambar berikut adalah path dan nilai-t dari model struktural.
Gambar 12. Path model struktural (standardized solution)
Gambar 13. Path model struktural (t-value)
Penelitian ini melihat nilai-t, koefesien persamaan struktural, dan koefesien determinasi (R2) dari persamaan hubungan kausal yang
PR1 0.70 PR2 0.60 PR3 0.57 PR4 0.42 PR5 0.57 PR6 0.40 PR7 0.37 PRB BRAND LOYAL BRAND1 0.21 BRAND2 0.31 BRAND3 0.43 BRAND4 0.54 BRAND5 0.34 LOYAL1 0.36 LOYAL2 0.18 LOYAL3 0.17 LOYAL4 0.39 LOYAL5 0.28
Chi-Square=150.36, df=103, P-value=0.00163, RMSEA=0.068
0.89 0.83 0.75 0.68 0.81 0.80 0.91 0.91 0.78 0.85 0.55 0.63 0.65 0.76 0.65 0.77 0.79 0.62 0.82 0.22 0.26 -0.11 0.11 0.08-0.07 -0.12 0.26 PR1 4.65 PR2 3.93 PR3 3.67 PR4 2.61 PR5 3.70 PR6 2.54 PR7 2.31 PRB BRAND LOYAL BRAND1 1.28 BRAND2 1.88 BRAND3 2.67 BRAND4 3.48 BRAND5 2.09 LOYAL1 2.24 LOYAL2 1.01 LOYAL3 1.00 LOYAL4 2.49 LOYAL5 1.67
Chi-Square=150.36, df=103, P-value=0.00163, RMSEA=0.068 11.85 11.36 10.75 10.30 11.72 14.99 10.31 10.22 10.12 9.93 11.88 14.03 13.66 15.40 13.35 16.05 16.44 3.71 18.34 1.66 2.26 -0.91 0.98 0.69-0.65 -1.01 2.41
didapatkan yang juga digambarkan hubungannya pada Gambar 12 dan 13.
a. Nilai t dan Koefesien Persamaan Kausal
Dari persamaan diatas, nilai-t yang besar nilainya > 1,96 memiliki arti bahwa koefesien lintasan tersebut adalah signifikan (Wijanto, 2008).
Tabel. 11 Nilai-t dan Koefesien pada Model Struktural
No Path Estimasi Nilai-t Kesimpulan
1 Public Relations Perception
Brand Image 0,82 18,34 Signifikan
2 Brand Image Loyalitas
Pelanggan 0,62 3,71 Signifikan
3 Public Relations Perception
Loyalitas Pelanggan 0,22 1,66
Tidak Signifikan Sumber: Output LISREL
Analisis pengujian hipotesis dilakukan dengan tingkat signifikansi 5% sehingga menghasilkan nilai-t 1,96. Hipotesis diterima bila nilai-t yang didapat ≥ 1,96, sedangkan hipotesis tidak diterima apabila nilai-t yang didapat ≤ 1,96. Dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis yang dibuat berdasarkan pengaruh public relations perception terhadap brand image, pengaruh brand image
terhadap loyalitas pelanggan, dan brand image mempengaruhi dalam hubungan public relations perception dan loyalitas pelanggan.
Berdasarkan Tabel 11, hasil pengolahan data dengan menggunakan LISREL 8.51 menyatakan bahwa hasil pengujian hipotesis pertama, public relations perception memiliki hubungan positif dengan brand image memiliki nilai-t sebesar 18,34. Nilai-t dari hipotesis ini menunjukkan hasil yang signifikan sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima. Public relations perception
memiliki pengaruh sebesar 0,82 terhadap brand image. Hal ini berarti setiap peningkatan 1 satuan pada public relations perception
akan menghasilkan peningkatan sebesar 0,82 satuan pada brand image.
Pembuktian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hung (2008) dimana public relations perception
memiliki pengaruh yang positif terhadap brand image. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi konsumen terhadap PR (Public Relations) akan menghasilkan brand image
yang semakin baik. Suatu persepsi konsumen pada kegiatan Public
Relations yang dilakukan Garda Oto dari PT. Asuransi Astra Buana
dapat mempengaruhi brand image konsumen terhadap Garda Oto. Dalam industri jasa yang sangat kompetitif dan cepat berubah, bagaimana mempertahankan atau bahkan meningkatkan brand image telah menjadi indikator keberhasilan yang penting bagi perusahaan (Zeithaml et al, 1996). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam melakukan aktivitas PR adalah sangat penting, karena hasil dari aktivitas PR yang positif (bermanfaat) akan meningkatkan brand image.
Hipotesis Kedua, brand image secara positif berkaitan dengan loyalitas pelanggan memiliki nilai-t sebesar 3,17. Nilai-t dari hipotesis ini menunjukkan hasil yang signifikan sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima. Berdasarkan Tabel 11,
brand image memiliki pengaruh sebesar 0,62 terhadap loyalitas pelanggan. Hal ini berarti setiap peningkatan 1 satuan pada brand image akan menghasilkan peningkatan sebesar 0,62 satuan pada loyalitas pelanggan.
Pembuktian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hung (2008) dimana brand image memiliki pengaruh yang positif terhadap customer loyalty. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi brand image yang positif akan semakin tinggi loyalitas pelanggan. Brand image terhadap Garda Oto dari PT. Asuransi Astra Buana dapat mempengaruhi kesetiaan pelanggan terhadap Garda Oto. Ferdericks et al. dalam Hung
(2008) menyatakan bahwa konsumen memahami kebutuhan hingga mencapai isu produk dan layanan, dan konsep eksplorasi citra adalah penting untuk berkembang. Baik citra perusahaan dan citra merek dapat mendukung atau merusak konsumen memperoleh nilai, sehingga secara langsung mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen. Oleh karena itu, brand image dapat berfungsi sebagai pendahulu. Bila brand image yang baik, kesan positif akan meningkatkan pembelian kembali atau merekomendasikan kepada orang lain.
Analisis pengujian hipotesis ketiga, brand image
mempengaruhi dalam hubungan public relations perception dan loyalitas pelanggan dilakukan dengan melihat nilai-t pada hubungan public relations perception terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan Tabel 11, dapat dijelaskan bahwa nila-t untuk hubungan antara public relations perception dan loyalitas pelanggan menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal ini berarti hubungan antara public relations perception dan loyalitas pelanggan dihubungkan melalui brand image. Sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima yaitu brand image mempengaruhi dalam hubungan public relations perception dan loyalitas pelanggan.
Pembuktian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hung (2008) dimana hubungan antara public relations perception dan customer loyalty dihubungkan oleh brand
image. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan public
relations perception terhadap loyalitas pelanggan secara tidak langsung dapat dipengaruhi oleh brand image. Dalam penelitian ini, pelanggan dengan persepsi positif Public Relations (PR) lebih cenderung memiliki brand image yang baik, pada gilirannya mereka memiliki keinginan lebih puas dengan perusahaan dan bersedia untuk membeli kembali dan merekomendasikan. Karena itu, Public Relations lebih mungkin berhasil bila brand image
diperkuat oleh komunikasi pemasaran yang efektif. Hasil dari menghubungkan kedua hubungan dapat menunjukkan bahwa brand
image adalah salah satu hubungan yang secara penuh dapat
mempengaruhi antara public relations perception dan loyalitas pelanggan.
b. Koefesien Determinasi (R2)
R2 pada persamaan struktural tidak memiliki intepretasi yang jelas sehingga R2 harus diambil dari reduced form equation
untuk mengintepretasikan R2 seperti pada persamaan regresi (Joreskog, 1999).
Tabel. 12 Koefesien determinasi pada Reduced Form Equation
R2
Brand Image 0,68
Loyalitas Pelanggan 0,54
Sumber: Output LISREL
Dari Tabel 12 diatas dapat dilihat nilai R2 untuk masing- masing persamaan. Nilai R2 menunjukkan seberapa jauh masing-masing variabel dapat menjelaskan variabel dependennya. Berikut adalah analisis R2 untuk Tabel 12 :
a. Pengaruh tujuh indikator public relations perception terhadap
brand image memiliki R2 sebesar 0,68. Hal ini menunjukkan bahwa 68% variabel tidak bebas brand image dapat dijelaskan oleh variabel bebas dengan tujuh indikator yang terdapat pada
public relations perception, sedangkan 32% sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Hal ini terjadi karena masih terdapat faktor-faktor lain dapat mempengaruhi brand image. b. Pengaruh tujuh indikator public relations perception terhadap
loyalitas pelanggan memiliki R2 sebesar 0,54. Hal ini menunjukkan bahwa 54% variabel tidak bebas loyalitas pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel bebas dengan tujuh indikator yang terdapat pada public relations perception,
sedangkan 46% sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Hal ini terjadi karena masih terdapat faktor-faktor lain dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.