• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

E. Analisis Implementasi Dan Evaluasi

Implementasi dilakukan sesuaai dengan prioritas masalah yang paling utama.

Implementasi juga dilakukan sesuai dengan rencana yang telah di buat dengan masalah yang ada, Pasien 1 dan pasien 2 di berikan implementasi yang sama yaitu dengan latihan cara menghardik, minum obat secara teratur, melatih bercakap-cakap dan melakukan 2 kegiatan harian. Dengan di berikan intervensi ini di harapkan pasien 1 dan 2 dapat mengontrol halusinasi yang dialami.

Evaluasi perkembangan dari hasil latihan latihan cara menghardik, minum obat secara teratur, melatih bercakap-cakap dan melakukan 2 kegiatan harian selama 3 hari secara bertahap pasien 1 Tn.S dapat melakukan latihan yang diajarkan namun halusinasi masih belum dapat terkontrol, sehingga kami evaluasi terus-menerus latihan yang sudah diajarkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, tanda gejala pada Tn.S sedikit berkurang, dan kemampuan meningkat.

Evaluasi perkembangan dari hasil latihan cara menghardik, minum obat secara teratur, melatih bercakap-cakap dan melakukan 2 kegiatan harian selama 3 hari secara bertahap pasien 2 Ny.S mengalami peningkatan, klien dapat mengontrol halusinasi dengan ke 4 cara tersebut. Tanda gejala berkurang, kemampuan meningkat.

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Tn.S dan Ny.S dengan Masalah Utama Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran di Ruang Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dalam melaksanakan pengkajian Asuhan Keperawatan pada Tn.S dan Ny.S penulis menggunakan metode wawancara, observasi dengan melihat status klien dan dilakukan dengan cara komprehensif meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan teori, dalam teori terdapat 4 diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran, sedangkan pada saat pengkajian didapatkan 6 diagnosa keperawatan yang muncul berbeda.

Pada Tn.S didapatkan 9 masalah yaitu halusinasi, RPK, Defisit perawatan diri, regiment therapy inefektif, koping individu in efektif, koping keluarga tidak efektif, berduka kompleks,kurang pengetahuan dan distress spiritual. Diagnose yang sesuai dengan teori hanya RPK dan halusinasi.

Sedangkan pada Ny.S didapatkan 10 masalah yaitu halusinasi, HDR , isolasi social, DPD, regiment therapy inefektif , koping individu in efektif, koping keluarga tidak efektif, berduka kompleks, dan kurang pengetahuan, Distress spiritual. Diagnosa yang ada pada teori tetapi tidak

muncul dikasus adalah RPK. Dan diagnosa yang tidak muncul pada landasan teori tetapi muncul pada kasus adalah DPD, regiment therapy in efektif ,koping individu in efektif, koping keluarga tidak efektif, berduka kompleks, kurang pengetahuan, distress spiritual.

3. Intervensi yang dibuat disesuaikan dengan landasan teori. Intervensi yang dilakukan berdasarkan SP meliputi melatih cara menghardik, obat, bercakap-cakap, latihan 2 kegiatan.

4. Pada tahap implementasi disesuaikan dengan intervensi yang telah dibuat dan dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber dan kerja sama dengan pasien. Implementasi dilakukan selama 3 hari yaitu dari tanggal 5-7 juli 2019

5. Evaluasi dilakukan selama 3 hari secara bertahap pasien 1 Tn.S dapat melakukan latihan yang diajarkan namun halusinasi masih belum dapat terkontrol, sehingga kami evaluasi terus-menerus latihan yang sudah diajarkan. Tanda gejala sedikit berkurang, dan kemampuan meningkat.

Pasien 2 Ny.S mengalami peningkatan, klien dapat mengontrol halusinasi dengan ke 4 intervensi yang sudah dilakukan. Tanda gejala berkurang, kemampuan meningkat.

6. Pada tahap dokumentasi penulis mendokumentasikan sesuai dengan data yang didapatkan pada saat pengkajian kemudian penulis membandingkan untuk mencari perbedaan/kesenjangan antara kedua pasien dengan teori yang ada. Masing-masing pasien Tn.S dengan Ny.S memiliki

kesenjangan/perbedaan masing-masing dari masalah ataupun diagnosa yang muncul.

B. Saran

Berdasarkan dengan asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian sampai evaluasi keperawatan, maka penulis memberi saran kepada

1. Perawat

Perawat hendaknya mampu membina hubungan saling percaya kepada klien dengan menggunakan komunikasi theraupetic

2. Klien

Klien hendaknya sering berlatih dan melaksanakan latihan yang sudah diajarkan

3. Keluarga

Keluarga hendaknya dapat bekerjasama dengan perawat sehingga mendukung kesembuhan klien

4. Pihak rumah sakit melibatkan keluarga dalam proses perawatan klien dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa

DAFTAR PUSTAKA

FIK-UI,(2014). Standar Asuhan Keperawatan: Spesialis Keperawatan Jiwa, Workshops ke-7, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta

Fontaine, K.L. (2009). Mental Helth Nursing. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Keliat & Akemat. (2010). Model Praktek Keperawatan Proffesional. Jakarta:

EGC.

Nanda. (2009). Nursing Diagnoses:Definitions & Classification 2009-2011.

Philadelphia: NANDA International.

Pangden Rabba Elshy.(2014). Hubungan Antara Pasien Halusinasi Pendengaran Terhadap Resiko Perilaku Kekerasan Di Ruang Kenari RS. Khusus Daerah Provinsi Sul-Sel

Satrio, K.L., Satrio dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandar Lampung:

LP2M Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Sinaga, B.R. (2009). Skizofrenia & Diagnosis Banding. Jakarta: Fakultas Kedokteran-Universitas Indonesia.

Stuart, G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Missouri : Mosby,Inc.

Stuart,G.W.& Laraia, M.T.(2005). Principles and Practiceof Phsychiatrics Nursing,8th ed. Missouri:Mosby,Inc

Towsend, M.C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing Concepts of Care Evidance-Based Practice. Philadelphia: F.A.Davis Company.

Yosep iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Rafika Aditama: Bandung

LAMPIRAN - LAMPIRAN

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) PENGKAJIAN

Hari/Tanggal : Jum’at, 05-07- 2019 Jam : 09.30 WIB

Pertemuan : 1

Nama Klien : Tn. S dan Ny. S Ruang : Kutilang dan Melati A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien DS :-

DO :-

2. Diagnosa Keperawatan:

3. Tujuan :

- Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat 4. Tindakan

- Bina hubungan saling percaya dengan komunikasi teraupetik - Melakukan pengkajian

B. Strategi Pelaksanaan 1. Fase Orientasi a. Salam Teraupetik

Assalamualaikum Bapak/Ibu. Selamat Pagi ..

b. Evaluasi Validasi

Bagaimana perasaan Bapak/Ibu pagi ini ? c. Perkenalan diri

Sebelumnya pak/bu, perkenalkan nama saya……, saya senang dipanggil dengan perawat….. Saya mahasiswa dari STIKes Muhammadiyah Pringsewu. Nama bapak/Ibu siapa? Senang di panggil apa? Alamat bapak/Ibu dimana?

d. Tujuan

Baiklah Pak/Bu, peran saya disini sebagai perawat ya pak/bu, saya dinas mulai hari ini sampai dengan besok. Tujuan saya disini saya yang akan merawat bapak/Ibu selama 3 hari ini. Bapak bisa menceritakan apa saja yang bapak/Ibu keluhkan kepada saya, dan saya akan bertanggung jawab serta bertanggung gugat terhadap apa yang bapak/Ibu ceritakan kepada saya. Dan saya akan menjamin kerahasiaan dari masalah yang Bapak/Ibu ceritakan kepada saya.

e. Kontrak

Baiklah Pak/Bu, sekarang kita akan berbincang-bincang ya pak mengenai masalah bapak. Tujuannya adalah untuk mengetahui masalah apa saja yang bapak/Ibu alami, sekaligus mencari solusi dalam mengatasi masalah itu ya Pak/Bu. Waktunya 15 menit Pak/Bu.

Tempatnya disini saja ya pak/Bu. Bagaimana Pak/Bu, Bapak/Ibu setuju

2. Fase Kerja

Baiklah pak/bu, sebelum dimulai ada tidak pak/Bu yang bapak keluhkan saat ini ? Baik pak/Bu, kita mulai ngobrol-ngobrolnya ya pak/Bu.

Bapak/Ibu sudah berapa lama tinggal disini ? Bapak/Ibu ingat tidak hal apa yang menyebabkan bapak/Ibu tinggal disini ? Apakah bapak/ibu sering marah-marah dirumah ? Apakah bapak/ibu sering mendengar suara-suara tetapi tidak ada wujudnya, atau bapak/ibu melihat bayangan? Sampai saat ini apakah bapak/ibu mendengar suara-suara tanpa ada wujudnya atau melihat bayangan aneh? Lalu apakah bapak/ibu sering marah-marah saat ini? Dan apakah bapak?ibu sering menyendiri dan tidak mau berteman/bergabung dengan teman-teman bapak/Ibu disini ? Sudah berapa teman yang bapak/Ibu kenal ? Lalu apakah bapak/Ibu sering merasa malu terhadap diri bapak/Ibu sendiri ? Ada tidak pak/Bu, yang bapak tidak sukai dari diri bapak/ibu ? Dan apakah bapak/ibu saat ini ada keyakinan memiliki kekuatan, kekuasaan,ataupun kebesaran?Kalau boleh tau bapak/ibu disini mandi berapa kali ? Berapa kali menggosok gigi dan keramas ? Berapa kali mengganti pakaian? Iya pak/bu bagus, bapak/ibu dapat menceritakan masalah-masalah yang bapak/ibu alami kepada saya.

Setelah kita berbincang-bincang tadi ada tidak pak/bu yang ingin ditanyakan ?

3. Fase Terminasi a. Evaluasi Subyektif

Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berbincang-bincang?

b. Evaluasi Obyektif

Bapak/ibu masih ingat tidak kita tadi berdiskusi tentang apa? Coba bapak ulangi kembali apa saja yang telah kita diskusikan tadi ?

c. Rencana Tindak Lanjut

Baiklah pak/bu, nanti bapak/ibu ingat-ingat kembali ya masalah yang belum bapak/ibu ceritakan kepada saya. Bapak/ibu istirahat ya.

d. Kontrak

Nanti kita akan bertemu lagi ya pak/bu, sekitar pukul 13.00 untuk mengajarkan bapak/ibu bagaimana cara mengatasi masalah yang bapak/Ibu rasakan ya. Waktunya 15 menit saja pak/bu. Tempatnya disini saja ya pak/bu. Bapak/Ibu setuju?

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP 1 HALUSINASI

Hari/Tanggal : Jum’at, 05-07-2019 Jam : 13.00 WIB

Pertemuan : 2

Nama Klien : Tn. S dan Ny. S Ruang : Kutilang dan Melati

A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien

Pasien 1 DS :

- Klien mengatakan mendengar suara bisikan laki-laki tanpa ada wujudnya

DO :

- Klien gelisah - Klien melamun - Klien hanya tidur Pasien 2

DS :

- Klien mengatakan mendengar suara bisikan tanpa ada wujudnya DO :

- Klien terkadang melamun

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran 3. Tujuan

- Klien mampu mengidentifikasi halusinasi yang dialaminya.

- Klien dapat mempraktikkan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik

4. Tindakan

- Identifikasi halusinasi, isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan, respon

- Jelaskan cara mengontrol halusinasi : menghardik, obat, bercakap-cakap, dan melakukan kegiatan

- Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.

- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik

B. Strategi Komunikasi 1. Fase Orientasi

a. Salam Teraupetik

Assalamualaikum pak/bu. Selamat Pagi pak/bu ? Bapak/Ibu masih ingat dengan saya? Siapa pak/bu?

b. Evaluasi Validasi

Bagaimana perasaan bapak/ibu saat ini? Bapak/ibu masih ingat tidak tentang apa yang sudah kita bicarakan tadi? Apa pak/bu? Bagus sekali bapak/ibu masih mengingat nya ya.

c. Kontrak

Baiklah pak/bu, sesuai dengan kontrak kita tadi ya pak/bu, kita bertemu lagi untuk berbincang – bincang lebih lanjut mengenai masalah bapak/ibu, sekaligus mengajarkan bapak/ibu cara mengontrol masalah yang bapak/ibu alami. Dimana tujuannya adalah agar suara bisikan yang bapak/ibu dengar dapat terkontrol ya pak/bu. Waktunya 15 menit saja pak/bu. Tempatnya disini aja ya pak/bu. Bagaimana pak/bu?

2. Fase Kerja

Baiklah pak/bu, langsung saja ya pak/bu kita berbincang-bincang lagi mengenai masalah bapak/bu lebih lanjut ya. Tadi bapak/ibu sudah menceritakan sedikit ya mengenai masalah bapak/ibu. Coba pak/ibu, sekarang bapak/ibu ceritakan kepada saya apakah suara bisikan yang bapak/ibu ceritakan tadi, hari ini bapak/ibu masih mendengarnya? Apakah suara itu terus-menerus bapak/ibu dengar hanya terjadi sewaktu saja pak/bu? Berapa kali munculnya suara itu pak/bu dalam sehari ? Pada saat keadaan apa saja suara bisikan itu muncul ? Apakah pada saat bapak/ibu sedang sendirian? Lalu seperti apa perasaan bapak/ibu saat mendengar suara itu? Iya, bagus sekali bapak/ibu mampu menceritakan semua kepada saya. Baiklah pak/bu, bagaimana kalau sekarang kita langsung saja belajar cara mengontrol/menghilangkan suara-suara yang bapak/ibu dengar ya.

Disini ada 4 cara ya pak/bu untuk mengontrol suara bisikan yang bapak/ibu dengar, yaitu dengan menghardik, obat, bercakap-cakap, dan

melakukan kegiatan harian. Cara pertama yang akan saya ajarkan disini yaitu dengan menghardik ya pak/bu. Bapak/ibu perhatikan saya, saya akan mengajarkannya. Saat bapak mendengar suara bisikan itu lagi, bapak/ibu langsung tutup kedua telinga bapak/ibu dengan menggunakan tangan, kemudian pejamkan mata, lalu langsung saja bapak/ibu katakan “ Pergi-pergi jangan ganggu saya, kamu suara palsu, jangan ganggu saya “ !!

Begitu terus ya pak/bu sampai suara itu hilang. Coba sekarang bapak/ibu praktekkan ulang cara yang sudah saya ajarkan barusan. Seperti apa pak/bu? Iya bagus sekali ya pak/bu, bapak/bu dapat mengulangi nya lagi.

Bapak/ibu, nanti bapak/ibu masukkan latihan ini dijadwal kegiatan harian bapak/ibu ya. Bagaimana pak/bu, apa masih ada yang ingin ditanyakan ?

3. Fase Terminasi a. Evaluasi Subyektif

Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berbincang-bincang dan belajar latihan tadi ?

b. Evaluasi Obyektif

Coba sekarang bapak/ibu praktekkan kembali bagaimana cara mengontrol suara-suara yang bapak/ibu dengar, sesuai latihan yang saya ajarkan barusan. Iya bagus sekali pak/ibu, bapak/ibu dapat mempraktekkan ulang ya.

c. Rencana Tindak Lanjut

Baiklah pak/bu, nanti bapak/ibu praktekkan kembali ya jika bapak/ibu mendengar suara bisikan itu lagi. Dan jangan lupa bapak/ibu masukkan dijadwal kegiatan harian bapak/ibu.

d. Kontrak

Nanti kita akan bertemu lagi ya pak/bu, sekitar pukul 08.00 untuk mengajarkan bapak/ibu cara mengontrol suara-suara bisikan yang bapak/ibu dengar dengan obat ya. Waktunya 15 menit saja pak/bu.

Tempatnya disini saja ya pak/bu. Bapak/ibu setuju?

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP 2 HALUSINASI

Hari/Tanggal : Sabtu, 06-07-2019 Jam : 08.00 WIB

Pertemuan : 3

Nama Klien : Tn. S dan Ny. S Ruang : Kutilang dan Melati

A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien

DS : Pasien 1

- Klien mengatakan sudah dapat melakukan cara menghardik

- Klien mengatakan saat ini sudah tidak mendengar suara bisikan itu lagi DO :

- Klien terlihat mampu melakukan secara mandiri cara mengontrol halusinasi : menghardik, yang telah diajarkan

Pasien 2 DS :

- Klien mengatakan sudah dapat melakukan cara menghardik

- Klien mengatakan saat ini sudah tidak mendengar suara bisikan itu lagi

DO :

- Klien terlihat mampu melakukan secara mandiri cara mengontrol halusinasi : menghardik, yang telah diajarkan

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi 3. Tujuan

- Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan minum obat 4. Tindakan

- Evaluasi kegiatan menghardik. Beri pujian

- Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat ( Jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, dan kontinuitas minum obat )

- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat

B. Strategi Komunikasi 1. Fase Orientasi a. Salam Teraupetik

Assalamualaikum pak/ibu. Selamat Pagi pak/bu ? b. Evaluasi Validasi

Bagaimana pak/bu, masih ingat tidak tentang apa yang sudah saya ajarkan tadi, cara untuk mengontrol suara bisikan yang mengganggu bapak/ibu? Coba bapak/ibu sebutkan kembali apa saja cara nya? Dan

coba bapak/ibu praktekkan? Bagus sekali bapak/ibu masih mengingat nya ya.

c. Kontrak

Baiklah pak/bu, kita bertemu lagi ya sesuai kesepakatan kita tadi. Saat ini saya akan mengajarkan bapak/ibu cara mengontrol suara bisikan yang bapak/ibu dengar dengan cara yang ke 2 ya pak/bu yaitu dengan minum obat, Tujuannya agar suara yang bapak/ibu dengar bisa terkontrol ya pak/bu. Waktunya 15 menit saja pak/bu. Tempatnya disini aja ya pak/bu. Bagaimana pak/bu?

2. Fase Kerja

Baiklah pak/bu, sekarang saya akan mengajarkan bapak/ibu cara mengontrol suara-suara yang bapak/ibu dengar dengan minum obat menggunakan 6 benar ya pak/bu, agar suara bisikan itu tidak muncul lagi.

Perhatikan saya ya pak/bu. Sebelumnya saya ingin bertanya ya pak/bu.

Pagi ini bapak/ibu sudah minum obat ? Biasanya berapa macam obat yang bapak/ibu minum? Warnanya apa saja pak/bu? Iya pak/bu, disini ada 3 macam obat ya pak/bu. Ada warna orange, merah jambu dan putih. Warna orange ini namanya CPZ ( Chlorpromazine) fungsinya untuk menghilangkan suara-suara, warna merah jambu ini namanya HLP ( Halloperidol) fungsinya untuk menenangkan fikiran bapak/ibu, sedangkan yang warna putih ini namanya THP ( Trihexypenidil ) fungsinya untuk merilekskan badan. Coba sekarang bapak/ibu ulangi kembali yang sudah saya jelaskan. Iya bagus sekali ya pak/bu, bapak/ibu dapat

menyebutkannya lagi ya pak/bu. Bapak/ibu minum obatnya yang rutin ya pak/bu, jangan sampai putus obatnya. Bapak/ibu disini ada 6 benar cara minum obat ya pak/ibu, yaitu benar jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, dan kontinuitas minum obat. Jadi sebelum bapak/ibu minum, bapak/ibu teliti dahulu ya, pastikan obatnya benar artinya bapak/ibu harus memastikan bahwa obat yang bapak/ibu minum benar-benar milik bapak/ibu, pastikan obat yang bapak/ibu minum pada waktu yang tepat dan jumlah yang diminum harus tepat. Nah, nanti bapak/ibu masukkan latihan minum obat ini dijadwal kegiatan harian bapak/ibu ya. Bagaimana pak/bu, apa masih ada yang ingin ditanyakan ?

3. Fase Terminasi a. Evaluasi Subyektif

Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berbincang-bincang dan belajar latihan tadi ?

b. Evaluasi Obyektif

Coba sekarang bapak/ibu ulangi kembali, jelaskan mengenai obat yang bapak/ibu minum,seperti yang sudah saya jelaskan tadi ya pak/ibu?

Iya.. bagus sekali ya, bapak/ibu dapat menyebutkannya kembali.

c. Rencana Tindak Lanjut

Bapak/ibu nanti bapak/ibu ingat-ingat kembali ya mengenai obat tersebut, dan terus bapak/ibu minum ya pak/bu agar suara bisikan yang bapak/ibu dengar bisa terkontrol, dan jangan lupa bapak/ibu

tambahkan dijadwal kegiatan harian bapak/ibu ya untuk latihan minum obat yang benar.

d. Kontrak

Baiklah pak/ibu, latihan ini cukup, Nanti kita akan bertemu lagi ya pak/bu, sekitar pukul 13.00 untuk mengajarkan bapak/bu cara menngontrol suara-suara bisikan yang bapak/ibu dengar dengan cara yang ketiga yaitu bercakap-cakap. Waktunya 15 menit saja pak.

Tempatnya disini saja ya pak/bu. Bagaimana pak/bu?

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP 3 HALUSINASI

Hari/Tanggal : Sabtu, 06 Juli 2019 Jam : 13.00 WIB

Pertemuan : 4

Nama Klien : Tn.S dan Ny. S Ruang : Kutilang dan Melati A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien Pasien 1 DS :

- Klien mengatakan sudah dapat melakukan 2 cara mengontrol suara bisikan yang didengarnya dengan latihan yang sudah diajarkan.

- Klien mengatakan saat ini sudah tidak mendengar suara bisikan itu lagi

DO :

- Klien terlihat mampu mempraktekkan cara menghardik yang sudah diajarkan

- Klien dapat menyebutkan 3 macam obat yang di minumnya - Klien terlihat tenang

Pasien 2

- Klien mengatakan sudah dapat melakukan 2 cara mengontrol suara bisikan yang didengarnya dengan latihan yang sudah diajarkan.

- Klien mengatakan saat ini sudah tidak mendengar suara bisikan itu lagi DO :

- Klien terlihat mampu mempraktekkan cara menghardik yang sudah diajarkan

- Klien dapat menyebutkan 3 macam obat yang di minumnya - Klien terlihat tenang

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi 3. Tujuan

- Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan bercakap-cakap 4. Tindakan

- Evaluasi kegiatan sebelumnya menghardik dan minum obat . Beri pujian

- Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap - Masukkan pada jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi 1. Fase Orientasi a. Salam Teraupetik

Assalamualaikum. Selamat Pagi pak/ibu ? b. Evaluasi Validasi

Bagaimana pak/ibu, perasaan bapak/ibu saat ini? Bagaimana 2 latihan yang saya ajarkan tadi? Sudah coba bapak/ibu praktekkan diruangan pak/ibu ? Apakah bapak/ibu masih mengingatnya? Coba

sekarang bapak/ibu sebutkan ke 2 latihan apa saja untuk mengontrol suara yang bapak/ibu dengar? Dan coba bapak/ibu praktekkan kembali ya? Bagus sekali bapak/ibu masih mengingatnya ya.

c. Kontrak

Baiklah pak/bu, sesuai kontrak kita tadi ya pak/bu, kita bertemu lagi disini, untuk mengajarkan bapak/ibu cara mengontrol suara bisikan yang bapak/ibu dengar dengan cara yang ke 3 ya pak/ibu yaitu dengan bercakap-cakap, Tujuannya agar suara yang bapak/ibu dengar bisa terkontrol ya pak/bu. Waktunya 15 menit saja pak/bu.

Tempatnya disini aja ya pak/bu. Bagaimana pak/bu?

2. Fase Kerja

Baiklah pak/bu, sebelum dimulai ada tidak pak yang ingin bapak/ibu tanyakan? Baiklah pak/ibu sekarang saya akan mengajarkan bapak/ibu cara mengontrol suara-suara bisikan yang bapak/ibu dengar dengan bercakap-cakap ya pak/bu. Perhatikan saya ya pak/bu. Jika bapak/ibu mendengar suara-suara itu lagi, bapak/ibu bisa langsung cari teman bapak/ibu/orang lain untuk mengobrol dengan bapak/ibu. Bapak/ibu bilang ke teman bapak/ibu seperti ini : “ teman tolong temani saya ngobrol, suara-suara yang menggangu saya muncul lagi” Coba sekarang bapak/ibu ulangi kembali apa yang sudah saya ajarkan barusan. Iya bagus sekali ya pak/ibu, bapak/ibu dapat mempraktekkannya lagi ya pak/bu. Nanti bapak/ibu dapat langsung mengobrol dengan teman bapak/ibu seperti menanyakan

hobi,rumah, ataupun makanan. Nah, sekarang kegiatan latihan ini bapak/ibu masukkan dijadwal kegiatan harian bapak/ibu ya. Bagaimana pak/ibu, apa masih ada yang ingin ditanyakan ?

3. Fase Terminasi a. Evaluasi Subyektif

Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berbincang-bincang dan belajar latihan tadi ?

b. Evaluasi Obyektif

Coba sekarang bapak/ibu ulangi kembali, cara mengontrol suara

Coba sekarang bapak/ibu ulangi kembali, cara mengontrol suara

Dokumen terkait