• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Desa Cogreg

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis Kelayakan Finansial Usaha Jati Unggul Nusantara (JUN) UBH-KPWN Kabupaten Bogor

6.1.1 Analisis Inflow Usaha JUN UBH-KPWN Bogor

Komponen inflow usaha JUN UBH-KPWN Bogor diterima dari penerimaan penjualan jasa investasi dan penerimaan penjualan pohon JUN. Jasa investasi merupakan penerimaan yang didapat dari investor dalam menanamkan modalnya kepada UBH-KPWN Bogor untuk membiayai kegiatan JUN sedangkan penerimaan penjualan diperoleh dengan mengalikan harga jual dengan total penjualan kayu yang siap panen.

a. Penerimaan Penjualan Jasa Investasi

Penerimaan dari penjualan jasa investasi diperoleh dengan mengalikan harga jasa investasi per pohon dengan jumlah pohon yang laku ditawarkan kepada investor. Jumlah tanaman awal merupakan tanaman yang ditanam oleh pihak UBH-KPWN Bogor sejumlah 157 463 pohon yang tersebar di Kabupaten Bogor, sedangkan tanaman yang terjual merupakan pohon yang laku dijual kepada

investor mulai dari tahun 2007-2012 dengan jumlah tanaman 132 708 pohon. Tanaman sebanyak 24 755 pohon yang belum laku akan dipasarkan kepada investor. Apabila sampai batas penebangan tanaman belum laku, maka pohon jati akan dikembalikan kepada pihak UBH-KPWN. Investasi per pohon merupakan ketetapan yang diberikan dari UBH-KPWN karena dana tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan JUN dari awal penanaman sampai pohon tersebut siap panen. Biaya kebutuhan pemeliharaan tanaman JUN yang semakin mahal menyebabkan investasi yang dikeluarkan investor akan mengalami kenaikan. Rincian penerimaan penjualan jasa investasi dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Penerimaan Penjualan Jasa Investasi Tahun Jumlah Tanaman Awal (1) Jumlah Tanaman yang Terjual (2) Investasi per Pohon (Rp) (3) Nilai Investasi (Rp) (4) = (2x3) 2007 7 120 7 074 60 000 424 440 000 2008 25 338 24 849 60 000 1 490 940 000 2009 40 155 34 048 65 000 2 213 120 000 2010 43 010 40 097 65 000 2 606 305 000 2011 27 780 15 580 70 000 810 600 000 2012 14 060 11 060 70 000 774 200 000 Total 157 463 132 708 8 319 605 000

Sumber: UBH-KPWN 2012 (diolah)

Jumlah tanaman awal dari tahun 2007-2012 mengalami peningkatan atau penurunan yang berbeda. Hal ini disebabkan karena luas lahan yang tersedia tidak selalu sama pada setiap tahunnya tergantung dari pencarian lahan di lapangan. Penerimaan dari penjualan jasa investasi diperoleh dengan mengalikan harga jasa investasi per pohon dengan jumlah pohon yang ditawarkan. Total dana yang diterima dari penjualan jasa investasi sebesar Rp 8 319 605 000. Dana investor ini digunakan untuk membiayai 157 463 pohon selama umur tanam pohon. Penerimaan penjualan jasa investasi sudah diterima pada tahun 2007 karena pada umur enam bulan pohon jati sudah dipromosikan kepada investor.

b. Penerimaan Penjualan Pohon JUN Siap Panen

Pohon JUN baru dapat dipanen pada tahun 2012, yaitu saat umur JUN lima tahun. Rincian estimasi penerimaan penjualan dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Estimasi Penerimaan Penjualan Tanaman JUN Tahun

Jumlah Pohon yang Siap Panen

(1)

Harga Jumlah per Pohon (Rp) (2) Jumlah Penerimaan (Rp) 3 = (1x2) 2012 6 017 500 000 3 008 500 000 2013 23 197 500 000 11 598 500 000 2014 38 760 500 000 19 380 000 000 2015 42 856 550 000 23 570 800 000 2016 27 780 550 000 15 279 000 000 2017 14 060 550 000 7 733 000 000 Total 152 670 80 569 800 000

Sumber: UBH-KPWN 2012 (diolah)

Harga jual pohon JUN pada saat panen diproyeksikan Rp 500 000 per pohon dari tahun 2012-2014, sedangkan mulai tahun 2015-2017 pada saat panen diproyeksikan Rp 550 000. Hal ini merupakan asumsi dari harga kayu jati yang selalu meningkat dari tahun ke tahun sehingga pihak UBH-KPWN Bogor menjanjikan harga jual kayu jati pada tahun 2015 akan meningkat sebesar Rp 50 000 dengan volume per pohon 0.2 m3. Pada saat ini jumlah pohon yang siap panen berjumlah 152 760 pohon, dari tanaman awal sebanyak 157 463 pohon. Hal ini dikarenakan kematian yang berbeda-beda pada setiap tahunnya. Total penerimaan dari penjualan 152 760 pohon JUN sebesar Rp 80 569 800 000. 6.1.2 Analisis Outflow Usaha JUN UBH-KPWN Bogor

Analisis outflow JUN UBH-KPWN Bogor merupakan biaya pengeluaran yang harus dibayarkan untuk kebutuhan UBH-KPWN Bogor demi kelancaran kegiatan Jati Unggul Nusantara (JUN). Arus pengeluaran dalam usaha JUN UBH- KPWN dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu: biaya investasi, biaya operasional, dan bagi hasil kepada mitra usaha.

a. Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat awal proyek yaitu pada tahun pertama. Pada kasus ini terdapat perbedaan dimana biaya investasi tidak hanya dikeluarkan pada tahun pertama saja. Biaya investasi dapat dikeluarkan kapan saja sesuai dengan keperluan UBH-KPWN Bogor. Biaya investasi pada usaha JUN terdiri dari biaya investasi perlengkapan kantor dan peralatan mesin. Biaya investasi perlengkapan kantor merupakan biaya yang dikeluarkan pada barang yang digunakan di dalam membantu menyelesaikan urusan kantor. Total biaya investasi perlengkapan kantor sebesar Rp 48 635 000. Rincian biaya investasi perlengkapan kantor dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Biaya Investasi Perlengkapan Kantor

No Uraian Tahun Jumlah

(unit) Harga per satuan (Rp) Nilai (Rp) Umur Ekonomis (tahun) 1 Dispenser 2007 1 250 000 250 000 5 2 Galon 2007 2 40 000 80 000 2 3 Komputer 1* 2007 1 4 890 000 4 890 000 2 4 Mesin fax 2007 1 1 300 000 1 300 000 10 5 Pemanas air 2007 1 50 000 50 000 5 6 Kursi kantor 2008 10 1 000 000 10 000 000 10 7 Lemari 2008 5 1 000 000 5 000 000 10 8 Meja 2008 13 1 000 000 13 000 000 10 9 Pesawat telepon 2008 2 250 000 500 000 10 10 Printer 1* 2008 1 400 000 400 000 2 11 Printer 2 2008 1 1 000 000 1 000 000 5 12 Stabiliser 2008 1 150 000 150 000 10 13 Komputer 2 2009 1 5 950 000 5 950 000 5 14 Modem 2009 1 875 000 875 000 10 15 Printer 3 2009 1 1 740 000 1 740 000 10 16 Kursi plastik 2011 5 300 000 1 500 000 10 17 Kipas angin 2012 2 450 000 900 000 10 18 LCD (monitor) 2012 1 1 050 000 1 050 000 10

Total Biaya Investasi Perlengkapan Kantor 48 635 000

Keterangan: (*) = Komputer 1 dan Printer 1 merupakan barang bekas sehingga memiliki umur ekonomis yang cepat dan tidak ada reinvestasi.

Kegiatan JUN UBH-KPWN Bogor tidak hanya mengeluarkan biaya investasi perlengkapan kantor karena dalam pelaksanaannya JUN merupakan kegiatan yang sebagian besar di lapangan. Perlengkapan mesin dibutuhkan guna mempercepat dan membantu kegiatan JUN agar berjalan lancar sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Biaya investasi peralatan mesin merupakan biaya yang dikeluarkan pada alat-alat yang digunakan di lapang sesuai dengan kebutuhan JUN. Total biaya investasi yang diperlukan untuk peralatan mesin sebesar Rp 49 600 000. Rincian biaya investasi peralatan mesin dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Biaya Investasi Peralatan Mesin No Uraian Tahun Jumlah

(unit) Harga per satuan (Rp) Nilai (Rp) Umur Ekonomis (tahun) 1 Traktor tangan 2007 1 17 500 000 17 500 000 10 2 Timbangan 2007 1 100 000 100 000 5 3 Timbangan peer 2007 1 100 000 100 000 5 4 Drum* 2007 30 55 000 1 650 000 1 5 Sepeda motor 2008 1 15 000 000 15 000 000 10 6 Alat uji tanah kering 2008 1 1 050 000 1 050 000 10 7 Pompa air 2009 2 2 500 000 5 000 000 10 8 Sprayer 2010 12 350 000 4 200 000 10 9 GPS 2011 1 5 000 000 5 000 000 10

Total Biaya Investasi Peralatan Mesin 49 600 000

Keterangan: (*) = Drum hanya digunakan pada awal tahun 2007 di Desa Cogreg sebagai penampung air dan tidak ada reinvestasi.

Sumber: UBH-KPWN 2012 (diolah)

Barang investasi yang memiliki umur ekonomis kurang dari umur proyek, maka dilakukan reinvestasi. Biaya reinvestasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan UBH-KPWN terhadap kegiatan JUN demi terciptanya kelancaran proyek. Barang tersebut merupakan barang yang vital bagi perusahaan apabila tidak ada barang tersebut akan mengganggu jalannya kegiatan JUN. Biaya

reinvestasi dari tahun 2009-2017 sebesar Rp 27 150 000. Biaya reinvestasi dikeluarkan karena umur ekonomis suatu barang tidak sampai proyek selesai. Barang-barang yang membutuhkan biaya reinvestasi antara lain, yaitu: dispenser, galon, komputer 2, mesin fax, pemanas air, printer 2, timbangan, timbangan peer, dan traktor tangan. Rincian biaya reinvestasi dapat dilihat pada Lampiran 1. Biaya reinvestasi menghasilkan nilai sisa sebesar Rp 22 881 500.

b. Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara berkala selama pelaksanaan usaha. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. b.1 Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Biaya tetap yang dikeluarkan usaha JUN UBH-KPWN Bogor yaitu menyangkut biaya manajemen kantor. Rincian biaya manajemen kantor dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Biaya Manajemen Kantor

No Uraian Tahun

2007 2008 – 2017

1 Gaji 122 640 000 122 640 000

2 Listrik 2 400 000 2 400 000

3 Telepon 4 200 000 4 200 000

4 ATK (Alat Tulis Kantor) 4 800 000 4 800 000

5 Rapat & Keperluan harian kantor 960 000 960 000

6 Pemeliharaan kendaraan roda dua - 3 600 000

7 Koran 900 000 900 000

8 Internet 1 800 000 1 800 000

9 Upah kebersihan kantor & jaga malam 4 200 000 4 200 000

10 Pemeliharaan SAPROTAN 900 000 900 000

11 Pengawasan dan Pengendalian 480 000 480 000

12 Pembinaan SDM 800 000 800 000

13 Upah pengamanan lahan 12 000 000 12 000 000

14 Sewa kantor 9 040 000 9 040 000

Total 165 120 000 168 720 000

Pada tahun 2007 biaya tetap yang dikeluarkan hanya sebesar Rp 165 120 000 karena usaha belum berjalan baik. Pada tahun 2008-2017 usaha

dinilai berjalan optimal, sehingga total biaya yang dikeluarkan relatif konstan yaitu sebesar Rp 168 720 000.

b.2 Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan dalam proses produksi. Biaya variabel pada usaha ini meliputi biaya sosialisasi, biaya pengadaan input untuk pembuatan tanaman (bibit, pupuk dasar, upah), pemeliharaan tanaman (pemupukan lanjutan, upah), dan penebangan tanaman.

Biaya sosialisasi dilakukan sebelum adanya pengadaan kegiatan JUN di suatu daerah kepada petani, pemilik lahan, dan perangkat desa. Biaya sosialisasi dibutuhkan oleh pihak UBH-KPWN karena sebelum adanya kegiatan JUN semua pihak yang terkait harus mengetahui aturan main yang ada dalam proyek sehingga apa yang akan dilakukan oleh UBH-KPWN jelas dan tidak ada kesalahan pada akhir pembagian bagi hasil yang akan diterima pada tiap-tiap pihak. Biaya sosialisasi pada tahun 2006-2011 membutuhkan biaya sebesar Rp 19 012 500.

Tahun pembiayaan tanaman dimulai dari tahun 2006 yaitu pada pembelian bibit dan pupuk, akan tetapi dalam penanamannya sendiri mulai tahun 2007. Hal ini disebabkan pihak UBH-KPWN Bogor harus melakukan pemesanan bibit dan pupuk terlebih dahulu sebelum diadakannya penanaman pohon JUN. Pembelian bibit dan pupuk tidak bisa dilakukan secara mendadak karena harus dipersiapkan secara matang. Rincian biaya pembuatan tanaman dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Biaya Pembuatan Tanaman Tahun Pembiayaan Tanaman Pembuatan Tanaman Bibit (Rp) (1) Pupuk Dasar (Rp) (2) Upah (Rp) (3) 2006 28 480 000 23 424 400 2007 2007/I 316 725 000 70 494 400 21 360 000 2008 2007/II + 2008/I 501 937 500 132 445 500 64 014 000 2009 2008/II + 2009/I 537 625 000 141 688 000 120 465 000 2010 2009/II + 2010/I 348 500 000 116 968 740 131 030 000 2011 2010/II + 2011/I 175 750 000 86 941 060 83 640 000 2012 2011/II + 2012/I 41 090 000 Jumlah 1 909 017 500 571 962 100 461 599 000 Total Biaya Pembuatan

Tanaman (1+2+3) Rp 2 942 578 600

Sumber: UBH-KPWN 2012 (diolah)

Pada pembuatan tanaman dilakukan dua periode dimana pihak UBH- KPWN Bogor mengadakan penanaman pohon JUN pada awal tahun yaitu antara bulan Januari-Februari yang diberi kode “I”, sedangkan periode kedua dilakukan antara bulan November-Desember yang diberi kode “II”. Pihak UBH-KPWN Bogor dalam satu siklus dengan jangka waktu lima tahun dapat melakukan penanaman sebanyak sebelas kali yaitu dari 2007/I-2012/I. Total pembuatan tanaman (bibit, pupuk dasar, dan upah) JUN sebesar Rp 2 942 578 600.

Tanaman JUN memerlukan pemeliharaan yang sangat intensif dimana pihak UBH-KPWN Bogor harus mengadakan pemupukan secara berkala. Pemupukan sangat penting demi keberlanjutan usaha kegiatan JUN dengan melakukan pemupukan yang intensif maka pertumbuhan tanaman JUN akan baik. Pemupukan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman karena tanah menjadi gembur dan banyak zat hara yang dapat diserap oleh tanaman Jati Unggul Nusantara (JUN). Biaya pemeliharaan tanaman dilakukan pada tahun 2007-2012. Rincian biaya pemeliharaan tanaman dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Biaya Pemeliharaan Tanaman Selama Satu Siklus (5 Tahun) No Pemeliharaan Pemupukan (Rp) Upah (Rp)

1 Tanaman 2007/I 219 749 948 151 573 800

2 Tanaman I (2007/II + 2008/I) 713 087 692 594 278 980 3 Tanaman II (2008/II + 2009/I) 1 014 073 692 972 772 900 4 Tanaman III (2009/II + 2010/I) 1 146 901 426 1 064 045 400 5 Tanaman IV (2010/II + 2011/I) 771 756 180 702 834 000 6 Tanaman V (2011/II + 2012/I) 367 753 360 357 124 000 Jumlah 4 233 322 298 3 842 629 080 Total Pemeliharaan Tanaman Rp 8 075 951 378

Sumber: UBH-KPWN 2012 (diolah)

Biaya pemeliharaan dikeluarkan mulai tahun 2007 karena setelah selesai penanaman pohon JUN pemupukan akan terus dilakukan agar pohon jati menghasilkan kayu yang kokoh. Selain itu, dalam pengerjaan pemeliharaan akan dilakukan oleh petani JUN yang bersangkutan karena mereka mempunyai tugas menjaga pohonnya masing-masing. Petani JUN akan diberikan upah oleh pihak UBH-KPWN Bogor atas andilnya dalam memelihara pohon JUN agar tanaman bebas dari gangguan seperti pencurian dan kematian pohon. Total pemeliharaan (pemupukan, upah) dari tahun 2007-2012 sebesar Rp 8 075 951 378.

Proses penebangan dilakukan setelah lima tahun pohon ditanam. Proses penebangan UBH-KPWN bekerja sama dengan pihak lain. Rincian biaya penebangan tanaman dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Biaya Penebangan Tanaman

Tahun Penebangan Biaya Penebangan (Rp)

2012 Tanaman 2007/I 18 074 680

2013 Tanaman I (2007/II + 2008/I) 53 821 880

2014 Tanaman II (2008/II + 2009/I) 84 770 400

2015 Tanaman III (2009/II + 2010/I) 96 426 240

2016 Tanaman IV (2010/II + 2011/I) 66 771 200

2017 Tanaman V (2011/II + 2012/I) 32 982 400

Total Biaya Penebangan Tanaman 352 846 800

Sumber: UBH-KPWN 2012 (diolah)

Pengeluaran biaya variabel ini dihitung berdasarkan sistem trees management (manajemen pohon), sehingga biaya atau pengeluaran ini dihitung

per pohon. Biaya penebangan tanaman dari tahun 2012-2017 membutuhkan biaya sebesar Rp 352 846 800. Adapun biaya pembuatan sertifikat dibutuhkan oleh investor untuk memperkuat kepemilikan atas tanaman JUN karena mereka telah berinvestasi dalam proyek UBH KPWN Bogor. Total biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan sertifikat oleh UBH KPWN Bogor sebesar Rp 192 600 000. Selain itu, UBH KPWN Bogor harus mengeluarkan pajak pendapatan setiap tahunnya. Pajak pendapatan yang digunakan adalah pajak progresif berdasakan UU No. 23 Tahun 2000 Tentang Tarif Umum PPh Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap. UBH-KPWN Bogor harus mengeluarkan biaya untuk pajak pendapatan sebesar Rp 2 692 000/tahun.

c. Bagi Hasil

Pihak-pihak yang terlibat dalam usaha budidaya JUN UBH-KPWN, antara lain: investor, petani penggarap, pemilik lahan, pemerintah desa, dan UBH- KPWN Bogor. Pihak-pihak ini akan mendapat imbal jasa berupa bagian hasil dari penjualan tanaman JUN tersebut. Bagian hasil ini dapat diperoleh mulai tahun 2012. Rincian bagi hasil tanaman dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Bagi Hasil kepada Petani Penggarap, Pemilik Lahan, Investor, Perangkat Desa, dan UBH-KPWN Bogor

Tahun

Jumlah Bagi Hasil (Rp 000) Petani Penggarap Pemilik Lahan Investor Perangkat Desa UBH- KPWN Bogor 2012 614 250 356 000 1 424 000 245 700 368 550 2013 2 632 000 1 266 900 5 067 600 1 052 800 1 579 200 2014 4 670 625 2 007 750 8 031 000 1 868 250 2 802 375 2015 5 871 525 2 365 550 9 462 200 2 348 610 3 552 915 2016 3 819 750 1 527 900 6 111 600 1 527 900 2 291 850 2017 1 933 250 773 300 3 093 200 773 300 1 159 950 Total 19 541 400 8 297 400 33 189 600 7 816 560 11 724 840

Imbal jasa yang akan diterima petani penggarap, pemilik lahan, investor, perangkat desa, dan UBH-KPWN Bogor adalah sebesar 25, 10, 40, 10, dan 15 persen dari jumlah pohon tanaman awal yang ditanam. Harga jual tanaman pada tahun 2007-2009 yaitu sebesar Rp 500 000 per pohon dengan jumlah pohon 67 974, sedangkan harga jual tanaman pada tahun 2010-2012 yaitu sebesar Rp 550 000 dengan jumlah pohon 84 696. Pihak petani penggarap, perangkat desa, dan UBH-KPWN Bogor menanggung resiko sebesar 50, 20, dan 30 persen jika ada kematian pada tanaman JUN. Investor dan pemilik lahan tidak dikenakan beban resiko kematian karena mereka tidak secara langsung berhubungan dengan tanaman JUN. Rincian perhitungan bagi hasil dapat dilihat pada Lampiran 2.

Berdasarkan Tabel 26, pembagian hasil yang paling besar diperoleh oleh investor sebesar Rp 33 189 600 000. Hal ini wajar diperoleh oleh investor karena investor memberikan kontribusi yang besar terhadap berjalannya kegiatan JUN. Investor juga merupakan tulang punggung dari pihak UBH-KPWN Bogor. Ketiadaan investor berpengaruh terhadap usaha kegiatan JUN sehingga usaha ini tidak akan berjalan. Selain itu, investor tidak diberikan beban resiko walaupun kegiatan JUN mengalami kerugian.

Perangkat desa merupakan pihak yang mendapatkan bagi hasil yang paling kecil dari kelima pihak yaitu sebesar Rp 7 816 560 000. Pihak desa mendapatkan persentase yang terkecil sebesar 10 persen karena beban pekerjaan yang diberikan kepada pihak desa tidak terlalu berat yaitu hanya melakukan pengawasan dan pengamanan terhadap tanaman JUN dari gangguan, pencurian, dan kebakaran. Apabila ada kematian pada tanaman JUN pihak desa mendapatkan beban resiko sebesar 20 persen sehingga akan mengurangi pendapatan dari bagi hasil tersebut.

Dokumen terkait