• Tidak ada hasil yang ditemukan

(n) Pendapatan di luar JUN (Rp/tahun) (1) Pendapatan dari JUN (Rp/tahun) (2) Total Pendapatan 3 = (1+2) Kontribusi JUN terhadap Pendapatan Rumah Tangga (%) 4 = (2/3) 1 Peternak (7) 70 484 000 57 970 000 128 454 000 45.13% 2 Tukang bangunan (5) 55 200 000 49 407 300 104 607 300 47.23% 3 Petani (4) 30 400 000 26 958 000 57 358 000 47.00% 4 Buruh tani (4) 21 600 000 20 071 000 41 671 000 48.17% 5 Pedagang (3) 41 400 000 36 900 300 78 300 300 47.13% Total 219 084 000 191 306 600 410 390 600 46.62% Rata-rata 9 525 391 8 317 678 17 843 070

B. Desa Ciaruteun Ilir

No Pekerjaan (n) Pendapatan di luar JUN (Rp/tahun) (1) Pendapatan dari JUN (Rp/tahun) (2) Total Pendapatan 3 = (1+2) Kontribusi JUN terhadap Pendapatan Rumah Tangga (%) 4 = (2/3) 1 Petani (19) 389 400 000 162 357 800 551 757 800 29.43% 2 Buruh tani (29) 323 357 000 209 750 300 533 107 300 39.34% 3 Pedagang (10) 169 200 000 132 714 600 301 914 600 43.96% 4 Buruh (7) 91 740 000 75 500 200 167 240 200 45.14% 5 Wiraswasta (3) 81 600 000 27 214 300 108 814 300 25.01% 6 Pegawai (3) 62 400 000 25 678 000 88 078 000 29.15% 7 Wartawan (1) 36 000 000 11 567 000 47 567 000 24.32% 8 Ngojek (2) 25 200 000 22 142 000 47 342 000 46.77% 9 Supir (1) 18 000 000 9 071 400 27 071 400 33.51% 10 Pensiunan (2) 25 200 000 16 247 300 41 447 300 39.20% 11 Peternak (1) 7 200 000 15 071 400 22 271 400 67.67% Total 1 229 297 000 707 314 300 1 936 611 300 36.52% Rata-rata 15 760 218 9 068 132 24 828 350

Kontribusi pendapatan JUN terhadap pendapatan rumah tangga petani JUN di Desa Cogreg yang terbesar adalah pada pekerjaan buruh tani sebesar 48.17 persen. Hal ini menunjukkan peran pendapatan dari JUN sangat membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga buruh tani di Desa Cogreg. Kontribusi pendapatan JUN pada pekerjaan beternak di Desa Cogreg memberikan kontribusi terkecil dibandingkan dengan bidang lainnya sebesar 45.13 persen. Berbeda halnya dengan Desa Ciaruteun Ilir, pekerjaan sebagai peternak memberikan kontribusi terbesar yaitu 67.67 persen. Hal ini menunjukkan di Desa Cogreg pekerjaan sebagai peternak dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga petani JUN. Pada Desa Ciaruteun Ilir masih banyak lahan yang dapat digunakan untuk pertanian sehingga para petani JUN menghidupi kebutuhan rumah tangga mereka dari kegiatan bertani.

Secara keseluruhan kontribusi rata-rata pendapatan JUN terhadap pendapatan rumah tangga di Desa Cogreg (46.62%) memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan dengan Desa Ciaruteun Ilir (36.52%). Hal ini disebabkan petani JUN di Desa Cogreg lebih bergantung dari pendapatan JUN dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Selain itu, pendapatan utama petani JUN di Desa Cogreg tidak dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka sehingga membutuhkan pendapatan tambahan yaitu salah satunya menjadi petani JUN. 6.2.4 Manfaat Ekologis Keberadaan JUN Bagi Masyarakat Sekitar

Keberadaan JUN di kedua desa ini memberikan pengaruh terhadap masyarakat sekitar khususnya manfaat lingkungan. Sebelumnya lahan digunakan oleh petani penggarap untuk menanam bermacam-macam tanaman non kayu. Tanaman non kayu berbeda karakteristik dengan tanaman kayu dimana tanaman

kayu di dalam pengadaan/penyediaan sumber air lebih baik daripada tanaman non kayu khususnya tanaman jati. Pada musim kemarau di kedua desa mengalami kekeringan, akan tetapi setelah adanya JUN mengalami perubahan yang cukup positif. Petani JUN tidak mengalami kendala apabila musim kemarau telah tiba. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 34.

Tabel 34. Pengaruh Keberadaan JUN terhadap Sumber Air di Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir

No Pilihan Desa Cogreg Desa Ciaruteun Ilir

Jawaban % Jawaban %

1 Semakin membaik 17 73.91 45 57.69

2 Semakin memburuk 0 0 0 0

3 Sama saja 6 26.09 33 42.31

Total 23 100 78 100

Sumber: Data Primer 2012 (diolah)

Sebagian besar petani JUN di Desa Cogreg (17 petani JUN atau 73.91%) mengaku bahwa keberadaan JUN sangat berpengaruh terhadap sumber air. Petani lebih mudah mendapatkan air pada sumur-sumur sekitar lahan JUN tersebut walaupun pada musim kemarau. Hanya sebanyak enam orang petani (26.09%) yang mengatakan sama saja. Berbeda halnya dengan Desa Ciaruteun Ilir dimana pengaruh JUN tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap perubahan sumber air. Persentase yang mengatakan semakin membaik (57.69%) tidak terlalu jauh dengan yang mengatakan sama saja (42.31%). Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian mereka dalam melihat perbedaan lingkungan yang terjadi pada keadaan sekitar sebelum maupun sesudah adanya kegiatan JUN.

Semua petani JUN di Desa Cogreg maupun Desa Ciaruteun Ilir tidak ada yang mengatakan keberadaan JUN merusak kualitas lingkungan sekitar. Keberadaan JUN tidak hanya mempengaruhi perubahan sumber air pada kedua

desa tersebut akan tetapi mempengaruhi kualitas udara di lingkungan sekitar. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 35.

Tabel 35. Pengaruh Keberadaan JUN terhadap Kualitas Udara di Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir

No Pilihan Desa Cogreg Desa Ciaruteun Ilir

Jawaban % Jawaban %

1 Semakin membaik 20 86.96 78 100

2 Semakin memburuk 0 0 0 0

3 Sama saja 3 13.04 0 0

Total 23 100 78 100

Sumber: Data Primer 2012 (diolah)

Sebagian besar petani JUN merasakan perubahan kualitas udara menjadi semakin baik karena yang pada awalnya gersang setelah ada JUN udara semakin bersih, sejuk, dan segar. Hanya tiga orang atau 13.04 persen yang mengatakan tidak adanya perubahan sebelum maupun sesudah ada JUN pada Desa Cogreg. Pada Desa Ciaruteun Ilir semua petani JUN mengatakan perubahan yang lebih baik mencapai 100 persen. Secara umum perubahan lingkungan menjadi lebih baik karena lingkungan semakin asri dan teduh bagi masyarakat sekitar. Menurut petani JUN setelah adanya JUN, pemandangan menjadi lebih indah karena awalnya lahan tersebut ditanami oleh berbagai macam tanaman. Setelah ada JUN tanaman menjadi seragam yaitu lahan ditanami oleh pohon jati. Selain itu, di lingkungan tanaman JUN dijadikan tempat peristirahatan para petani JUN setelah selesai mengelola JUN.

Keberadaan JUN mempunyai manfaat lainnya kepada petani JUN yaitu menambah pengetahuan bagi para petani tentang pengelolaan jati karena sebelumnya petani di kedua desa tersebut belum pernah menanam pohon jati setelah adanya JUN petani mengetahui cara-cara mengelola dan menanam jati secara intensif. Pohon jati mempunyai fungsi intangable dalam penyerapan

karbondioksida yang nantinya apabila sudah terjadi perdagangan karbon maka kedua desa akan mendapatkan penghasilan dari penjualan jasa karbon tersebut. Jumlah karbondioksida yang dapat diserap oleh pohon jati tergantung dari beberapa kriteria, salah satunya berdasarkan diameter pohon. Berikut merupakan hasil dari penelitian Heriyanto (2007) yang mengklasifikasikan kandungan karbondioksida berdasarkan diameter pohon jati pada Tabel 36.

Tabel 36. Pengklasifikasian Kandungan Karbondioksida Berdasarkan Diameter Pohon Jati (cm)

Jenis Kayu Kelas Kelas Diameter (cm) Tinggi Total (m) Kandungan Karbondioksida (ton CO2/pohon) Jati (Tectona grandis) A 5-10 11.3 0.059 B 11-15 15.3 0.283 C 16-20 18.4 0.580 D 21-25 20.1 0.947 E 26-30 21.6 1.558 F > 30 22.1 1.791 Total 5. 218 Sumber: Heriyanto (2007)

Berdasarkan Tabel 36, tanaman JUN pada Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir masuk ke dalam kelas B. Hasil evaluasi perhitungan terhadap JUN mempunyai diameter rata-rata 14.11-14.57 cm, sehingga tanaman JUN dapat menyerap karbondioksida sebanyak 0.283 ton CO2/pohon. Tanaman JUN di Desa Cogreg dapat menyerap karbondioksida sebesar 2 146.84 ton CO2 dari 1 569 tanaman umur empat tahun dan 6 017 umur tanaman lima tahun, sedangkan di Desa Ciaruteun Ilir dapat menyerap karbondioksida sebesar 5 460.77 ton CO2 dari 19 296 tanaman umur empat tahun. Rincian perhitungan dapat dilihat pada Tabel 37.

Tabel 37. Penyerapan Karbondioksida pada Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir Lokasi Umur Tanaman Jumlah Pohon Diameter Rata-rata (cm) Jumlah Penyerapan Karbondioksida (ton C) Cogreg 4 tahun 1 569 14.57 444.03 5 tahun 6 017 14.79 1 702.81

Ciaruteun Ilir 4 tahun 19 296 14.11 5 460.77

Sumber: Data Primer 2012 (diolah)

Perdagangan karbon menurut Hamilton et al (2010) dalam Prasetyo (2011) dihargai sebesar US$ 4,6/ton CO2 yang apabila dirupiahkan menjadi sebesar Rp 42 711/ton CO2 dengan asumsi US$ 1 = Rp 9 285. Desa Cogreg akan menghasilkan jasa sebesar Rp 91 693 700 dari 7 586 pohon JUN. Pada Desa Ciaruteun Ilir akan menghasilkan jasa sebesar Rp 233 234 900 dari 19 296 pohon JUN. Nilai tersebut akan diperoleh apabila perdagangan karbon telah dilaksanakan secara baik. Akan tetapi pada saat ini belum ada perdagangan karbon yang sudah dijalankan, sehingga sampai saat ini nilai penyerapan karbondioksida masih merupakan nilai potensial.

Manfaat ekonomi yang diperoleh pada Desa Cogreg dengan keberadaan kegiatan JUN sebesar Rp 1 715 133 000, sedangkan manfaat ekonomi yang diperoleh oleh Desa Ciaruteun Ilir sebesar Rp 5 466 171 500. Manfaat ekonomi meliputi upah, bonus, tumpang sari (2 tahun), dan bagi hasil setelah lima tahun. 6.3 Dampak Ekonomi dan Lingkungan Menurut Para Pihak terhadap

Kegiatan JUN 6.3.1 Dampak Ekonomi

Keberadaan JUN di Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir menimbulkan dampak ekonomi dan lingkungan. Dampak ekonomi dan lingkungan yang dirasakan para pihak memiliki persepsi yang berbeda-beda dengan adanya kegiatan JUN. Para pihak meliputi petani JUN, pemilik lahan, dan aparat desa.

Adanya kegiatan JUN petani di Desa Cogreg maupun Desa Ciaruteun Ilir memiliki penghasilan tambahan guna mencukupi kebutuhan rumah tangga petani. Berdasarkan Tabel 38, semua petani JUN di Desa Cogreg merasakan keberadaan JUN mempengaruhi kehidupan mereka terutama dalam segi pendapatan.

Pada awalnya di Desa Cogreg tidak semua lahan UNB mereka manfaatkan untuk menghasilkan pendapatan. Pada saat JUN yang mengelola lahan tersebut serta memperkerjakan petani, mereka dapat memperoleh pendapatan dari kegiatan JUN. Para petani JUN dalam pengelolaannya tidak terlalu membutuhkan waktu yang banyak. Pekerjaan sebagai petani JUN dijadikan pekerjaan sampingan yang dapat menambah penghasilan rumah tangga dan yang paling penting di dalam pengelolaannya tidak menggangu pekerjaan utama mereka.

Tabel 38. Dampak Ekonomi Menurut Petani JUN di Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir terhadap Kegiatan JUN

A. Desa Cogreg

No Pernyataan

Penilaian

SS S TS STS

% % % ∑ %

1 Meningkatkan pendapatan masyarakat 1 4.4 22 95.6 0 0 0 0

2 Keberadaan JUN mempengaruhi

kehidupan masyarakat sekitar 1 4.4 22 95.6 0 0 0 0

3 Pendapatan JUN membantu kebutuhan

hidup masyarakat 0 0 23 100 0 0 0 0

4 JUN merupakan aset jangka lima tahun 6 26.1 17 73.9 0 0 0 0

5 Menaikkan upah bagi petani JUN 1 4.4 22 95.6 0 0 0 0

6 JUN mempunyai sistem bagi hasil yang

adil 1 4.4 22 95.6 0 0 0 0

B. Desa Ciaruteun Ilir

No Pernyataan

Penilaian

SS S TS STS

% % % ∑ %

1 Meningkatkan pendapatan masyarakat 0 0 44 56.4 34 43.6 0 0

2 Keberadaan JUN mempengaruhi

kehidupan masyarakat sekitar 0 0 75 96.2 3 3.8 0 0

3 Pendapatan JUN membantu kebutuhan

hidup masyarakat 20 25.6 58 74.4 0 0 0 0

4 JUN merupakan aset jangka lima tahun 44 56.4 34 43.6 0 0 0 0

5 Menaikkan upah bagi petani JUN 0 0 78 100 0 0 0 0

6 JUN mempunyai sistem bagi hasil yang

adil 0 0 78 100 0 0 0 0

Keterangan: SS: Sangat Setuju, S: Setuju, TS: Tidak Setuju, STS: Sangat Tidak Setuju Sumber: Data Primer 2012 (diolah)

Pada Desa Ciaruteun Ilir dalam hal meningkatkan pendapatan masyarakat, sebanyak 34 orang (43.6%) mengatakan tidak setuju karena petani JUN di Desa

Ciaruteun Ilir sudah mengelola lahan “Kopassus 23” secara intensif. Petani JUN

juga memperoleh pendapatan dari lahan tersebut. Pada saat adanya JUN, sebagian petani memberikan respon negatif karena berpikir upah yang diberikan oleh JUN tidak mencukupi kebutuhan rumah tangga petani JUN. Selain itu, pendapatan dari JUN juga tidak bisa dijadikan sebagai mata pencaharian sehari-hari. Petani JUN harus tetap memiliki pekerjaan lain di luar JUN untuk memenuhi kebutuhan karena bagi hasil yang diberikan oleh UBH-KPWN Bogor akan diperoleh setelah lima tahun.

Dampak ekonomi yang positif menurut petani JUN di Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir dapat dianalisis dengan menggunakan Skala Likert. Interval nilai tanggapan petani JUN yang menyatakan sangat setuju berada dalam interval (21-24), setuju (16-20), tidak setuju (11-15), dan sangat tidak setuju (6-10).

Tabel 39. Dampak Positif Ekonomi Menurut Petani JUN di Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir terhadap Kegiatan JUN dalam Skala Likert

Tingkat Persepsi Skala Likert Desa Cogreg Desa Ciaruteun Ilir

% %

Sangat Setuju 1 4.45 1 1.3

Setuju 22 95.55 77 98.7

Tidak Setuju 0 0 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0

Total 23 100 78 100

Sumber: Data Primer 2012 (diolah)

Berdasarkan Tabel 39, secara keseluruhan menurut petani JUN di kedua desa menyatakan setuju dengan adanya dampak positif ekonomi dari kegiatan JUN. Sebanyak 22 orang (95.45%) di Desa Cogreg dan 77 orang (98.7%) di Desa Ciaruteun Ilir mengatakan kegiatan JUN mempengaruhi kehidupan petani JUN

terutama dalam segi peningkatan pendapatan. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan dengan para pihak seperti aparat Desa Cogreg dan Ciaruteun Ilir, pemilik lahan UNB dan pemilik lahan “Kopassus 23” memberikan respon yang positif adanya kegiatan JUN dalam segi ekonomi. Para pihak yang bersangkutan mendapatkan bagi hasil setelah lima tahun, sehingga ada rasa keadilan di dalam kegiatan JUN tersebut. Menurut aparat Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir dengan adanya kegiatan JUN maka akan ada penyerapan tenaga kerja. Bagi masyarakat kedua desa tersebut akan berdampak pada bertambahnya penghasilan mereka guna menghidupi rumah tangga para petani JUN.

Bagi pemilik lahan yang awalnya lahan hanya digunakan pada waktu- waktu tertentu dan tidak ada pajak atau sewa lahan, namun setelah adanya JUN lahan menjadi lebih produktif serta pembagian hasil semakin jelas dan menguntungkan. Secara keseluruhan keberadaan JUN di Desa Cogreg dan Ciaruteun Ilir terhadap dampak ekonomi dapat dikatakan baik bagi semua pihak yang bersangkutan.

6.3.2 Dampak Lingkungan

Keberadaan JUN berdampak juga pada lingkungan, seperti penyediaan sumber air, kualitas udara bersih, dan penyerapan karbondioksida (CO2). Banyak pendapat yang dikemukakan oleh para pihak khususnya dalam perubahan lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya kegiatan JUN. Petani JUN merupakan orang yang paling merasakan adanya dampak keberadaan JUN karena mereka tinggal berdekatan dengan lokasi sehingga persepsi petani mengenai JUN pun muncul di Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir.

Tabel 40. Dampak Lingkungan Menurut Petani JUN di Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir terhadap Kegiatan JUN

A. Desa Cogreg

Dokumen terkait