4.1.4. Identitas Subjek 4
4.1.4.3. Analisis Kasus Subjek 4
Subjek terinfeksi HIV/AIDS karena dirinya mengunakan narkoba jenis
jarum suntik secara bergantian bersama teman-temannya. Menurut Yatim (2001) HIV dapat ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina dan air susu ibu. Kemungkinan subjek terinfeksi HIV dari penggunaan jarum suntik yang pernah dipakai orang lain, yang tertular HIV.
Pertama kali subjek mengetahui dirinya terinfeksi HIV/AIDS, subjek belum mengetahui mengenai HIV/AIDS, setelah mendapatkan konseling dari dokter barulah subjek memahami mengenai HIV dan dampaknya bagi diri subjek.
Respon subjek langsung menangis, timbul perasaan takut, subjek terus menerus menyesali diri dan merasa hidupnya telah hancur.
Keadaan subjek mulai membaik setelah ayah subjek mau mengantarkannya untuk melakukan terapi dan subjek mulai mengkonsumsi obat ARV. Di saat kondisi subjek yang belum sepenuhnya membaik, subjek mulai mendapat tekanan yang mengarah kepada stigma dan diskriminasi dari lingkungan. Subjek selalu mendapatkan sindiran-sindiran negatif dari tetangganya. Subjek hanya bisa menangisi penderitaannya, subjek merasa hidup sudah tidak ada gunanya lagi dan terkadang timbul keinginan untuk memakai narkoba kembali karena tidak kuat terhadap tekanan yang dialami subjek.
Setelah subjek menikah dan dikarunia satu orang anak, hidup subjek perlahan mulai membaik. Subjek mulai bisa menerima keadaan dirinya sebagai penderita HIV. Subjek saat ini lebih berfokus pada membahagiakan anak dan suaminya. Subjek menganggap narkoba dan HIV sebenarnya adalah penghancur kehidupan tetapi dari hal tersebut kita harus bisa keluar dari lingkaran tersebut dan bangkit dari penderitaan. Subjek memahami bahwa penderitaannya tersebut bukanlah titik akhir. Menurut Reivich dan Shatte (2002) manusia harus memliki thinking style, thinking style seolah seperti lensa yang digunakan untuk melihat
dunia seseorang, setiap orang memilikinya dan lensa itu mewarnai cara seseorang menginterpretasi kejadian-kejadian dalam hidupnya. Menentukan respon emosional seseorang terhadap suatu kejadian.
Subjek dalam proses penemuan makna dapat memaknai peristiwa hidupnya dengan menganggap bahwa kejadian masa lalunya dapat dijadikan pelajaran dan pengalaman hidup subjek. Bagi subjek apabila dirinya dulu tidak mengenal narkoba mungkin jalan hidupnya akan berbeda tetapi subjek lebih
mensyukuri apa yang diberikan Allah untuknya. Bagi subjek pengalaman masa lalunya merupakan takdir Allah yang telah menggariskannya kepada subjek untuk mengnalkan narkoba kepada dirinya agar bisa memiliki rintangan hidup. Menurut Frankl (1992) seseorang yang telah menemukan makna hidupnya akan memberikan alasan mengapa tetap hidup ataupun mati untuk mempertahankan pemikiran atau nilai-nilai hidupnya.
Subjek saat ini lebih berfokus pada membantu penyuluhan mengenai narkoba dan HIV/AIDS kepada para ODHA serta masyarakat agar mereka bisa memahami edukasi HIV/AIDS. Dengan cara tersebut subjek bisa merasa senang dengan memberikan pengalaman hidupnya kepada orang lain. Subjek merasa penderitaan dirinya ketika itu bisa menjadi motivasi bagi para ODHA lainnya.
Subjek memiliki tujuan kepada para pengguna dan ODHA adalah agar mereka bisa bangkit dari penderitaan mereka karena para pengguna tersebut masih sangat muda, menurut Reivich dan Shatte (2002) mereka mencari pengalaman baru yang menantang bagi diri mereka karena mereka telah belajar bahwa hanya melalui perjuangan yang berat mereka akan mampu memperluas wawasan mereka. Mereka memahami bahwa kegagalan bukanlah titik akhir. Mereka tidak malu saat tidak berhasil, tapi justru dapat mengambil makna dari kegagalan dan mereka mengunakan pengetahuan tersebut untuk mencoba lebih baik dari yang pernah dilakukan.
Sebagai wujud dari realisasi makna hidup, subjek melakukan kegiatan sehari-harinya sebagai seorang karyawati swasta serta juga sebagai seorang
penyluh narkoba dan HIV/AIDS. Subjek melakukan hal tersebut untuk memberikan semangat, motivasi, edukasi serta kegembiraan kepada para pengguna narkoba dan penderita HIV/AIDS. Sikap subjek menunjukkan bahwa subjek memiliki self involvement atau melibatkan diri dalam kegiatan terarah sebagai bentuk dari cita-cita subjek dalam memberikan motivasi kepada para pengguna narkoba dan penderita HIV/AIDS agar bisa keluar dari penderitaan dan bisa melanjutkan eksistensi di masyarakat.
Semenjak subjek terinfeksi HIV/AIDS, subjek memiliki hubungan spiritual yang baik kepada Tuhan dan suami subjek membimbing dirinya untuk selalu melakukan ibadah sholat dan berdoa kepada Tuhan serta membaca kitab suci Al.Quran agar tetap diberikan kesehatan, semangat, rizki yang halal serta jalan hidup yang terbaik. Komponen keimanan menunjukkan pentingnya peranan agama dalam kehidupan manusia dan dengan dihayatinya keimanan, maka pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan dan menyenangkan akan diterima dengan penuh rasa syukur.
Attitudinal values juga membantu subjek dalam menemukan makna hidup
dimana subjek menerima dengan tabah, sabar serta keberanian terhadap semua peristiwa hidup dan mengubah sikap terhadap penderitaan. Menurut Frankl (1985) pada dasarnya bahwa manusia bisa menemukan atau menciptakan makna hidup melalui kerja, melalui pertemuan dengan keindahan dan kebenaran, melalui pertemuan dengan cinta kepada sesama dan melalui pengalaman-pengalaman.
Ketika subjek dapat menerima dan menjalani hidup ini dengan bahagia maka subjek telah mencapai kebermaknaan hidup yang ditandai dengan gairah hidup, semangat hidup, memiliki tujuan hidup yang jelas, kegiatannya terarah dan dapat menyesuaikan diri di lingkungan serta memiliki eksistensi di masyarakat.
Bagi subjek untuk bisa keluar dari penderitaan membutuhkan perjuangan dan penuh dengan rintangan. Keinginan terbesar manusia adalah berjuang untuk menemukan makna dalam hidupnya yang menjadi motivator utama dalam hidup manusia (Frankl, 1992).
Subjek memiliki harapan kepada anaknya agar bisa menjadi kebanggaan keluarga ketika sudah dewasa dan subjek melarang anaknya untuk mengenal narkoba karena dirinya tidak mau anaknya seperti ayah dan ibunya yang memiliki pengalaman masa lalu yang kelam. Menurut Bastaman (2007), harapan memberikan sebuah peluang dan solusi serta tujuan baru yang menjanjikan dapat menimbulkan semangat dan optimisme.
Adapun tema yang muncul pada subjek 4, secara ringkas dapat dilihat dalam tabel 4 sebagai berikut :
No Tema Analisa
1 Tahap Derita Setelah mengetahui HIV dan dampaknya subjek langsung menangis, ada perasaan takut, subjek terus menerus menyesali diri dan merasa hidupnya telah hancur.
2 Tragic Event Respon tetangga juga sangat buruk kepada subjek,
subjek sudah dikenal sebagai seorang pengguna narkoba di sekitar lingkungannya, ditambah dengan dirinya terinfeksi HIV/AIDS. Tetangga subjek memberikan judgement kepada subjek sebagai seorang perempuan nakal. Tetangganya juga sering memberikan sindiran-sindiran negatif kepada subjek. Subjek hanya bisa menagis ketika itu, seakan hidup tidak ada artinya lagi.
Timbul di dalam dirinya untuk memakai narkoba lagi tetapi subjek terus menahan demi kebaikkan dirinya.
3 Kebebasan Subjek memilih untuk menikah dengan sesama pengguna narkoba dan membina hubungan rumah tangga
4 Dukungan Sosial
Subjek mendapatkan dukungan semangat dari ayahnya yang bersedia emngantarkan subjek rehabilitasi serta suami yang selalu ada disamping dirinya dengan mendukung satu sama lain.
5 Penerimaan diri Subjek sudah bisa menerima kondisinya saat ini, yang terpenting bagi subjek adalah bisa membahagiakan anak dan suami serta membantu sesama pemakai narkoba dan penderita HIV/AIDS.
6 Penemuan Makna
Subjek memaknai peristiwa hidupnya dengan menganggap bahwa kejadian masa lalunya dapat dijadikan pelajaran dan pengalaman hidup subjek. Bagi
subjek apabila dirinya dulu tidak mengenal narkoba mungkin jalan hidupnya akan berbeda tetapi subjek lebih mensyukuri apa yang diberikan Allah untuknya.
7 Tujuan Hidup Subjek saat ini lebih berfokus pada membantu penyuluhan mengenai narkoba dan HIV/AIDS kepada para ODHA serta masyarakat agar mereka bisa memahami edukasi HIV/AIDS. Dengan cara tersebut subjek bisa merasa senang dengan memberikan pengalaman hidupnya kepada orang lain. Subjek merasa penderitaan dirinya ketika itu bisa menjadi motivasi bagi para ODHA lainnya.
8 Realisasi makna Subjek melakukan kegiatan sehari-harinya sebagai seorang karyawati swasta dan sebagai seorang penyuluh narkoba dan HIV/AIDS. Subjek melakukan hal tersebut untuk memberikan semangat, motivasi, edukasi, serta kegembiraan kepada para pemakai narkoba dan penderita HIV/AIDS.
9 Kebermaknaan hidup
Semenjak subjek membina hubungan rumah tangga dengan suaminya, subjek lebih memiliki semangat, gairah hidup dan bisa keluar dari masa-masa sulit ketika itu. Bagi subjek bisa keluar dari penderitaan penuh dengan rintangan, sekarang tergantung bagaimana cara kita bisa menghadapi permasalahan dan keluar dari
penderitaan.
10 Harapan Subjek juga memiliki harapan kepada anaknya agar bisa menjadi kebanggaan keluarga ketika sudah dewasa dan subjek melarang anaknya untuk mengenal narkoba karena dirinya tidak mau anaknya seperti ayah dan ibunya serta subjek ingin bisa hidup sampai melihat anaknya sukses.
11 bahagia Subjek kini telah mencapai suatu kebahagiaan dengan memiliki seorang suami yang sayang pada dirinya dan juga memiliki seorang anak yang lucu dan sehat.