Subjek terinfeksi HIV/AIDS karena tertular oleh mantan suaminya yang
sering mengunakan narkoba jenis jarum suntik secara bergantian. Sehingga kemungkinan subjek tertular HIV pada saat melakukan hubungan seksual dengan mantan suaminya yang lebih dulu terinfeksi.
Ketika pertama kali subjek mengetahui dirinya terinfeksi, subjek merasa takut untuk pulang ke rumah, timbul rasa ingin ‘mati’ dalam dirinya karena subjek merasa malu dengan statusnya sebagai penderita HIV/AIDS. Subjek menjadi pendiam dan pemurung. Penderitaan subjek di tambah oleh lingkungan yang menilai subjek sebagai wanita yang rusak dan kotor. Subjek merasa marah, putus asa dan merasa tidak berarti lagi di dalam lingkungan. Sikap acuh tak acuh pun berkembang sejalan dengan makin menipisnya rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan.
Lingkungan dan keadaan di luar dirinya ditanggapi sebagai hal-hal yang benar-benar membatasi dan serba menentukan dirinya lalu dirinya merasa tak berdaya menghadapinya. Perasaannya semakin hancur ketika suaminya memutuskan untuk menceraikan subjek di saat kondisi subjek yang baru memiliki anak dan dirinya terinfeksi HIV, suami meninggalkannya.
Keadaan tersebut mulai membaik setelah subjek mendapatkan dukungan moril dari ibu dan kakak-kakaknya. Subjek selalu berusaha kuat dan tegar
walaupun di dalam hati kecilnya masih merasa sedih dan kecewa namun subjek melawannya dengan kesabaran dan ketabahan. Subjek secara perlahan sudah mulai bisa menerima keadaannya. Subjek merealisasikannya dengan cara bekerja agar bisa mencukupi kebutuhan anaknya.subjek sudah bisa membiasakan diri dengan lingkungan karena subjek tidak ingin terus menerus terpuruk dalam keadaan yang seperti itu. Subjek tetap menjaga kesehatan dengan istirahat yang cukup dan mengkonsumsi vitamin.
Penemuan makna hidup membuat subjek memiliki pedoman dan arah hidup untuk menentukan tujuan hidup. Tujuan hidup subjek adalah menginginkan suami yang bisa menrima kondisinya dan menjadi pendorong semangat bagi dirinya. Menurut Frankl, cinta menjadikan seseorang yang mengalaminya mampu melihat nilai-nilai. Kemampuan melihat nilai-nilai inilah yang membuat batin seseorang kaya. Pemerkaya batin itu sendiri adalah salah satu unsur yang membentuk makna hidup.
Sebagai bentuk dari realisasi makna hidup, subjek berusaha membahagiakan anaknya dengan bekerja. Subjek bekerja sebagai sales promotion girl (SPG) untuk memenuhi kebutuhan anak dan juga sebagai penghilang rasa penat yang ada di dalam dirinya. Menurut Frankl, bekerja dan mengumpulkan uang sebagai perilaku dan kehendak untuk menutupi penghayatan-penghayatan hidup tanpa makna. Sikap subjek juga menunjukkan bahwa subjek memiliki kekuatan diri (self commitment) terhadap makna dan tujuan hidup serta melibatkan diri (self involvement) dalam merealisasikannya.
Experiential values membantu subjek dalam menemukan makna hidup.
Dukungan yang diberikan ibu dan kakak-kakaknya memberikan nilai penghayatan akan cinta kasih. Sedangkan melalui agama yang diyakini, subjek dapat menemukan arti hidup dan mampu melihat makna. Attitudinal values juga membantu subjek dalam memperoleh makna hidup, subjek dapat menerima dengan penuh ketabahan dan keberanian dalam segala bentuk penderitaan yang dialami.
Ketika subjek dapat menerima dan menjalani kehidupan dengan penuh semangat maka subjek berhasil mencapai kebermaknaan hidup yang ditandai dengan gairah hidup, semangat, tujuan hidup jelas dan kegiatan terarah. Menurut Frankl, bahwa hidup atau keberadaan manusia tidak akan pernah secara intrinsik tak bermakna. Manusia bisa (berpeluang) menemukan makna hidup atau membuat hidupnya bermakna sampai nafasnya yang terakhir.
Melalui penemuan makna dan penghayatan hidup bermakna subjek memiliki harapan di masa depan. Saat ini yang menjadi harapan subjek adalah menjadi seorang ibu yang baik untuk anaknya dan di hati kecilnya subjek ingin sekali memiliki suami untuk menjalani kehidupan bersama dengan anaknya dan juga sebagai pendorong semangat subjek. Harapan subjek dapat menjadi sumber dalam menemukan makna hidup.
Setelah subjek menemukan makna hidup dan menghayati kehidupan bermakna, subjek merasakan kebahagiaan. Subjek bahagia dengan kondisinya saat ini meski HIV masih berada di dalam tubuhnya tetapi yang terpenting bagi subjek
adalah masih diberikan kehidupan hingga saat ini dan bersyukur kepada Tuhan telah diberikan karunia anak yang sehat. Kebahagiaan adalah ganjaran dari usaha menjalankan kegiatan-kegiatan yang bermakna. Dengan demikian, hidup yang bermakna adalah corak kehidupan yang sarat dengan kegiatan, penghayatan, dan pengalaman-pengalaman bermakna, yang apabila hal itu terpenuhi akan menimbulkan perasaan-perasaan bahagia dalam kehidupan seseorang.
Adapun tema yang muncul pada subjek 2, secara ringkas dapat dilihat dalam tabel 2 sebagai berikut :
No Tema Analisa
1 Tahap Derita Timbul perasaan takut, malu dan memiliki keinginan untuk ‘mati’. Subjek juga merasa marah terhadap dirinya.
2 Tragic event Adanya judgement negatif dari lingkungan subjek yang mengatakan bahwa dirinya sebagai wanita yang rusak dan kotor karena hamil di luar nikah dan terinfeksi HIV.
3 Kebebasan Subjek memanfaatkan kerja di luar kota sebagai penghilang rasa marah terhadap lingkungan.
4 Dukungan Sosial Subjek mendapatkan dukungan semangat dari ibu dan kakak-kakaknya untuk bangkit dan membesarkan anaknya.
5 Penerimaan diri Subjek menerima dirinya apa adanya dan
merealisasikannya dengan cara bekerja untuk kebutuhan anaknya serta dirinya sadar bahwa dia harus bisa bangkit dari keterpurukan.
6 Penemuan Makna Subjek menganggap peristiwa masa lalunya adalah suatu cobaan dan dirinya tidak mau mengulanginya lagi.
7 Tujuan Hidup Subjek ingin tetap bekerja keras untuk menafkahi anak beserta ibu dan kakak-kakaknya serta bisa membina hubungan rumah tangga yang baru.
8 Realisasi Makna Subjek bekerja sebagai sales promotion girl dan pekerjaan tersebut digunakan juga untuk traveling sebagai penghilang rasa stress bagi subjek
9 Kebermaknaan hidup
Subjek saat ini sebagai seorang yang memiliki semangat hidup serta memiliki gairah hidup untuk bekerja.
10 harapan Subjek ingin menjadi seorang ibu yang baik bagi anaknya dan memiliki harapan untuk mendapatkan suami yang dapat menemani dirinya serta menuntun dirinya menjadi wanita yang lebih baik.
11 Bahagia Subjek saat ini merasa lebih bahagia sebagai bentuk dari makna hidup.