• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Terhadap Kebijakan Pemerintah Dalam Menetapkan Harga BBM Menurut Perspektif Ekonomi Islam

BAB III. KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP HARGA BBM TAHUN 2005

TREN PRODUKSI DAN IMPOR MINYAK

B. Analisis Terhadap Kebijakan Pemerintah Dalam Menetapkan Harga BBM Menurut Perspektif Ekonomi Islam

Sebagaiman telah disebutkan bahwa kebijakan pemerintah mengenai penetapan harga BBM telah menimbulkan berbagai pendapat dikalangan masyarakat luas. Dalam kajian hukum Islam, kebijakan yang diambil pemerintah harus selalu mengacu kepada (Maslahah) kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Sebagaimana ucapan Imam syafi’I dalam kaidah Ushul Fiqih:18

ﱠﺮَﺼَﺗ

ِﺔَ َْﺼَﻤْﺎِﺑ طْﻮ َ ِﺔﱠﻴِ ﱠﺮ ا َﻰ َ ِمﺎَ ِﻹْا ف

Artinya:

Kebijakan pemerintah terhadap rakyatnya harus berorientasi kepada

maslahah (kesejahteraan dan kemakmuran).” (fatwa Imam Syafi’i)

Kemaslahatan yang hendak dicapai pemerintah dalam menetapkan harga BBM antara lain:

1. APBN dan devisa

Beban subsidi BBM yang ditanggung APBN tahun 2005 naik sekitar 64 persen. Hal itu disebabkan karena naiknya harga minyak dunia sempat menembus angka 60 dollar lebih per barrel, sehingga keuangan negara pada waktu itu mengalami defisit anggaran sebesar Rp, 1,3 Triliun.

Dari data tersebut diatas maka pemerintah melakukan kebijakan dengan menaikan harga BBM agar dapat disesuaikan dengan harga BBM yang baru,

18

59

dengan devisa dari penerimaan migas sebesar Rp. 99,7 triliun. Maka dengan menaikan harga BBM diharapkan penerimaan negara dari migas meningkat. Dengan meningkatnya devisa negara dari penerimaan hasil migas, maka dampak positif dari kenaikan harga BBM tersebut antara lain:

a. Dapat meringankan beban anggaran belanja negara, hal ini terjadi karena selama ini beban anggaran belanja negara selalu digunakan untuk mensubsidi BBM. Jika harga BBM naik maka beban subsidi yang di tanggung anggaran belanja negara dapat diringankan.

b. Dengan menaikan harga BBM, pemerintah memungkinkan mendapat devisa yang banyak, hal itu dapat digunakan pemerintah untuk merealisasikan berbagai macam program pemerintah seperti meningkatkan mutu pendidikan, mengentaskan kemiskinan, membangun desa-desa terpencil dan lain-lain.

2. Penyelundupan dan pasokan BBM dalam negeri.

Harga BBM yang relatif lebih rendah dari pada harga BBM di luar negeri maka yang akan terjadi adalah maraknya penyelundupan. Sebagai gambaran seberapa besar kerugian negara akibat penyelundupan, adalah jika biaya produksi premium per liter adalah Rp. 2.004,66, minyak tanah sebesar Rp. 1.834,90, minyak solar Rp. 1.758,26, minyak diesel sebesar Rp. 1.721 dan minyak bakar sebesar Rp.1.599,81. harga penjualan minyak bakar adalah Rp. 1.560. selisihnya perliter Rp. 39,81. Jadi, jika terjadi penyelundupan minyak bakar sebanyak

60

2.600.000 liter, kerugian yang ditimbulkan biaya produksi yang telah dikeluarkan Pertamina adalah Rp. 103,506 juta. Total nilai kerugian negara akibat penyelundupan minyak dari Indonesia mencapai Rp. 56 triliun pertahun, sekitar 5,6 miliar dollar AS.19

Jika penyelundupan terus dilakukan tanpa ada pencegahan yang efektif maka dampak langsung yang terjadi adalah kelangkaan pasokan konsumsi BBM dalam negeri. Bila ini terjadi, dan pemerintah tidak mau menghadapi resiko berupa kritik dan kemarahan rakyat karena kelangkaan BBM akibat berkurangnya suplai, maka negara harus mengimpor lagi sejumlah yang diselundupkan. Hal itu tentu akan memberatkan APBN lagi dan juga akan menimbulkan masalah baru berupa pengadaan devisa. Maka untuk mencegah kelangkaan pasokan akibat dari penyelundupan, pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM dalam negeri dengan menaikan harga BBM dalam negeri. Dengan demikian diharapkan penyelundupan dapat diminimalisir dan pasokan BBM dalam negeri menjadi stabil.

Dengan demikian dampak positif yang terjadi dari kenaikan harga BBM dalam negeri adalah: pertama dapat mencegah penyelundupan, kedua dapat menjamin pasokan konsumsi BBM dalam negeri.

19

61

3. Inflasi, daya beli masyarakat dan rakyat miskin.

Tidak diragukan lagi, bahwa kenaikan harga BBM memicu kenaikan berbagai harga kebutuhan pokok. Hal itu terjadi karena kenaikan harga BBM akan mempengaruhi biaya produksi yang pada gilirannya akan memicu terjadinya inflasi. Inflasi seperti dikatakan para ahli merupakan masalah yang selalu menjadi hambatan didalam pembangunan semua negara. Inflasi juga dapat melamahkan daya beli masyarakat. Sehingga yang terkena dampak langsung dalam hal ini adalah rakyat kecil atau orang miskin.

Tetapi untuk mengatasi hal tersebut, demi mewujudkan kemaslahatan masyarakat dari dampak dicabutnya subsidi BBM, pemerintah melalui program BLT (Bantuan Langsung Tunai) memberikan bantuan kepada masyarakat miskin sebagai kompensasi dari kenaikan harga BBM.

Secara konseptual pemberian BLT (Bantuan Langsung Tunai) oleh pemerintah kepada masyarakat tentu jelas memberikan banyak manfaat kepada masyarakat miskin karena dengan BLT (Bantuan Langsung Tunai) tersebut masyarakat miskin mampu memenuhi kebutuhan hidupnya meskipun harga BBM naik. Disamping untuk program BLT (Bantuan Langsung Tunai), keuntungan yang di dapat pemerintah dari kenaikan harga BBM juga di gunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan, jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin, dan program pengentasan kemiskinan.

62

Dengan BLT (Bantuan Langsung Tunai) tersebut, diharapkan daya beli masyarakat dapat kembali kuat sehingga roda ekonomi dapat berjalan dan daya beli masyarakat tidak mengalami penurunan sehingga inflasi dapat dikendalikan.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga BBM pada tahun 2005, adalah merupakan bentuk ijtihad dari pemerintah untuk menciptakan maslahat begi negara dan rakyat kecil. Oleh karena itu kebijakan pemerintah menaikan harga BBM tersebut bukan berarti pemerintah tidak peduli kepada rakyat kecil. Justeru dengan menaikan harga BBM pemerintah terselamatkan dari defisit dan beban keuangan negara yang makin parah, dan disamping itu pula keuntungan dari kenaikan harga BBM tersebut dapat digunakan untuk membantu rakyat kecil melaui program yang telah dikeluarkan pemerintah berupa BLT (Bantuan Langsung Tunai). Hal itu tentu saja telah memenuhi kaidah fiqhiyyah:20

َ

َ

َﺮ

َر

َو

َ

ِ

َﺮ

َرا

.

}

ﻦﺑاﻦ ﻪﺟﺎ ﻦﺑاوﺪﻤﺣا اور

س ﺎ

{

Artinya:

“Tidak boleh membuat kemudaratan pada diri sendiri dan membuat kemudaratan pada orang lain”

Dan juga sudah sesuai

{ﺔ ﺑﺎﻄ }

dengan hukum Islam, dimana kebijakan yang dibuat oleh pemerintah adalah ditujukan untuk kemaslahatan umat atau orang banyak.

20

63

Islam sebagai agama yang sempurna memberikan aturan-aturan yang berkaitan dengan kebijakan pemerintahan yang secara khusus meyangkut kebijakan pemerintah dalam menentukan harga. Dalam hal ini beberapa pemikir Islam yang secara khusus memaparkan hal tersebut seperti Imam Yahya Bin Umar menguraikan pendapatnya dalam kitabnya, yaitu al-Ahkam al-Suq. Menurut beliau, penetapan harga (al-Ta’sir) tidak boleh dilakukan.21 Dia berhujjah dengan berbagai hadits Nabi Muhammmad Saw, antara lain22:

َ

ْﻦ

َلﺎَ ﻪَْ ﷲا َ ِ َر ﻚِﺎَ ِﻦْﺑ َََا

:

ِﺪْﻬَ َﻰ َ ِﺔَِْﺪَﻤْا ﻰِﺮْ ﱢﺴ ا ََﻏ

ِﷲا َلْﻮ َرﺂ سﺎﱠ ا َلﺎََ ﻢ َ َو ِﻪْﻴََ ﷲا ﻰ َ ﷲا ِلْﻮ َر

ﺎََْﺮﱢ َﺴَﺮْ ﱢﺴ ا َﻏ

.

ََ

َﷲا ﱠنِا ﻢ و ﻪﻴ ﷲا ﻰ ِﷲا لْﻮ َر َلﺎ

َ ْﻴََو ﻰَﺎَ َﺗ ﷲا َﻰ َْا ْنَاْﻮﺟْرﻷ ﻰﱢِاَو قَزﱠﺮ ا ﻂِ ﺎَْا ِﺑﺎَْاﺮﱢ َﺴﻤْاَﻮه

لﺎَ َ َو مَد ﻰِ ﺔَﻤَْﻈَﻤِﺑ ﻰِ ْﻄَ ْﻢﻜِْ ﺪَﺣَا

)

ﻰﺋﺎﺴ ا ا ﺔﺴﻤﺨ ا اور

نﺎ ﺣ ﻦﺑا ﻪ و

(

21

Hammad Bin Abdurrahman al-Janidal, Manhaj al-Bathitsin fi al-Iqtishad al-Islami, ( Riyadh, Syirkah al-Ubaikan li al-Thaba’ah wa al-Nasyr, 1406 H), h.118

22

64

Artinya:

Dari Anas bin Malik, ia berkata: “Telah melonjak harga (di pasar) pada

masa Rosulullah saw. Mereka (para sahabat) berkata: “Wahai Rasulullah, tetapkanlah harga bagi kami”. Rasulullah saw menjawab: “Sesungguhnya Allah-lah yang menguasai (harga), yang memberi rizki, yang memudahkan, dan yang menetapkan harga. Aku sungguh berharap bertemu dengan Allah dan tidak seorang pun (boleh) memintaku untuk melakukan suatu kezaliman

dalam persoalan jiwa dan harta”. (diriwayatkan oleh perawi yang lima

kecuali an-Nasai (Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Lebih jauh, Imam Yahya bin Umar menyatakan bahwa pemerintah tidak boleh melakukan intervensi pasar, kecuali dalam dua hal, yaitu; para pedagang tidak memperdagangkan barang dagangan tertentunya yang sangat dibutuhkan masyarakat, sehingga dapat menimbulkan kemudaratan serta merusak mekanisme pasar. Dalam hal ini pemerintah dapat mengeluarkan para pedagang tersebut dari pasar serta menggantikannya dengan para pedagang yang lain berdasarkan kemaslahatan dan kemanfaatan umum.

Kemaslahatan yang hendak dicapai pemerintah dalam menetapkan harga BBM antara lain:

1. Menjaga APBN dari beban keuangan yang semakin berat.

Sebenarnya dengan kenaikan harga BBM dunia, pemerintah dihadapkan dua masalah. Apakah harus mencabut subsidi BBM yang selama ini ada dalam APBN, ataupun membiarkan BBM dalam negeri tetap disubsidi?

Alhasil dapat dilihat, bahwa dengan tetapnya pemerintah mensubsidi BBM dalam APBN jauh lebih mudharat dari pada harus menaikan harga

65

BBM di dalam negeri. Apabila tidak dicabutnya subsidi BBM oleh pemerintah, pemerintah harus menutupi dengan beberapa alternatif, pertama,

berhutang kepada pihak asing untuk menutupi beban APBN akibat naiknya harga minyak mentah dunia. Jika hal ini dilakukan justru malah lebih mudharat karena hutang yang ada saja belum dapat terbayar. Kedua, untuk menutupi beban APBN akibat kenaikan harga minyak mentah dunia pemerintah dapat mencetak uang agar uang yang beredar dimasyarakat mampu memenuhi kebutuhan uang di pasaran. Jika hal ini dilakukan, dampak langsung yang akan terjadi ialah inflasi, karena uang yang beredar terlalu banyak di pasaran sehingga nilai tukar rupiah terhadap nilai uang asing terutama dollar akan merosot.

Dari kedua alternatif tersebut akhirnya pemerintah mengambil kebijakan yang lebih rendah tingkat mudharatnya yakni dengan menaikan harga BBM dalam negeri, sehingga berdampak pada masyarakat kelas bawah, yakni naiknya harga dipasar khususnya kebutuhan bahan pokok. Sebagai ganti dari kenaikan harga BBM, pemerintah melalui program BLT (Bantuan Langsung Tunai) memberikan dana kompensasi pada rakyat miskin, hal itu dimaksudkan agar subsidi BBM tepat sasaran

Sebagaimana diketahui salah satu faktor penyebab kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah adalah karena beban keuangan negara yang semakin tinggi akibat melonjaknya haga minyak mentah dunia. Beban subsidi yang ditanggung RAPBN tahun 2005 naik sekitar 64 persen. Hal itu

66

disebabkan karena pada tahun 2005 harga minyak dunia sempat menembus angka 60 dollar lebih per barrel, sehingga keuangan negara mengalami defisit keuangan yang tinggi karena Pemerintah kesulitan mendapat dana untuk merealisasikan RAPBN yang terus membengkak. Dalam hal ini, pemerintah mengambil langkah untuk segera menaikan harga BBM agar bisa mendapatkan dana yang dibutuhkan untuk meringankan beban keuangan negara. Langkah yang diambil pemerintah bertujuan untuk mencegah lebih besar kemungkinan kerugian yang lebih parah terhadap keuangan negara yang akhirnya berimplikasi pada terganggunya perekonomian nasional.

Dalam Islam langkah yang diambil pemerintah tersebut sesuai dengan kaidah fiqhiyah yaitu:

َد

ْر

ء

ْْْْا

َﻤ

َ

ِ ﺎ

ِﺪ

َا

ْو

َﻰ

ِ

ْﻦ

َﺟ

ْ

ِ

َﻤ ا

َﺼ

ِﺎ

ِ

َ

ِاﺎ

َذ

ا

َ َضَرﺎَ َﺗ

ْ

َﺴ

َﺪة

َو

َ

ْﺼ

َ

َﺔ

ِﺪ

َم

َد

ْ

ْا

َﻤ

ْ

َﺴ

َﺪِة

َﻏ

ِ ﺎ

.

Artinya:

“ menolak kerusakan lebih diutamakan dari pada menarik kemaslahatan dan apabila berlawanan antara mafsadah dan maslahah, didahulukan menolak yang mafsadah.” 23

Berdasarkan data perekonomian nasional dalam APBN menjelaskan bahwa pemerintah pada saat itu mengalami devisit anggaran sebesar Rp, 1,3

23

67

Triliun. Oleh sebab itu cara untuk menyelamatkan keuangan Negara, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menaikkan harga BBM. Kebijakan menaikkan BBM pada prinsipnya tidak memberikan dampak negative bagi masyarakat, kalau kita lihat dari pandangan ekonomi Islam bahwa Pemerintah boleh meregulasi ekonomi Negara agar dapat menyelamatkan keuangan negara. Jika saja pemerintah saat itu tidak menaikkan harga BBM dalam negeri pemerintah tentu akan kewalahan dalam menutupi devisit APBN pada tahun 2005.

Menaikan harga BBM memang mungkin akan berdampak pada gejolak ekonomi karena kenaikan BBM akan mengakibatkan melonjaknya harga-harga di pasaran. Namun apabila tetap menahan harga-harga BMM pada harga-harga yang jauh lebih rendah dari harga pasaran dunia, maka dampak yang dapat ditimbulkan akan jauh lebih besar lagi dari pada menaikan harga BBM pada tingkat yang setaraf dengan harga BBM di negara-negara tetangga. Penyelundupan akan semakin marak karena harga BBM dalam negeri jauh dari harga pasaran dunia sehingga supplay BBM untuk konsumsi dalam negeri akan menjadi langka bahkan mungkin bisa menjadi habis karena supplay BBM dialirkan keluar negara-negara yang menjual BBM jauh lebih tinggi dari harga BBM dalam negeri.

Manfaat yang dapat diambil dari kenaikan harga BBM dalam negeri adalah tertolongnya beban keuangan negara yang semakin berat akibat beban subsidi yang makin memberatkan APBN negara. Namun di samping itu pula

68

kenaikan harga BBM juga akan berakibat pada melonjaknya berbagai harga kebutuhan pokok. Melonjaknya harga berarti memicu terjadinya inflasi dan melemahkan daya beli masyarakat yang pada akhirnya juga akan melemahkan pergerakan pertumbuhan ekonomi.

2. Menjamin kesejahteraan rakyat dengan menjaga subsidi BBM tepat sasaran. Ada suatu hal yang harus pemerintah perhatikan, mensubsidi BBM berarti mensubsidi orang-orang kaya yang memiliki kendaraan. Hal ini memang tidak berdampak kepada masyarakat kecil, karena rakyat dapat menikmati kebutuhannya dengan harga yang relatif rendah. Akan tetapi dibalik itu semua ada mudharat yang harus pemerintah tanggung, yakni beban APBN yang semakin tinggi akibat subsidi BBM. Dengan demikian menaikan harga BBM jauh lebih banyak maslahatnya dari pada tetap mensubsidi BBM yang jelas-jelas lebih banyak dinikmati golongan menengah ke atas. Jadi langkah pemerintah menghapus subsidi BBM itu sudah tepat dan membawa maslahat terhadap rakyat kecil. Lagi-lagi program BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang menjadi acuan pemerintah dalam mewujudkan kemaslahatan masyarakat dari dampak dicabutnya subsidi BBM.

Berdasarkan data perekonomian nasional dalam APBN menjelaskan bahwa pemerintah pada saat itu mengalami devisit anggaran sebesar Rp, 1,3 Triliun. Oleh sebab itu cara untuk menyelamatkan keuangan Negara, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menaikkan harga BBM. Kebijakan

69

menaikkan BBM pada prinsipnya tidak memberikan dampak negative bagi masyarakat, kalau kita lihat dari pandangan ekonomi Islam bahwa Pemerintah boleh meregulasi ekonomi Negara agar dapat menyelamatkan keuangan negara. Jika saja pemerintah saat itu tidak menaikkan harga BBM dalam negeri pemerintah tentu akan kewalahan dalam menutupi devisit APBN pada tahun 2005.

Subsidi BBM yang selama ini diberlakukan pada dasarnya hanya dinikmati oleh kalangan menengah ke atas, oleh karena itu menaikkan BBM tidak memberikan dampak buruk bagi masyarakat. Terlebih lagi dana kompensasi dari kenaikkan BBM pemerintah telah memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai) dalam rangka membantu masyarakat lemah terhadap dampak kenaikkan BBM. Selain itu dana kompensasi BBM juga dialokasikan untuk kesehatan dan pendidikan, dengan demikian bahwa kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM merupakan langkah tepat dalam menyelamatkan Perekonomian negara dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Disini dapat disimpulkan, bahwa ekonomi Islam membolehkan intervensi pemerintah dalam menetapkan harga berdasarkan maslahat orang banyak. Kenaikan harga BBM oleh pemerintah bukan semata-mata pemerintah ingin mendapatkan keuntungan yang banyak dari rakyat Indonesia, dengan menaikan harga BBM di dalam negeri pemerintah dapat mengurangi devisit negara yang semakin lama semakin tinggi. BLT (bantuan langsung tunai)

70

adalah bukti bahwa pemerintah masih peduli terhadap rakyat kecil walaupun jumlah yang diberikan tidak terlalu besar Mungkin itu bisa membantu sedikit beban masyarakat kecil. Tidak sampainya BLT kepada masyarakat secara merata itu karena pemerintah bukan Tuhan yang bisa memonitori seluruh warga negara Indonesia dengan sempurna, pemerintah juga menusia yang mempunyai banyak kekurangan. Jadi seharusnya kita sebagai warga negara Indonesia membantu pemerintah dalam menstabilkan perekonomian di negara tercinta ini, bukankah cinta terhadap tanah air ini sebagian dari pada iman? Dengan membatu pemerintah berarti kita membantu negara ini dengan membantu negara ini berarti kita cinta akan tanah air kita. Dengan kita cinta kepada tanah air kita mudah mudahan kita termasuk orang-orang yang beriman.

Pemberian subsidi oleh pemerintah kepada masyarakat memberikan banyak manfaat kepada masyarakat miskin karena dengan subsidi masyarakat miskin mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan harga BBM yang murah. Di samping itu pula pemberian subsidi melalui program bantuan langsung tunai mencegah terjadinya pemberian subsidi yang salah sasaran. Namun pemberian subsidi BBM mengakibatkan terjadinya disparitas harga di pasar yang mendorong timbulnya berbagai bentuk penyalah gunaan penggunaan BBM, sehingga walaupun sasaran kebijakan subsidi tercapai namun dalam kenyataannya banyak pihak yang tidak berhak mengambil keuntungan dari kebijakan tersebut di samping itu pula pemberian

71

subsidi dapat mengakibatkan maraknya penyelundupan yang banyak dilakukan kalangan-kalangan tertentu dengan memanfaatkan harga yang murah yang dijual pemerintah di dalam negeri.

3. Mencegah penyelundupan dan menjaga suplai BBM dalam negeri.

⌧ ☺

)

ناﺮﻤ لأ

/

3

:

141

(

Artinya:

Kamu sekalian adalah sebaik umat yang diperuntukan bagi manusia, agar

kamu menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kejahatan, dan agar kamu sekalian beriman kepada Allah”. (QS. Ali Imran: 141)

Amar ma’ruf nahi munkar, merupakan tujuan yang sangat komprehensif. Termasuk didalamnya mengajak manusia melakukan praktik-praktik social dan ekonomi yang bermanfaat dan mencegah praktik-praktik social ekonomi yang buruk

72

Menurut Ibnu Taimiyah tujuan terbesar negara adalah mengajak penduduknya melaksanakan kebaikan dan mencegah mereka berbuat munkar. Penyelundupan adalah bentuk kemunkaran dan banyak membawa mudharat, salah satu bentuk mudharatnya adalah berkurangnya pasokan untuk konsumsi BBM dalam negeri yang mengakibatkan pemerintah harus menyediakan anggaran untuk memenuhi pasokan konsumsi BBM dalam negeri. Akibatnya pemerintah harus menanggung beban APBN akibat aksi penyelundupan tersebut. Demi kemaslahatan, sudah menjadi tugas negara untuk memberantas penyelundupan yang akibat dari penyelundupan tersebut dapat merugikan keuangan negara.

Tentu saja negara mengalami kerugian akibat penyelundupan BBM tak tanggung-tanggung. Selain oleh subsidi, harga BBM sebetulnya masih di bawah harga produksinya. Sebagai gambaran biaya produksi premium per liter pada tahun 2001 adalah Rp. 2.004,66, minyak tanah sebesar Rp. 1.834,90, minyak solar Rp. 1.758,26, minyak diesel sebesar Rp. 1.721 dan minyak baker sebesar Rp.1.599,81. harga penjualan minyak bakar adalah Rp. 1.560. selisihnya perliter Rp. 39,81. Jadi, jika terjadi penyelundupan minyak baker sebanyak 2.600.000 liter, kerugian yang ditimbulkan biaya produksi yang telah dikeluarkan Pertamina adalah Rp. 103,506 juta. Total nilai

73

kerugian negara akibat penyelundupan minyak dari Indonesia mencapai Rp. 56 triliun pertahun, sekitar 5,6 miliar dollar AS.24

Posisi Indonesia yang strategis,diapit dua benua dan dua samudera, ternyata membuka celah bagi penyelundup minyak dan hasil tambang. Tentu saja mereka memanfaatkan lemahnya kemampuan aparat dalam menjaga laut agar terhindar dari penyelundupan migas dan tambang keluar negeri.

Penyelundupan bahan bakar minyak sangat jahat sebab si penyelundup mengeruk keuntungan dari selisih antara harga minyak di dalam negeri dan harga minyak di luar negeri. Selisih harga itu sendiri merupakan subsidi pemerintah kepada rakyat agar mampu membeli bahan bakar minyak (BBM). Tahun ini (2005) pemerintah masih memberikan subsidi BBM sebanyak Rp. 13,5 triliun dan tambahan Rp. 1 triliun setiap bulan sampai harga minyak dunia turun di bawah 28 dollar AS.

Salah satu usaha pemerintah mengatasi penyelundupan BBM adalah menghilangkan dispirasi harga BBM yang terlalu tinggi, antara BBM dalam negeri dan harga di luar negeri. Kebijakan itu cukup ampuh, tetepi ditentang banyak pihak sebab, memang, memberatkan rakyat yang tak lagi mendapat subsidi.

Akhirnya, penghapusan subsidi BBM dilakukan secara bertahap hingga harga BBM dalam negeri dapat disesuaikan dengan harga pasar internasional. Dengan demikian, penyelundupan tidak bakal memberikan keuntungan

24

74

kepada si penyelundup. Sebagai catatan: pada tahun 2000 dan 2001 subsidi BBM dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai sekitar 50 triliun pertahun. Namun, pada akhir 2002, subsidi itu dapat ditekan menjadi sekitar Rp. 30 triliun. Ketika subsidi yang tinggal 13,5 triliun pada tahun 2003 ditentang masyarakat, terpaksa pemerintah menambah Rp. 1 triliun per bulan.

Indonesia tampaknya harus benar-benar serius dalam menangani kasus penyelundupan BBM sebab negeri ini hanya mempunyai cadangn minyak terbukti sekitar lima miliar barrel. Cadangan itu akan bertahan hingga sepuluh tahun kedepan saja. Selain itu, kamampuan produksi minyak Indonesia yang hanya 1,3 juta barrel per hari sebenarnya masih kurang untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri.

Jika aksi penyelundupan minyak ini tak dapat dicegah, sepuluh tahun kemudian cadangan minyak kita habis tanpa dinikmati secara optimal oleh rakyat banyak. Yang menikmatinya hanya segelintir orang: penyelundup dan pejabat yang terlibat dalam penyelundupan itu. Pada saat itu harga minyak yang harus kita ekspor akan sangat mahal harganya sebab cadangan minyak dunia di Timur Tengah sudah mulai menipis.

4. Menstabilkan harga dengan menetapkan harga yang adil dan memelihara ketertiban dan keamanan.

Berbicara masalah kemaslahatan tentu tidak lepas dengan masalah keadilan. Berlaku maslahat kepada warga negara berarti berlaku adil kepada

75

warga negara. Harga minyak mentah dunia saat ini (2006) sebesar 48 dollar AS per barrel. Dengan harga yang begitu tinggi, sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mampu membeli BBM. Agar masyarakat mampu membeli BBM, maka pemerintah menjual harga BBM di dalam negeri lebih murah dari pada di luar negeri, sebagai konsekuensinya maka pemerintah menanggung beban keuangan yang berat akibat beban subsidi.

Saat ini apakah harga BBM yang dijual oleh pemerintah telah masuk dalam kategori harga yang adil?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka kita mesti melihat apa yang di maksud dengan harga yang adil dan standar apa yang dapat dipakai sebagai ukuran dalam menentukan adil atau tidaknya kebijakan pemerintah tersebut?

Harga yang adil menurut Ibnu Taimiyah adalah adalah: “Nilai harga dimana orang-orang menjual barangnya dan diterima secara umum sebagai hal yang sepadan dengan barang yang dijual ataupun barang-barang yang sejenis lainnya di tempat dan waktu tertentu”.25

Dalam al-Hisbah, Ibnu Taimiyah lebih memperjelas apa yang dimaksud dengan tsaman al-mitsl, yaitu; “Apabila orang-orang memperjualbelikan barang dagangannya dengan cara-cara yang biasa dilakukannya, tanpa ada pihak yang dizalimi kemudian harga mengalami kanaikan karena kekurangannya persediaan barang ataupun karena bertambahnya jumlah