• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.5 Metode Pengolahan Data

4.5.2. Analisis Kelayakan Aspek Finansial

Analisis kelayakan aspek finansial Kampung Budaya Sindangbarang menggunakan analisis laporan laba rugi dan arus kas. Dasar penilaian kriteria kelayakan finansial menggunakan metode kriteria kelayakan investasi yaitu Net

Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), dan Net Benefit Cost Ratio

(Net B/C) dan Payback Period (PP). Selain itu analisis sensitivitas dengan metode

switching value juga digunakan untuk melihat kondisi kelayakan finansial usaha

jika terjadi penurunan jumlah pengunjung dan harga paket wisata.

4.5.2.1. Laporan Laba Rugi

Jumingan (2009) mendefinisikanlaporan laba rugi sebagai daftar laba rugi yang diproyeksi berdasarkan seluruh perkiraan pengeluaran dan penerimaan dari suatu usaha. Adanya proyeksi laba rugi akan memudahkan dalam menentukan besarnya aliran kas tahunan. Selain itu laporan laba rugi juga dapat dijadikan

dasar untuk penyusunan anggaran kas dari suatu usaha. Dari laporan laba rugi dapat dilihat kondisi keuangan perusahaan apakah terdapat keuntungan atau kerugian di dalam suatu periode usaha. Format laporan laba rugi yang digunakan dalam penelitian ini adalah marginal contribution format. Dalam format ini komponen biaya dipisahkan ke dalam biaya variabel dan biaya tetap (Jumingan 2006). Penyusunan laporan laba rugi laba rugi dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Perhitungan Laporan Laba Rugi

No. Uraian Keterangan

1 Pendapatan A = B + C

Pendapatan Usaha B

Pendapatan dari Luar Usaha C

2 Biaya Variabel D

3 Kontribusi Marjinal E = A - D

4 Biaya Tetap F

5 Pendapatan Usaha G = E- F

5 Bunga H

6 Laba Bersih Sebelum Pajak I = G – H

7 Pajak J

8 Laba Bersih K = I – J

Keterangan :

A = total pendapatan yang didapatkan usaha, berasal dari dalam dan luar usaha B = pendapatan yang berasal dari dalam usaha

C = pendapatan yang berasal dari luar usaha

D = biaya yang secara totalitas berubah-ubah secara proporsional dengan perubahan volume produksi atau penjualan.

E = perbedaan antara total penghasilan dengan biaya variabel. Jumlah laba yang disediakan untuk menutupi biaya tetap, bunga, dan pajak.

F = biaya yang secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan.

G = perolehan sebelum dikurangi bunga dan pajak. H = beban bunga dari dana yang dipinjam

I = perolehan setelah dikurangi dengan bunga J = biaya yang dikeluarkan untuk membayar pajak K = perolehan bersih usaha

Sumber : Jumingan (2006)

4.5.2.2. Arus Kas

Kasmir dan Jakfar (2003) mendefinisikan arus kas sebagai jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu usaha mulai dari investasi dilakukan sampai

dengan berakhirnya investasi tersebut. Dalam arus kas, semua data pendapatan yang akan diperoleh dan biaya yang akan dikeluarkan baik jenis, maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa. Hal ini ditujukan agar arus kas dapat menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan datang. Penyusunan arus kas dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Penyusunan Arus Kas

No. Uraian Keterangan

1 Arus Kas Masuk : A = B + C + D

- Penerimaan Usaha B

- Penerimaan Lainnya C

- Nilai Sisa D

2 Arus Kas Keluar : E = F + G + H + I + J

- Biaya Pra Operasi F

- Biaya Investasi G

- Biaya Operasional H

- Tambahan Biaya I

- Pajak J

3 Arus Kas Bersih K = A – E

Keterangan :

A = arus kas masuk

B = penerimaan dari kegiatan usaha

C = penerimaan yang bukan dari kegiatan usaha D = nilai sisa dari aset investasi

E = arus kas keluar

F = biaya yang dikeluarkan selama persiapan usaha

G = biaya yang digunakan untuk mendapatkan aset investasi

H = biaya yang digunakan untuk kegiatan operasional usaha, terdiri dari biaya tetap dan variabel I = tambahan biaya lainnya di luar biaya pra operasi, investasi, dan operasional

J = biaya pajak yang dibayarkan usaha

K = hasil pengurangan arus kas masuk dengan arus kas keluar Sumber : Kasmir dan Jakfar (2003)

4.5.2.3. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) suatu proyek atau usaha adalah selisih antara

nilai sekarang (present value) manfaat dengan arus biaya. NPV juga dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Dalam menghitung NPV perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan (Kasmir dan Jakfar 2003). Rumus menghitung NPV adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Bt = manfaat yang diperoleh tiap tahun

Ct = biaya yang dikeluarkan tiap tahun

n = jumlah tahun

i = tingkat bunga (diskonto)

Kriteria investasi berdasarkan NPV yaitu:

1) NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu mengembalikan persis sebesar modal sosial opportunities cost faktor produksi normal. Dengan kata lain, proyek tersebut tidak untung dan tidak rugi.

2) NPV > 0, artinya suatu proyek sudah dinyatakan menguntungkan dan dapat dilaksanakan.

3) NPV < 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan. Dengan kata lain, proyek tersebut merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan.

4.5.2.4. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan angka perbandingan antara

jumlah nilai sekarang yang bernilai positif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negatif (Kasmir dan Jakfar 2003). Rumus untuk menghitung Net B/C

adalah :

Keterangan :

Bt = manfaat yang diperoleh tiap tahun

Ct = biaya yang dikeluarkan tiap tahun

N = jumlah tahun

I = tingkat bunga (diskonto)

Kriteria investasi berdasarkan Net B/C adalah:

1) Net B/C = 1, maka NPV = 0, proyek tidak untung dan tidak rugi.

2) Net B/C > 0, maka NPV > 0, proyek menguntungkan.

4.5.2.5. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen (Gittinger 1986). Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. Suatu investasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku dan sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus untuk menghitung IRR adalah:

Keterangan :

i = Discount rate yang menghasilkan NPV positif

i’ = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV = NPV yang bernilai positif

NPV’ = NPV yang bernilai negatif

4.5.2.6. Payback Period (PP)

Payback Period (PP) atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu

metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu pengembalian modal. Bila nilai PP lebih kecil dibandingkan dengan jangka waktu umur ekonomi proyek maka investasi yang ditanamkan layak, begitu juga sebaliknya (Suratman 2002). Rumus yang digunakan untuk menghitung jangka pengembalian investasi adalah :

Keterangan :

I = besarnya investasi yang dibutuhkan

Ab = benefit bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya

4.5.2.7. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis. Tujuan analisis ini adalah untuk

melihat kembali hasil analisis suatu kegiatan investasi atau aktivitas ekonomi, apakah ada perubahan dan apabila terjadi kesalahan atau adanya perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat. Analisis sensitivitas ini perlu dilakukan karena dalam kegiatan investasi, perhitungan didasarkan pada proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang (Gittinger 1986).

Gittinger (1986) mengatakan bahwa suatu variasi pada analisis sensitivitas adalah nilai pengganti (switching value). Pada analisis sensitivitas secara langsung memilih sejumlah nilai yang dengan nilai tersebut dapat dilakukan perubahan terhadap masalah yang dianggap penting pada analisis proyek dan kemudian dapat menentukan pengaruh perubahan tersebut terhadap daya tarik proyek. Dalam penelitian ini, digunakan analisis sensitivitas apabila terjadi perubahan pada penurunan jumlah wisatawan dan harga paket wisata.