• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Kabupaten Karimun

V. ANALISIS SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN

5.5. Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Karimun

5.5.2. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Kabupaten Karimun

Sedangkan nilai ri yang terkecil dimiliki oleh sektor Listrik dan Air Bersih yaitu sebesar 1,03.

5.5.2. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Kabupaten Karimun

Analisis shift share diasumsikan bahwa perubahan tenaga kerja/produksi

disuatu wilayah antara tahun dasar dengan tahun akhir analisis dibagi menjadi tiga komponen pertumbuhan yaitu komponen pertumbuhan regional/nasional (PR), komponen pertumbuhan proporsional (PP), dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW). Berdasarkan Tabel 24, dapat dilihat bahwa komponen pertumbuhan regional semua sektor-sektor perekonomian Kabupaten Karimun bernilai positif. Sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Karimun yaitu sebesar Rp 58.484,03 juta. Hal ini berarti bahwa sektor pertanian sangat berpengaruh terhadap perubahan kebijakan ekonomi di Kabupaten Karimun, artinya bila terjadi perubahan kebijakan ekonomi maka sektor pertanian akan mengalami perubahan. Hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh dari analisis LQ Kabupaten Karimun yang telah dilakukan sebelumnya. Dimana dalam hal ini sektor pertanian dengan penunjang utamanya adalah sektor perikanan.

Sektor listrik dan air bersih memberikan kontribusi terkecil terhadap PDRB pada komponen pertumbuhan regional, yaitu sebesar Rp 558,66 juta. Hal ini berarti sektor listrik dan air minum tidak begitu berpengaruh terhadap perubahan kebijakan ekonomi yang terjadi di Kabupaten Karimun. Sektor terkecil kedua ditempati oleh sektor keuangan. persewaan dan jasa perusahaan, yaitu sebesar Rp 6.167,94 juta. Jika terjadi perubahan kebijakan ekonomi di Kabupaten

Karimun, maka sektor keuangan. persewaan dan jasa perusahaan tidak terlalu berpengaruh terhadap perubahan kebijakan ekonomi.

Tabel 26. Komponen Pertumbuhan Regional Kabupaten Karimun Tahun 2003-2005 No Lapangan Usaha Pertumbuhan Regional (Juta Rupiah) Persen 1 Pertanian 58.484,03 13,47

2 Pertambangan dan Penggalian 9.741,36 13,47

3 Industri Pengolahan 22.582,66 13,47

4 Listrik dan Air Bersih 558,66 13,47

5 Bangunan 11.378,10 13,47

6 Perdagangan. Hotel dan Restoran 48.032,98 13,47

7 Pengangkutan dan Komunikasi 17.489,05 13,47

8 Keuangan. Persewaan dan Jasa Perusahaan 6.167,94 13,47

9 Jasa-jasa 9.233,41 13,47

Sumber: BPS Kabupaten Karimun, 2003-2005 (diolah)

Berdasarkan Tabel 26, dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Karimun sebesar 13,47 persen. Hal ini menunjukkan tingkat pertumbuhan regional Kabupaten Karimun yang cenderung baik.

Berdasarkan Tabel 27, diketahui bahwa beberapa sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Karimun memberikan kontribusi yang negatif terhadap PDRB. Jika nilai PP suatu sektor (Ppi<0), maka dapat diidentifikasikan bahwa sektor-sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lambat dan memiliki daya saing yang kurang baik jika dibandingkan dengan sektor lain yang PP-nya positif. Sektor-sektor yang memberikan kontribusi negatif adalah Sektor-sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi sebesar rp -13.806,05 juta (-19.09 persen), sektor bangunan sebesar rp - 1.040,80 juta (-1,23 persen) dan sektor jasa-jasa sebesar rp - 78,81 juta (-0,11 persen).

53 Tabel 27. Komponen Pertumbuhan Proporsional Kabupaten Karimun

Tahun 2003-2005 No Lapangan Usaha Pertumbuhan Proporsional (Juta Rupiah) Persen 1 Pertanian 8.972,77 2,07

2 Pertambangan dan Penggalian (13.806,05) -19,09

3 Industri Pengolahan 3.470,52 2,07

4 Listrik dan Air Bersih 1,64 0,04

5 Bangunan (1.040,80) -1,23

6 Perdagangan. Hotel dan Restoran 637.68 0,18

7 Pengangkutan dan Komunikasi 10.081,40 7,76

8 Keuangan. Persewaan dan Jasa Perusahaan 606,84 1,32

9 Jasa-jasa (78,81) -0,11

Sumber: BPS Kabupaten Karimun, 2003-2005 (diolah)

Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi yang positif dengan persentase yang lebih dari nol (PP>0), secara berurutan antara lain sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan. hotel dan restoran, dan sektor keuangan. persewaan dan jasa perusahaan serta sektor listrik dan air bersih. kelima sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan yang cepat daripada sektor-sektor lainnya yang ada di Kabupaten Karimun.

Tabel 28. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah Kabupaten Karimun Tahun 2003-2005

No Lapangan Usaha Pertumbuhan Pangsa Wilayah

(Juta Rupiah) Persen

1 Pertanian 7.359,12 1,69

2 Pertambangan dan Penggalian 8.399,49 11,61

3 Industri Pengolahan (15.151,27) -9,03

4 Listrik dan Air Bersih (420,33) -10,13

5 Bangunan 286,10 0,34

6 Perdagangan. Hotel dan Restoran (17.491,29) -4,90

7 Pengangkutan dan Komunikasi (3.897,78) -3,00

8 Keuangan. Persewaan dan Jasa Perusahaan

(2.000,56) -4,37

9 Jasa-jasa/ Service (2.431,21) -3,55

Komponen pertumbuhan selanjutnya adalah komponen pertumbuhan pangsa wilayah. Suatu wilayah mempunyai daya saing wilayah terhadap sektor i apabila PPW-nya positif (PPW>0). Berdasarkan Tabel 28, diketahui bahwa sektor yang mempunyai daya saing wilayah yang lebih baik jika dibandingkan dengan wilayah lainnya adalah sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar Rp 8.399,49 juta (11,61 persen), sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar Rp 7.359,12 juta (1,69 persen) dan sektor bangunan memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar Rp 286,10 juta (0,34 persen).

Sedangkan enam sektor lain dalam perekonomian Kabupaten Karimun mempunyai daya saing wilayah yang kurang baik. Persentase nilai komponen pertumbuhan pangsa wilayah dari keenam sektor tersebut kurang dari nol (PPW<0).

55 VI. PERUMUSAN ALTERNATIF DAN PRIORITAS STRATEGI PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN KABUPATEN KARIMUN

Formulasi alternatif strategi potensi pembangunan ekonomi di Kabupaten Karimun dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap identifikasi faktor Eksternal dan Eksternal, tahap pencocokan dan pemanduan yang berfokus pada perumusan alternatif strategi yang layak dengan mencocokan faktor internal dan Eksternal, serta tahap keputusan. Metode yang dipilih dalam kajian ini ditujukan untuk memformulasikan strategi tersebut adalah matriks SWOT (Strenghts, Weakneses, Oppurtunities, Threates), dan AHP (Analitycal Hierarchy Process).

6.1. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal 6.1.1. Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal ditujukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan dalam pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Karimun. Faktor-faktor strategis internal tersebut adalah :

6.1.1.1. Kekuatan

Faktor kekuatan merupakan bagian dari faktor strategis internal, faktor tersebut dianggap sebagai kekuatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan ekonomi di Wilayah Karimun. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan harus digunakan semaksimal mungkin dalam upaya mencapai tujuan dalam pembangunan ekonomi di Wilayah Karimun. Faktor-faktor kekuatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a. Posisi Kabupaten Karimun yang strategis dan terletak di kawasan segitiga emas (Batam-Karimun-Pangkal Pinang)

Secara geografis dikaitkan dengan keadaan ekonomi (Geo-Economy)

Kabupaten Karimun menempati posisi yang strategis yaitu terletak pada jalur lintas utama perdagangan Internasional di Selat Malaka, dan sangat berdekatan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura. Bahkan ditetapkannya Karimun, menjadi bagian dari kawasan segia tiga emas (SEZ) di Selat Malaka oleh pemerintah pusat, sehingga menjadi faktor yang sangat penting dalam proses kegiatan perekonomian regional, nasional dan intemasional, disamping akses yang mudah sebagai pintu gerbang dan sarana transpotasi internasional

b. Potensi SDA Pertanian (Perikanan, Pertanian, Pertemakan dan Perkebunan) yang besar

Daerah Kabupaten Karimun, khususnya Wilayah Kundur memiliki potensi Sumberdaya alam yang cukup besar terutama untuk sektor perikanan, pertanian, pertemakan dan perkebunan. Sektor Pertanian, Petemakan, Kehutanan, dan Perikanan pada tahun 2005 menjadi sektor paling dominan dalam pembentukkan PDRB kabupaten Karimun terutama atas dasar harga konstan dengan penunjang utamanya adalah sub sektor Perikanan. Sumbangan sektor ini sebesar 32,46 persen atas dasar harga konstan, terjadi sedikit kenaikan dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 32,17 persen. Nilai nominal yang disumbangkan sektor ini adalah sebesar 491.168,76 juta rupiah dengan sub sektor Perikanan sebagai penyumbang terbesar dengan nilai 433.159,21 juta rupiah. Keadaan ini tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana sektor ini selalu memegang peranan yang besar dalam pembentukkan PDRB Kabupaten Karimun. Jika dilihat

57 PDRB Kabupaten Karimun atas dasar harga berlaku sektor ini menyumbang 28,45 persen, sedikit menurun dibanding tahun 2004 yang menyumbang sebesar 29,02 persen. Nilai nominal yang disumbangkan adalah sebesar 687.011,48 juta rupiah. Secara umum sektor ini memang memberikan andil yang cukup besar bagi Kabupaten Karimun. Bila potensi pertanian ini dapat dioptimalkan lagi, maka akan sangat mendukung program peningkatan ekonomi yang sedang ditingkatkan oleh pemerintah daerah Karimun.

Potensi sektor pertanian (SDA) Kabupaten Karimun yang menjadi salah satu kekuatan yang utama dapat dilihat dari hasil perhitungan nilai LQ dari Tabel 9 (Bab V) terlihat bahwa berdasarkan harga konstan tahun 2000 juga terdapat enam sektor perekonomian yang merupakan sektor basis utama di Kabupaten Karimun. Keenam sektor tersebut adalah sektor pertanian, listrik, gas, dan air bersih, bangunan perdagangan, hotel dan restoran angkutan dan komunikasi, dan jasa-jasa.

Sama halnya dengan berhitungan dengan menggunakan PDRB atas dasar harga berlaku, pada perhitungan LQ dengan menggunakan harga konstan tahun 2000 sektor pertanian merupakan sektor basis yang memiliki nilai LQ terbesar dan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Pada tahun 2003 nilai LQ sektor pertanian sebesar 6,49, tahun 2004 sebesar 6,61 dan tahun 2005 sebesar 6,74. Sektor perekonomian yang merupakan sektor basis lainnya juga cenderung berfluktuatif.

Hasil perhitungan LQ baik dengan harga berlaku maupun harga konstan dilihat bahwa sektor pertanian merupakan sektor basis utama Kabupaten Karimun disamping sektor listrik, gas, dan air bersih, bangunan perdagangan,

hotel dan restoran angkutan dan komunikasi, dan jasa-jasa. Hal ini menunjukkan bahwa keenam sektor perekonomian memiliki keunggulan nilai kontribusi dalam perekonomian, serta layak untuk dikembangkan dalam pembangunan Kabupaten Karimun.

Secara keseluruhan berdasarkan nilai LQ tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Karimun telah mampu mencukupi kebutuhannya sendiri dan bahkan dapat memasarkan surplus produksinya ke wilayah lain. Ekspansi yang dilakukan ke luar wilayah tersebut akan memperbesar arus pendapatan ke dalam wilayah sehingga mendorong peningkatan pendapatan masyarakat, meningkatkan volume kegiatan sektor lainnya dan meningkatkan investasi yang ada pada akhirnya akan memperluas pendapatan wilayah secara keseluruhan.

Sama halnya dengan berhitungan dengan menggunakan PDRB atas dasar harga berlaku, pada perhitungan LQ dengan menggunakan harga konstan tahun 2000 sektor pertanian merupakan sektor basis yang memiliki nilai LQ terbesar dan cenderung mengalami meningkatan dari tahun ketahun. Pada tahun 2003 nilai LQ sektor pertanian sebesar 6,49, tahun 2004 sebesar 6,61 dan tahun 2005 sebesar 6,74. Sektor perekonomian yang merupakan sektor basis lainnya juga cenderung berfluktuatif.

Hasil perhitungan LQ baik dengan harga berlaku maupun harga konstan dilihat bahwa sektor pertanian merupakan sektor basis utama Kabupaten Karimun disamping sektor listrik, gas, dan air bersih, bangunan perdangan, hotel dan restoran angkutan dan komunikasi, dan jasa-jasa. Hal ini menunjukkan bahwa keenam sektor perekonomian memiliki keunggulan nilai kontribusi dalam

59 perekonomian, serta layak untuk dikembangkan dalam pembangunan Kabupaten Karimun.

Secara keseluruhan berdasarkan nilai LQ tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Karimun telah mampu mencukupi kebutuhannya sendiri dan bahkan dapat memasarkan surplus produksinya ke wilayah lain. Ekspansi yang dilakukan ke luar wilayah tersebut akan memperbesar arus pendapatan ke dalam wilayah sehingga mendorong peningkatan pendapatan masyarakat, meningkatkan volume kegiatan sektor lainnya dan meningkatkan investasi yang ada pada gilirannya akan memperluas pendapatan wilayah secara keseluruhan.

c. Potensi sumberdaya sektor pertambangan yang besar (khususnya Minyak Bumi).

Sektor Pertambangan memiliki potensi yang besar bila dibandingkan dengan sektor lain, terutama untuk minyak bumi yang belum digali dan dioptimalkan dengan baik. Sektor pertambangan pada tahun 2007 menyumbang pada PAD sebesar 5,07 persen atau sebesar 76.673,43 juta rupiah terhadap PDRB atas dasar harga konstan. Selama beberapa tahun, sektor ini terus mengalami perlambatan walau nilai PDRB yang dihasilkan tetap meningkat. Sedangkan atas dasar harga berlaku, sektor ini justru mengalami peningkatan laju dengan peran sekitar 8,04 persen dari PDRB dengan nominal sebesar 194.178,33 juta rupiah. Baik PDRB atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan, sub sektor Pertambangan dari tahun ke tahun selalu memiliki peran besar dalam pembentukkan sektor Pertambangan dan Penggalian ini.

Mengingat letak geografis yang berdekatan dengan negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia, serta termasuk wilayah pengembangan Bintan dan Batam yang merupakan pintu gerbang wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Kondisi seperti ini merupakan peluang yang besar sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan kepariwisataan Kabupaten Karimun.

Sektor Pariwisata sebagai peluang untuk dijadikan sebagai peluang untuk dijadikan sektor andalan. Dapat dilihat dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Karimun dengan jumlah yang meningkat dari tahun ketahun.

Obyek wisata yang ada di Kabupaten Karimun berupa obyek wisata alam, wisata budaya, antara lain : obyek wisata Pantai Pongkar, Pantai Pelalawan, kawasan Mesjid Al-Mubbarak Meral, Telunas Resort P Sugi, makam Badang, Sumber air panas Tanjungutan, kawasan batu limau, Kawasan Pantai Lubuk, Kawasan Pantai Timun, Pantai Sawang dan Batu Bersurat Karimun.

Sebagai salah satu kota tujuan wisata, pada tahun 2005 Tanjung Balai Karimun telah dikunjungi sebanyak 195.041 orang wisatawan yang tercatat di kantor Imigrasi Tanjung Balai Karimun. Kabupaten Karimun, merupakan daerah strategis di Provinsi Kepulauan Riau, karena terletak dan berdekatan dengan negara tetangga Malaysia, Singapura dan Thailand Selatan ini tentunya akan menjadi penunjang dan pendukung jumlah wisatawan yang berkunjung.

Tahun 2005 terjadi penambahan jumlah perusahaan akomodasi menjadi 73 hotel dengan kamar sebanyak 2.684 kamar dan jumlah tempat tidur sebanyak 3.012 tempat tidur. Tingkat penghunian kamar hotel pada tahun 2005 secara umum sebesar 33,67 %. Sedangkan lama menginap wisatawan sebesar 2,07 hari.

61 Dengan potensi tersebut, diharapkan para Wisman dan Wisnu lebih banyak membelanjakan uangnya di Karimun sehingga menjadi pemasukan bagi daerah tersebut.

e. Banyaknya lembaga pemerintah dan non pemerintah, ormas dan keagamaan yang mendukung kegiatan pemerintahan, kemasyarakatan dan sosial

Selain peningkatan sarana, tenaga medis yang ada pun ikut mengalami peningkatan. Dokter umum ada sebanyak 33 orang, 8 orang dokter spesialis, dan 7 orang dokter gigi. Begitu pula tenaga paramedis lainnya seperti bidan sebanyak 81 orang. Diharapkan dengan semakin luasnya jangkauan pelayanan kesehatan tersebut, kualitas hidup masyarakat Kabupaten Karimun dapat lebih meningkat.

Sebagaimana pembangunan di bidang fisik, pembangunan di bidang mental dan spiritual tidak boleh terlupakan. Kedua-duanya harus seimbang agar tidak terjadi ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan bermasyarakat. Di kabupaten Karimun, kehidupan antar umat beragamanya berjalan dengan harmonis. Rumah-rumah ibadah dari berbagai agama pun banyak berdiri di Karimun. Terdapat 201 buah mesjid, 32 gereja, 12 vihara, dan 37 cetiya.

f. Keadaan Sumberdaya Manusia (SDM) dari segi pendidikan yang relatif baik

Keadaan sumberdaya manusia (SDM) suatu daerah dapat menunjukan bagaimana tingkat kemajuan dan kesejahateraan penduduknya. Semakin tinggi tingkat SDM disuatu daerah maka akan semakin baik, tingkat kesadaran

Model Name: Hasil Olahan AHP Kabupaten Karimun

Priorities with respect to: Goal: Potensi Pembangunan Kabupaten >Kekuatan

Posisi Kabupaten Karimun .371

Potensi SDA sektor pertanian .046

Page 1 of 1 5/22/2008 6:42:27 AM

masyarakat dalam berbagai bidang, ini juga sebagai salah satu indikator kualitas keberadaan masayarakat. Sumberdaya manusia dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk IPM masyarakat di Kabupaten Karimun untuk tahun 2002 menunjukkan nilai sebesar 69,3 persen, pada tahun yang sama IPM Kabupaten Karimun lebih tinggi bila dibandingkan dengan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau. Sedangkan bila dibandingkan dengan nasional, nilainya juga masih diatas rata-rata Kabupaten seluruh Indonesia, yakni sebesar 65,8 persen. Tingkat melek huruf di Kabupaten Karimun juga menunjukkan angka bagus yakni sebesar 94,4 persen, sedangkan untuk tahun 2003, jumlah melek huruf di Kabupaten Karimun mengalami peningkatan yakni menjadi 97,9 persen.

Berdasarkan uraian di atas, selanjutnya dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor kekuatan tersebut. Hasil penilaian pendapat gabungan dari responden menunjukkan urutan prioritas aspek dari faktor kekuatan yaitu posisi Kabupaten Karimun yang Strategis dan terletak di Kawasan segitiga emas (0,371); Sektor Pariwisata Bahari (0,277); Keadaan SDM dari segi pendidikan yang baik (0.158); Banyaknya lembaga pemerintah dan non pemerintah, ormas dan keagamaan yang mendukung kegiatan pemerintahan, kemasyarakatan dan sosial (0,083); Potensi SD sektor pertambangan yang besar (terutama minyak bumi) (0,065); Potensi SDA Sektor pertanian (perikanan, petemakan, pertanian, perkebunan) yang besar (0,046); lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.

63

Hal ini menunjukkan bahwa aspek yang paling dominan menjadi faktor kekuatan di Kabupaten Karimun yaitu posisi Kabupaten Karimun yang strategis dan terletak di kawasan segitiga emas. Posisi Kabupaten Karimun yang strategis menjadikan Kabupaten Karimun sebagai wilayah yang berkembang dan memiliki aktivitas ekonomi dan mobilitas penduduk yang tinggi. Hal ini sangat mendukung peningkatan potensi pembangunan Kabupaten Karimun.

Aspek berikutnya yaitu sektor pariwisata bahari di Kabupaten Karimun. Dengan adanya objek wisata bahari akan mengundang banyak wisatawan datang ke Kabupaten Karimun, sehingga hal ini menjadikan wilayah Kabupaten Karimun lebih ramai lagi sehingga menjadi pendorong dalam pembangunan Kabupaten Karimun.

Berdasarkan data pada tahun 2005 Tanjung Balai Karimun telah dikunjungi sebanyak 195.041 orang wisatawan yang tercatat di kantor Imigrasi Tanjung Balai Karimun. Jumlah ini menurun dibanding tahun tahun sebelumnya, oleh karena itu dalam rangka mendorong pembangunan Kabupaten Karimun potensi pariwisata bahari penting untuk ditingkatkan.

6.1.1.2. Kelemahan

Gambar 3. Prioritas Faktor-faktor Kekuatan dalam Pembangunan Perekonomian Kabupaten Karimun

Faktor kelemahan merupakan bagian dari faktor strategis internal, faktor tersebut diangap sebagai kendala yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan ekonomi di Wilayah Karimun. Faktor-faktor yang menjadi kelemahan harus diminimalkan dalam upaya mencapai tujuan dalam pembangunan ekonomi di Wilayah Karimun. Faktor-faktor kelemahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a. Adanya disparitas pembangunan

Disparitas pembangunan antar wilayah, ataupun antar kecamatan dalam Kabupaten Karimun sendiri merupakan permasalahan yang harus ditanggapi secara serius, karena akan menimbulkan kesenjangan akibat dari kemiskinan yang ada. Disparitas pembangunan antar wilayah di Kabupaten Karimun dapat dilihat dari penyebaran fasilitas, jumlah investasi, jumlah penduduk miskin, dan lain sebagainya. Disparitas antar wilayah pembangunan pun dapat dilihat dari ketimpangan investasi dan jumlah keluarga pra sejahtera di Kabupaten Karimun. Di Kabupaten Karimun sendiri, jumlah investasi relatif rendah sedangkan jumlah keluarga pra sejahtera cenderung banyak jika dibandingkan dengan wilayah pembangunan lainnya.

b. Sarana dan prasarana yang masih terbatas dan kurang memadai

Sarana transportasi merupakan salah satu sarana vital bagi suatu daerah yang ingin berkembang maju. Kaitannya dengan hal tersebut, maka pada kajian ini belum bisa ditampilkan data mengenai panjang jalan yang telah dibangun oleh pemerintah daerah sekaligus kondisi dari jalan-jalan tersebut. Diharapkan nanti

65 dengan adanya data tersebut, pemerintah daerah melalui dinas terkait dapat mengetahui sejauh mana kondisi sarana perhubungan di Karimun. Dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, pemerintah kabupaten Karimun telah membangun berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten. Saat ini telah berdiri dua buah rumah sakit dan sembilan puskesmas yang tersebar di wilayah kabupaten ditambah lagi dengan 31 puskesmas pembantu. Begitu juga bila dibandingkan dengan sarana pendidikan di Kabupaten Karimun, peningkatan jumlah unit bangunan untuk peningkatan mutu pendidikan harus terus diutamakan.

c. Angka kemiskinan masih tinggi.

Tingginya angka kemiskinan menjadi masalah tersendiri dan menjadi kendala dalam pembangunan ekonomi suatu daerah, dan hal ini harus dituntaskan agar pembangunan dapat berjalan, serta angka kemiskinan dapat ditekan. Tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Karimun dimana jumlah keluarga prasejahtera di Kabupaten Karimun pada tahun 2007 sebesar 40 persen dari seluruh keluarga di Kabupaten Karimun. Sehingga dengan jumlah angka kemiskinan yang cukup besar, jika tidak diupayakan dan diatasi dengan baik akan menimbulkan masalah sosial dalam pembangunan.

d. Pemanfaatan dan pengolahan SDA yang belum optimal.

Kabupaten Karimun memiliki potensi sumberdaya wilayah yang sangat besar namun secara umum potensi tersebut belum dimanfaatkan dan dikelola secara optimal dan efesien. Wilayah yang mempunyai potensi untuk tumbuh dan dikembangkan diatas kekuatan dan potensi sendiri baru berjumlah 30 persen dari total potensi yang ada. Hal ini merupakan suatu kelemahan bagi pembangunan

Model Name: Hasil Olahan AHP Kabupaten Karimun

Priorities with respect to: Goal: Potensi Pembangunan Kabupaten >Kelemahan

Adanya disparitas pembangunan .052

Sarana dan prasarana yang masi .070

Angka kemiskinan yang tinggi .247

Pemanfaatan SDA yang belum opt .163

Investasi yang relatif rendah .468 Inconsistency = 0.04

with 0 missing judgments.

Page 1 of 1 5/22/2008 6:42:52 AM

ekonomi wilayah karena pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya yang belum optimal dan efisien menjadikan pembangunan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

e. Investasi di wilayah Karimun yang masih rendah.

Jumlah investasi di wilayah Kabupaten Karimun pada tahun 2005 adalah sebesar 15 persen dari seluruh investasi di Provinsi Kepulauan Riau. Dan nilai ini masih realtif rendah bila dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Kepri. Sehingga akan berimplikasi kepada lemahnya kegiatan sektor riil di Kabupeten Karimun.

Berdasarkan analisis faktor kelemahan di atas diperoleh prioritas faktor kelemahan secara berurutan berdasarkan hasil penilaian pendapat gabungan dari responden yaitu investasi di wilayah Karimun yang masih rendah (0,468); Angka kemiskinan masih tinggi (0,247); Pemanfaatan dan pengolahan SDA yang belum optimal (0,163); Sarana dan prasarana yang masih terbatas dan kurang memadai (0,070); Adanya disparitas pembangunan (0,052), lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.