• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Komposit Pengelolaan Perikanan

Dalam dokumen Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan (Halaman 93-99)

Analisa sistem Flag di setiap Kabupaten berjumlah 6, yaitu analisa untuk perikanan tangkap secara keseluruhan kemudian analisa khusus 5 komoditas khusus yang dinilai penting di kabupaten masing-masing. Komoditas tersebut bervariasi antar WPP dan kabupaten. Skala penilaian tercantum pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Skala penilaian analisa Flag

5.1.1 Perikanan Kabupaten Donggala

Komoditas perikanan yang dikaji secara khusus di Kabupaten Donggala adalah ikan cakalang, tongkol, layang (lajang/malaugis), kerapu dan ikan teri. Adapun ke-6 analisa tercantum di bawah. 1. Analisa Flag Perikanan Kabupaten Donggala

Hasil analisa Flag untuk Kabupaten Donggala tercantum pada Tabel 5.1.1.a dalam dua bentuk. Pertama (kiri) hasil dengan menggunakan skor densitas; kedua (kanan) hasil dalam bentuk persentase tanpa skor densitas (dihitung dengan asumsi 2 = 50%). Hasil pada sebelah kanan tersebut dinilai lebih sesuai dengan hasil tinjauan lapangan dibanding hasil menggunakan skor densitas berdasarkan penilaian terhadap jumlah koneksi.

Tabel 5.1.1.a Hasil Analisa Flag Perikanan Laut Kab. Donggala Domain

(dengan Skor Densitas) Komposit Deskripsi Nilai Domain (tanpa Skor Densitas) Komposit Deskripsi Nilai

Sumberdaya Ikan 37 Kurang Sumberdaya Ikan 43 Sedang

Habitat & ekosistem 31 Kurang Habitat & ekosistem 47 Sedang Teknik Penangkapan

Ikan 23 Kurang Teknik Penangkapan Ikan 30 Kurang

Sosial 18 Buruk Sosial 34 Kurang

Ekonomi 30 Kurang Ekonomi 44 Sedang

Kelembagaan 28 Kurang Kelembagaan 36 Kurang

Aggregat 28 Kurang Aggregat 39 Kurang

Menggunakan atau tidak skor densitas, kondisi agregat adalah Kurang, berarti Kabupaten ini memiliki kerja keras ke depan untuk mewujudkan perikanan yang sesuai dengan kaidah-kaidah perikanan yang bertanggungjawab (CCRF) dan benar mementingkan keberlanjutan dengan pendekatan EAFM. Namun hasil tanpa skor densitas menunjukkan bahwa (i) perlu adanya perhatian serius terhadap masalah teknik penangkapan ikan, aspek sosial dan kelembagaan yang semuanya memiliki kaitan dengan aktivitas ilegal dan tidak berkelanjutan dari aspek lingkungan; dan (ii) apabila

Rendah Tinggi 1 20 Buruk 21 40 Kurang 41 60 Sedang 61 80 Baik 81 100 Baik Sekali

Rentang nilai Model

94 faktor lainnya dapat dikendalikan, habitat/ekosistem serta sumberdaya ikan masih dapat mendukung keberhasilan perubahan sistem pengelolaan, mind set dan paradigma yang mengakibatkan sebagian besar indikator memiliki nilai yang rendah.

Di bawah, tercantum pula hasil menggunakan file excel terbaru tanpa skor densitas SD (semua nilai SD = 29, terhitung langsung oleh rumus dalam file tersebut). Hasil ini sangat diragukan karena nilai rata-rata di bawah 2 (< 1.9) pada Domain Habitat dan Ekosistem menghasilkan kategori Baik, hal yang secara naluri tidak masuk di akal dari aspek angka dan dinilai pula tidak sesuai dengan hasil pengamatan atau kenyataan yang ada di lapangan. Untuk setiap jenis khusus hanya ditampilkan hasil analisa menggunakan skor densitas SD terhitung dan hasil seperti ini (SD=29), tidak ditampilkan hasil yang telah disesuaikan seperti pada Tabel 5.1.1. bagian kanan.

Tabel 5.1.1.b Hasil Analisa Flag Perikanan Laut Kab. Donggala (SD = 29)

Domain Nilai Komposit Deskripsi

Sumberdaya Ikan 57 Sedang

Habitat & ekosistem 63 Baik

Teknik Penangkapan Ikan 40 Kurang

Sosial 46 Sedang

Ekonomi 58 Sedang

Kelembagaan 48 Sedang

Aggregat 52 Sedang

Peningkatan kategori indikator EAFM umumnya sangat memungkinkan. Beberapa rekomendasi untuk meningkatkan nilai kriteria–kriteria pada masing-masing indikator dapat dilihat pada Bab 6 dan 7. Namun secara singkat, perlu adanya perhatian serius dan terpadu (horizontal dan vertikal) terhadap isu-isu berkaitan dengan ketiga komponen IUUF serta kelengkapan dan penegakan aturan. Selain itu, aspek sosial serta infrastruktur pendukung, terutama dalam hal ketersediaan es, masih menjadi tantangan.

2. Analisa Flag Perikanan Cakalang

Hasil analisa Flag untuk perikanan Cakalang di Kabupaten Donggala tercantum pada Tabel 5.1.2. Kondisi agregat adalah Kurang dengan menggunakan skor densitas (SD) dan Sedang apabila semua skor densitas tetap maksimum (SD = 29).

Tabel 5.1.2. Hasil Analisa Flag Perikanan Cakalang di Kab. Donggala Domain dengan Skor

Densitas (SD) Komposit Deskripsi Nilai Domain tanpa Skor Densitas (SD = 29) Komposit Deskripsi Nilai

Sumberdaya Ikan 52 Sedang Sumberdaya Ikan 78 Baik

Habitat & ekosistem 31 Kurang Habitat & ekosistem 63 Baik Teknik Penangkapan

Ikan 34 Kurang Teknik Penangkapan Ikan 54 Sedang

Sosial 18 Buruk Sosial 47 Sedang

Ekonomi 30 Kurang Ekonomi 73 Baik

Kelembagaan 28 Kurang Kelembagaan 48 Sedang

95 Sumberdaya masih pada kondisi yang baik/relatif baik meskipun teknik penangkapan kurang, termasuk dari aspek penangkapan juwana ikan cakalang pada perikanan ikan cakalang. Namun demikian, mortalitas larva cakalang yang tinggi pada perikanan bagan menghawatirkan dari aspek rekrutmen dan kelestarian stok ikan tersebut. Perlu diingatkan bahwa selain ukuran ikan cakalang sendiri, hasil tangkapan ikan pelagis besar cenderung bersifat campuran, dan ikan tuna sirip kuning juvenil (Baby Tuna) kerapkal merupakan bagian signifikan dari hasil tangkapan. Hal ini sulit dihindari karena terindikasi perairan WPP 713 merupakan jalur ruaya pada fase masih umumnya juvenil. Kemungkinan penangkapan larva oleh bagan merupakan ancaman yang sama atau lebih besar terdadap stok dibanding tangkapan pada fase masih juvenil namun sudah layak jual di pasaran. Ekonomi pada perikanan ini cukup baik kecuali dari aspek savings ratio, berkaitan dengan manajemen keuangan skala mikro (rumah tangga).

3. Analisa Flag Perikanan Tongkol

Hasil analisa Flag untuk perikanan Tongkol di Kabupaten Donggala tercantum pada Tabel 5.1.3. Kondisi agregat adalah Kurang dengan menggunakan skor densitas (SD) dan Sedang apabila semua skor densitas tetap maksimum (SD = 29).

Tabel 5.1.3. Hasil Analisa Flag Perikanan Tongkol di Kab. Donggala Domain dengan Skor

Densitas (SD) Komposit Deskripsi Nilai Domain tanpa Skor Densitas (SD = 29) Nilai Komposit Deskripsi

Sumberdaya Ikan 32 Kurang Sumberdaya Ikan 49 Sedang

Habitat & ekosistem 31 Kurang Habitat & ekosistem 63 Baik Teknik Penangkapan

Ikan 34 Kurang Teknik Penangkapan Ikan 54 Sedang

Sosial 18 Buruk Sosial 47 Sedang

Ekonomi 37 Kurang Ekonomi 73 Baik

Kelembagaan 28 Kurang Kelembagaan 48 Sedang

Aggregat 30 Kurang Aggregat 56 Sedang

Sumberdaya ikan menunjukkan penurunan yang mungkin merupakan fluktuasi sehingga perlu melakukan kajian lebih mendalam dan monitoring jangka panjang. Hal yang positif bahwa sebagia besar hasil tangkapan berupa ikan tongkol pada perikanan ikan tongkol di atas Lm. Namun demikian, sama dengan ikan cakalang, mortalitas larva yang tinggi pada perikanan bagan menghawatirkan dari aspek rekrutmen dan kelestarian stok ikan tongkol. Sebaiknya usaha penangkapan sekurangnya tidak ditingatkan (prinsip kehati-hatian). Selain itu, sebagian besar indikaor mirip dengan perikanan cakalang.

4. Analisa Flag Perikanan Malalugis

Hasil analisa Flag untuk perikanan Malalugis/lajang/layang di Kabupaten Donggala tercantum pada Tabel 5.1.4. Kondisi agregat adalah Kurang dengan menggunakan skor densitas (SD) dan Sedang apabila semua skor densitas tetap maksimum (SD = 29). Hasil analisa ini menunjukkan bahwa meskipun umumnya cenderung diasumsikan bahwa ikan pelagis kecil masih sangat berpeluang untuk ditingkatkan pemanfaatannya, belum tentu demikian. Salah satu penyebab penurunan stok pada jenis ikan ini adalah jumlah besar ikan juwana yang tertangkap, termasuk pada perikanan khusus (terutama pusse seine) maupaun perikanan lain, termasuk bagan dan perikanan destruktif.

96 Tabel 5.1.4. Hasil Analisa Flag Perikanan Lajang/Malalugis di Kab. Donggala

Domain dengan Skor

Densitas (SD) Komposit Nilai Deskripsi Domain tanpa Skor Densitas (SD=29) Nilai Komposit Deskripsi

Sumberdaya Ikan 26 Kurang Sumberdaya Ikan 41 Kurang

Habitat & ekosistem 31 Kurang Habitat & ekosistem 63 Baik Teknik Penangkapan

Ikan 27 Kurang Teknik Penangkapan Ikan 48 Sedang

Sosial 18 Buruk Sosial 47 Sedang

Ekonomi 33 Kurang Ekonomi 66 Baik

Kelembagaan 28 Kurang Kelembagaan 48 Sedang

Aggregat 27 Kurang Aggregat 52 Sedang

5. Analisa Flag Perikanan Ikan Kerapu

Hasil analisa Flag untuk perikanan kerapu di Kabupaten Donggala tercantum pada Tabel 5.1.5. Kondisi agregat adalah Kurang dengan menggunakan skor densitas (SD) dan Sedang apabila semua skor densitas tetap maksimum (SD = 29).

Tabel 5.1.5. Hasil Analisa Flag Perikanan Ikan Kerapu di Kab. Donggala Domain dengan Skor

Densitas Komposit Deskripsi Nilai Domain tanpa Skor Densitas Nilai Komposit Deskripsi

Sumberdaya Ikan 33 Kurang Sumberdaya Ikan 50 Sedang

Habitat & ekosistem 31 Kurang Habitat & ekosistem 63 Baik Teknik Penangkapan

Ikan 24 Kurang Teknik Penangkapan Ikan 43 Sedang

Sosial 13 Buruk Sosial 33 Kurang

Ekonomi 30 Kurang Ekonomi 58 Sedang

Kelembagaan 28 Kurang Kelembagaan 48 Sedang

Aggregat 26 Kurang Aggregat 49 Sedang

Aspek dengan nilai terendah adalah Domain Sosial diikuti oleh Teknik Penangkapan Ikan. Pada perikanan ini, komponen perikanan destruktif cukup tinggi, meskipun juga banyak nelayan yang menggunakan metode yang baik/tepat. Kurang pada Domain ekonomi karena kurangnya budaya tabungan, sedangkan aset RTP (terutama sarana produksi) cenderung stabil. Dari aspek sumberdaya ikan, proporsi penangkapan juwana tinggi dan berdasarkan kisaran ukuran sampel serta intensitas penangkapan diduga bahwa kurangnya ikan ynag mencapai ukuran/usia pergantian jenis kelamin dari betina menjadi jantan (terminal male).

6. Analisa Flag Perikanan Ikan teri

Hasil analisa Flag untuk perikanan ikan teri di Kabupaten Donggala tercantum pada Tabel 5.1.6. Kondisi agregat adalah Kurang dengan menggunakan skor densitas (SD) dan Baik apabila semua skor densitas tetap maksimum (SD = 29). Masih beberapa aspek yang memerlukan penyempurnaan, terutama tingginya hasil sampingan termasuk juwana berbagai spesies lainnya pada alat tangkap bagan, namun sumberdaya ikan masih mendukung pada tingkat usahaan saat ini.

97 Tabel 5.1.6. Hasil Analisa Flag Perikanan Ikan Teri di Kab. Donggala

Domain dengan Skor

Densitas Komposit Deskripsi Nilai Domain tanpa Skor Densitas Nilai Komposit Deskripsi Sumberdaya Ikan 54 Sedang Sumberdaya Ikan 83 Sekali Baik Habitat & ekosistem 31 Kurang Habitat & ekosistem 63 Baik Teknik Penangkapan

Ikan 46 Sedang Teknik Penangkapan Ikan 72 Baik

Sosial 21 Kurang Sosial 52 Sedang

Ekonomi 30 Kurang Ekonomi 58 Sedang

Kelembagaan 28 Kurang Kelembagaan 48 Sedang

Aggregat 35 Kurang Aggregat 63 Baik

5.1.2 Perikanan Kabupaten Banggai

Komoditas perikanan yang dikaji secara khusus di Kabupaten Banggai adalah ikan Cakalang, Tuna, Lajang (Malalugis), Kerapu dan Gurita.

1. Analisa Flag Perikanan Kabupaten Banggai

Hasil analisa Flag untuk Kabupaten Banggai tercantum pada Tabel 5.1.1.a dalam dua bentuk. Pertama (kiri) hasil dengan menggunakan skor densitas; kedua (kanan) hasil dalam bentuk persentase tanpa skor densitas (dihitung dengan asumsi 2 = 50%). Hasil pada sebelah kanan tersebut dinilai lebih sesuai dengan hasil tinjauan lapangan dibanding hasil menggunakan skor densitas berdasarkan penilaian terhadap jumlah koneksi.

Tabel 5.2.1.a Hasil Analisa Flag Perikanan Laut Kab. Banggai Domain dengan Skor

Densitas (SD) Komposit Deskripsi Nilai Domain tanpa Skor Densitas (SD=29) Nilai Komposit Deskripsi

Sumberdaya Ikan 37 Kurang Sumberdaya Ikan 43 Sedang

Habitat & ekosistem 32 Kurang Habitat & ekosistem 50 Sedang Teknik Penangkapan

Ikan 21 Buruk Teknik Penangkapan Ikan 27 Kurang

Sosial 21 Kurang Sosial 39 Kurang

Ekonomi 30 Kurang Ekonomi 44 Sedang

Kelembagaan 27 Kurang Kelembagaan 35 Kurang

Aggregat 28 Kurang Aggregat 40 Kurang/Sedang

Menggunakan atau tidak skor densitas, kondisi agregat adalah Kurang atau pas pada batas Kurang/Sedang, berarti Kabupaten ini memiliki kerja keras ke depan untuk mewujudkan perikanan yang sesuai dengan kaidah-kaidah perikanan yang bertanggungjawab (CCRF) dan benar mementingkan keberlanjutan dengan pendekatan EAFM. Namun hasil tanpa skor densitas menunjukkan bahwa (i) perlu adanya perhatian serius terhadap masalah teknik penangkapan ikan, aspek sosial dan kelembagaan yang semuanya memiliki kaitan dengan aktivitas ilegal dan tidak berkelanjutan dari aspek lingkungan; dan (ii) apabila faktor lainnya dapat dikendalikan, habitat/ekosistem serta sumberdaya ikan masih dapat mendukung keberhasilan perubahan sistem

98 pengelolaan, mind set dan paradigma yang mengakibatkan sebagian besar indikator memiliki nilai yang rendah.

Di bawah, tercantum pula hasil menggunakan file excel terbaru tanpa skor densitas SD (semua nilai SD = 29, terhitung langsung oleh rumus dalam file tersebut). Hasil ini sangat diragukan karena nilai rata-rata 2 pada Domain Habitat dan Ekosistem menghasilkan kategori Baik, hal yang secara naluri tidak masuk di akal dari aspek angka dan dinilai pula tidak sesuai dengan hasil pengamatan atau kenyataan yang ada di lapangan dimana kondisi umum tergolong sedang. Untuk setiap jenis khusus hanya ditampilkan hasil analisa menggunakan skor densitas SD terhitung dan hasil seperti ini (SD=29), tidak ditampilkan hasil yang telah disesuaikan seperti pada Tabel 5.2.1. bagian kanan.

Tabel 5.2.1.b Hasil Analisa Flag Perikanan Laut Kab. Banggai (SD = 29)

Domain Nilai Komposit Deskripsi

Sumberdaya Ikan 57 Sedang

Habitat & ekosistem 67 Baik

Teknik Penangkapan Ikan 36 Kurang

Sosial 52 Sedang

Ekonomi 58 Sedang

Kelembagaan 46 Sedang

Aggregat 53 Sedang

Peningkatan kategori indikator EAFM umumnya sangat memungkinkan. Beberapa rekomendasi untuk meningkatkan nilai kriteria–kriteria pada masing-masing indikator dapat dilihat pada Bab 6 dan 7. Namun secara singkat, perlu adanya perhatian serius dan terpadu (horizontal dan vertikal) terhadap isu-isu berkaitan dengan ketiga komponen IUUF serta kelengkapan dan penegakan aturan. Selain itu, aspek sosial serta infrastruktur pendukung, terutama dalam hal ketersediaan es, masih menjadi tantangan.

5.1.3 Perikanan Kabupaten Banggai Laut

Komoditas perikanan yang dikaji secara khusus di Kabupaten Banggai Laut adalah ikan malalugis/layang /lajang, ikan kerapu, ikan hias Banggai cardinalfish, mata tujuh dan gurita. Sedang direvisi

5.2 Analisa menggunakan sistem Flag dan Koneksitas

Telah disatukan pada sub-bab di atas, sulit diulang semua pembahasan secara terpisah. Apabila harus demikian nanti kami akan berusaha melakukannya.

5.2.1 Perikanan Kabupaten Donggala 5.2.2 Perikanan Kabupaten Banggai 5.2.3 Perikanan Kabupaten Banggai Laut

99

Dalam dokumen Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan (Halaman 93-99)

Dokumen terkait