• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penilaian Performa Indikator EAFM

Dalam dokumen Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan (Halaman 54-59)

Pengumpulan data terdiri atas pengumpulan data sekunder dan pengambilan data primer. Daftar sumber-sumber utama data sekunder di setiap kabupaten tercantum pada Tabel 3.1, termasuk lokasi–lokasi pencaharian data tersebut. Kelengkapan referensi utama maupun referensi lainnya yang digunakan tercantum pada Daftar Pustaka. Lokasi utama pengumpulan data sekunder di Palu (ketiga Kabupaten), Donggala (Kabupaten Donggala), Luwuk (Kabupaten Banggai) dan Salakan (Kabupaten Banggai Laut. Untuk data primer, ringkasan metode yang digunakan dan lokasi-lokasi pengumpulan data primer tercantum pada Tabel 3.2.

Tabel 3.1. Sumber-sumber utama data sekunder menurut kabupaten Jenis Data atau

Tipe Sumber Data Donggala Banggai - Luwuk Keterangan Banggai Laut* Data Statistik

Perikanan Tangkap Untuk Domain 1 dan 3

Dislutkan Kab. Donggala

Dislutkan Kab. Banggai (Bidang Perikanan

Tangkap) BPS Luwuk

Dislutkan Kab. Banggai Kepulauan

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah Internet – Website MKP, Dinas K&P, PEMDA

BPS di Kota Palu

Profil Pengembangan Perikanan Tangkap di Sulawesi Tengah (STPL, 2007) 1. Data Domain

Sumberdaya Ikan (Selain Statistik)

Karantina Ikan di Luwuk Dislutkan Kab. Banggai

(Bidang KP3K) Lingkungan Hidup Kab. Badan Pengelolaan Banggai Kepulauan Desk Study melalui Internet

YACL (2002) Moore (2004) Allen & McKenna

(2001)

Laporan kegiatan KMB Sulteng (2006,

2007, 2009) Laporan-laporan kegiatan survei oleh

YACL (2000-2004), LP3L Talinti dan STPL (2007-2012) Hasil penelitian mahasiswa STPL PSKPL-IPB (2003) Ndobe dkk. (2005) Vagelli (2005) KLH (2007) Ndobe (2013) Ndobe dkk. (2013a&b)

55 2. Data Domain

Habitat & Ekosistem Dislutkan Kab. Donggala Dislutkan Kab. Banggai Dinas Kehutanan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kab.

Banggai

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kab.

Banggai Kepulauan

Desk Study melalui Internet

Profil Pengembangan Perikanan Tangkap di Sulawesi Tengah (STPL, 2007) YACL (2002)

Moore (2004) KMB Sulteng (2006, 2007, 2009)

Laporan-laporan kegiatan survei oleh

YACL (2000-2004), LP3L Talinti dan STPL (2007-2012) PSKPL-IPB (2003) KLH (2007) BPLHD (2012) Ndobe dkk. (2005) Ndobe (2013) Data hasil survey YPH,

KMB Sulteng, LP3L Talinti dan STPL

(2004-2012) 3. Data Domain Teknik

Penangkapan Ikan (Selain Statistik)

Dislutkan Kab.

Donggala Dislutkan Kab. Banggai Dislutkan Kab. Banggai Kepulauan Desk Study melalui Internet

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah

Profil Pengembangan Perikanan Tangkap di Sulawesi Tengah (STPL, 2007) YACL (2002)

Moore (2004) Allen & McKenna

(2001) Laporan kegiatan

KMB Sulteng1 (2006, 2007) Laporan kegiatan dan data hasil survei oleh LP3L Talinti dan STPL (2007-2012) PSKPL-IPB (2003) KLH (2007) Ndobe dkk. (2005) Ndobe (2013) Laporan kegiatan dan data hasil survey YPH,

KMB Sulteng, LP3L Talinti dan STPL

(2004-2012

4. Data Domain Sosial Dislutkan Kab.

Donggala Dislutkan Kab. Banggai Dislutkan Kab. Banggai Kepulauan Desk Study melalui Internet

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah

Profil Pengembangan Perikanan Tangkap di Sulawesi Tengah (STPL, 2007) YACL (2002)

KMB Sulteng (2007, 2009) Laporan-laporan kegiatan survei oleh LP3L Talinti dan STPL

(2007-2012)

Ndobe dkk. (2005) Ndobe (2013) Data hasil survey YPH,

KMB Sulteng, LP3L Talinti dan STPL

(2004-2012

56 5. Data Domain

Ekonomi YACL (2002) Dislutkan Kab. Banggai (2010) Ndobe dkk. (2005) Ederyan (2011) Desk Study melalui Internet

6. Data Domain

Kelembagaan Dislutkan Kab. Donggala Dislutkan Kab. Banggai Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kab.

Banggai (Beberapa dokumen draft rencana RTRW laut)

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kab.

Banggai Kepulauan (beberapa dokument draft RTRW Laut) Ndobe dkk. (2005, 2013a) Ederyan (2011) Ndobe (2013) Desk Study melalui Internet

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah

Profil Pengembangan Perikanan Tangkap di Sulawesi Tengah (STPL, 2007) * Data sekunder umumnya masih bergabung dengan Kabupaten Banggai Kepulauan

Tabel 3.2. Ringkasan Tipe dan Lokasi Pengumpulan Data Primer Jenis Data atau

Tipe Sumber Data Donggala Banggai - Luwuk Keterangan Banggai Laut* Data dan informasi

perkembangan Perikanan Tangkap dari instansi terkait (pemerintah/non pemerintah

Dislutkan Kab.

Donggala Dislutkan Kab. Banggai Dinas Kehutanan Kab. Banggai

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kab.

Banggai

Dislutkan Kab. Banggai Laut dan Banggai

Kepulauan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kab.

Banggai Kepulauan TPI Labean

PPI Donggala

TPI Luwuk TPI Banggai

Karantina Ikan

di Luwuk Banggai dan di Luwuk Karantina Ikan di 2 Perusahaan pengolahan (Workshop & KII) 2 perusahaan pengolahan di Tinakin Laut (KII) Universitas Muhammadiah Luwuk (KII) Pengamatan

pendaratan & penjualan ikan dan/atau informasi trends (KII/FGD dll)

Di sekitar TPI Labean Desa Lero PPI Donggala

Penjual/pedagang di TPI Luwuk Desa Uwedikan

Pasar Ikan Banggai Desa Tinakin Laut, Toropot, Matanga dan

Bone Baru Data primer

sumberdaya ikan Sampling ikan dari TPI Labean Sampling ikan dari TPI Luwuk pasar ikan Banggai Sampling ikan dari Data Primer Habitat &

Ekosistem Survey di Desa Lero, Pulau Maputi dan Teluk Tambu

Survey di Desa Uwedikan dan di Kilo 5,

Luwuk

Survey di Bone Baru, Matanga, Toropot

57 Metode pengambilan data primer termasuk (i) observasi, dimana dokumentasi merupakan komponen penting; (ii) wawancara individu (Key Informant Interview, KII); (iii) diskusi kelompok (Focus Group Discussion, FGD); (iv) sampling terukur ikan hasil tangkapan; dan (v) survey biofisik. Untuk komponen (i) sampai (iii) berdasarkan guidelines dalam DFID-SEA (2002) serta Ndobe dkk. (2005). Komponen (iv) dan (v) dijelaskan lebih rinci di bawah ini. Khusus beberapa indikator digunakan beberapa metode tersebut, misalnya pada identifikasi habitat unik/khusus digunakan metode (i), (ii), (iii) dan (v).

Sampling ikan hasil tangkapan

Ikan hasil tangkapan yang didaratkan di lokasi pengamatan (TPI/tempat pendaratan di pantai atau di pasar ikan) diambil sampel dengan berusaha mewakili kisaran ukuran yang teramati khusus setiap spesies atau jenis yang disampling.

Parameter utama yang diamati adalah Ukuran:

Panjang: tergantung jenis, panjang total (TL), Fork length (FL) atau panjang baku (SL)

Berat: apabila memungkinkan ditimbang (untuk spesies kecil, dapat mengabungkan beberapa ekor)

Kematangan gonad:

Telah dewasa/mampu reproduksi atau tidak: jika mungkin, pengamatan langsung terhadap gonad (pembedahan), jika tidak pembandingan ukuran dengan referensi mengenai Lm (panjang pertama matang gonad) pada spesies yang diamati.

Jenis kelamin: apabila memungkinkan Bycatch dan selektivitas

Bycatch dan selektivitas dinilai pada saat sampling dengan mengamati komposisi hasil tagkapan yang didaratkan sebagai hasil tangkapan dari jenis alat tangkap tertentu. Termasuk hasil yang tidak tercatat ataupun terjual.

Pengamatan ini terbatas tergantung kesempatan pada saat survey, dan terutama khusus ikan tertangkap oleh bagan, pancing, jaring insang bermata kecil (pukat pantai) dan jaring lingkar. Ditambah dengan data primer hasil KII/FGD

Survey Biofisik – Ekosistem Mangrove

Survey ekosistem mangrove ideal berupa sampling dengan pola transek kuadrat, sesuai metodologi English dkk. (1997). Sekurangnya 3 kuadrat terpasang pada sekurangnya 1 transek yang tegak lurus terhadap garis pesisir dari batas kawasan mangrove ke arah darat hingga batasnya ke arah laut. Pada setiap kuadrat berukuran 10m x 10m, dihitung jumlah pohon dari setiap jenis yang ada. Data tersebut dapat diolah untuk memperoleh parameter-parameter yang diperlukan menurut panduan “Penilaian Indikator untuk Pengelolaan Perikanan Berpendekatan Ekosistem (Ecosystem Approach to Fisheries Management)” Edisi revisi 20 Juli 2013. Apabila survey demikian tidak memungkinkan, survey kualitatif termasuk identifikasi jenis mangrove sejati dan penilaian terhadap kondisi dari aspek kerapatan/tutupan, keanekaragaman, dominansi jenis dan tanda-tanda perubahan luas.

58 Survey Biofisik – Ekosistem Lamun

Survey ekosistem lamun ideal berupa sampling dengan pola transek kuadrat, sesuai metodologi dasar dalam English dkk. (1997). Sekurangnya 3 kuadrat terpasang pada sekurangnya 1 transek yang tegak lurus terhadap garis pesisir dari batas padang lamun ke arah pesisir hingga batasnya ke arah laut. Kuadrat tersebut dibagi menjadi 25 kotak berukuran 20cm x 20 cm. Pada setiap kuadrat berukuran 1m x 1m, dihitung jumlah kotak dimana ditemukan setiap jenis yang ada. Data tersebut dapat diolah untuk memperoleh parameter-parameter yang diperlukan menurut panduan “Penilaian Indikator untuk Pengelolaan Perikanan Berpendekatan Ekosistem (Ecosystem Approach to Fisheries Management)” Edisi revisi 20 Juli 2013. Apabila survey demikian tidak memungkinkan, survey kualitatif termasuk identifikasi jenis dan penilaian terhadap kondisi dari aspek tutupan, dan keanekaragaman.

Survey Biofisik – Ekosistem Terumbu Karang

Survey dilakukan dengan berbagai metode sesuai kondisi lokasi dan sarana yang tersedia. Pada survey ini didapatkan pula data dan informasi untuk berbagai indikator lain, seperti kualitas perairan dan habitat unik/khusus.

Keanekaragaman: dinilai berdasarkan Life forms GCRMN (English dkk., 1997) serta expert opinion, dibanding dengan lokasi-lokasi lainnya yang telah disurvei di Sulawesi Tengah oleh pengamat sejak tahun 1999

Penutupan oleh karang keras hidup: dinilai dengan menggunakan (i) Manta Tow (English dkk., 1997), menggunakan papan manta dan peralatan snorkel dan atau (ii) Point Intercept Transect (PIT) dengan metode Reef Check (Hodgson dkk., 2006), menggunakan SCUBA. Diperoleh pula data komposisi substrat yang relevan terhadap pembahasan dan penyusunan rekomendasi.

Survey Biofisik – Sumberdaya Ikan

Penilaian terhadap sumberdaya ikan, khususnya parameter kepadatan ikan karang, dilakukan bersamaan dengan survey terumbu karang, dengan UVC (underwater visual census) sesuai metode dasar Swim Survey (Hill dan Wilkinson, 2004). Tergantung lokasi dan kondisi UVC tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan snorkelling atau dengan SCUBA.

3.2 Analisa Komposit

Analisa komposit sejauh memungkinkan dilakukan sesuai modul panduan “Penilaian Indikator untuk Pengelolaan Perikanan Berpendekatan Ekosistem (Ecosystem Approach to Fisheries Management)” Edisi revisi 20 Juli 2013. Namun salah satu hal yang tidak dipaham adalah skor densitas. Oleh karena itu, dalam laporan ini kami menggunakan versi Matrix EAFM V1 (tanpa skor densitas), disesuaikan dengan revisi indikator dan bobot yang ada pada versi V3. Kami harap agar nanti di workshop persoalan skor densitas dapat diklarifikasi dan diterapkan pada revisi final laporan akhir.

Beberapa penyesuaian terhadap metodologi dilakukan agar nilai-nilai awal untuk masing-masing indikator dapat dihasilkan dari data dan informasi yang telah diperoleh pada saat penyusunan laporan ahkir versi draft ini. Rinciannya di bahas pada bagiannya masing-masing.

59

4 Analisis Tematik Pengelolaan Perikanan

Dalam dokumen Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan (Halaman 54-59)

Dokumen terkait