• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.4. Analisis Data

3.4.1. Analisis Kondisi Ekologi

Analisis ini digunakan untuk menjawab hipotesis terjadinya gejala penurunan sumberdaya baik secara ekologi sebagai akibat adanya pemutihan karang. Kondisi ekologi yang akan dianalisis, antara lain :

(1) Suhu Permukaan Laut

Kajian suhu permukaan laut dilakukan secara visual dalam rentang waktu tertentu. Suhu permukaan laut diperoleh dari satelit NOAA 13 dengan sensor

Advance Very High Resolution Radiometer (AVHRR) dari tahun 1990 - 2009 dalam format HDF4 dengan file cortad_row04-col12.hdf yang telah disortasikan

untuk wilayah kajian oleh Tim World Ocean Data Base NOAA. Data dapat di

gambaran awal rekonstruksi rata-rata suhu permukaan laut diolah dengan menggunakan NOMADS Las Server. Data tersebut selanjutnya diolah dan

diinterprestasikan menggunakan program Coastal watch utilities ver 3.2 untuk

mengetahui anomali suhu yang terjadi dan lama waktu pemanasan (DHWs).

(2) Data Tutupan Karang

Analisis data tutupan karang dilakukan secara visual dengan

membandingkan proporsi kemunculan living reef, non living reef dan recently

killed coral (RKL) sebelum pemutihan (1997), saat pemutihan (1999) dan sesudah pemutihan (2001). Perbandingan antara karang keras dan karang lunak juga dilakukan untuk mengetahui perubahan komposisi substrat dasar sebelum sebelum pemutihan (1997), saat pemutihan (1999) dan sesudah pemutihan (2001).

(3) Ikan

Ikan yang dianalisis merupakan ikan yang mempunyai keterkaitan dengan terumbu karang yaitu familia Chaetodonthidae, Scaridae, Haemulidae, Serranidae, Lutjanidae dan Labridae. Analisis data dilakukan dengan melakukan sortasi

terhadap data fish visual sensus yang dilakukan oleh MDC UNDIP dan Reef

Check. Hasil análisis disajikan dalam bentuk grafik komposisi antara dengan

membandingkan antara coralivore, carnivore, herbivore dan bentic intertebrata

pada kondisi sebelum pemutihan (1997), saat pemutihan (1999) dan sesudah

pemutihan (2001). (4) Pemutihan Karang

Identifikasi lokasi pemutihan karang di Taman Nasional Karimunjawa didasarkan pada identifikasi yang telah dilakukan oleh Razak (1998) dan Manuputty & Budiyono (2000). Analisis pemutihan karang dilakukan dengan melakukan komparasi suhu permukaan laut dengan data tutupan karang keras sehingga akan diketahui adanya anomali suhu. Anomali perairan ini penting untuk mengetahui tingkat stres terumbu karang. Faktor anomali didasarkan pada

penyimpangan suhu yang berada di atas 1°C. Anomali yang dikaji adalah anomali

yang bersifat positif bukan anomali yang bersifat negatif, karena berdasarkan

beberapa penelitian yang sebelumnya menduga bahwa pemutihan karang di TN

(5) Kecenderungan Sumberdaya Ikan

Untuk menduga parameter biologis dan status sumberdaya ikan karang maka digunakan time series dari produksi dan upaya penangkapan. Data ikan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan ikan hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di perairan Karimunjawa dari tahun 1995 sampai 2009. Analisis kecenderungan sumberdaya ikan dilakukan terhadap 4 jenis ikan yang berasosiasi dengan terumbu karang yang dominan tertangkap pada kawasan penelitian ini, yaitu : (1) ikan ekor kuning (Caesio cuning, Caesionidae), (2) kerapu (Serranidae),

(3) kakap merah/bambangan (Lutjanidae), dan (4) betet/kakak tua (Parrot fish,

Scaridae).

a. Hasil tangkapan per upaya

Catch per unit of effort (CPUE) dari setiap jenis ikan yang tertangkap diklasifikasikan berdasarkan alat tangkap yang digunakan yaitu bubu (kg/orang/ trap), jaring (kg/orang/trip) dan pancing (kg/orang/trip). Hasil tangkapan per unit upaya penangkapan (CPUE) mencerminkan perbandingan antara hasil tangkapan dengan unit effort yang dicurahkan. Data produksi pertahun dibagi dengan upaya penangkapan pertahun untuk menghasilkan CPUE. Rumus perhitungan CPUE adalah sebagai berikut :

Keterangan :

CPUEti

Y

: CPUE pada waktu t untuk jenis ke-i (kg/orang/trip)

ti

E

: hasil tangkapan pada waktu t jenis ke-i (kg)

ti : upaya penangkapan pada waktu t jenis ikan ke-i (trip) b. Hasil tangkapan per unit area

Analisa terhadap hasil usaha per unit area (kg/orang/Km²) yang

dideterminasikan sebagai total estimasi penangkapan sesuai dengan fishing

ground juga dilakukan untuk mengetahui jumlah biomasa (dalam kilogram) yang diekstrak dari suatu kawasan. Formula yang digunakan sebagai berikut :

(2) Keterangan :

CPUEti

L

: CPUE pada waktu t untuk jenis ke-i (kg/orang)

j

n

: Luas area fishing ground (Km²)

: Jumlah fishing ground

Untuk menyeragamkan upaya-upaya penangkapan yang berbeda menjadi upaya penangkapan standar dilakukan standarisasi. Standarisasi alat tangkap dilakukan terhadap alat tangkap jaring dengan pertimbangan bahwa alat tangkap ini memiliki nilai tangkapan yang relatif besar, dengan persamaan :

Keterangan : Estd

CPUE

: Upaya penangkapan total yang telah distandarisasi (trip)

n

CPUE

: CPUE alat tangkap yang akan distandarisasi (kg/trip)

std

E

: CPUE alat tangkap standar (kg/trip)

n

Ikan sering ditemukan mengelompok dan tidak mengikuti sebaran normal, mana akan digunakan analisis non parametrik dengan menggunakan

metode statistik Spearman Rank Corelations dengan α = 0.05 untuk

mendeterminasi indikasi kecenderungan kelimpahan relatif (CPUE) dan upaya tangkap per Km², dengan persamaan korelasi Sperman sebagai berikut :

: Upaya Penangkapan alat tangkap yang distandarisasi (trip)

Keterangan :

di : selisih antara peringkat xi (data sebelum pemutihan tahun 1995 - 1997) dan yi (data keseluruhan 1995 - 2008)

n : banyaknya pasangan data

Interpretasi terhadap hasil produksi perikanan tangkap dibedakan menjadi dua keadaan yaitu : (1) Apabila hasil yang didapatkan menunjukkan nilai p < 0.05 maka dapat dikatakan bahwa sumberdaya ikan yang ada dalam kondisi stabil atau

tidak ada perubahan (2) apabila nilai p ≥ 0.05 maka dikatakan bahwa kondisi

sumberdaya ikan yang ada mengalami perubahan baik kenaikan ataupun penurunan.

(6) Perubahan Hasil Tangkapan

Perubahan hasil tangkapan per upaya dan hasil usaha per unit area sebelum pemutihan dan sesudah pemutihan, digunakan untuk menilai efek pemutihan karang terhadap hasil tangkapan ikan, dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

ΔCPUE : Perubahan hasil tangkapan per upaya penangkapan dari setiap jenis ikan yang tertangkap 3 tahun sebelum dan sesudah pemutihan karang (kg/orang/trip)

CPUE pre CPUE

: Hasil tangkapan per upaya penangkapan 3 tahun sebelum pemutihan karang (data tahun 1995 - 1997) (kg/orang/trip)

post : hasil tangkapan per upaya penangkapan total 3 tahun setelah

pemutihan karang(data tahun 1998 - 2000) (kg/orang/trip)

Keterangan :

Δ FP : Perubahan hasil usaha per unit area dari setiap jenis ikan yang

tertangkap 3 tahun sebelum dan sesudah pemutihan karang (kg/orang/trip)

FP pre FP

: Hasil usaha per unit area penangkapan 3 tahun sebelum pemutihan

karang(data tahun 1995 - 1997) (kg/orang/Km²)

post : Hasil usaha per unit area penangkapan total 3 tahun setelah pemutihan

karang(data tahun 1998 - 2000) (kg/orang/ Km²)

Data yang digunakan merupakan hasil tangkapan ikan sebelum dan sesudah pemutihan karang tahun 1998 dengan asumsi tahun 1995 - 1997

merupakan data sebelum pemutihan dan sesudah 1998 - 2000 merupakan sesudah

pemutihan. Prosedur t test digunakan untuk menguji perbedaan hasil tangkapan

per upaya, dimana hasil yang signifikan (t hit > t (α = 0.05) menunjukkan perubahan sumberdaya berkorelasi dengan pemutihan karang.