• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modal sosial dalam kajian ini mencakup tiga aspek yaitu kepercayaan (trust), norma (norm), dan jaringan (network) yang memungkinkan KBRT lebih terkoordinasi, dan anggota masyarakat dapat berpartisipasi dan bekerjasama secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan bersama, dan mempengaruhi produktifitas secara individual maupun berkelompok yang berdampak pada tumbuh dan berkembangnya usaha produktif dikalangan masyarakat. Modal sosial lebih ditekankan pada hubungan sosial dan pola- pola organisasi sosial yang diciptakan untuk memperoleh kekuatan yang potensial untuk perkembangan ekonomi. Sebagai batasan dalam kajian ini maka modal sosial yang dikaji adalah pada tingkat KBRT yang merupakan wujud konkrit dari kelembagaan ekonomi pada tingkat kelompok masyarakat penerima PSE. Untuk kajian mendalam mengenai modal sosial tersebut dipilih dua KBRT yang diyakini dapat menggambarkan modal sosial pada KBRT di Desa Manemeng.

Berbeda dengan modal manusia, modal sosial juga menunjuk pada kemampuan orang untuk berasosiasi dengan orang lain. Bersandar pada norma-norma dan nilai bersama, asosiasi antar manusia tersebut menghasilkan kepercayaan yang pada gilirannya memiliki nilai ekonomi yang besar dan terukur (Putnam 2002). Sebelum diuraikan berkaitan dengan kepercayaan, norma dan jaringan KBRT yang merupakan tiga aspek modal sosial yang dikaji dalam kajian. Terlebih dahulu diuraikan mengenai profil umum kelembagaan KBRT pada dua KBRT yang menjadi fokus kajian, yaitu KBRT Saling Raning RT 05 Dusun Buin Selamu dan KBRT Mega Mendung RT 02 Dusun Mura Baru.

Profil Umum Kelembagaan KBRT KBRT Saling Raning RT 05 Dusun Buin Selamu

KBRT Saling Raning RT 05 Dusun Buin Selamu dibentuk pada tahun 2010, dan telah berbadan hukum dengan nomor registrasi; 332/BH/XXVIII.9/VI/2010. Keanggotaan KBRT terdiri dari penduduk setempat yang bertempat tinggal di RT 05 Dusun Buin Selamu. Alat kelengkapan organisasi KBRT Saling Raning dapat dikatakan sudah cukup lengkap. Kepengurusan terdiri dari; Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Mekanisme kerja pada masing-masing bagian sudah berfungsi sesuai dengan perannya masing-masing dan sesuai dengan manajemen pengelolaan usaha koperasi. Dewan pengawas (DP) KBRT sudah dibentuk dan Rapat Anggota Tahunan dilaksanakan setiap akhir tahun berjalan.

Secara lengkap susunan daftar nama, umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan anggota dan pengurus KBRT Saling Raning RT 05 Dusun Buin Selamu dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Susunan nama anggota dan pengurus KBRT Saling Raning RT 05 Dusun Buin Selamu Desa Manemeng Tahun 2014

No. Nama Umur

(Thn) Tingkat Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Rata-rata Perbulan (Rupiah)

1 Ahmad (Ketua) 35 Sarjana Swasta 3.000.000

2 Sudianto (Sekretaris) 32 SMP Wiraswasta 2.000.000

3 Suwardi (Bendahara) 32 Sarjana Guru 1.700.000

4 Hj. Juriah 52 SD Pedagang 500.000

5 Hj. Ida 50 SD Pedagang

Kios

1.500.000

6 Danil 37 SD Swasta 500.000

7 Lia Sudarli 31 SMP Swasta 500.000

8 Supian Hadi 37 SMP Wiraswasta 2.000.000

9 Supriadi (DP) 35 Sarjana Wiraswasta 1.000.000

10 Sukiman (DP) 52 SD Tani 1.000.000

11 Baduk (DP) 48 SD Tani 300.000

12 M. Thamrin 48 Sarjana Guru 2.000.000

13 Boli 38 SMA Swasta 700.000

14 Rosmi 35 SMA IRT ,-

15 Hermansyah 35 SMP Tukang 3.000.000

16 Jibril 27 SMP Swasta 500.000

17 Tahami 65 SD Tani 300.000

18 Umar 52 SMA Tukang 300.000

19 Samrah 67 Tidak

Sekolah

Tani 150.000

20 Asmawati 41 SD Kios 750.000

Sumber: Diolah dari hasil survei dan wawancara, 2014

Berdasarkan tabel 6, kepengurusan KBRT Saling Raning RT 05 Dusun Buin Selamu didominasi oleh anggota yang dianggap memiliki status sosial tinggi di masyarakat berdasarkan tingkat pendidikannya yaitu Sarjana (S-1) dan berdasarkan jenis matapencaharian, yaitu; swasta, guru, dan wiraswasta. Anggota memiliki matapencaharian yang cukup beragam, 75% memiliki tingkat pendapatan lebih dari atau sama dengan Lima Ratus Ribu Rupiah per bulan. Tingkat pendidikan anggota KBRT Saling Raning cukup baik karena sebagian besar tamat SMP, SMA dan Sarjana.

Proses pemilihan kepengurusan dilakukan secara demokratis melalui musyawarah yang diikuti oleh seluruh anggota. Dalam musyawarah tersebut anggota memilih Pak Ahmad sebagai ketua KBRT di RT 05 Dusun Buin Selamu. Pak Ahmad dianggap tepat sebagai ketua oleh seluruh anggota karena Pak Ahmad juga merupakan seorang tokoh agama di Desa Manemeng yang memiliki pengetahuan/pandai dan memiliki dedikasi yang baik dalam pengabdian masyarakat. Pak Suwardi dipilih sebagai Bendahara,

dikarenakan menurut anggota Pak Suwardi merupakan seorang guru yang memiliki tanggung jawab yang tinggi, jujur, sederhana dan apa adanya. Demikian pula pengurus lainnya, dipilih oleh seluruh anggota berdasarkan kemampuannya sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing.

KBRT Mega Mendung RT 02 Dusun Mura Baru

KBRT Mega Mendung RT 02 Dusun Mura Baru dibentuk pada tahun 2010, dan telah berbadan hukum dengan nomor registrasi; 192/BH/XXVIII.9/III/2010. Keanggotaan KBRT terdiri dari penduduk setempat yang bertempat tinggal di RT 02 Dusun Mura Baru. Alat kelengkapan organisasi KBRT Mega Mendung dapat dikatakan sudah cukup lengkap. Kepengurusan terdiri dari; Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Demikian pula dengan Dewan Pengawas (DP) KBRT yang sudah dibentuk.

Secara lengkap susunan daftar nama, umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan anggota dan pengurus KBRT Mega Mendung RT 02 Dusun Mura Baru dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Susunan nama anggota dan pengurus KBRT Mega Mendung RT 02 Dusun Mura Baru Desa Manemeng Tahun 2014

No. Nama Umur

(Thn) Tingkat Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Rata-rata Perbulan (Rupiah)

1 Zulkarnain (Ketua) 40 Sarjana Swasta 500.000

2 Agus Rahadi (Sekretaris)

30 SMA Swasta 500.000

3 Rosana (Bendahara) 42 SMA Tani 400.000

4 Mauludin 43 SMP Tani 500.000

5 Dahlan 30 SD Tani 300.000

6 H. Muhsin (DP) 65 SMA Pensiunan

Guru

1.500.000

7 Muldamra (DP) 72 SMP Tani 350.000

8 H. A. Kadir 62 SMA Pensiunan

Guru 1.500.000 9 A. Karim 32 SD Tukang Batu 500.000 10 Massria 37 SMP Pedagang 700.000 11 Jumaher (DP) 34 SD Tani 500.000

12 Jack Marzuki 42 SMP Tani 500.000

13 Musmulyadi 35 SD Tani 300.000

14 A. Rasak 52 SD Tukang 500.000

15 Poge 67 SD Tani 250.000

16 Sahril 40 SMP Tani 400.000

17 Zulkifli 41 Sarjana Honorium 400.000

18 M. Zakariah 54 SD Tani 300.000

20 Sarafudin 37 SD Tani 300.000 Sumber: Diolah dari hasil survei dan wawancara, 2014

Dari susunan daftar nama dan identitas kepengurusan KBRT Mega Mendung RT 02 Dusun Mura Baru sebagaimana terlihat pada tabel 7, kepengurusan didominasi oleh anggota yang dianggap memiliki status sosial tinggi di masyarakat berdasarkan tingkat pendidikannya yaitu Sarjana (S-1) dan Tamat SMA. Pada KBRT Mega Mendung, warga RT dengan pekerjaan tani juga diposisikan sebagai pengurus. Sebagian besar anggota KBRT Mega Mendung, sebanyak 55% memiliki matapencaharian sebagai petani dan 50% memiliki tingkat pendapatan kurang dari Lima Ratus Ribu Rupiah per bulan. Kemudian berdasarkan tingkat pendidikan, sebanyak 55% tamat SMP, SMA dan Sarjana, sedangkan 45% tamat SD.

Sama halnya dengan KBRT lainnya, proses pemilihan kepengurusan pada KBRT Mega Mendung RT 02 Dusun Mura Baru dilakukan secara demokratis melalui musyawarah yang diikuti oleh seluruh anggota. Dalam musyawarah tersebut anggota memilih Pak Zulkarnain sebagai ketua. Pak Zulkarnain dianggap memiliki banyak pengalaman dan memiliki pengetahuan yang diantaranya didasari pada tingkat pendidikan tinggi yang ditempuhnya. Demikian pula dengan pengurus yang lain, saat pembentukan KBRT dipilih oleh anggota karena dianggap mampu melaksanakan tugas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada masing- masing pengurus tersebut. Selain itu, pengurus dipilih karena dapat dipercaya untuk mengelola dan melaksanakan usaha KBRT dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan anggota.

Kepercayaan

Kepercayaan merupakan hubungan sosial yang dibangun atas dasar rasa percaya dan rasa memiliki bersama. Dalam suatu hubungan diperlukan adanya kepercayaan. Kepercayaan menjadi dasar sebagai jaminan awal dari suatu hubungan dua orang atau lebih dalam bekerjasama. Kepercayaan menjadi salah satu kunci terpenting untuk menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat. Berkaitan dengan kepercayaan, perihal yang diamati dibatasi pada rasa saling percaya dan kebersamaan yang berkembang dan dimiliki oleh pengurus dan anggota atau pihak yang terlibat dalam KBRT di Desa Manemeng yang menjadi lokasi kajian ini.

Rasa Saling Percaya

Rasa saling percaya memiliki hubungan secara nyata dan positif dengan pertumbuhan ekonomi, demikian pula sebaliknya keberhasilan pemerintah mewujudkan tingkat pembangunan ekonomi yang lebih baik dapat memperkuat rasa percaya masyarakat. Demikian halnya dalam usaha KBRT, rasa saling percaya yang dimiliki oleh pengurus dan anggota berpengaruh terhadap kelangsungan dan kelancaran usaha KBRT. Dalam hal ini kedua KBRT di Desa Manemeng, memiliki rasa saling percaya yang tinggi antar sesama baik pengurus maupun anggota. Jumlah dan persentase

responden berdasarkan pernyataan yang berkaitan dengan rasa saling percaya dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Jumlah dan persentase responden berdasarkan pernyataan yang berkaitan dengan rasa saling percaya

Pernyataan Pilihan Jawaban Responden Total Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju n % n % n % n % n %

Anggota memiliki rasa saling percaya terhadap pengurus KBRT

6 30 14 70 0 0 0 0 20 100

Anggota memiliki rasa saling percaya terhadap tenaga pendamping KBRT

5 25 15 75 0 0 0 0 20 100

Antar sesama anggota KBRT memiliki rasa saling percaya

8 40 10 50 2 10 0 0 20 100

Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa anggota KBRT memiliki rasa saling percaya terhadap pengurus, 70% responden menyatakan setuju dan 30% menyatakan sangat setuju bahwa anggota memiliki rasa saling percaya terhadap pengurus. Demikian pula dengan rasa saling percaya antara anggota KBRT dengan tenaga pendamping, 75% responden menyatakan setuju bahwa anggota KBRT memiliki rasa saling percaya terhadap tenaga pendamping KBRT dan 25% menyatakan sangat setuju.

Antar sesama anggota KBRT juga memiliki rasa saling percaya, 50% responden menyatakan setuju dan 40% menyatakan sangat setuju bahwa anggota memiliki rasa saling percaya terhadap tenaga pendamping KBRT. Hanya 10% responden menyatakan tidak setuju dikarenakan adanya anggota KBRT yang tidak melaksanakan kewajibannya sesuai kesepakatan. Sebagian anggota merasa tidak percaya terhadap anggota yang memiliki banyak tunggakan dari pinjaman dana stimulus KBRT.

Demikian pula hasil wawancara yang dilakukan bahwa dengan modal rasa saling percaya yang dimiliki, pada awal pembentukan dan memulai usaha KBRT baik pengurus maupun anggota sangat aktif dengan antusias dan solid. Sebagaimana disampaikan oleh Pak Ah (35 tahun) yang menyatakan;

“Rasa saling percaya antara pengurus KBRT dan anggota di Desa

Manemeng sangat tinggi, memiliki solidaritas dan ketulusan dalam

menjalankan usaha KBRT”.

Sebagaimana disampaikan di atas, rasa saling percaya dalam KBRT sangat tinggi yang didukung oleh nilai budaya dan agama yang dimiliki oleh setiap pengurus dan anggota. Kearifan lokal dalam hal pemahaman nilai-nilai tersebut memberi dampak positif terhadap timbulnya sikap dan rasa saling percaya antar sesama, baik pengurus maupun anggota KBRT.

Rasa saling percaya yang tumbuh dalam KBRT dipengaruhi pula oleh rasa tanggung jawab yang dimiliki masing-masing, baik pengurus maupun

anggota. Hal tersebut dapat dilihat dari keaktifan dan proses kamunikasi yang dibangun oleh pengurus KBRT untuk terus aktif berkomunikasi kepada angotanya. Hasil wawancara yang dilakukan pada KBRT Saling Raning RT 05 Dusun Buin Selamu, bahwa pengurus dan anggota memiliki tanggung jawab yang cukup baik. Sebagaimana disampaikan oleh Pak Ah (35 tahun) yang menyatakan;

“Pengurus dan anggota di KBRT 05 ini, memiliki tanggung jawab yang baik. Pengurus maupun anggota berperan sesuai hak, kewajiban

dan kewenangan masing-masing”.

Implementasi peran dan tanggung jawab masing-masing anggota berdasar pada kesepakatan yang biasanya mengatur hak, kewajiban, dan kewenangan masing-masing. Pengurus KBRT 05 memiliki prinsip melayani dengan sepenuh hati dan peduli pada setiap kondisi yang dihadapi dalam kelompok. Demikian pula dengan KBRT Mega Mendung RT 02 Dusun Mura Baru, pengurus dan anggota menjalankan usaha KBRTdengan peran masing-masing.

Kebersamaan

Kebersamaan memiliki makna sebuah ikatan yang terbentuk karena rasa kekeluargaan/persaudaraan. Dalam suatu kelompok, nilai kebersamaan menjadi sangat penting sebagai perekat hubungan yang kuat dan solid dalam melakukan berbagai aktivitas berkaitan dengan mencapai tujuan bersama. Demikian pula dalam aktivitas KBRT di Desa Manemeng, pengurus dan anggota memiliki kebersamaan yang kuat. Jumlah dan persentase responden berdasarkan pernyataan yang berkaitan dengan kebersamaan dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Jumlah dan persentase responden berdasarkan pernyataan yang berkaitan dengan kebersamaan

Pernyataan Pilihan Jawaban Responden Total Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju N % n % n % n % n %

Anggota memiliki rasa kebersamaan dengan pengurus KBRT

10 50 10 50 0 0 0 0 20 100

Anggota memiliki rasa kebersamaan dengan tenaga pendamping KBRT

1 5 16 80 3 15 0 0 20 100

Antar sesama anggota KBRT memiliki rasa kebersamaan

7 35 13 65 0 0 0 0 20 100

Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa anggota KBRT memiliki rasa kebersamaan kepada pengurus, yang ditunjukkan 50% responden menyatakan setuju dan 50% sangat setuju bahwa anggota memiliki rasa kebersamaan dengan pengurus KBRT. Kemudian 80% responden menyatakan setuju bahwa anggota KBRT memiliki rasa kebersamaan

dengan tenaga pendamping KBRT dan 5% menyatakan sangat setuju. Sebanyak 15% responden menyatakan tidak setuju dikarenakan kehadiran dan keberadaan tenaga pendamping tidak sesuai yang diharapkan oleh anggota KBRT. Antar sesama anggota KBRT juga memiliki rasa kebersamaan yang tinggi, 65% responden menyatakan setuju dan 35% menyatakan sangat setuju bahwa antar sesama anggota KBRT memiliki rasa kebersamaan.

Kebersamaan pengurus dan anggota serta tenaga pendamping KBRT, dapat dilihat dari kerendahan hati, rasa persaudaraan, dan kerelaan hati untuk berbagi peran dan manfaat dalam kegiatan dan usaha KBRT. Kebersamaan dan keharmonisan dalam usaha KBRT merupakan kepercayaan sosial yang akan dapat menghasilkan modal sosial yang baik pada KBRT. Hal ini sesuai dengan pendapat Putnam (2002) bahwa kepercayaan sosial pada dasarnya merupakan produk dari modal sosial yang baik. Adapun modal sosial yang baik ditandai oleh adanya modal sosial yang melahirkan kehidupan sosial yang harmonis. Pada KBRT Saling Raning RT 05 Dusun Buin Selamu, kebersamaan ditunjukkan dengan proses musyawarah pengurus dan anggota yang memberikan pinjaman dana stimulus kepada semua anggota dengan besaran yang berbeda, walaupun sebagian besar dengan nilai pinjaman yang kecil. Yang memperoleh pinjaman dalam besaran yang lebih besar karena didasari oleh ada atau tidaknya usaha produktif yang dimiliki oleh masing-masing anggota.

Kemudian pada KBRT Mega Mendung RT 02 Dusun Mura Baru, pengurus dan anggota juga memiliki rasa kebersamaan yang kuat. Hal ini diwujudkan dalam bentuk setiap anggota diberikan kesempatan yang sama untuk memperoleh pinjaman dana stimulus KBRT. Dalam realisasinya ada sebagian kecil anggota yang tidak mau melakukan pinjaman karena didasari oleh kebutuhan saat itu. Namun hal itu, tidak sampai menimbulkan kecemburuan sosial karena memang atas kesepahaman bersama dan lebih memberikan kesempatan kepada anggota yang saat itu lebih membutuhkan, walaupun ada juga yang beranggapan takut tidak bisa melakukan pengembalian. Dengan nilai kesadaran dan kekeluargan antara sesama yang dimiliki, tidak sampai menimbulkan komunikasi yang tidak baik antar anggota dan pengurus.

Norma

Norma adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat pada suatu entitas sosial tertentu. Aturan- aturan kolektif tersebut ada yang tertulis, namun ada pula yang tidak tertulis yang dipahami oleh setiap anggota masyarakat dan menentukan pola tingkah laku yang diharapkan dalam konteks hubungan sosial yang terjalin. Berkaitan dengan norma dalam KBRT, perihal yang diamati dibatasi pada sistem nilai dan norma dalam kelompok, dan tata perilaku kelompok yang berkembang pada kegiatan KBRT di Desa Manemeng yang menjadi lokasi kajian ini.

Secara normatif nilai dan norma yang terdapat pada koperasi dapat dilihat dari asas dan tujuan, serta prinsip-prinsip koperasi. Akan tetapi dalam pelaksanaannya pada dua KBRT di Desa Manemeng memiliki tingkatan yang berbeda dalam menerapkan nilai-nilai tersebut. Pada umumnya KBRT masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang berpedoman pada nilai agama dan budaya masyarakat setempat. Jumlah dan persentase responden berdasarkan pernyataan yang berkaitan dengan sistem nilai dan norma dalam KBRT dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Jumlah dan persentase responden berdasarkan pernyataan yang berkaitan dengan sistem nilai dan norma dalam KBRT

Pernyataan Pilihan Jawaban Responden Total Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju n % n % n % N % n % KBRT memiliki aturan-aturan yang tertulis 5 25 15 75 0 0 0 0 20 100 Anggota menerima penjelasan/sosialisasi aturan- aturan dalam KBRT 3 15 17 85 0 0 0 0 20 100 Aturan-aturan dalam KBRT dirasa memberatkan/ menyulitkan 0 0 4 20 7 35 9 45 20 100

Pengurus dan anggota KBRT melaksanakan rapat untuk membahas ulang/mengevaluasi aturan-aturan dalam KBRT

1 5 19 95 0 0 0 0 20 100

Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa KBRT memiliki aturan-aturan yang tertulis yang merupakan kesepakatan bersama pengurus dan anggota KBRT. Hal tersebut ditunjukkan 75% responden menyatakan setuju dan 25% menyatakan sangat setuju bahwa KBRT memiliki aturan-aturan yang tertulis. Kemudian dalam hal apakah anggota menerima penjelasan/ sosialisasi aturan-aturan dalam KBRT, sebagian besar responden sebanyak 85% menyatakan setuju dan 15% menyatakan sangat setuju. Setiap ada kesepakatan bersama terutama dalam hal aturan atau norma dalam KBRT, pengurus berupaya menyampaikan penjelasan guna memberikan pemahaman yang lebih rinci kepada anggota. Kegiatan penjelasan/ sosialisasi aturan atau norma KBRT dilakukan melalui kegiatan musyawarah dan pada saat pertemuan informal antara pengurus dengan anggota dan anggota dengan anggota.

Aturan-aturan atau norma dalam KBRT dapat diterima dengan baik oleh anggota KBRT. Hal tersebut ditunjukkan 45% responden yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa aturan-aturan dalam KBRT dirasa memberatkan/menyulitkan dan 35% responden menyatakan tidak setuju. Hanya 20% responden yang menyatakan setuju bahwa aturan-aturan dalam KBRT dirasa memberatkan/menyulitkan, yang lebih disebabkan oleh

anggota yang kurang memiliki pemahaman dan kurang aktif dalam kegiatan pertemuan KBRT.

Berkaitan dengan aturan-aturan atau norma yang telah dibuat dan terlaksana dalam KBRT, pengurus dan anggota melaksanakan rapat untuk membahas ulang/mengevaluasi aturan-aturan. Sebagian besar responden yaitu 95% menyatakan setuju bahwa pengurus dan anggota KBRT melaksanakan rapat untuk membahas ulang/mengevaluasi aturan-aturan dalam KBRT. Aturan-aturan atau norma dalam KBRT dievaluasi bersama oleh pengurus dan anggota dengan cara musyawarah serta sesuai dengan perkembangan usaha KBRT.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, pada KBRT Saling Raning RT 05 Dusun Buin Selamu bahwa pembagian pinjaman dana stimulus dilakukan secara merata agar semua anggota dapat menikmatinya. Sebagaimana disampaikan oleh Pak Ah (35 tahun) yang menyatakan;

“Semua anggota dapat pinjaman dana stimulus, namun besarannya

disesuaikan dengan usaha produktif yang dimiliki oleh anggota, selain itu dinilai dari keaktifannya juga”.

Sebagaimana yang disampaikan Pak Ah, menunjukkan kelompok KBRT Saling Raning RT 05 Dusun Buin Selamu menganut nilai keadilan sama rasa sama rata sesuai dengan nilai sosial budaya yang berkembang pada masyarakat setempat. Namun, hal tersebut tidak sesuai ketentuan yang termuat dalam SOP tentang PSE bahwa anggota yang diberikan pinjaman dana stimulus KBRT seharusnya adalah anggota yang memiliki usaha produktif.

Dalam hal motivasi kerja, pengurus memiliki motivasi kerja yang dilandasi rasa pengabdian kepada masyarakat dan amal ibadah serta mensukseskan program pemerintah daerah. Berkaitan dengan hal itu pengurus KBRT memiliki motivasi untuk memajukan KBRT dan mensejahterakan anggota. Sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Ah (35 tahun) yang menyatakan;

“Saya bersedia menjadi pengurus karena dorongan ingin memajukan

KBRT dan berusaha mensejahterakan anggota”.

Berkaitan dengan norma yang berlaku dalam kelompok pada kegiatan KBRT, secara umum anggota masih mentaati norma yang berkembang dalam masyarakat Desa Manemeng. Sistem norma yang dikembangkan pada kegiatan KBRT Saling Raning RT 05 Dusun Buin Selamu diatur oleh kelompok dalam bentuk kesepakatan yang tertulis berdasarkan hasil musyawarah pengurus dan anggota.

Kemudian pada KBRT Mega Mendung RT 02 Dusun Mura Baru, nilai yang dikembangkan dalam kelompok adalah nilai yang menjadi kearifan lokal dan kekhasan budaya berdasarkan pada modal kepercayaan. Dari anggota KBRT yang berjumlah dua puluh orang, hanya empat belas orang yang melakukan pinjaman dana stimulus. Pengurus memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota untuk melakukan pinjaman, namun ada yang tidak memanfaatkan kesempatan tersebut. Sistem norma yang dikembangkan pada kegiatan KBRT diatur dalam kesepakatan bersama antara pengurus dan anggota KBRT.

Tata Perilaku dalam Kelompok

Tata perilaku merupakan wujud sistem nilai dan norma yang dianut kelompok. Berkaitan dengan hal itu maka perilaku anggota dalam KBRT sangat terkait dengan sistem nilai yang ada pada kelembagaan tersebut. Untuk mengamati tata perilaku dalam kegiatan KBRT, pengamatan difokuskan pada perilaku ekonomi, yaitu kedisiplinan dalam melaksanakan kegiatan usaha, kerjasama dan persaingan. Jumlah dan persentase responden berdasarkan pernyataan yang berkaitan dengan tata perilaku dalam KBRT dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Jumlah dan persentase responden berdasarkan pernyataan yang berkaitan dengan tata perilaku dalam KBRT

Pernyataan Pilihan Jawaban Responden Total Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju n % n % n % N % n % Pengurus KBRT memiliki kedisiplinan dalam melaksanakan tugasnya 6 30 11 55 3 15 0 0 20 100

Pengurus dan anggota KBRT melaksanakan pertemuan/rapat rutin

7 35 13 65 0 0 0 0 20 100

Anggota KBRT aktif mengikuti kegiatan pertemuan/rapat rutin

6 30 12 60 2 10 0 0 20 100

Pengurus KBRT aktif melakukan penagihan setoran pinjaman kepada anggota

10 50 10 50 0 0 0 0 20 100

Pengurus dan anggota KBRT memiliki tujuan yang sama dalam mengembangkan KBRT

9 45 10 50 1 5 0 0 20 100

Anggota KBRT disiplin dan teratur melakukan penyetoran dana pinjaman pada KBRT

6 30 9 45 5 25 0 0 20 100

Antar pengurus maupun sesama anggota KBRT terdapat persaingan

0 0 0 0 13 65 7 35 20 100

Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa pengurus KBRT memiliki kedisiplinan yang baik dalam melaksanakan tugasnya yang ditunjukkan 55% responden menyatakan setuju dan 30% menyatakan sangat setuju. Pengurus KBRT melaksanakan tugasnya sesuai aturan atau kesepakatan yang telah disepakati bersama. Sebaliknya 15% responden menyatakan tidak setuju bahwa pengurus KBRT memiliki kedisiplinan dalam melaksanakan tugasnya dengan alasan masih banyak anggota KBRT yang memiliki tunggakan pinjaman dana yang disebabkan tidak teraturnya

Dokumen terkait