• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mardikanto dan Soebiato (2012), menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses pengambilan keputusan yang berdasarkan fakta, mengenai kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan yang diharapkan atau yang dikehendaki. Kemudian menurut Sumaryadi (2005) yang dikutip Santosa (2006), proses perencanaan adalah salah satu fungsi dari seluruh proses manajemen untuk pencapaian tujuan tertentu. Prinsip yang dipegang sebagai acuan dalam menyusun tujuan baik yang bersifat jangka pendek, menengah maupun panjang adalah harus diarahkan pada pemandirian masyarakat dalam menjalankan aktivitas kehidupannya. Dengan kata lain pembangunan ditujukan untuk kemandirian masyarakat.

Keberhasilan pembangunan, pada dasarnya sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat, baik dalam pemberian input, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, maupun pemanfaatan hasil-hasil pembangunan. Konsisten dengan hal itu maka program pemberdayaan komunitas dirancang untuk meningkatkan kehidupan seluruh komunitas dengan partisipasi aktif, melalui inisiatif yang datang dari komunitas itu sendiri. Maksudnya adalah supaya komunitas dapat menentukan keputusan berkenaan dengan nasib masa depannya sendiri, dalam rangka pencapaian kemandirian komunitas.

Adanya peran-serta aktif sebagai warga masyarakat, sebenarnya belum cukup jika tidak disertai dengan dorongan-dorongan yang mereka berikan demi keberhasilan program. Peran serta masyarakat seringkali hanya terbatas kepada pemenuhan harapan yang dimintakan kepadanya, tanpa dibarengi oleh sikap atau kehendak yang dilandasi oleh pemahaman dan penghayatan tentang manfaat program yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, dalam setiap perencanaan program perlu untuk selalu ditumbuhkan semangat membangun dikalangan setiap warga masyarakat, sehingga

mereka tidak hanya berpartisipasi karena diminta, tetapi secara aktif mendorong keberhasilan program-program yang direncanakan.

Ada tiga alasan utama mengapa partisipasi aktif dari masyarakat atau komunitas menjadi penting dalam penyusunan program pemberdayaan komunitas. Pertama, adalah melalui partisipasi komunitas dapat diperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap komunitas setempat, yang tanpa kehadirannya maka program akan memungkinkan mengalami kegagalan. Kedua, bahwa komunitas lebih mempercayai program pembangunan jika dilibatkan dalam proses, persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk beluk program dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap program tersebut. Ketiga, adanya anggapan bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila komunitas dilibatkan dalam pembangunan masyarakat.

Dalam rangka penyusunan program kegiatan yang partisipatif dan berbasis pada potensi yang ada di Desa Manemeng, maka hasil kajian yang sudah dijabarkan pada uraian sebelumnya dijadikan bahan untuk menyusun rencana kegiatan. Tahapan dalam menyusun rancangan tersebut meliputi: 1. Identifikasi potensi pengembangan KBRT melalui modal sosial. 2. Identifikasi permasalahan pengembangan KBRT melalui modal sosial. 3. Identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengurus dan anggota KBRT. 4. Perancangan Strategi (Program Aksi).

Identifikasi Potensi Pengembangan KBRT Melalui Modal Sosial

Dalam sebuah diskusi kelompok yang terfokus dibahas potensi- potensi yang dapat dikembangkan dalam upaya pemberdayaan terhadap pengembangan KBRT di Desa Manemeng melalui modal sosial pada KBRT. Potensi tersebut dirinci dalam kategori sebagai berikut: sumberdaya manusia (human asset), sumberdaya alam (natural asset), sumberdaya kelembagaan (social and institutional asset), dan sumberdaya buatan (man made asset).

Penduduk Desa Manemeng yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani merupakan potensi sumberdaya manusia yang cukup strategis, karena mereka merupakan golongan mayoritas yang memungkinkan dapat diorganisir menjadi sebuah kekuatan dalam masyarakat. Dalam hal sumberdaya manusia termasuk pula salah satu dari elemen modal sosial yaitu kepercayaan. Dalam hal kepercayaan pengurus dan anggota memiliki rasa saling percaya dan kebersamaan yang tinggi. Semangat kerja keras dan nilai-nilai kebersamaan yang ada didalamnya merupakan potensi yang dapat dikembangkan ke arah pengembangan masyarakat.

Sumberdaya lokal yang merupakan bagian dari sumberdaya alam yang dimiliki merupakan salah satu unsur yang mendukung pengembangan KBRT antara lain adalah lahan yang luas dan aktivitas pertanian yang cukup menonjol sebagai rutinitas warga. Dengan ketersediaan lahan memungkinkan berlangsungnya sebuah aktivitas usaha pertanian dalam arti luas, bahkan dapat mendukung usaha yang dijalankan KBRT. Di Desa

Manemeng telah terbentuk kelembagaan KBRT yang didukung oleh kelembagaan pemerintahan (Pemerintah Kabupaten), merupakan peluang positif yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan KBRT.

Bantuan modal usaha berupa dana stimulus yang dicairkan oleh pemerintah daerah, merupakan potensi yang cukup baik untuk pengembangan usaha KBRT. Sumberdaya lainnya yang berupa sumberdaya buatan, dapat menopang aktivitas dari kelembagaan KBRT. Jalan darat yang menghubungkan antar daerah, media komunikasi dan informasi yang lancar, dapat dijadikan sebagai sarana dan prasarana yang memungkinkan terbangunnya jejaring kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta. Kesemuanya itu pada akhirnya menjadi pendukung dalam pengembangan KBRT melalui modal sosial.

Identifikasi Permasalahan Pengembangan KBRT Melalui Modal Sosial

Berdasarkan kajian tentang potensi yang ada dimasyarakat dan hasil evaluasi terhadap program pengembangan masyarakat yang telah dilaksanakan dapat dipelajari bahwa PSE melalui bantuan dana stimulus untuk modal usaha KBRT yang telah berjalan belum mampu memberdayakan sebagian besar anggota. Hasil analisis terhadap kondisi modal sosial, implementasi PSE dalam usaha produktif KBRT, dan keragaan KBRT diketahui:

1. Dalam hal modal sosial; pada aspek kepercayaan cukup kuat, sedangkan pada aspek norma dan jaringan belum cukup kuat untuk mendukung pengembangan usaha KBRT, serta jaringan kerja masih terbatas.

2. Implementasi PSE dalam usaha produktif KBRT; penggunaan dana stimulus untuk usaha ekonomi produktif masih sangat kurang, dan pengembalian pinjaman modal usaha tidak dilakukan sesuai ketentuan. 3. Keragaan KBRT yang mencakup sistem pengelolaan dan pelayanan

KBRT; modal terbatas dan pemupukan modal tidak tertib, kapasitas anggota dan pengurus masih kurang yaitu informasi/pengetahuan tentang perkoperasian dan kemampuan manajemen usaha masih sangat terbatas.

Identifikasi Permasalahan dan Kebutuhan Pengurus dan Anggota KBRT

Untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan pengurus dan anggota, dilaksanakan dengan wawancara mendalam dan diskusi kelompok dengan pengurus dan anggota KBRT. Hasil identifikasi dibahas dalam diskusi kelompok terfokus terhadap perwakilan pengurus dan anggota

KBRT, dan aparat desa untuk bersama-sama menyusun lebih rinci dan menyusun skala prioritas permasalahan.

Dari hasil diskusi kelompok terfokus tersebut dihasilkan suatu kesimpulan terkait masalah inti yang dihadapi oleh KBRT dalam mengembangkan usahanya. Hal ini berkaitan dengan adanya berbagai kendala dan masalah yang dihadapi pada masing-masing kelembagaan KBRT.

Pada kedua KBRT di Desa Manemeng, baik KBRT Saling Raning RT 05 Dusun Buin Selamu maupun KBRT Mega Mendung RT 02 Dusun Mura Baru, memiliki masalah-masalah yang dihadapi sebagaimana telah dijelaskan pada uraian sebelumnya. Identifikasi permasalahan pada KBRT di Desa Manemeng dapat dilihat pada tabel 19.

Tabel 19. Identifikasi permasalahan pada dua KBRT di Desa Manemeng

No. Masalah Utama Penyebab Alternatif Pemecahan

1 Kurang memiliki pemahaman tentang perkoperasian, dan kultur dalam KBRT masih kurang -Kurangnya sosialisasi

dan pelatihan tentang perkoperasian

-Peran aktif pengurus

dan anggota masih kurang

-Meningkatkan

pemahaman pengurus dan anggota tentang perkoperasian

-Meningkatkan peran

aktif pengurus dan anggota

2 Norma/aturan

kelompok belum terumuskan dan dilaksanakan dengan baik, dan pemberian pinjaman dana stimulus dalam KBRT tidak sesuai ketentuan/norma

-Aturan atau norma

kelompok belum terumuskan dan dilaksanakan dengan baik -Pemahaman anggota KBRT terhadap aturan atau norma kelompok masih lemah

-Mengevaluasi dan

merumuskan ulang aturan atau norma kelompok

-Meningkatkan

pemahaman anggota terhadap aturan atau norma kelompok dan seleksi anggota yang lebih ketat 3 Masih kurang mampu dalam pengelolaan dan pelayanan usaha -Pengetahuan pengurus

dan anggota tentang manajemen usaha masih terbatas -Masih lemahnya kapasitas pengurus dan anggota -Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas pengurus dan anggota tentang perkoperasian, melalui: pendidikan & pelatihan perkoperasian, dan pelatihan

kepemimpinan & manajemen usaha

4 Kerjasama antar anggota KBRT dalam aktivitas ekonomi kurang dan jaringan kerja KBRT masih terbatas

-Tidak terjalin kerjasama antar anggota dalam usaha ekonomi berkaitan dengan usaha KBRT -Kurang adanya kerjasama antar KBRT dan dengan kelembagaan lain -Membentuk kerjasama

usaha antar anggota KBRT -Membentuk forum KBRT untuk meningkatkan kerjasama dengan kelembagaan lain

Perancangan Strategi (Program Aksi)

Dalam menyusun suatu program kegiatan yang partisipatif berbasis kepada potensi yang ada pada komunitas setempat, maka perlu dilaksanakan identifikasi potensi, permasalahan dan kebutuhan masyarakat terlebih dahulu, terutama yang tergabung dalam KBRT. Permasalahan yang digali berasal dari dalam KBRT maupun sebab-sebab yang berasal dari luar KBRT. Dengan demikian, berdasarkan identifikasi masalah dan kebutuhan yang ada sebagaimana telah dijelaskan pada uraian sebelumnya, selanjutnya dipilih program serta alternatif kegiatan untuk mengatasi permasalahan tersebut secara bersama-sama dengan pengurus dan anggota KBRT, tenaga pendamping KBRT, dan Aparat Desa Manemeng dalam forum diskusi yang terfokus. Program yang disusun akan dilaksanakan untuk pengembangan KBRT yang saat ini masih aktif dan berhasil mengembangkan usaha. Hasil diskusi tentang penetapan rencana aksi tersebut dikategorikan ke dalam tiga strategi pokok pengembangan KBRT melalui modal sosial, yaitu:

1. Penguatan kepercayaan dalam KBRT 2. Penguatan norma dalam KBRT 3. Penguatan jaringan KBRT

Penguatan Kepercayaan dalam KBRT

Program penguatan kepercayaan dalam KBRT bertujuan untuk mempertahankan dan memperkuat kepercayaan dan sumberdaya insani yang dimiliki oleh pengurus dan anggota, dapat berupa nilai-nilai yang menyangkut kepercayaan kelompok. Demikian pula dengan kultur dalam KBRT. Kelancaran usaha KBRT sebagai kelembagaan ekonomi atau badan usaha, meskipun berwatak sosial pada dasarnya memiliki peran dan fungsi melakukan kegiatan usaha yang tunduk pada hukum ekonomi dan prinsip- prinsip koperasi. Seiring dengan itu, peran aktif pengurus dan anggota KBRT menjadi hal penting untuk ditingkatkan.

Untuk mengimplementasikan maksud dan tujuan program maka beberapa kegiatan yang dilakukan adalah: (1) sosialisasi perkoperasian dan upaya mempertahankan nilai-nilai sosial yang mendukung penguatan kepercayaan; (2) pelatihan kepemimpinan dan manajemen usaha koperasi; dan (3) mengaktifkan pertemuan rutin bulanan pengurus dan anggota KBRT. Rincian rencana kegiatan dijabarkan pada tabel 20.

1. Sosialisasi perkoperasian dan upaya mempertahankan nilai-nilai sosial yang mendukung penguatan kepercayaan

Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan penguatan kepada pengurus dan anggota KBRT dengan mensosialisasikan tentang perkoperasian dengan menampilkan contoh-contoh koperasi sukses yang dikelola sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip koperasi. Disampung itu disampaikan berkaitan dengan upaya mempertahankan nilai-nilai sosial yang mendukung penguatan kepercayaan. Penanaman terhadap nilai-nilai dan prinsip koperasi perlu disampaikan kepada pengurus dan anggota KBRT secara langsung, serta hal-hal yang berkaitan dengan pentingnya mempertahankan rasa saling percaya dan kebersamaan yang berkembang dalam berbagai aktivitas sosial yang dilaksanakan. Selanjutnya, rasa saling percaya dan kebersamaan dalam aktivitas sosial tersebut dapat dikembangkan dan diterapkan dalam aktivitas ekonomi KBRT.

Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menghadirkan tenaga pendamping KBRT atau tim teknis PSE yang berasal dari Disperindagkop dan UMKM. Waktu pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada awal Tahun 2016, dengan memilih waktu yang tepat saat anggota yang merupakan sebagian besar petani tidak dalam kesibukannya mengurus usaha pertaniannya di sawah. Lamanya waktu pelatihan disesuaikan dengan banyaknya kelompok KBRT yang ada dan dilaksanakan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Kegiatan bertempat di Kantor Desa Manemeng. 2. Pelatihan kepemimpinan dan manajemen usaha koperasi

Kegiatan pelatihan kepemimpinan dan manajemen usaha koperasi merupakan upaya meningkatkan kapasitas kelompok khususnya pengurus KBRT dalam memimpin dan mengelola usahanya sehingga mampu mengarahkan anggotanya untuk berperan aktif dalam pencapaian tujuan dan harapan bersama. Kegiatan ini diharapkan terwujudnya kepemimpinan dan manajemen usaha koperasi yang dilandaskan pada rasa saling percaya dengan penuh kebersamaan, disertai komitmen dan tanggung jawab yang baik. Selain itu, kegiatan ini diharapkan mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya kelompok dalam mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

Materi pelatihan yang berkaitan dengan manajemen usaha koperasi disesuaikan dengan yang dikehendaki oleh pengurus dan anggota KBRT. Materi tersebut antara lain: (1) pembukuan usaha simpan pinjam KBRT bagi pengurus; (2) pengelolaan tata administrasi data perkembangan modal dana stimulus oleh pengurus secara terbuka bagi seluruh anggota dan pihak yang berkepentingan; dan (3) pengelolaan dan pembukuan hasil jual harian usaha counter pulsa, kios, warung, dan usaha bakulan bagi anggota, lebih- lebih bagi yang telah memiliki usaha produktif.

Pelaksana kegiatan adalah pengurus KBRT yang didukung oleh tenaga pendamping dan tim teknis PSE dari Disperindagkop dan UMKM KSB serta dengan melibatkan pemerintah desa. Materi pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan para peserta pada masing-masing KBRT di Desa Manemeng sesuai dengan pengalaman dan perkembangannya. Waktu pelaksanaan kegiatan pada Tahun 2016 dilaksanakan pada saat musim dimana anggota yang merupakan sebagian besar petani tidak dalam kesibukannya mengurus usaha pertaniannya di sawah. Lamanya waktu pelatihan disesuaikan dengan banyaknya kelompok KBRT yang ada dan dilaksanakan dengan metode ceramah, tanya jawab dan praktek. Kegiatan pelatihan bertempat di Kantor Desa Manemeng.

3. Mengaktifkan pertemuan rutin bulanan pengurus dan anggota KBRT

Kegiatan mengaktifkan pertemuan rutin bulanan pengurus dan anggota KBRT diupayakan untuk meningkatkan peran aktif pengurus dan anggota dalam usaha KBRT. Dengan mengaktifkan pertemuan rutin diharapkan rasa saling percaya dan kebersamaan pengurus dan anggota KBRT tetap terjaga dan semakin meningkat. Pelaksana kegiatan ini adalah pengurus dan anggota. Kegiatan ini diawali dengan diadakan rapat pengurus dan anggota KBRT, kemudian dalam rapat tersebut diantaranya pengurus KBRT menawarkan kepada anggota untuk disepakati mengaktifkan pertemuan rutin kelompok yang akan dilaksanakan setiap bulanya tanggal berapa dan tempatnya dimana.

Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah agar intensitas komunikasi dan pertemuan pengawas, pengurus, dan anggota secara bersama lebih teratur dan terjadwal dengan baik. Pada akhirnya dengan sendirinya seluruh elemen yang terlibat dalam usaha KBRT lebih berperan aktif dan berkontribusi dalam upaya pengembangan KBRT masing-masing. Selain itu, diharapkan meningkatnya jalinan kebersamaan dan kolektifitas antara pengurus dan anggota KBRT yang dapat meningkatkan efektifitas pengelolaan KBRT. Waktu kegiatan dapat dilakukan sewaktu-waktu pada awal Tahun 2016 bertempat di rumah pengurus KBRT atau sesuai kesepakatan masing-masing KBRT.

Penguatan Norma dalam KBRT

Norma adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat pada suatu entitas sosial tertentu. Aturan- aturan kolektif tersebut ada yang tertulis, namun ada pula yang tidak tertulis yang dipahami oleh setiap anggota masyarakat dan menentukan pola tingkah laku yang diharapkan dalam konteks hubungan sosial yang terjalin.

Program penguatan norma dalam KBRT bertujuan untuk menguatkan sistem norma dan aturan yang berlaku dalam KBRT yang membangun suatu tata cara perilaku individu atau kelompok. Dengan demikian diharapkan akan timbul kekuatan modal sosial dalam kerangka menentukan tata aturan yang dapat mengatur kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok yang memberikan kontribusi pada pengembangan KBRT. Norma diperlukan karena dalam suatu usaha bersama diperlukan aturan main baik itu formal maupun informal yang dapat dipahami dan dijalankan oleh semua pihak

yang terlibat. Dalam setiap aturan yang ada, selalu mengatur apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, disertai dengan imbalan yang diperoleh maupun sanksi yang dikenakan apabila melanggarnya.

Untuk mengimplementasikan maksud dan tujuan program maka beberapa kegiatan yang dilakukan adalah; (1) mengevaluasi dan merumuskan norma atau aturan dalam KBRT; dan (2) mengevaluasi dan merumuskan proses seleksi anggota penerima dana stimulus KBRT yang lebih ketat. Rincian rencana kegiatan dijabarkan pada tabel 20.

1. Mengevaluasi dan merumuskan norma atau aturan dalam KBRT Norma adalah nilai bersama yang mengatur perilaku individu dalam suatu masyarakat atau kelompok. Norma atau aturan dalam KBRT menjadi suatu hal yang sangat penting tidak hanya dalam bentuk suatu kesepakatan saja, namun diperlukan rumusan aturan dan sanksi yang jelas atas suatu tindakan ketidaksesuaian yang dilakukan oleh pengurus atau anggota. Kegiatan ini dilakukan dengan tahapan mengevaluasi sistem norma yang telah ada dan berlaku dalam kelompok KBRT, yang kemudian dilakukan penyusunan ulang rumusan norma yang akan diterapkan dalam kelompok.

Norma atau aturan yang dirumuskan disusun secara tertulis dan disesuaikan dengan kondisi kekinian yang menyangkut pengembangan usaha koperasi. Aturan yang dirumuskan dibarengi dengan ketentuan atau mekanisme pemberian sanksi bagi yang melanggar. Penyusunan aturan dilakukan secara bersama atau musyawarah antara anggota, pengurus dan pengawas KBRT yang difasilitasi oleh tenaga pendamping. Waktu kegiatan dapat dilakukan sewaktu-waktu pada Tahun 2016 bertempat di rumah pengurus KBRT atau sesuai kesepakatan masing-masing KBRT.

2. Mengevaluasi dan merumuskan proses seleksi anggota penerima dana stimulus KBRT yang lebih ketat

Kegiatan ini bertujuan mengevaluasi dan merumuskan proses seleksi anggota penerima dana stimulus KBRT. Seleksi anggota penerima dana stimulus KBRT harus dilaksanakan secara ketat, sebab sebagian besar anggota KBRT yang telah menerima pinjaman dana stimulus tidak memiliki usaha produktif. Dalam ketentuan penerima pinjaman dana stimulus sebagaimana yang tertuang dalam SOP PSE adalah anggota yang memiliki usaha produktif, sehingga seleksi anggota penerima dana harus dilaksanakan lebih ketat. Kegiatan dilaksanakan oleh pengurus bekerjasama dengan tenaga pendamping KBRT dan tim teknis PSE. Kegiatan ini dilakukan dengan tahapan mengevaluasi proses seleksi anggota penerima dana stimulus KBRT, yang kemudian dilakukan penyusunan ulang rumusan norma seleksi anggota penerima dana secara lebih ketat yang diantaranya atas dasar usaha produktif yang dimiliki.

Waktu untuk melaksanakan kegiatan ini dapat dilaksanakan pada awal Tahun 2016. Kegiatan ni dilaksanakan di Kantor Desa Manemeng atau sesuai arahan tenaga pendamping KBRT dan tim teknis PSE.

Program penguatan jaringan KBRT secara umum bertujuan untuk meningkatkan pola kerja dan terbentuknya kerjasama antar anggota, serta memperluas jaringan KBRT. Keberhasilan KBRT dalam melaksanakan usahanya sangat ditentukan oleh jaringan kerjasama antar anggota dan hubungan kerjasama yang dibangun secara kelembagaan.

Untuk maksud itulah maka beberapa kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah: (1) membentuk dan membangun usaha bersama antar anggota KBRT; dan (2) membentuk forum KBRT. Rincian rencana kegiatan disajikan pada tabel 20.

1. Membentuk dan membangun usaha bersama ekonomi antar anggota KBRT

Kegiatan ini merupakan upaya untuk menciptakan kerjasama antar anggota KBRT dalam aktivitas ekonomi. Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kerjasama anggota KBRT dalam aktivitas sosial sangat baik, namun dalam aktivitas ekonomi kurang. Selain itu, kegiatan ini dimaksudkan untuk membangun kerjasama berusaha antar anggota KBRT yang memiliki jenis usaha yang sama sehingga usaha yang dimiliki masing- masing anggota menjadi lebih berkembang.

Pelaksana kegiatan ini adalah pengurus yang difasilitasi oleh tenaga pendamping. Kegiatan ini diawali dengan penyampaian rencana, informasi dan materi/arahan oleh tenaga pendamping atau tim teknis PSE dari Disperindagkop dan UMKM. Kemudian jenis usaha yang dimiliki oleh anggota KBRT dilakukan identifikasi dan pengelompokkan untuk selanjutnya dibentuk kerjasama berusaha dalam hal usaha ekonomi antar anggota. Waktu kegiatan dilaksanakan pada pertengahan Tahun 2016 bertempat di Kantor Desa Manemeng atau sesuai kesepakatan masing- masing KBRT.

2. Membentuk forum KBRT

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk menciptakan dan mengembangkan jalinan kerjasama antar KBRT maupun KBRT dengan pemerintah daerah dan kelembagaan lainnya. Forum KBRT dimaksudkan sebagai wadah bersama bagi KBRT untuk mengembangkan kerjasama atau kemitraan yang saling menguntungkan secara kelembagaan. Selain itu, kegiatan ini diupayakan mengingat adanya KBRT yang sukses menjalankan usaha dan aktif menjalankan kegiatan kelompok serta terdapat KBRT yang tidak aktif bahkan macet dalam menjalankan usaha KBRT. Padahal KBRT tersebut memiliki sumber dana yang sama yaitu dari dana PSE yang berasal dari pemerintah daerah dengan besaran jumlah dana yang sama. Dengan fenomena adanya KBRT yang berkembang dan mengalami kemacetan usaha, seharusnya antar KBRT tersebut dapat menjalin kerjasama dalam hal sharing pengalaman, saling bertukar pengetahuan dan informasi, belajar dari yang berkembang, atau menjalin kemitraan dalam bentuk usaha ekonomi atau usaha lainnya.

Forum KBRT yang dibentuk diharapkan dapat menjadi wadah dan sarana penyaluran aspirasi masing-masing KBRT kepada pemerintah daerah maupun kelembagaan lainnya. Forum KBRT menjadi pusat terbentuk dan terjalinya kerjasama antar KBRT, pengembangan hubungan kerja KBRT

dengan pemerintah daerah, dan pembentukan jalinan kerjasama KBRT dengan kelembagaan lainnya baik pihak swasta yang memiliki akses modal maupun kelembagaan pelaksana pengabdian pada masyarakat. Disamping itu, dengan terbentuknya forum KBRT diharapkan dapat memperjuangkan pencairan dana PSE tahap berikutnya bagi KBRT yang berhasil dan melakukan penyetoran dana, atau dana pada program lainnya yang serupa. Hal tersebut perlu dilakukan karena dana tahap kedua yang seharusnya dicairkan oleh pemerintah daerah (dalam hal ini pemerintah KSB) bagi KBRT yang berhasil melakukan pelunasan setoran, hingga saat ini belum secara merata dilakukan pencairan termasuk bagi KBRT di Desa Manemeng. Upaya tersebut dimaksudkan sebagai salah satu upaya agar KBRT mendapatkan uang tunai dalam jumlah yang layak untuk mengembangkan usaha produktif.

Kegiatan ini diawali dengan pertemuan seluruh pengurus KBRT dan

Dokumen terkait