• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam kajian ini dilakukan analisis kondisi modal sosial pada KBRT, implementasi PSE dalam usaha produktif KBRT dan keragaan KBRT.

Lokasi dan Waktu Kajian

Kajian dilaksanakan di Desa Manemeng, Kecamatan Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat. Alasan pemilihan lokasi kajian dilakukan di Desa Manemeng karena pertimbangan terhadap hal-hal sebagai berikut: (1) merupakan salah satu desa di KSB yang menjadi sasaran dan wilayah kerja PSE; (2) terdapat KBRT yang masih aktif dan berkembang; dan (3) memiliki potensi untuk dapat dikembangkan kearah yang lebih baik, sehingga memungkinkan untuk dilakukan program pengembangan masyarakat. Waktu kajian dilaksanakan bulan Mei 2014 sampai Februari 2015.

Pemilihan Informan dan Responden

Dalam kajian ini dipilih dua KBRT yang ada di Desa Manemeng untuk menjadi fokus kajian yaitu KBRT Saling Raning RT 05 Dusun Buin Selamu dan KBRT Mega Mendung RT 02 Dusun Mura Baru. Kedua KBRT tersebut dipilih karena memiliki tingkat perkembangan yang berbeda. Perbedaan perkembangan dari kedua KBRT tersebut terletak pada usaha yang dimiliki, keaktifan anggota, tingkat pengembalian/penyetoran pinjaman, dan pengelolaan KBRT. Untuk menjawab permasalahan kajian, ditentukan informan dan responden yang dipilih berdasarkan tujuan (purposive) artinya ditujukan pada orang-orang yang berkenaan dengan masalah kajian. Penentuan informan dan jumlah responden disesuaikan dengan kepentingan dan kelengkapan data dilapangan.

Informan dalam kajian ini adalah pihak yang secara langsung berhubungan dengan permasalahan yang dikaji. Informan yang dipilih, yaitu: (1) anggota KBRT; (2) pengurus KBRT; (3) Ketua RT; (4) Pemerintah Desa Manemeng; (5) tenaga pendamping KBRT; 6) Disperindagkop dan UMKM KSB; dan 6) Bappeda KSB. Informan diharapkan mampu memberikan informasi tentang kondisi modal sosial (kepercayaan, norma, jaringan) pada KBRT, implementasi PSE dalam usaha produktif KBRT, dan keragaan KBRT. Jumlah responden dipilih sebanyak 20 orang atau 50% dari jumlah anggota pada kedua KBRT, sehingga pada masing-masing KBRT yang menjadi fokus kajian dipilih masing-masing 10 orang.

Pengumpulan Data

Dalam kajian ini ada dua jenis data yang digunakan, yaitu data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang langsung didapatkan dari sumber informasi yang merupakan informan dalam kajian ini, sehingga diperoleh informasi yang asli, akurat, dan terpercaya untuk menjawab permasalahan kajian. Data-data tersebut antara lain berupa data naratif, deskriptif, dalam kata-kata informan, dokumen pribadi dan catatan lapangan. Untuk data kuantitatif diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber lain selain informan, yang sangat terkait dengan kajian. Dalam kajian ini data sekunder yang diperlukan antara lain: (1) profil Desa Manemeng; (2) data anggota dan pengurus KBRT; (3) data KBRT yang terbentuk dan yang menerima pencairan dana stimulus; (4) laporan perkembangan implementasi PSE; dan (5) dokumen-dokumen pendukung lainnya yang diperlukan.

Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan studi dokumen, observasi, wawancara mendalam, dan Focus Group Discusion (FGD). Berikut diuraikan secara rinci beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam kajian ini:

1. Studi dokumen, yaitu untuk melakukan penelusuran terhadap data potensi wilayah dan kependudukan, dokumen-dokumen/data yang terkait dengan pemetaan sosial dan kegiatan evaluasi pelaksanaan PSE yang berkaitan dengan dana stimulus KBRT. Dokumen-dokumen/data dapat berasal dari arsip pengurus KBRT, pemerintahan desa, tenaga pendamping, Disperindagkop dan UMKM, dan Bappeda.

2. Observasi, yaitu teknik yang digunakan untuk mendukung informasi tentang: aspek lingkungan fisik maupun sosial, pranata-pranata sosial yang ada, bentuk dan aspek modal sosial dalam masyarakat, pemanfaatan sumberdaya lokal, pengorganisasian serta pengelolaan KBRT, serta kondisi usaha-usaha produktif anggota KBRT.

3. Wawancara mendalam, yaitu untuk mengumpulkan data primer dengan mengajukan pertanyaan lisan kepada informan yang telah ditentukan, yaitu: anggota dan pengurus KBRT, ketua RT, Pemerintah Desa Manemeng, tenaga pendamping KBRT, unsur Disperindagkop dan UMKM, dan unsur Bappeda KSB. Proses wawancara dilakukan secara informal dalam suasana kesetaraan, keakraban untuk memahami pandangan-pandangan, pemikiran, ide, gagasan, pengalaman- pengalaman, termasuk permasalahan yang berkaitan dengan PSE. Selain itu, wawancara mendalam dilakukan untuk menggali informasi mengenai modal sosial dari aspek modal sosial (kepercayaan, norma, jaringan) pada KBRT, implementasi PSE dalam usaha produktif KBRT, dan keragaan kinerja KBRT.

4. Focus Group Discusion (FGD), yaitu teknik yang digunakan ketika permasalahan yang dihadapi dalam kajian sudah memfokus dan telah ada kesepakatan oleh anggota dan pengurus KBRT untuk segera diperbincangkan secara lebih mendalam. Diskusi dengan informan dari pengurus KBRT, pemerintahan desa, dan tenaga pendamping KBRT melalui FGD. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang

potensi, permasalahan dan alternatif pemecahan sebagai strategi penguatan modal sosial pada KBRT.

Pengolahan dan Analisis Data

Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus. Pengolahan dan analisis data yang digunakan untuk menjawab setiap masalah dari kajian diuraikan dengan merinci data yang diperlukan. Rincian data meliputi; tujuan analisis data, jenis data yang diperlukan, sumber diperolehnya data dan teknik pengumpulan data serta metode analisis. Rincian data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Rincian pengolahan dan analisis data

No. Tujuan Data Yang

Diperlukan

Sumber Data Teknik Metode Analisis 1 Menganalisis kondisi modal sosial pada KBRT - Kepercayaan: Rasa saling percaya, kebersamaan - Norma:

Sistem nilai dan norma, tata perilaku kelompok - Jaringan: Antar anggota KBRT, antar KBRT, KBRT dengan Pemerintah Daerah dan Perbankan Tenaga pendamping, pengurus dan anggota KBRT Wawancara, observasi Deskriptif 2 Menganalisis implementasi PSE dalam usaha produktif KBRT

- Usaha mikro (home industry) - Usaha simpan pinjam Pengurus dan anggota KBRT Wawancara, studi dokumen Deskriptif 3 Menganalisis keragaan KBRT - Sistem Pengelolaan Dana Stimulus - Sistem Pelayanan Dalam Penggunaan Dana Stimulus Pengurus dan anggota KBRT Wawancara, studi dokumen Deskriptif/ Analisis Komparatif 4 Merumuskan strategi pengembangan KBRT melalui modal sosial - Identifikasi potensi, masalah, tujuan dan alternatif pemecahan masalah - Strategi pengembangan KBRT melalui modal sosial - Rancangan program Pengurus dan anggota KBRT Pengurus KBRT, Pemerintah Desa/ Stakeholder terkait Focus Group Discussion (FGD) FGD Logical Framework Analysis (LFA) Deskriptif

Perancangan Strategi (Program Aksi)

Strategi perancangan program yang digunakan yaitu perancangan partisipatif untuk menyusun strategi pengembangan KBRT melalui modal sosial.

Metode Perancangan

Penyusunan strategi dan rencana program dilaksanakan secara partisipatif dengan metode Focus Group Discussion (FGD).

Partisipan Perancangan

Partisipan perancangan dalam kajian ini, yaitu: (1) masyarakat; (2) anggota dan pengurus KBRT; (3) aparat Pemerintah Desa Manemeng; dan (4) tenaga pendamping KBRT dari Disperindagkop dan UMKM.

Proses Perancangan

Proses perancangan dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat dan pihak terkait yang telah ditentukan sebagai partisipan perancangan. Unsur-unsur tersebut dilibatkan baik dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan maupun evaluasi agar program strategis dalam bentuk aksi program sesuai dengan kondisi dan kemampuan masyarakat lokal dan pihak-pihak terkait.

Penyusunan program strategi pengembangan KBRT dalam kajian ini, dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan bahan perencanaan dan penyampaian seluruh hasil informasi Sebelum program dibangun, pengkaji terlebih dahulu mempersiapkan informasi hasil kajian yang meliputi potensi pengembangan KBRT melalui modal sosial, permasalahan dalam pengembangan KBRT melalui modal sosial, dan permasalahan dan kebutuhan pengurus dan anggota KBRT.

2. Pengorganisasian masalah

Seluruh permasalahan yang disampaikan oleh informan dan peserta pertemuan diskusi kelompok terfokus dikelompokkan dan dirumuskan fokus permasalahannya.

3. Penyusunan hubungan sebab akibat

Setelah dilakukan pengelompokkan masalah, dilakukan kajian secara bersama terhadap masalah mana yang menjadi penyebab masalah tersebut atau dari masalah lain sehingga dapat dilihat rangkaian logis hubungan sebab akibat sumber masalah dan dampak yang diakibatkannya dari masalah tersebut.

4. Pembahasan alternatif kegiatan sesuai prioritas masalah

Dalam penyusunan program disepakati beberapa masalah yang paling utama adalah yang meliputi kebutuhan mendesak, kepentingan bersama, adanya sumber potensi lokal yang dapat dimanfaatkan untuk pemecahan masalah. Oleh karena itu, alternatif kegiatan dipilih secara bersama. 5. Menyusun rencana program

Dalam menyusun rencana program dilakukan dengan tahapan identifikasi potensi, masalah dan kebutuhan. Kemudian rencana program disusun

dalam bentuk matriks perencanaan program yang mencakup; aspek-aspek masalah prioritas, tujuan yang ingin dicapai, kegiatan untuk mengatasi masalah, pelaksanaan kegiatan, waktu dan tempat, pelaksana, instansi pendukung, mekanisme dan sasaran program.

Dokumen terkait