• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Mulyawan (2015:100) analisis laporan keuangan adalah penguraian pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dan yang lain, yaitu antara data kuantitatif dan data non-kuantitatif yang bertujuan mengetahui kondisi keuangan dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Menurut beberapa ahli pengertian analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut: (Mulyawan,2015:100-101)

a. John J. Wild, K. R. Subramanyam dan Robert F, Halsey

Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.

b. Leopad A. Breenstein

Analisis laporan keuangan adalah proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi kerja perusahaan pada masa yang akan datang.

c. S. Munawir

Analisis laporan keuangan adalah penelaahan hubungan dan tendensi atau kecendrungan untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Sofyan Syafri Harahap dalam Mulyawan (2015:103-105) analisis laporan keuangan bertujuan menambah informasi dalam suatu laporan keuangan. Kegunaan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Memberikan informasi yang lebih luas dan lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

b. Menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit).

c. Mengetahui kesalahan yang terdapat didalam laporan keuangan. d. Membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam

hubungannya dengan laporan keuangan, baik dikaitkan dengan kompeten internal laporan keuangan maupun dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

e. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang dapat melahirkan model dan teori yang terdapat di lapangan, seperti untuk prediksi, peningkatan

(rating).

f. Memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan kata lain, apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga, antara lain:

1) Menilai prestasi perusahaan.

2) Memproyeksi keuangan perusahaan.

3) Menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu, yang mencakup:

a) Posisi keuangan (aset, kewajiban dan modal). b) Hasil usaha perusahaan (hasil dan biaya). c) Likuiditas.

d) Solvabilitas. e) Aktivitas.

f) Rentabilitas dan profitabilitas. g) Indikator pasar modal.

4) Menilai perkembangan dari waktu ke waktu.

5) Melihat komposisi struktur keuangan dan arus dana.

g. Menentukan peningkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

h. Membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal dan standar ideal.

i. Memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami suatu perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.

j. Memprediksi potensi yang dialami perusahaan pada masa yang akan datang.

k. Melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi dan merger.

l. Meramalkan kondisi keuangan perusahaan untuk masa yang akan datang.

m. Melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi, baik dalam manajemen, operasi, keuangan, maupun masalah lain.

n. Menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi, dan lain-lain. 3. Prosedur dalam Analisis Laporan Keuangan

Sebelum melakukan analisis laporan keuangan, diperlukan langkah-langkah atau prosedur tertentu. Prosedur ini diperlukan agar urutan proses analisis mudah untuk dilakukan. Menurut Kasmir (2011:69) prosedur yang dilakukan dalam analisis lapran keuangan adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode.

b. Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan dengan rumus-rumus tertentu, sesuai dengan standar yang biasa digunakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar tepat.

c. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan secara cermat.

d. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat.

e. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.

f. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut.

4. Metode Analisis Laporan Keuangan

Secara umum ada dua metode analisis yang dapat digunakan oleh para analisis keuangan menurut Kasmir (2011:69) adalah sebagai berikut:

a. Analisis vertikal (statis)

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periodeke periode tidak diketahui.

b. Analisis horizontal (dinamis)

Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.

5. Jenis-jenis Teknik Analisis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2011:70-72) adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Analisis perbandingan antara laporan keuangan

Analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode. Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari masing-masing komponen analisis. Dari perubahan ini terlihat masing-masing kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya.

b. Analisis trend atau tendensi

Merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan mengalami perubahan yaitu naik, turun, atau tetap, serta seberapa besar perubahan tersebut yang dihitung dalam persentase.

c. Analisis persentase per komponen

Merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui:

1) Persentase investasi terhadap masing-masing aktiva atau terhadap total aktiva.

2) Struktur permodalan.

3) Komposisi biaya terhadap penjualan. d. Analisis sumber dan penggunaan kas

Merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode. Analisis ini juga mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab berubahnya modal kerja perusahaan dalam suatu periode.

e. Analisis sumber dan penggunaan kas

Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode. Selain itu, juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas pada periode tertentu.

f. Analisis rasio

Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.

g. Analisis kredit

Merupakan analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu kredit dikucurkan oleh lembaga keuangan seperti bank. Dalam analisis ini digunakan beberapa cara alat analisis yang digunakan.

h. Analisis laba kotor

Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke satu periode. Kemudian juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode.

i. Analisis titik pulang pokok (break even point)

Merupakan suatu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan. 6. Keterbatasan dan Kelemahan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Mulyawan (2015:105-106) analisis laporan keuangan memiliki keterbatasan dan kelemahan sebagai berikut:

a. Keterbatasan analisis laporan keuangan

1) Laporan keuangan dapat bersifat historis, merupakan laporan atas kejadian yang telah terjadi. Oleh karena itu, laporan

keuangan tidak dapat dianggap sebagai laporan mengenai keadaan saat ini.

2) Laporan keuangan menggambarkan nilai harga pokok atau nilai pertukaran pada saat terjadinya transaksi, bukan harga saat ini. 3) Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi

kebutuhan pihak tertentu. Informasi disajikan untuk dapat digunakan semua pihak.

4) Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternatif dari berbagai pilihan yang ada yang sama-sama dibenarkan, tetapi menimbulkan perbedaan angka laba ataupun asset.

5) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapat kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, dapat dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. Jika ada indikasi merugi, kerugian tersebut harus dicatat, tetapi jika ada indikasi laba, indikasi laba tersebut tidak boleh dicatat. Dengan demikian, ada holdinggain yang tidak diungkapkan. 6) Laporan keuangan yang disusun dengan menggunakan

istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi serta sifat dari informasi yang dilaporkan.

b. Kelemahan analisis laporan keuangan

1) Berdasarkan laporan dari keuangan masa lalu sehingga kesimpulan dari analisisnya salah.

2) Menilai laporan keuangan hanya dari angka-angka laporan keuangan sehingga terlepas dari pertimbangan perubahan eksternal perusahaan, misalnya perubahan pola hidup masyarakat.

3) Objek analisis hanya data historis yang menggambarkan masa lalu.

4) Terlalu terfokus pada pertimbangan mata uang asing sehingga timbul perbedaan akibat masalah kurs konversi atau metode konsolidasi.

Dokumen terkait