• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Lingkungan Eksternal 1. Sosial Budaya

VI. LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL PERUSAHAAN

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal 1. Sosial Budaya

Perubahan pola berbelanja masyarakat saat ini yang lebih menginginkan arena belanja yang nyaman, aman, lengkap dan didukung oleh fasilitas-fasilitas penunjang lainnya mendorong bermunculannya supermarket-supermarket baru sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat. Menurut data BPS (2003), pendapatan nasional per kapita pada tahun 2002 sebesar 6,624 juta rupiah dan pada tahun 2003 sebesar 7,123 juta rupiah atau mengalami peningkatan sebesar 7,53 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk memperluas pasar karena jambu biji organik ini dapat diserap dalam jumlah besar di pasar swalayan yang jumlahnya terus bertambah setiap tahun. Berdasarkan data di harian Kompas tanggal

14 April 2004, jumlah pasar swalayan pada tahun 1997 hanya berkisar 1.084 pasar swalayan dan meningkat menjadi 1.297 pasar pada tahun 2002 (Parimin, 2005). Ini memperlihatkan bahwa antara tahun 1997 dan tahun 2002 terjadi peningkatan sebanyak 213 pasar swalayan atau sekitar 19,6 persen. Perusahaan selain dapat memasarkan jambu biji organik ke swalayan/supermarket juga dapat memperluas pasarnya ke beberapa hypermarket seperti Carrefour, Giants, Makro, Alfa, dan lain-lain.

Adanya informasi dan penelitian yang menunjukkan bahwa jambu biji bermanfaat bagi kesehatan dan sebagai obat memberikan peluang bagi perusahaan dalam memasarkan jambu biji organik. Ini berdasarkan hasil penelitian bahwa jambu biji mengandung berbagai zat gizi yang dapat digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti diare, diabetes, gusi bengkak, sariawan, jantung, kolesterol, gangguan pencernaan dan lain-lain (Parimin, 2005). Saat ini juga sudah ada bukti yang signifikan bahwa jambu biji mempunyai khasiat untuk menyembuhkan demam berdarah, karena dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam darah penderita demam berdarah yang mengalami penurunan13). Jambu biji juga memiliki kandungan zat gizi yang banyak bermanfaat bagi kesehatan, seperti yang terlihat pada Tabel 6. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kandungan vitamin C jambu biji cukup tinggi sekitar 132,24 mg per 100 gr atau dua kali lipat lebih banyak dari buah jeruk yang hanya 49 mg per 100 gr (Parimin, 2005).

13)

Mahalnya harga jual produk organik menyebabkan kemampuan masyarakat untuk membeli produk ini masih rendah. Masyarakat yang mengkonsumsi produk organik seperti jambu biji terbatas dari kalangan ekonomi menengah ke atas, kalangan yang mengerti kesehatan dan para ekspatriat yang tinggal di kota-kota besar. Daya beli masyarakat yang masih rendah ini menyebabkan permintaan terhadap produk organik masih rendah jika dibandingkan dengan produk non organik. Ini bisa dilihat dari pangsa pasar produk organik di Eropa pada Tahun 1997 kurang lebih 1,5 persen sedangkan di Amerika Serikat sekitar 2 persen pada tahun 1995 (Sutanto, 2002). Gambaran ini bisa dijadikan acuan bahwa pangsa pasar produk organik di Indonesia juga masih rendah.

Harga produk organik yang mahal seringkali dimanfaatkan oleh sejumlah produsen non organik untuk memasarkan produk non organik dengan label organik atau bebas pestisida, sehingga dapat meningkatkan harga jual produk tersebut. Ini dapat menjadi ancaman bagi perusahaan karena dapat menyebabkan konsumen menjadi takut untuk mengkonsumsi produk organik, sehingga permintaan terhadap produk organik menjadi berkurang. Pemalsuan terhadap produk organik sering terjadi karena belum adanya pemisahan antara produk organik dan non organik baik dari segi harga, kemasan dan penempatan di gerai pasar swalayan atau toko14).

Lokasi kebun jambu biji organik yang terletak di daerah Parung, Bogor seringkali menghadapi masalah pencurian terhadap jambu biji organik. Pencurian ini biasanya dilakukan oleh masyarakat di sekitar kebun jambu biji organik. Menurut data BPS (2003), perkembangan kasus kriminalitas di daerah Bogor pada tahun 2002

sekitar 1.101 kasus dan meningkat menjadi 1.190 kasus pada tahun 2003. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pencurian terhadap jambu biji organik karena tingkat pengangguran di daerah Bogor terus meningkat. Menurut data BPS (2002), tingkat pengangguran di daerah Bogor pada tahun 2001 adalah 6,24 dan meningkat menjadi 9,69 pada tahun 2002. Keadaan seperti ini dapat menimbulkan ancaman bagi perusahaan karena dapat mengurangi hasil panen jambu biji organik.

6.2.2. Teknologi

Kemajuan teknologi terus mengalami kemajuan pesat baik yang berhubungan dengan perusahaan maupun bidang lain yang mendukung kegiatan perusahaan. Perkembangan teknologi yang berpengaruh terhadap perusahaan adalah teknologi produksi pupuk organik dan teknologi pengolahan jambu biji.

Teknologi pembuatan pupuk organik yang mulai berkembang merupakan suatu peluang bagi perusahaan dalam meningkatkan hasil produksi dan kualitas jambu biji organik, karena pupuk organik ini selain bebas bahan kimia juga dapat berfungsi untuk meningkatkan sifat fisik, daya serap, daya ikat, sirkulasi udara dan ketahanan erosi pada tanah15).

Perkembangan teknologi pembuatan pupuk organik dapat dilihat dari semakin bervariasinya produsen dan merek pupuk organik yang ada di pasaran seperti kompos merek Stardec yang diproduksi oleh Fine Compost Green Valley, PT Indo Acidatama yang memproduksi kompos dengan merek Alfinase16). Pupuk organik merek Bio Coco yang diproduksi oleh CV Rajawali Cocofibre, Effective Microorganism yang

15)

Trubus, Oktober 2000. Sumber Pupuk Organik. 16)

dihasilkan oleh PT Songgolangit, PT Aman Asri yang memproduksi pupuk organik merek Long Fresh, Bio Energi Trubus yang dihasilkan olehTrubus , PT Suria Perkasa Wiralestari yang menghasilkan pupuk organik merek Bio Greeny, dan lain-lain17). Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan pupuk organik juga bervariasi mulai dari sampah rumah tangga, pasar, limbah industri pertanian, limbah peternakan, limbah burung, tulang dan darah. Keadaan ini memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam meningkatkan hasil produksi dan kualitas jambu biji organik sehingga berpengaruh terhadap hasil penjualan produk.

Teknologi pengolahan jambu biji sudah mulai berkembang, ini dapat dilihat dari semakin banyaknya produk-produk hasil olahan jambu biji yang sudah beredar di pasaran seperti sari buah (juice) jambu biji, sirup, jeli, selai jambu biji, fruit cocktail

(buah dalam sirup), setup buah jambu biji, permen dan manisan jambu biji (Parimin, 2005). Produk olahan lain jambu biji yang mulai bermunculan adalah kapsul ekstrak jambu biji untuk mengatasi penyakit demam berdarah18). Ini merupakan salah satu peluang dalam mengembangkan dan memasarkan jambu biji organik.

Saat ini produsen dan merek sari buah (juice) jambu biji yang beredar di pasaran sangat beragam mulai dari kemasan botol plastik sampai juice dalam kemasan karton. Juice jambu biji dalam kemasan botol plastik antara lain Berri Juice yang diproduksi oleh PT Berri Indosari Indonesia, juice jambu biji merek Jungle yang diproduksi oleh PT Diamond Cold Storage, PT Adelphi Transasia Indonesia yang memproduksi juice jambu biji merek Mama Roz, PT Ciracasindo Perdana yang

memproduksi Sun Fresh Juice Jambu Biji. Juice jambu biji dalam kemasan karton yang ada di pasaran seperti merek Country Choice yang diproduksi oleh PT Sari Segar Alami-Bogor, Buavita yang diproduksi oleh PT Ultra Jaya, dan PT Heinz ABC Indonesia juga memproduksi juice ABC rasa jambu biji19).

Perusahaan-perusahaan lain yang juga memproduksi berbagai macam produk olahan jambu biji semakin bermunculan seperti PT Nutrifood Indonesia yang membuat inovasi baru dengan meluncurkan produk Nutrisari rasa jambu biji, dan nutrisari high calsium rasa jambu biji. PT Navika Baverages memproduksi minuman calpico soda

guava (campuran soda dan jambu biji). PT Tang Mas Beverage Industry juga memproduksi minuman guava green tea (campuran teh dan jambu biji ). PT Orang Tua Group juga menambah rasa jambu biji pada permen Tango, bahkan di Sumatera Utara jambu biji umumnya diolah menjadi manisan jambu biji yang banyak diminati oleh konsumen.

6.2.3. Alam

Faktor alam merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan karena mampu mempengaruhi perusahaan dan bisa menjadi peluang atau ancaman bagi perusahaan. Bogor adalah salah satu daerah di Jawa Barat yang berpotensi untuk mengembangkan jambu biji organik karena memiliki iklim, topografi dan kondisi alam yang sesuai dengan syarat tumbuh jambu biji.

Jambu biji merupakan tanaman daerah tropis, sehingga sangat cocok untuk dibudidayakan di daerah Bogor yang juga memiliki iklim tropis. Kondisi ini

19)

memberikan kesempatan bagi tanaman untuk berproduksi sepanjang tahun sehingga ketersediaan jambu biji organik terjaga sepanjang tahun. Curah hujan Bogor yang cukup tinggi dan suhu rata-rata sekitar 20-28 oC juga merupakan syarat agar tanaman jambu biji dapat berkembang dan berbuah dengan optimal.

Daerah Bogor selalu mendapat radiasi surya yang cukup secara kualitatif dan kuantitatif, hal ini sangat penting karena kekurangan sinar matahari dapat mengakibatkan penurunan hasil produksi atau tanaman menjadi kurang sempurna (kerdil). Bogor yang terletak di dataran tinggi sangat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman jambu biji yaitu pada ketinggian 5-1200 m dpl.

Kondisi yang mendukung ini bisa menjadi peluang bagi PT Sawangan Bumi Makmur dalam mengembangkan jambu biji organik sehingga dapat meningkatkan hasil produksi dan kualitas jambu biji organik.

6.2.4. Pelanggan

Pelanggan memiliki arti penting bagi perusahaan. Pelanggan dapat berupa individu yang membeli barang dan jasa untuk dikonsumsi atau kelompok (lembaga) yang membeli barang dan jasa untuk dijual kembali. Kegiatan pemasaran jambu biji organik PT Sawangan Bumi Makmur diarahkan untuk pasar dalam negeri terutama untuk memenuhi permintaan supermarket, toko buah dan restoran di Jakarta, namun tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk memperluas wilayah pemasarannya dengan semakin berkembangnya pusat perbelanjaan, restoran, perumahan dan tempat wisata yang merupakan prospek yang cukup cerah bagi perkembangan perusahaan.

Para pelanggan jambu biji organik PT Sawangan Bumi Makmur adalah Toko Buah Total di jalan Wolter Monginsidi dan di jalan Panglima Polim-Jakarta Selatan, Toko Buah Tropis Cibitung-Bekasi, Toko Buah Fress E di Bintaro-Jakarta Selatan, Ranch Market Kebun Jeruk-Jakarta , Kem Chicks Supermarket di jalan Kemang-Jakarta Selatan, Supermarket Superindo Kemang-Jakarta dan Restauran Dapur Sunda di jalan Fatmawati-Jakarta. Perusahaan juga memasok jambu biji organik ke perumahan Bumi Serpong Damai-Tangerang, dan perumahan di Bogor. Volume permintaan jambu biji organik setiap pelanggan tersebut berbeda-beda, ini dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Volume Permintaan Jambu Biji Organik Setiap Pelanggan

Pelanggan Jumlah Permintaan Dalam Satu Kali Pemesanan (Kg)

Toko Buah Total Panglima Polim 50-100

Toko Buah Total Wolter Monginsidi 30-80

Toko Buah Fress E 30-40

Kem Chicks Supermarket 20-40

Superindo 200-350

Ranch Market 40-50

Restauran dapur Sunda 20-30

Pengecer di Bumi Serpong Damai 100-150

Pengecer di Bogor 20-50

Sumber : PT Sawangan Bumi Makmur, 2005

Kondisi persaingan dalam industri yang cukup tinggi menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dengan menawarkan produk yang berkualitas, penyediaan produk secara kontinue, memberikan pelayanan yang baik terhadap pelanggan dan menjaga hubungan dengan pelanggan. Ini dilakukan agar dapat mempertahankan pelanggan lama dan mencari pelanggan yang baru.

PT Sawangan Bumi Makmur dalam menghasilkan jambu biji organik ynag sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan membutuhkan pemasok mulai dari bibit, pupuk kandang sampai bahan pendukung lainnya. Bibit jambu biji organik yang dipakai perusahaan juga dibeli dari AT3.

Pupuk kandang dari kotoran ayam dipasok dari peternakan ayam yang berada di daerah Gunung Sindur, Bogor. Bahan baku penolong seperti kertas dan bambu dibeli di sekitar lokasi perusahaan, sedangkan plastik diperoleh dari pasar lokal yang berada di Bogor.

Pemesanan kertas, plastik, bambu dilakukan berdasarkan kebutuhan, sedangkan pembelian pupuk kandang dilakukan dalam jangka waktu enam bulan sekali. Sistem pembayaran pupuk kandang, kertas, plastik, bambu dan bahan fermentasi dilakukan secara tunai.

6.2.6. Pesaing

Faktor yang menjadi ancaman bagi perusahaan dalam memasarkan jambu biji organik adalah adanya produsen dan distributor jambu biji organik lain seperti AT3, PT Laguna Indonesia dan PT Moenaputra Nusantara. PT Laguna Indonesia bergerak di bidang agribisnis buah-buahan organik seperti jambu biji, jambu air, rambutan20). AT3 merupakan perusahaan yang berlokasi di daerah Jasinga-Bogor dan juga membudidayakan jambu biji organik. Perusahaan memasok jambu biji organik ke swalayan, usaha juice, perumahan.

PT Moenaputra Nusantara adalah perusahaan distributor buah-buahan segar yang berlokasi di Jakarta, dan memasok berbagai jenis buah-buahan yang proses produksinya tidak menggunakan bahan pestisida yang berbahaya ke supermarket, restoran, dan hotel. Beberapa buah yang dipasok oleh PT Moenaputra Nusantara adalah alpukat, melon, mangga, jambu biji merah, jambu biji putih, papaya, semangka, sawo, sirsak dan lain-lain.

VII. PENERAPAN DAN PENILAIAN BAURAN PEMASARAN

Dokumen terkait