• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV METODE PENELITIAN

VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan

6.2.2 Analisis Lingkungan Industri Perusahaan

Lingkungan industri adalah lingkungan yang berada disekitar usaha yang berpengaruh langsung terhadap operasional perusahaan. Faktor lingkungan industri yang mempengaruhi perkembangan PT. JMR yaitu :

1. Ancaman Pendatang Baru

Besarnya ancaman masuk pendatang baru pada industri gula rafinasi saat ini sangat besar, hal ini disebabkan oleh hambatan masuk pasar atau industri yang relatif mudah, sehingga menjadi salah satu faktor ancaman bagi perusahaan. Hambatan masuk industri gula rafinasi ini relatif mudah, dilihat dari kebijakan pemerintah dan akses terhadap bahan baku

Barrier to entry sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah. Izin untuk berinvestasi di Indonesia diberikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pada bulan November 2004 yang lalu BKPM telah mengeluarkan izin kepada 12 perusahaan untuk berinvestasi dalam industri gula rafinasi. Dengan demikian total perusahaan yang telah memperoleh izin berinvestasi dalam industri ini berjumlah 17 perusahaan. Namun dari 12 perusahaan baru tersebut belum ada

satupun yang beroperasi. Pada tahun 2009 terdapat tiga perusahaan yang siap beroperasi yaitu PT. Dharmapala Usaha Sukses (PT.DUS) berlokasi di Cilacap, Jawa tengah, PT. Labintan dan PT. Duta yang berlokasi di Lampung. Masing – masing kapasitas terpasang ketiga pabrik tersebut yaitu 250.000 ton/tahun, 200.000 ton/tahun dan 300.000 ton/tahun (AGRI, 2008).

Faktor lain yang mempengaruhi barrier to entry adalah akses terhadap bahan baku. Bahan baku utama dari gula rafinasi adalah raw sugar yang hingga saat ini masih harus impor dari beberapa negara produsen yaitu Australia dan Thailand, dan sebagian kecil mengambil dari Brazil, Uni Eropa dan Afrika Selatan. Aksesibilitas kelima pabrik gula rafinasi terhadap bahan baku dilihat juga dari metode pembelian yang dilakukan. Semua pabrik gula rafinasi berbasis raw sugar impor menyatakan pembelian dilakukan dengan melalui dua metode yaitu spot dan kontrak dengan alasan karena situasi harga dunia yang fluktuatif, sehingga untuk memperoleh harga terbaik perlu dikombinasikan dua metode pembelian tersebut. Namun pada sisi lain, hal ini juga dapat mengindikasikan dua hal yaitu adanya kontinuitas permintaan yang belum stabil di dalam negeri dan kemampuan pengolahan yang masih undercapacity

dari pabrik – pabrik gula tersebut. 2. Ancaman Produk Substitusi

Produk substitusi adalah produk lain yang berbeda namun dapat memberikan kepuasan yang sama seperti produk yang diproduksi oleh suatu perusahaan. Ancaman produk substitusi ditentukan oleh banyaknya jumlah produk yang memiliki fungsi yang sama. Kekuatan kompetitif produk pengganti dapat diukur dari seberapa besar

pangsa pasar yang direbut dan rencana perusahaan produk pengganti tersebut untuk meningkatkan kapasitas serta penetrasi pasar.

Barang substitusi dari gula rafinasi adalah gula pemanis buatan. Terdapat tiga jenis pemanis buatan yang banyak dikenal masyarakat yaitu siklamat, sakarin dan

aspartame. Siklamat adalah pemanis buatan yang masih populer di Indonesia. Pemanis buatan ini merupakan garam natrium dari asam siklamat. Siklamat

menimbulkan rasa manis tanpa rasa ikutan. Sifat siklamat sangat mudah larut dalam air dan mempunyai tingkat kemanisan 30 kali gula. Dalam perdagangan dikenal sebagai assugrin, sucaryl, dan sucrosa. Sedangkan sakarin merupakan garam natrium dari asam sakarin. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 200-700 kali gula. Dalam perdagangan dikenal dengan nama gucide, glucid, garantose,

saccharimol, saccharol, dan sykosa. Aspartame adalah pemanis buatan rendah kalori, 200 kali lebih manis dibandingkan sukrosa.

Pengunaan pemanis buatan dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia. Siklamat dan sakarin dapat menyebabkan kanker kandung kemih dan migrain. Siklamat memunculkan banyak gangguan bagi kesehatan, di antaranya tremor, migrain dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual, kebotakan, dan kanker otak. Selain itu, aspartame mempunyai banyak efek samping yang dapat menumbulkan reaksi yang serius, bahkan dapat menyebabkan kematian. Efek samping yang mungkin bisa dibilang sangat berbahaya hanya akan timbul jika terlalu banyak mengonsumsi aspartame dan ada kelainan pada tubuh yang mempengaruhi antibodi.

Efek berbahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan gula pemanis buatan ini dijadikan sorotan oleh Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk membatasi penggunaan produk substitusi ini. Batas maksimum penggunaan gula pemanis buatan ini adalah siklamat 11 mg/kg berat badan/hari, sakarin 2,5 mg/kg berat badan/hari dan aspartame 40 mg/kg berat badan/hari.

Dengan adanya batasan maksimum yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap penggunaan produk substitusi ini tidak menjadikan produk tersebut sebagai ancaman tetapi menjadi peluang bagi perkembangan industri gula rafinasi. Namun selalu ada potensi bagi pengembangan produk substitusi bagi gula rafinasi, sehingga pengambil keputusan harus tetap mewaspadai akan adanya ancaman produk substitusi.

3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Porter (1980) menyatakan bahwa pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga untuk turun, tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik. Kekuatan pembeli dalam industri ditentukan dari karakteristik pasarnya dan kepentingan relatif pembeli dari industri yang bersangkutan.

Kekuatan tawar menawar pembeli gula rafinasi ini tergantung dari informasi pasar yang dimiliki oleh industri penggunanya. Semakin banyak informasi pasar yang miliki oleh industri penggunanya maka kekuatan tawar menawar pembeli relatif lebih tinggi jika dibandingkan industri pengguna yang memiliki informasi pasar yang minim.

Untuk industri pengguna yang berskala besar mempunyai kekuatan tawar menawar yang tinggi dikarenakan industri pengguna ini memiliki informasi pasar yang lengkap tentang kondisi pasar gula rafinasi terkini. Informasi pasar yang dimiliki oleh industri pengguna ini disebabkan gula rafinasi merupakan salah satu komponen terbesar dalam biaya produksi dan pembelian yang dilakukan oleh industri pengguna ini dalam jumlah besar.

Perusahaan akan menghadapi ancaman dari banyaknya perusahaan sejenis yang masuk dalam industri. Hal tersebut dapat menjadikan kekuatan tawar – menawar pembeli lebih tinggi karena pembeli mempunyai alternatif pilihan produk dari perusahaan yang berbeda dengan ditunjang informasi pasar yang lengkap.

4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Analisis kekuatan tawar – menawar pemasok ditujukan untuk melihat kemampuan pemasok dalam mempengaruhi suatu industri melalui kemampuan pemasok untuk menaikkan harga dan mengurangi kualitas produk. Pemasok memiliki peran yang signifikan bagi tiap perusahaan sebagai mitra usahanya. Seperti diketahui bahwa tidak banyak perusahaan yang menguasai sendiri sumber – sumber persediaan bahan baku untuk diolah lebih lanjut dalam proses produksi.

Bahan baku utama yang digunakan dalam kegiatan produksi di perusahaan adalah raw sugar. Dalam memenuhi bahan baku tersebut perusahaan tidak tergantung kepada pemasok, raw sugar diperdagangkan melalui bursa gula New York sehingga dalam penetapan harga ditentukan oleh pasar bursa.

Intensitas persaingan dalam industri relatif tinggi hal tersebut dikarenakan munculnya beberapa pabrik gula rafinasi yang akan menambah persaingan didalam industri gula rafinasi lokal. Berdasarkan jumlah perusahaan gula rafinasi di Indonesia yang terus meningkat, menyebabkan persaingan di antara perusahaan yang ada di industri ini semakin ketat.

Berdasarkan data Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (2008) menunjukkan bahwa pada bulan November 2004 yang lalu BKPM telah mengeluarkan izin kepada 12 perusahaan untuk berinvestasi dalam industri gula rafinasi. Dengan demikian total perusahaan yang telah memperoleh izin berinvestasi dalam industri ini berjumlah 17 perusahaan. Namun dari 12 perusahaan baru tersebut belum ada satupun yang beroperasi. Pada tahun 2009 terdapat tiga perusahaan yang siap beroperasi yaitu PT. Dharmapala Usaha Sukses (PT.DUS) berlokasi di Cilacap, Jawa tengah, PT. Labintan dan PT. Duta yang berlokasi di Lampung. Masing – masing kapasitas terpasang ketiga pabrik tersebut yaitu 250.000 ton/tahun, 200.000 ton/tahun dan 300.000 ton/tahun (AGRI, 2008).

Intensitas persaingan dalam industri gula rafinasi ini juga dapat dilihat dari penguasaan pasar (pangsa pasar) yang dimiliki oleh perusahaan. Pada Tabel. 19 dapat dilihat pangsa pasar tiap perusahaan gula rafinasi relatif seimbang, hal ini dapat dijadikan indikasi bahwa tingkat persaingan dalam industri gula rafinasi ini ketat. Tabel 19. Pangsa Pasar Tiap Perusahaan Gula Rafinasi Per Tahun pada Tahun 2008

Tahun(%) No

Perusahaan

2004 2005 2006 2007 2008 1. PT. Angels Product 28,9 28,9 29,6 27,8 25,8

2. PT. Jawamanis Rafinasi 20 19 20,2 20 20,7 3. PT. Sentra Usahatama Jaya 26,8 26,9 26,5 27,8 27,7 4. PT. Permata Dunia Sukses Utama 25 25 23,6 24,4 25,8 Sumber : (AGRI, 2008)(diolah)

Tabel 20. Hasil Analisis Lingkungan Eksternal PT. JMR Tahun 2008 Faktor Eksternal

Analisis Lingkungan

Jauh Peluang Ancaman

Politik 1. Bea masuk impor gula kasar/mentah (raw sugar) rendah

2. Pembatasan kuota impor gula rafinasi 3. kenaikan BM gula rafinasi impor 4. Pengembangan pasar internasional/ekspor (pembangunan peti kemas terbesar di Indonesia). 1.Pembatasan jumlah impor raw sugar

2.Rumitnya penyaluran gula rafinasi ke daerah

Ekonomi 1.Harga BBM yang

menurun

2. Kemudahan untuk memasarkan produk gula rafinasi ke pasar internasional

1. Nilai tukar rupiah yang semakin terdepresiasi

2.Persaingan dengan produk gula rafinasi impor

3.Harga gula rafinasi impor lebih rendah

Sosial dan Budaya Tingginya jumlah kebutuhan industri besar, menengah, kecil dan rumah tangga

Sentimen negatif pasar industri makanan, minuman dan farmasi terhadap produk gula rafinasi lokal

berkembang Analisis Lingkungan

Industri Perusahaan Ancaman Masuk Pendatang Baru

Hambatan untuk masuk industri relatif rendah Kekuatan Tawar Menawar

Pemasok

Ketergantungan pemasok yang tidak terlalu tinggi Kekuatan Tawar Menawar

Pembeli

Pembeli memiliki kekuatan

untuk menentukan pilihan di antara jumlah perusahaan yang semakin bertambah. Ancaman Produk

Pengganti

Ancaman produk pengganti atau substitusi yang rendah Tingkat Persaingan dalam

Industri

Tingkat persaingan dalam industri tinggi

Dokumen terkait